Anda di halaman 1dari 11

ILMU LINGKUNGAN

KEDUDUKAN MANUSIA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP


LINGKUNGAN, PENDEKATAN ALTRUISTIK DAN ANTROPOSENTRIK

Dosen Pengampu :
Pratama Diffi Samuel, S.Pi, M.Ling

Disusun Oleh:

Adella Ayu Eryka (195080101111030)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat maha besar Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam mempelajari Mata Kuliah Ilmu Lingkungan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini kedepannya dengan lebih baik. Makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan karena pengalaman yang dimiliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Malang, 19 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1. Latar Belakang............................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................5

1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan................................................6

2.2. Pendekatan Alturistrik dan Antroposentrik.............................................7

BAB III. PENUTUP.................................................................................................10

3.1. Kesimpulan........................................................................................10

3.2. Saran..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan
budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber
alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara
menyeluruh. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif
maupun negatif.

Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil. Lingkungan amat penting bagi
kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatankan oleh
manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki
daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan memiliki hubungan dengan
manusia. lingkungan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula
kehidupan manusia akan mempengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Faktor
lingkungan (tanah,iklim,topografi,sumber daya alam) dapat menjadi pra kondisi bagi
sifat dan perilaku manusia. Lingkungan menjadi salah satu variabel yang
mempengaruhi kehidupan manusia. Manusia pun dapat mempengaruhi lingkungan
demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.

4
Oleh karena itu makalah ini mengkaji masalah lingkungan hidup dan manusia
serta hubungan timbal balik antara keduanya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan ?
2. Apa yang dimaksud pendekatan alturistrik dan antroposentrik ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui gambaran hubungan manusia dengan lingkungan


2. Untuk mempelajari pendekatan alturistrik dan antroposentrik dalam
lingkungan

5
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan

Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan


ketergantungan terhadap lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa
adanya dukungan dari lingkungannya. Relasi  manusia dan lingkungan merupakan 
hubungan yang  saling  timbal balik  karena manusia hidup di alam lingkungan hidup
dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk
pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga
membutuhkan manusia untuk pelestariannya.
Hakekat manusia sebagai objek lingkungan adalah makhluk yang dalam
proses menjadi berkembang dan terus berkembang yang tidak akan pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang
mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat
dimanfaatkan sebagai media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan,
dan papan), wahana bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup atau
manusia lainnya, sumber energi, sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung kelangsungan hidup manusia, media ekosistem dan pelestarian
flora dan fauna serta sumber alam lain yang dapat dilindungi untuk dilestarikan.

2.2. Pendekatan Alturistrik dan Antroposentrik

Pengelolaan lingkungan hidup bersifat Antroposentris, artinya perhatian utama


dihubungkan dengan kepentingan manusia. Kelangsungan hidup suatu jenis
tumbuhan atau hewan, dikaitkan dengan peranan tumbuhan atau hewan itu untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik material (bahan makanan) dan non-

6
material (keindahan dan nilai ilmiah). Dengan demikian kelangsungan hidup manusia
dalam lingkungan hidup sangat ditentukan oleh tumbuhan, hewan, dan unsur tak
hidup.

Menurut Odum (1979) dalam bukunya “Fundamentals of Ecology”, lingkungan


hidup didasarkan beberapa konsep ekologi dasar, seperti konsep: biotik, abiotik,
ekosistem, produktivitas, biomasa, hukum thermodinamika I dan II, siklus
biogeokimiawi dan konsep faktor pembatas. Dalam komunitas ada konsep
biodiversitas, pada populasi ada konsep “carrying capacity”, pada spesies ada konsep
distribusi dan interaksi serta konsep suksesi dan klimaks.

Orientasi kehidupan manusia terbagi menjadi dua yaitu Antroposentrik dan


Altruistik. Antroposentrik lebih berorientasi pada kehidupan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan Altruistik lebih berorientasi pada
persoalan yang lebih luas yaitu pemikiran manusia yang mulai memikirkan
keberlanjutan dukungan bagi keberlanjutan kehidupan antar generasi karena adanya
pertambahan jumlah penduduk yang semakin meninngkat tetapi sumberdaya
lingkungan semakin terbatas.

a. Konsep lingkungan

Konsep lingkungan menyatakan bahwa manusia terletak ditengah-tengah atau


sebagai pusat. Karena manusia terletak sebagai pusat maka orientasi manusia yaitu
hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia saja (antroposentrik). Dalam interaksinya
dengan lingkungan alamnya, manusia menempati posisi yang dominan karena
manusia dikaruniai kemampuan budayanya itu manusia mampu mengubah
permukaan muka bumi. Tiap kelompok masyarakat memiliki budayanya masing-

7
masing. Masyarakat yang telah maju dengan teknologi tinggi mampu memanfaatkan
lingkungan bagi kemakmuran hidupnya. Sebaliknya, kelompok manusia yang
berkemampuan budayanya masih terbatas, pemanfaatan sumber dayanya.

Semakin maju suatu masyarakat semakin intensif pemanfaatan sda-nya.


Masyarakat yang maju cenderung untuk mengksploitasi sda lebih besar karena
dorongan kebutuhan yang semakin besar dan beragam serta didukung oleh
kemampuan teknologinya. Masyarakat sederhana, cenderung mampu
mempertahankan kelestarian lingkungannya karena adanya norma dan nilai tertentu
yang diterapkan dalam menjaga kelestarian lingkungannya.

Lambat-laun manusia mulai menyadari ketidaknormalan lingkungan sekitarnya


akibat aktifitas mereka sendiri. Manusia mulai berfikir untuk mengembalikan
lingkungan seperti keaadan semula agar dapat digunakan oleh generasi selanjutnya.
Pada tahap ini orientasi manusia mulai beralih yang semula orientasi dari
antroposentrik (orientasi kepentingan sendiri) ke orientasi altruistik (orientasi untuk
kepentingan yang lebih luas).

Akibat dari perubahan orientasi ini manusia mulai mempelajari tentang


lingkungan sekitarnya agar lingkungan tetap dalam kondisi stabil. Karena lingkungan
sekitar sangat luas cakupannya maka lingkungan tidak dapat hanya dikaji dengan
salah satu ilmu saja, tetapi dengan berbagai ilmu seperti ilmu sosial, ilmu alam, dan
lain-lainya. Hal ini menyebabkan banyak pendekatan keilmuan yang digunakan,
diantaranya pendekatan interdisipliner, pluridisipliner, multidisipliner dan
transdisipliner. Diantara pendekatan-pendekatan keilmuan tersebut tidak ada
pendekatan keilmuan yang terbaik maupun yang terburuk, namun hal ini dilihat dari
objek yang dikaji. Dengan melihat objek yang dikaji maka diharapkan pendekatan-
pendekatan ini akan tepat sasaran.

Prinsip-prinsip lingkungan :

1. Energi dapat berpindah dari suatu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak dapat
dihancurkan atau diciptakan.

8
2. Tidak ada sistem pegubahan energi yang betul-betul efisien.
3. Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman semuanya termasuk
kategori sumber alam.
4. Kemampuan lingkungan habitat untuk menyokong suatu materi ada batasnya.
5. Situasi sumber alam yang tidak menimbulkan rangsangan untuk penggunaan
lebih lanjut.
6. Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya, akan cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
7. Kemampuan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam
lingkungan yang dapat diramal.
8. Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson.
9. Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas
10. Pada lingkungan yang stabil, perbandingan antara biomassa dengan
produktivitas dengan berjalannya waktu akan naik.
11. Sistem yang sudah mantap mengeksploitasi sistem yang belum mantap.
12. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat akan begantung kepada
kepentingan selektif terhadap lingkungan itu.
13. Kemantapan faktor fisik akan mendukung kemantapan populasi dalam
ekosistem yang mantap.

9
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta


habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan
tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia
itu sendiri.
Orientasi kehidupan manusia terbagi menjadi dua yaitu Antroposentrik dan
Altruistik. Antroposentrik berorientasi pada kehidupan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, sedangkan Altruistik berorientasi pada pemikiran manusia yang
untuk keberlanjutan dukungan bagi keberlanjutan kehidupan antar generasi.

Dapat disimpulkan bahwa kita sebagai mahluk hidup harus dapat menjaga dan
merawat lingkungan karena sudah kita ketahui banyak bahaya yang dapat terjadi
apabila kita tidak merawat lingkungan.

3.2. Saran

Manusia sangat berhubungan dengan lingkungan, oleh karena itu manusia


harus mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya, selain itu manusia harus
mampu menjaga eksistensinya dalam sosialisasi dengan manusia lain di
lingkungannya, manusia juga memiliki problema dalam kehidupannya sehingga
manusia dituntut untuk mampu menangani problema tersebut.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana
hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan
diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.
Manusia memiliki tugas untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup
manusia itu sendiri dimasa akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alikodra. 2012. Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogjakarta.

Ruslan, Widiatmono, dan Widyoseno. 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan. Jurnal
teknologi Pertanian Vol. 34. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya.

https://ipfisip2012.wordpress.com/2013/05/17/hubungan-antara-manusia-ilmu-
pengetahuan-dan-teknologi-terhadap-keseimbangan-lingkungan-hidup/.
Diakses pada 14 Oktober 2020. 20:22.

https://www.academia.edu/18778451/Refleksi_Kuliah_Ilmu_Lingkungan. Diakses
pada 14 Oktober 2020. 20:23.

11

Anda mungkin juga menyukai