Anda di halaman 1dari 21

Rhodophyceae

TUMBUHAN AIR
(M03)
Nama Anggota Kelompok 1
1. Anita zur'ain 195080101111005 (Reproduksi)
2. Adinda Prameiswari S. 195080101111026 (Definisi dan Taksonomi)
3. Ahmad Muktafi 195080101111027 (Karakteristik Umum)
4. Adella ayu eryka 195080101111030 (Manfaat)
5. Alifya Nurul Wardani 195080101111037 (Siklus Hidup)
6. Andhika Putra Yulianto195080107111007 (Habitat dan Nutrisi)
7. Alvin Wisnu Pradama 195080107111009 (Karakteristik Umum)
Daftar Isi
01 Definisi dan Taksonomi

02 Karakteristik Umum

03 Habitat dan Nutrisi

04 Reproduksi

05 Siklus Hidup

06 Manfaat
Definisi dan
Taksonomi
Alga merah atau
Rhodophyta adalah salah Klasifikasi Rhodophyta
satu divisi alga berdasarkan Klasifikasi dari alga merah ini sebagai berikut:
zat warna atau Divisi  : Rhodophycophyta
pigmentasinya. Classsis  : Rhodophyceae
Ordo  : Gigartinales
Familia : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Species : Gracilaria sp.
Kelas Rhodophyta
Rhodophyta di bagi dalam 2 anak kelas (Subclass) yaitu: Bangieae dan
Florideae.

2. Sublass Florideae
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya
hampir selalu bercabang-cabang dengan beraturan
dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti
benang, lembaran-lembaran. percabangannnya
1. Subclass Bangieae (Protofloridae)
menyirip atau menggarpu.
Tallus berbentuk benang, cakram atau pita
dengan tidak ada percabangan yang teratur.
Pembiakan vegetative dengan monospora yang
dapat memperlihatkan gerakan amuboid.
Pembiakan seksual dengan oogami.
Florideae dibagi menjadi beberapa bangsa diantaranya adalah :

a. Bangsa Nemalionales b. Bangsa Gelidiales

Batrachospermum moniliforme
Gelidium cartilagineum

Gelidium lichenoides
Bonnemaisonia hamifera.
c. Bangsa Gigartinales, d. Bangsa Nemastomales,

Chondrus crispus Eucheuma spinosum Gracilaria lichenoides

e. Bangsa Ceramiales,

Gigartina mamillosa
Callithamnion corymbosum.
KARAKTERISTIK UMUM RHODOPHYCEAE

Karakteristik Ganggang Merah (Rhodophyta) Ganggang merah


memiliki struktur tubuh berupa talus. Struktur talus bervariasi pada
ukuran dan kompleksitas. Anggota Bangiophycidae memiliki talus
uniseluler, koloni, filamen terbuka, atau agregasi filamen. Sedangkan
Florideophycidae memiliki talus berbentuk filamen tunggal atau
penyatuan filamen membentuk struktur menyerupai jaringan parenkim
dengan berbagai variasi ketebalan, lebar, susunan, dan percabangan
STRUKTUR SEL

-Dinding Sel
Dinding sel Rhodophyta mengandung selulosa, pektin dan
terkadang kalsium karbonat seperti pada genus Corallina. Beberapa
Rhodophyta memiliki dinding sel yang dilapisi oleh karaginan yaitu
suatu polisakarida yang digunakan dalam pembuatan kosmetik dan
kapsul gelatin. Hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk tepung
floridean. Dinding sel bagian dalam disusun oleh selulosa dan dinding
sel luar disusun oleh mukopolisakarida, seperti agar, carrageenan,
porphyron, dan sebagainya.
- Kloroplas
Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan
lemak. Hasil asimilasi beberapa amilum, penyusunnya sama seperti
pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin. Beberapa
axanthofil jumlahnya melimpah ketika organisme tersebut masih muda
dan sehat, xanthofil lainnya akan tampak dengan bertambahnya umur.
Pigmen selalu berada dalam plastid ini disebut kloroplas. Dinding sel
lapisan luar terbentuk dari bahan pektin sedangkan lapisan dalam dari
selulosa.
PIGMEN
Rhodophyta atau alga merah merupakan kelompok alga yang memiliki
dominansi warna merah yang disebabkan oleh pigmen fikobilin berupa allofikosianin,
fikoeritrin, dan fikosianin yang menutupi karakter warna dari klorofil. Seperti
diketahui, pigmen yang berbeda terletak di dalam kloroplas, klorofil yang paling
dikenal. Dalam kloroplas yang memiliki sel-sel ganggang jenis ini dapat jenis klorofil
a, selain karotenoid dan pigmen aksesori lainnya seperti xanthophylls, phycoerythrin
dan phycocyanin. Warna kemerahan khas ganggang ini adalah karena klorofil hijau
ditutupi oleh phycoerythrin dan phycocyanin, karena pigmen ini menyerap cahaya
biru, yang memiliki penetrasi lebih besar ke dalam air.

MOBILITAS
Rhodophyta tidak mempunyai sel yang memiliki alat
gerak. Sel gamet jantan terbawa gerakan air
menuju sel gamet betina. Rhodophyta. juga
merupakan organisme sessile dan tidak bergerak.
Mereka tidak menunjukkan flagela dalam fase
siklus hidup mereka
HABITAT

Alga merah (Rhodophyta) ditemukan di intertidal dan di subtidal hingga


kedalaman hingga 40, atau kadang-kadang, 250 m. Alga merah ditemukan di
seluruh dunia, dari perairan kutub hingga daerah tropis, yang mendominasi
sepanjang pesisir dan daerah landas kontinen di daerah tropis, beriklim sedang dan
air dingin,daerah bebatuan,rhodophyta yang hidup di air laut dalam berwarna
merah kehitaman,rhodophyta yang hidup di laut dengan kedalaman sedang
berwarna merah cerah,rhodophyta yang hidup di laut dangkal berwarna merah
kehijauan karena fikotrin yang menutupi berjumlah lebih sedikit,rhodophyta yang
hidup di laut dangkal bersuhu hangat di laut tropis.
NUTRISI
Anggota filum Rodhophyta adalah autotrof. Ini berarti mereka mampu mensintesis
nutrisi mereka sendiri, khususnya melalui proses fotosintesis.Alga merah
melakukan fotosintesis oksigenik, di mana air adalah donor elektron utama,
sehingga melepaskan oksigen sebagai produk sampingan. Fotosintesis jenis ini
terdiri dari dua tahap yang terdiferensiasi dengan baik: fotokimia dan biosintesis.
FOTOKIMIA
Substrat yang diperlukan untuk melakukan fase ini adalah air, ADP
(adenosin difosfat) dan NADP (Nicotinamin difosfat). Selama tahap ini
hal pertama yang terjadi adalah penyerapan sinar matahari oleh molekul
klorofil.Produk dari energi yang dilepaskan di sana, molekul air
dipisahkan, oksigen dilepaskan. Donasikan juga 2 e- bahwa setelah
melintasi rantai transpor elektron menghasilkan NADPH + H. +.
BIOSINTETIK
Substrat yang diperlukan untuk tahap ini terjadi adalah: karbon dioksida (CO2),
ATP dan NADPH. Ini juga dikenal sebagai Siklus Calvim atau Siklus Pentose.Ini
adalah proses siklik yang memasuki CO2, serta ATP dan NADP yang diperoleh dari
tahap fosothintetik. Dalam siklus ini, melalui serangkaian reaksi, zat cadangan
ganggang merah, pati kemerahan, NADP, dihasilkan.+ dan ADP.
Reproduksi
Rhodophyceae bereproduksi dengan cara sebagai
berikut : 2. Berkembang biak secara seksual (oogami),

Reproduksi secara seksual dilakukan dengan


peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat
1. Berkembang biak secara aseksual,
gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut
yaitu dengan fragmentasi talus atau membentuk dibentuk dalam spermatogonium, sedangkan gamet
beberapa macam spora yang tidak berflagel yaitu betina dibentuk dalam karpogonium. Hasil pembuahan
karpospota, spora netral, monospora, bispora, atau sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid.
polispora. Perkembangbiakan aseksual alga merah Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang
berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang baru yang menghasilkan aplanospora dengan
dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh
diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang
ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid. merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan
gametofit.
Siklus Hidup
Siklus Trigenetik
Alga merah multiseluler (Rhodophyta) memiliki beberapa siklus hidup paling kompleks yang
diketahui dari organisme hidup. memiliki siklus hidup triphasic (gametophyte,
carposporophyte, dan tetrasporophyte).
Aplikasi / Manfaat

1. Sumber agar-agar

2. Bagi kesehatan :
- elemen pengobatan kelenjar
tiroid seperti gondok

3. Industri Kosmetik
Daftar Pustaka
Freshwater, D. Wilson. 2000. Rhodophyta. Red Algae.Version 24 March 2000 (under
construction). http://tolweb.org/Rhodophyta/2381/2000.03.24
Freshwater, W. 2009.Rhodophyta.Jaringan ganggang. Diperoleh dari: tolweb.org/Rhodophyta.
Garcia-Jimenez, Pilar and Rafael R. Robaina. 2015. On reproduction in red algae: further research needed at
the morecular level. Frontiers in Plant Science. 6(Article 93): 1-6.
Ghazali, M., H. Husna dan Sukiman. 2018. Diversitas dan karakteristik Alga Merah (Rhodophyta) pada akar mangrove di
Teluk Serewe Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Biologi Tropis. 18(1) : 80 – 90.
Hermawan.,R.2013. Mikroalga Porphyridium cruentum.Retrieved from http
://rizkyhermawan7.blogspot.com/2013/08/mikroalga-porphyridium-cruentum.html. Diakses pada tanggal 25 September
2020.
Jito.2011. Biologi Area. Diperoleh dari :http://biology-area.blogspot.com/2011/03/rhodophyta-alga-merah.html. (Diakses
pada tanggal 25 September 2020)
Kurniawati., A.F. 2012. Alga Merah (Rhodophyta).Retrieved fromhttps://anesfk.wordpress.com/category/kenekaragaman-
klasifikasi-tumbuhan-i/alga-merah-rhodophyta/.Diakses pada tanggal 25 September 2020.
Oktafiani., W. 2014. Makalah Alga Merah (Rhodophyta). http://
wiwioktafiani.blogspot.com/2014/05/makalah-alga-merah-rhodophyta.html. Diakses pada tanggal 25 September 2020.
Oktarina, E. 2017.Alga : Potensinya pada Kosmetik dan Biomekanismenya. Majalah
Teknologi Agro Industri (Tegi). 9(2): 1-10.
Oryza, D., S. Mahanal dan M. S. Sari. 2017. Identifikasi rodhophyta sebagai bahan ajar di
perguruan tinggi. Jurnal Pendidik. 2(3) : 309 -314.
Praptinah, Muzayyinah, & Harlita. 2004. Keanekaragaman Rhodophyceae Di Pantai Sundak
Sebagai Sumber Belajar Biologi Algae. Bioedukasi. 1(1) : 13-19
Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 1. Solo: Platinum PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Quitral, V., Morales, C., Sepúlveda, M. dan Shwartz M. 2012.Sifat nutrisi dan sehat dari
ganggang laut dan potensinya sebagai bahan fungsional.Majalah nutrisi Chili.39 (4).196-
202.
Subagyo dan M. S. H. Kasim. 2019. Identifikasi rumput laut (seaweed) di Perairan Pantai C
emara, Jerowaru Lombok Timur sebagai bahan informasi keanekaragaman hayati bagi
masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. 3(1) : 308 – 321.
Tjitrosoepomo., Gembong.2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: UGM Press
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai