Anda di halaman 1dari 34

EKSKRESI PISCES

1.1  Latar Belakang
Ikan yang termasuk ke dalam pisces merupakan organisme terbanyak
dengan penyebaran terluas di antara kelompok vertebrata. Mereka mendominasi
kehidupan di dalam air dengan variasi adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku
yang luar biasa. Telah dikenal lebih dari 21.700 species, dan saat ini mungkin telah
mencapai sekitar 28.000 species. Pisces menempati habitat yang sangat luas,
meliputi : kolam yang luas, sungai yang dalam, telaga gurun yang sempit, lautan
terbuka, palung laut yang dalam, sungai di pegunungan yang dingin, lautan garam
dekat pantai dan sebagainya.
Satu hal yang menarik dalam penyesuaian ikan terhadap lingkungannya ialah
pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya. Ikan-ikan
mempunyai tekanan osmotik. Ikan harus mecegah kelebihan air atau kekurangan air.
Cairan tubuh ikan tawar mempunyai tekanan yang lebih besar dari pada
lingkungannya, garam-garam cendrung ke luar. Sebaliknya ikan yang hidup di laut
mempunyai tekanan osmotik yang lebih kecil dari pada lingkunganya, sehingga
terdapat kecendrungan garam-garam masuk ke dalam tubuh dan air keluar. Agar
proses fisiologik di dalam tubuh berjalan dengan normal, maka diperlukan suatu
tekanan yang layak bagi kehidupan ikan sehingga proses-proses fisiologik tubuhnya
berjalan normal dinamakan osmoregulasi.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:
1.    Apa pengertian sistem eksresi?
2.    Apa saja organ eksresi pisces?
3.    Bagaimana proses eksresi pisces?
4.    Apa pengertian osmoregulasi pada pisces?
5.    Apa saja organ osmoregulasi pada pisces?
6.    Bagaimana proses osmoregulasi pada pisces?
7.    Bagaimana pengaruh hormon terhadap eksresi dan osmoregulasi?
1.3  Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan ini yakni:
1.    Untuk mengetahui pengertian sistem eksresi.
2.    Untuk mengetahui organ eksresi pisces.
3.    Untuk mengetahui proses eksresi pisces.
4.    Untuk mengetahui pengertian osmoregulasi pada pisces.
5.    Untuk mengetahui organ osmoregulasi pada pisces.
6.    Untuk mengetahui proses osmoregulasi pada pisces.
7.    Untuk mengetahui pengaruh hormon terhadap eksresi dan osmoregulasi.

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1.    Sebagai syarat ketuntasan mata kuliah struktur hewan.
2.    Sebagai sumber belajar bagi mahasiswa menegenai sistem eksresi pisces.
3.    Sebagai referensi dalam menulis mengenai sistem eksresi pisces.
BAB II PEMBAHASAN

2.1    Pengertian dan Fungsi Sistem Eksresi


Sistem Ekskresi ialah sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa
gas, cairan, dan padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).  Sistem eksresi
ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain
untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa
nitrogen hasil dari metabolisme protein.

2.2    Organ Eksresi Pisces


Organ eksresi pada pisces yakni:
      Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.
      Kulit, kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin
untuk memudahkan gerak di dalam air.
      Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.

a.    Insang
Insang, yang berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. Sebagian besar
ikan memiliki 4 buah insang pada setiap sisinya. Insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu berada dalam keadaan lembab.
Bagian terluar dari insang berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Setiap
insang terdiri atas beberapa bagian, antara lain: a) Filamen insang (hemibranchia=gill
filament), terdiri atas jaringan lunak, berbentuk seperti sisir berwarna merah. Terletak
melekat pada lengkung insang. Pada bagian filamen insang ini banyak mengandung
kapiler darah sebagai cabang dari arteri branchialis dan merupakan tempat terjadinya
pengikatan oksigen terlarut dari dalam air; b) Tulang lengkung insang (arcus
branchialis =gill arch), memiliki warna putih. Bagian ini berfungsi sebagai tempat
melekatnya filamen dan tapis insang. pada tulang lengkung insang terdapat saluran
darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat keluar
masuk ke dalam insang; c) Tapis insang (gill rakers),berupa sepasang deretan batang
tulang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, terletak melekat pada bagian depan
dari lengkung insang. Tapis insang memiliki fungsi untuk menyaring air pernapasan
yang berkaitan dengan fungsi insang sebagai alat ekskresi. Ikan-ikan herbivora,
memiliki tapis insang yang rapat dan berukuran panjang yang berkaitan dengan
fungsinya sebagai penyaring makanan, berbeda dengan ikan-ikan karnivora yang
memiliki tapis insang jarang-jarang dan berukuran pendek.
Struktur insang ikan
Pada larva, insangnya berupa insang luar yang merupakan penjuluran seperti
benang yang keluar dari sisi kepala dekat lubang celah-celah insang. Ikan dewasa
memiliki insang dalam yang terletak di dalam ruang insang. Pada spesies ikan
bertulang sejati, ruang insang tersebut tertutup oleh lipatan tubuh yang disebut
operkulum, yang membentuk ruang operkulum di sebelah lateral insang. Operkulum
ini bekerja dengan cara membuka dan menutup ke arah posterior sehingga air dapat
mengalir keluar. Fungsi insang sebagai alat ekskresi berkaitan dengan mekanisme
ekspirasi pada sistem pernapasan ikan, yaitu saat ikan mengeluarkan karbondioksida.
Karbondioksida yang dibawa darah dari jaringan akan bemuara ke insang.
Karbondiokasida akan dikeluarkan bersama air yang dikeluarkan ikan saat
mekanisme ekspirasi tersebut berlangsung. Saat ekspirasi, mulut ikan akan menutup,
operkulum mengempis, rongga faring menyempit dan membran brankiostega
melonggar. Adanya kontraksi faring dan ruang operkulum menyebabkan tekanan di
dalamnya lebih tinggi daripada air di sekitarnya sehingga air yang mengandung
karbondioksida keluar melalui celah dari operkulum.

b.    Kulit
Kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin
untuk memudahkan gerak di dalam air. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan
luar yang disebut Epidermis dan lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium.
      Epidermis. Merupakan lapisan luar dari kulit, kulit pada bagian epidermis ini selalu
basah yang disebabkan oleh lendir yang dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian dalam
epidermis. Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang
dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin. Jika
zan tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan
menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak
memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki sisik.
Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh dengan
air yng membuat ikan dapat berenang lebih cepat, pada ikan belut lendiri digunakan
untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya
licin dan sulit digenggam. Selain itu lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi
sebagai lapisan semipariabel yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta
mencegah infeksi dalam penutupan luka.

      Dermis. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebutEpidermis dan
lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium.
c.    Ginjal
Ginjal ikan berjumlah sepasang yang memanjang sepanjang dinding dorsal
abdomen, kanan dan kiri linea mediana. Tubulus ginjal pada ikan jantan telah
mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan
duktus mesonefridikus. Kemudian, duktus mesonefridikus ini menjadi duktus
deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka.
Ginjal melakukan dua fungsi utama: pertama, mengekskresikan sebagian
besar produk akhir metabolisme tubuh; dan kedua, mengatur konsentrasi cairan
tubuh. Glomerulus berfungsi menyaring cairan, sedangkan tubulus mengubah cairan
yang disaring menjadi urin. Dengan demikian nefron dapat membersihkan atau
menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia melalui
ginjal. Filtrasi dapat terjadi pada glomerulus karena jaringan kapiler glomerulus
merupakan jaringan bertekanan tinggi sedangkan jaringan kapiler peritubulus adalah
jaringan bertekanan rendah.
Sistem ekskresi pada ikan seperti halnya pada hewan kelas vertebrata yang
lain, yaitu berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, terutama yang
mengandung nitrogen yang berasal dari metabolisme protein di dalam tubuh ikan.
Alat ekskresi yang utama pada ikan adalah ginjal (ren). Pada ikan berkembang dua
tipe ginjal, yakni:
1.    Pronefros, merupakan tipe ginjal yang paling primitif. ginjal ini terdapat pada
perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat berkembang menjadi ikan
dewasa, ginjal ini menjadi tidak fungsional dan fungsinya digantikan mesonefros.
2.    Mesonefros. Ginjal mesonefros pada ikan terdiri atas sekumpulan tubulus yang di
awal perkembangannya memiliki susunan yang bersegmen dan di akhir
perkembangannya tidak lagi bersegmen. Setiap tubulus, baik proksimal maupun distal
berupa susunan yang menggulung dan mengumpul arah longitudinal yang disebut
dengan duktus arkinefridikus. Setelah keluar melewati kantung penampungan sisa
hasil sistem pencernaan atau sistem urogenital, bagian proksimal yang berupa
beberapa tubulus mengumpul di kapsul hemisfer sebagai kapsula Bowman pada
glomerolus yang kemudian kapsula dan glomerolus akan
membentuk kapsula renalis. Proses pengeluaran air, garam, dan sisa hasil
metabolisme yaitu mengikuti aliran darah masuk ke dalam kapsula dan mengalir ke
dalam tubulus kemudian ke duktus arkinefridikus dan berakhir ke luar tubuh di
bagian kloaka. Sistem ini tidak terjadi pada semua ikan, ada yang mengalami
perubahan sesuai kebutuhan hidup ikan, contohnya pada ikan hiu dimana fungsi
duktus gonad dan ginjal telah berkembang yang dilengkapi dengan duktus urinari.
        Ginjal di dalam tubuh ikan juga mempunyai saluran-saluran, yakni:
1.      Ureter (ductus mesonephridicus=saluran Wolffian), merupakan saluran yang
mengalirkan urin yang berasal dari ginjal. Terletak di bagian pinggir dorsal rongga
tubuh dan menuju ke belakang. Pada ikan jantan, kedua saluran ini tampak berupa
tabung (tubulus) yang pendek, terentang dari ujung belakang ginjal sampai kantong
urin, sedangkan pada ikan betina, saluran ini menuju ke sinus urogenitalia.
2.      Vesica urinaria, atau disebut juga dengan kantong urin yang merupakan lanjutan
dari ureter kiri dan kanan, terletak di dekat anus dan berbentuk seperti kantong kecil.
Kantong urin ini berfungsi sebagai tempat penampungan urin sebelum dikeluarkan.
3.      Urethra, berupa saluran pendekyang berasal dari vesica urinaria dan menuju ke
porus urogenitalia. Urethra berfungsi sebagai saluran keluarnya urin dari dalam
tubuh.

2.3    Proses Eksresi Pisces


Glomerulus dan kapsul Bowman berfungsi untuk menyaring hasil buang
anmetabolik yang terdapat dalam darah. Darah tidak ikut tersaring dan masuk ke vena
renalis. Protein tetap bertahan di dalam darah. Selanjutnya cairan ekskretori ini
kemudian masuk ke tubuli ginjal. Glukosa, beberapa mineral dan cairan (solution)
lainnya diserap kembali ke dalam darah. Dan beberapa hormon ikut berperan dalam
penyaringan dan penyerapan kembali. Akhirnya hasil buang anmetabolik yang tidak
tersaring dan tidak terserap kembali akan masuk ke saluran pengumpul dan terus ke
kantong air seni dan kemudian dikeluarkan melalui lubang pelepasan.

2.4    Pengertian dan Fungsi Osmoregulasi


Secara sederhana osmoregulasi dapat diartikan sebagai pengaturan tekanan
osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses-proses
fisiologis tubuhnya berfungsi normal.
Osmoregulasi adalah upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara tubuh dan
lingkungannya, atau proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini penting dilakukan, terutama oleh organisme
perairan karena:
         Harus terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan.
         Membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi
yang bergerak cepat.
         Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungannya.

2.5    Organ Osmoregulasi
Organ osmoregulasi pada pisces yakni, insang, ginjal, dan kulit.
a.    Insang
Pertukaran antara oksigen yang masuk ke dalam darah dengan CO2 yang
keluar dari darah terjadi dengan cara diffusi pada pembuluh darah dalam insang.
Peredaran darah dalam fillamen insang merupakan pertemuan antara pembuluh darah
yang berasal dari jantung yang masih banyak mengandung CO2 dengan pembuluh
darah yang akan meninggalkan filamen insang yang kaya akan oksigen. Difusi
oksigen pada filamen insang dibantu oleh tekanan air yang terdapat pada rongga
mulut dan air dipaksa keluar melalui insang.
Pada insang, sel-sel yang berperan dalam osmoregulasi adalah sel-sel chloride yang terletak pada dasar
lembaran-lembaran insang. Studi mengenai fungsi dari biokimiawi insang teleostei mengindikasikan bahwa
insang teleostei merupakan pompa ion untuk Chloride (Cl-), sodium (Na+), dan potassium (K+). Perubahan ion-
ion pada ikan air laut berbeda dengan ikan-ikan air tawar. Perbedaan utama yaitu bahwa Na+, NH4+, Cl-, dan
HCO3- semuanya bergerak kelluar pada ikan air laut, sedangkan pada ikan air tawar Na+ dan Cl-, keduanya
masuk dan keluar yang disebabkan oleh suaatu perubahan difusi. Pada ikan diadromus, selama migrasi antara air
tawar dan air laut, membran dan mitokondria sel mengalami perubahan besar dalam struktur, menyebabkan
beberapa aktivitas transpor ion berubah, yakni seperti pada ikan air laut dan ikan air tawar bila di air tawar.
b.    Ginjal
Ginjal melakukan dua fungsi utama: pertama, mengekskresikan sebagian
besar produk akhir metabolisme tubuh; dan kedua, mengatur konsentrasi cairan
tubuh.
Gambar di atas menggambarkan fungsi nefron teleostei yang terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Glomerulus berfungsi menyaring cairan, sedangkan tubulus
mengubah cairan yang disaring menjadi urin. Dengan demikian nefron dapat
membersihkan atau menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki
ketika ia melalui ginjal. Filtrasi dapat terjadi pada glomerulus karena jaringan kapiler
glomerulus merupakan jaringan bertekanan tinggi sedangkan jaringan kapiler
peritubulus adalah jaringan bertekanan rendah. Ginjal ikan berupa penefros dan
mesonefros, memiliki fungsi sebagai organ osmoregulator. Pada ikan air tawar, ginjal
menyimpan ion-ion dan membebaskan air. pada ikan air asin, ikan membebaskan ion-
ion dan menyimpan air. sebagian besar sisa metabolisme berupa senyawa-senyawa
nitrogen dibebaskan melalui insang. Ginjal juga berfungsi dalam haematopiesis pada
jaringan haematopietik yang terdapat pada interstitium ginjal. Haematopiesis
terutama berlangsung pada bagian anterior ginjal, tetapi proses tersebut dapat
berlangsung di seluruh bagian ginjal. Selanjutnya zat sisa metabolisme akan dibuang
ke luar tubuh.
c.    Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan
lapisan dalam yang disebut dermis atau corium. Epidermis selalu basah karena
adanya lendir yang dihasilkan oleh sel- sel yang berbentuk piala yang terdapat di
seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis bagian dalam terdiri dari lapisan sel yang
selalu giat mengadakan pembelahan untuk menggantikan sel- sel sebelah luar yang
lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum
germinativum (lapisan Melphigi). Dermis berperan dalam pembentukan sisik pada
ikan- ikan yang bersisik. Derivat- derivat kulit juga dibentuk di dalam lapisan ini.
Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Kulit
digunakan sebagai alat ekokresi dan osmoregulasi. Pada beberapa jenis ikan, kulit
juga berfungsi sebagai alat pernafasan tambahan dan sebagainya.

2.6    Proses Osmoregulasi
a.      Osmoregulasi ikan air tawar
Ikan air tawar yang disebut sebagai teleostei potadrom bersifat hiperosmotik
terhadap lingkungannya, menyebabkan air bergerak masuk ke dalam tubuh dan ion-
ion ke luar lingkungannya dengan cara difusi. Untuk menjga keseimbangan cairan
tubuhnya, teleostei potadrom berosmoregulasi dengan cara insang juga aktif
mengambil garam-garam dari lingkungannya dan minum sedikit atau tidak minum
sama sekali. Sedangkan, untuk mengurangi kelebihan air dalam tubuh, ikan tersebut
memproduksi sejumlah besar urin, meskipun ginjal mengabsorbsi kembali beberapa
garam dari urin-urinnya untuk tetap mempertahankan sejumlah ion-ion dalam tubuh.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut, sebagai air seni. Glomerulus
sebagai penyaring mempunyai jumlah banyak dengan diameter besar. Ini
dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan
sekaligus dapat memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan
Malphigi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuh
proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuh distalis. Dinding tubuli
ginjal bersifat impermeable terhadap air. Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer
dan mengandung sejumlah kecil senyawa nitrogen seperti asam urikat (urio
acid), creatine dan ammonia. Meskipun air seni mengandung sedikit garam,
keluarnya air yang berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam cukup berarti.
Garam-garam juga hilang karena difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini diimbangi
oleh garam-garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan yang aktif melalui
insang. Pada golongan ikan teleotei terdapat gelembung air seni (Urinary bladdder)
untuk menampung air seni. Disini dilakukan penyerapan kembali terhadap ion-ion,
dindingnya impermeable terhadap air.

b.      Osmoregulasi ikan air laut


Berkebalikan dengan ikan air tawar, ikan laut hidup pada lingkungan yang
hypertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya sehingga ikan laut cenderung
kehilangan air melalui kulit dan insang dan kemasukan garam-garam. Untuk
mengatasi, ikan ”minum” air laut dan berarti pula meningkatnya kandungan garam
dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini, kelebihan garam
harus dihilangkan. Karena air laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk
mempertahankan air, volume air seni tereduksi sangat besar dibandingkan dengan air
tawar. Tubuli ginjal tampaknya mampu berfungsi sebagai penahan air, seperti yang
terlihat pada famili cottidae, filtrat glomerular mempuyai volume lima kali volume air
seni yang akhirnya dikeluarkan melalui tubuh. Umumnya jumlah glomeruli ikan laut
lebuh sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar (Tabel glomerulus
ikan). Kira-kira 90 % hasil buangan nitrogen dielmenir melalui insang, sebagian besar
berupa amonia dan sejumlah kecil urea, meskipun demikian air seni masih
mengandung sedikit senyawa tersebut. Air seni golongan ikan bertulang sejati
berisikan creatine, creatinine, beberapa senyawa nitrogen yang belum dapat
diidentifikasi dan trimetilamin oksida (TMAO).

Tabel glomerulus ikan


Ikan air laut teleostei memelihara konsentrasi ion-ion total dalam plasma
sekitar sepertiga dari kosentrassi ion air laut. Dengan memperbanyak minum air laut
maka kehilangan air dalam tubuh ikan dapat diganti, namun bersamaan dengan itu
sejumlah besar garam-garam juga akan ikut masuk ke dalam usus dan garam-garam
tersebut harus segera dikeluarkan kembali. Dalam kondisi normal ikan air laut
teleostei minum 10 mL/100 gram/jam sedangkan ikan teleostei air tawarhanya 20-10
μl/100 gram/jam.

2.7    Pengaruh Hormon Terhadap Eksresi dan Osmoregulasi


Kelenjar endokrin yang bertanggung jawab terhadap proses osmoregulasi
antara lain pituitari, ginjal, dan urofisis, melalui aksi beberapa hormonnya. Volume
air seni yang dikeluarkan dan keseimbangan pada ikan diatur oleh sekresi kelenjart
endokrin (hormon). Hormon bisa mempengaruhi ginjal dan menaikan atau
menurunkan tekanan darah yang mengubah laju penyaringan ke dalam kapsul
bowman. Hormon juga bisa mempengaruhi ekskresi ginjal dengan cara tertentu pada
sel tubuli ginjal untuk mengubah permeabilitas dan laju penyerapan kembali terhada
substansi tertentu. Hormon juga mempengaruhi penyaringan ataupun penyerapan
pada insang.
     

EKSKRESI AMPHIBI
2.4.1 Organ Ekskresi Pada Amphibi

Organ ekskresi amphibi, antara lain:

–             Ginjal

–             Paru-paru

–             Kulit

–             Insang

      2.4.1 Mekanisme Sistem Ekskresi

Mekanisme Sistem Ekskresi Pada Ginjal

ü  Pada amphibi ren bertipe mesonephros atau opistoneohros.

ü  Terletak di kanan dan kiri tulang belakang.

ü  Ginjal berwarna merah kecokelat¬cokelatan.

ü  Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan
dari darah.

ü  Ekskresi melalui ginjal Ouropoetica

Di sini alat-alatnya letaknya retroperitoneal (di luar peritonium), da terdiri atas:

1)      Ren bertype mesonephros, sepasang dikanan kiri columna vertebralis, memanjaong
craniaoaudal, berwarna merah coklat.

2)      Ductus mesonephridicus (ureter) merupakan saluran halus, masing-masing keluar dorsolateral
menuju ke caudal dan bermuara di dorsal cloaca. Ductus ini di sebut juga ductus woffii. Pada betina
muara di sebelah mediocaudal dari muara-muara uterus.

3)      Vesica urinaria (kantung kemih) merupakan sebuah kantung tipis sebagai tonjolan dari dinding
cloaca.
Alat ekskresi pada katak ialah ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria.
Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah
kulit, paru-paru, dan insang. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu,
sedangkan katak betina tidak. Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia
menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya
ikan, ginjal pada katak juga berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.

Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih.
Karena kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke
tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak
membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya
dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk
membuang bahan-bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui
glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan kantung kemih untuk konservasi air. Apabila sedang
berada di air, kantung kemih terisi urine yang encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke
dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah
hormon yang sama dengan ADH.

Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi air di sekitarnya.
Ketika berada dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak mengeluarkan urine dalam volume
yang besar. Namun, kandung kemih katak dapat dengan mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap
oleh dinding kandung kemihnya sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang
lama.

Mekanisme Sistem Ekskresi Pada Paru-Paru

 Pada katak pulmo berjumlah sepasang dan berlobus 3.

 Tugas paru-paru adalah untuk membuang karbon dioksida serta uap air yang tidak
berguna bagi tubuh.

 
 

Keterangan:

1. Rima Glotidis

2. Larynx

3. Bronchus

 Sepasang paru-paru pada katak berbentuk seperti balon elastis tipis yang diliputi
kapiler darah.

 Dinding bagian dalam paru-paru ini memiliki lipatanlipatan yang berperan sebagai
perluasan.

 Paru-paru ini dihubungkan dengan semacam bronkus pendek yang berhubungan


dengan rongga mulut. Katak tidak memiliki tulang rusuk dan diafragma.

 Mekanisme inspirasi dan ekspirasi terjadi karena kontraksi atau relaksasinya otot-
otot rahang bawah dan otot perut

Gambar Katak Tidak Memiliki Tulang Rusuk dan Diagfragma.


Mekanisme inspirasi dan ekspirasi terjadi karena kontraksi otot-otot rahang bawah dan otot perut.

 Rongga mulut membesar ketika otot rahang bawah (submaksilaris) mengendur,


dan otot sternohioideus di bagian bawah rahang berkontraksi.

 Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga mulut sehingga terjadi
aliran udara melalui rongga mulut dan koane.

 Ketika otot submaksilaris dan otot genio hioideus berkontraksi, rongga mulut
mengecil.

 Koane menutup dan celah faring membuka sehingga udara terdorong masuk ke
dalam paruparu. Kemudian, di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas.

 Pada proses ekspirasi, otot submaksilaris kembali berelaksasi dan otot


sternohioideus serta otot-otot perut berkontrasi sehingga menekan paru-paru dan
mendorong udara kaya CO2 keluar rongga mulut.

 Segera setelah celah faring menutup dan koane membuka, otot submaksilaris dan
otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil.

 Akibatnya, udara yang kaya CO2 tertekan keluar.

 Pernapasan dengan menggunakan kulit dapat berlangsung ketika berada di darat


maupun di air.

 Kulit katak tipis dengan lendir yang dihasilkan oleh kelenjar pada kulitnya.

 Selain itu, memiliki banyak kapiler yang merupakan perkembangan dari sistem
pernapasan menggunakan insang luar.

 Pada saat berada dalam stadium larva, organ yang dimiliki bukanlah paru-paru,
tetapi insang luar.
 Insang luar berupa lipatan-lipatan kulit yang mengandung banyak pembuluh
darah.

 Pada salamander, salah satu jenis Amphibia, insang luar ini tetap ada hingga
hewan tersebut dewasa.

Mekanisme Sistem Ekskresi Pada Kulit

Pernafasan ini berlangsung baik pada waktu didarat maupun di dalam air. Hal ini mungkin karena kulit
tipis, kaya dengan capilar-capilar yang merupakan lanjut dari arteri cutanea, dari arteri pulmonalis yang
membawandarah venous menuju ke kulit.

Pembuluh-pembuluh darah dalam dinding cavum oris juga penting untuk pernapasan. Anyaman-
anyaman capillair dalam mucosanya mengalami modifikasi. Setiap capillair membentuk tonjolan ke
permukaan, hal ini tidak hanya memperluas vascularisasi tetapi juga memungkinkan aliran enjadi
lambat, sehingga pertukaran gas lebih efisien. Hal yang jarang terjadi pada vertebrata ialah
vascularisasi epithelium oleh capillair-capillair yang terdapat pada rana.

Mekanisme Sistem Ekskresi Pada Insang

Dalam bentuk berudu (kecebong) hidupnya di air, bernapas dengan insang dan kulit. Katak dewasa
biasa hidup di darat, dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Cara pengambilan oksigen dapat
melalui kulit dan selaput mulutnya.

Berudu mempunyai tiger pasang insang luar yang letaknya di be-lakang kepala. Insang luar dibentuk
dari lembaran-lembaran kulit luar dan banyak mengandung kapiler darah. Dengan menggetarkan
insang-insang ini maka pergantian air selalu terjadi dan oksigen yang terlarut dapat berdifusi ke dalam
pembuluh-pembuluh kapiler darah. Setelah__ berudu berusia ± 9 hari maka terbentuklah insang
dalam. Insang dalam ini juga berfungsi seperti insang luar. (Lihat Gambar dibawah).
EKSKRESI PADA REPTIL
  Sistem Ekskresi Reptil
 7. Alat ekskresi pada reptil berupa sepasang ginjal metanefros.
Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang
merupakan alat ekskresi utama saat stadium embrio menghilang.
Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung
kemih). Bentuk ureter menyempit di bagian posterior, ukurannya
kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Vesika urinaria
bermuara langsung ke kloaka. sistem ekskresi pada reptil Pada
jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria
tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka, dan berfungsi
pula sebagai organ respirasi. Pada kura-kura betina, alat
respirasi tersebut juga berperan membasahi tanah yang
dipersiapkan untuk pembuatan sarang sehingga menjadikan
tanah lebih lunak dan mudah digali. Hasil ekskresi reptil adalah
asam urat.
 8. Asam urat ini tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan
amonia yang dihasilkan oleh Mammalia. Asam urat dapat juga
diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar. Asam
urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna
putih. Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia.
Misalnya, pada buaya dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan
memiliki kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam yang
dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di dekat
mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang
mengandung garam. Ketika penyu sedang bertelur, kita
seringkali melihatnya mengeluarkan semacam air mata. Namun,
yang kita lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam. Ular,
buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih sehingga asam
urat yang dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui
kloaka.

EKSKRESI PADA AVES

Avian Urinary System


by Sherri Carpenter
Spring 2003

Dropping studies

Kidney Form and Function


The urinary system is the body’s waste removal system. The kidneys' main function is to
process and remove wastes (created from cell metabolism) and excess ions from the
blood, regulate blood volume and maintain electrolyte balance. The ureters carry the
wastes down to the cloaca where they exit out of the body.

Most birds, with the exception of Ostriches and rheas, lack a


urinary bladder. Birds excrete urate instead of the toxic urea
as mammals do. Urea (which is very toxic), is flushed from
the body with a great amount of water. Urate (non toxic), a
waste product from nitrogenous metabolism, is largely
insoluble and uses very little water to excrete. This is
probably an adaptation for water conservation in dryer
climates. (click on drawings for a larger view.)

Another reason birds excrete urate instead of urea has to do


with egg laying. The embryo is sealed within the egg and can
only release gaseous waste products before it hatches. All
other metabolic wastes, including nitrogenous wastes remain
within the egg until hatching. There would be little room in
the egg for the large amount of water needed to release
urea, whereas the insoluble urates can be stored harmlessly
until it hatches.

Avian kidneys are considerably larger in comparison to those of humans and reptiles. They
have three lobes, a cranial (top), middle and caudal (bottom). They are lacking the
defined cortex, medulla or renal pelvis found in mammals.

Avian kidneys are divided into units called lobules. The


lobules have a cortex (outer area) and medullary cone.
Nephrons are located in the lobules and empty into the
collecting ducts that surround the lobule.
The lumbosacral nerves (sciatic) run through the kidneys.
If a tumor is present, it may push on the nerves and
cause paralysis of one or both legs.
click on drawings for a larger view.

The nephrons, (millions of them) are the structural and


functional units of the kidney found in the lobules. These
consist of the glomerulus, which is a knot of capillaries,
loop of Henle, the renal tubule and the peritubular capillaries. One end of the renal tubule
surrounds the glomerulus with a very porus membrane; it is called the Bowman's capsule.

The glomerulus is both fed and drained from small arteries called arterioles and its blood
pressure is very high. Water and solutes smaller than proteins are forced through the
capillary walls and pores of the glomerular capsule into the renal tubule. This fluid is
called, filtrate. Water, glucose, amino acids, and needed ions are transported out of the
filtrate back into the capillary blood. The peritubular capillaries are low pressure, porous
vessels that reabsorb the solutes and water and return them to the veins leaving the
cortex. Substances such as hydrogen, potassium, and nitrogenous wastes move from the
blood of the peritubular capillaries through the tubule cells and into the collecting ducts
(located in the medullary cones) and transported as urate.

Birds have differing types of nephrons.

 A reptile type that has a small glomerulus and no loops, which is found entirely in
the cortex.
 a mammal type, with its convoluted tubules within the cortex and its loop
descending into the medullary cone, which is capable of concentrating urine.

The mammal type has a high filtration rate and is always on, while the reptile type has
lower filtration rate and shuts down during heavy salt loads. This strategy conserves water
and maximizes urine concentration during osmotic challenges.

The majority of uric acid is secreted by the tubules of the


reptilian type nephrons. As soon as the uric acid starts to
crystallize in the kidney, the microvillus in the proximal
tubule encapsulates the crystal with a protein coat
formulating a highly soluble colloidal particle. This
particle transports the uric acid through the nephrons to
the ureters and into the cloaca along with urine.

The cloaca consists of three compartments. The


coprodeum, receives the faeces, the urodeum receives
the ureters and the gonadal ducts and the proctodeum is the common discharge area
before the vent.

Once in the cloaca, both urine and the uric acid particles are sent to the large intestine
where microorganisms recover the protein coat of the uric acid particle and water and
electrolytes in the urine can be reabsorbed and balanced. Any free amino acids and sugars
are taken up by specific transporters from the large intestines. The rest is than sent back
into the cloaca. Uric acid functions as a magnet to pick off free radicals. Studies have
shown that reduction of uric acid in chickens increases the rate of tissue aging to a rate
found in human diabetics.

Other kidney functions include a precursor for the synthesis of Vitamin D3 for the
absorption of calcium. The kidneys response to excess circulating phosphorus triggers the
parathyroid gland to secret a hormone to adjust and balance the concentration of calcium
and phosphorus. The hormone does this by promoting phosphorus excretion in the urine
and activation removal of calcium from bone. The production of red blood cells by bone
marrow is stimulated by the erythropoietin, which is produced by the kidneys when red
blood cells are in short supply and/or delivery of oxygen to the tissues are in inadequate.

Dropping Studies

Taking a regular look at your birds' droppings can help alert you if something is wrong.
Knowing what the changes look like in consistency and color from eating fruits and
veggies may aslso help you evaluate if something is really wrong. Using regular
newspaper or plain paper makes it easier to evaluate the droppings.

There are three parts to a birds droppings.

 Feces are usually solid, come from the colon and are usually coiled (not always).
Color is usually green or brownish from eating pellets, seeds or veggies but can
turn red for strawberries or red pellets. Blueberries and blackberries will produce
an almost black like feces.
 Urates are chalky white.
 Urine is clear.

Urates and urine can together create a cloudy white mix. It helps to know what your bird
has been eating that day. Here is a general list of colors for possible serious problems.

 Green or Yellow Urates - Liver Disease, Anorexia


 Brown or Chocolate Urates - Lead Poisoning
 Red Urine or Urates - Internal Bleeding
 Increased Urates - Dehydration
 Increased Urine - Disease, Eating foods high in water content, Drinking alot

This is from an African Grey that is approximately


7 yrs. old. He is on Zoopreme non colored pellets
and Exact handfeeding formula to keep his weight
up. The handing feeding formula that Copper is
on is the macaw one for the extra fat. He was
tested and also given calcium but he kept losing
weight so this is what my friend does to keep his
weight up. He is 397 grams. Is not a good eater.
Is on Haldol twice a day 7 cc's for feather picking
and has pretty much feathered out. Name is
Copper

This is from another African Grey I'm not sure of


the age. Shadow eats rainbow chunky pellets
macaw size and a bean mix that my friend
makes with veggies and grains in it. 

 
 

This is another one from Shadow.

These are from my Quaker, who is 9 1/2 yrs. He


has a fatty lipoma on his chest and by his vent.
He also has high cholesterol (was just to the vet
to see if it has gone down, don't know the results yet) He eats sprouts, mixed greens,
squash, broccoli, cauliflower, peppers, parakeet seed, flax seed and a few pellets as
treats. He was eating sprouts and seed mix when he did these.

This is from my cockatiel Cheech, who is 10 1/2


yrs. old. She eats mostly sprouts, foundation
formula pellets and parakeet seed mix, bean mix
and some veggies. She was eating sprout and
seed mix when she did this. No health problems.

 
EXCRETORY SYSTEM OF FISH EXCRETORY SYSTEM OF FROG
1. Paired kidneys are very long and 1. Paired kidneys are short and roughly
ribbon like. oval in shape.
2. Each kidney is differentiated into a
2. Each kidney possesses genital as well
small non-renal part (genital part) and a
as renal region. But these are not
long posterior renal part. The two parts
morphologically differentiated.
exhibit morphological difference.
3. The kidneys are uriniferous
'Opisthonephros' but functional 3. The kidneys are mesonephros.
Mesonephros.
4. Some uriniferous tubules retain
4. The peritoneal funnels are absent.
peritoneal funnel
5. The uriniferous tubules have a 5. The urea-absorbing segment is
specialised urea - absorbing segment. absent.
6. Uriniferous tubules lead into special
6. Uriniferous tubules lead into the
tubes - the urinary ducts (ureters).
wolffian ducts.
These are distinct from wolffian ducts.
7. Ureters run back ward over the 7. Wolffian ducts leave outer border of
ventral surface of the kidneys. kidneys and run backward.
8. The ureters serve for the passage of
8. Ureters are independent ducts to carry
genital elements as well as urine. So
urine from the kidneys to the
they are known as urino-genital
Urinogenital sinus'.
ducts.Urino genital sinus is absent.
9. A large bilobed urinary bladder is
9. The urinary bladder is absent. present. It opens into the cloaca
opposite the openings of the ureters.
10.The urine is hypotonic to blood. 10. The urine is hypertonic to blood.
11.Scoliodon is an ureotelic animal.The
endproduct of nitrogen metabolism is
11. Frog is also ureotelic animal. It
urea. A large Quantity of urea is retained
excretes urine from the cloaca in the
in the body as an adaptation to marine
form of urea.
life.Excess of urea is excreted chiefly
through its gills.

DEFINISI :
 Yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi
oleh tubuh.

 Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem SEKRESI yaitu proses pengeluaran zat-zat
yang berguna bagi tubuh.

 Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi :

1. Zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu.

2. Zat padat yaitu berupa feces.

3. Gas berupa CO2

4. Uap air berupa H2O

Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh
kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zatzat sisa dalam tubuh kita harus
dibuang melalui alat-alat ekskresi. Alat-alat ekskresi

manusia berupa ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.

A . Ginjal / Ren

Di dalam tubuh kita ada sepasang ginjal, terletak disebelah kiri dan kanan ruas tulang pinggang di
dalam rongga perut. Letak ginjal kiri lebih tinggi daripada ginjal kanan, karena di atas ginjal kanan
terdapat hati yang banyak mengambil ruang. Ginjal berfungsi menyaring darah.

Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu :

a. Kulit Ginjal (korteks)

b. Sumsum ginjal (medula)

c. Rongga ginjal (pelris)

Pada bagian kulit ginjal terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron. Setiap nefron tersusun dari
badan Malpighi dan saluran panjang (tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun dari glomerolus
dan simpai Bowman. Glomerulus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai Bowman
berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerulus.
Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya pembuluh-pembuluh halus dari simpai Bowman.
Pembuluh-pembuluh halus tersebut mengalirkan urine ke saluran yang lebih besar dan bermuara di
rongga ginjal.urine dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung di dalam kantong kemih.
Jika kantong kemih banyak mengandung urine, dinding kantong tertekan sehingga otot melingkar pada
pangkal kantong meregang. Akibatnya timbul rasa buang air kecil. Selanjutnya urine dikeluarkan
melalui saluran kemih (uretra).
A.1. Cara Kerja Ginjal

Darah yang banyak mengandung sisa metabolisme masuk ke ginjal melalui pembuluh nadi ginjal.
Cairan yang keluar dari pembuluh darah masuk ke nefron. Air, gula, asam amino dan urea terpisah dari
darah kemudian menuju simpai Bowman. Proses ini disebut filtrasi. Dari sekitar 180 liter air yang
disaring oleh simpai Bowman setipa hari, hanyau liter yang diekskresikan sebagai urine. Sebagian besar
air diserap kembali di dalam pembuluh halus.

Cairan dari simpai Bowman menuju ke saluran pengumpul. Dalam perjalanan tersebut terjadi
penyerapan kembali glukosa dan bahan-bahan lain oleh aliran darah. Peristiwa ini disebut reabsorpsi.
Bahan-bahan seperti urea dan garam tidak direabsorpsi bergabung dengan air menjadi urine.

Dalam keadaan normal, urine mengandung:

 Air, urea dan ammonia yang merupakan sisia perombakan protein

 Garam mineral, terutama garam dapur

 Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada urine

 Zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan pada

hormone

Jika dalam urine terdapat protein, hal itu menunjukkan adanya kerusakan di dalam ginjal.

A.2. PROSES PEMBENTUKAN URINE

Terdiri dari 3 tahap yaitu :

1. 1. FILTRASI

Merupakan proses penyaringan sel-sel darah yang terjadi di dareah glomerulus sehingga
menghasilksan filtrate glomerulus atau disebut juga dengan urine primer. Filtrat glomerulus ini masih
banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh, seperti glukosa, asam amino dan garam-
garam mineral.

1. 2. REABSORBSI

Merupakan proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat bermanfaat bagi tubuh. Terjadi di
daerah tubulus kontortus proximal dan menghasilkan filtrate tubulus atau yang lebih dikenal dengan
urine sekunder. Filtrat ini mengandung kadar urea yang tinggi yang dapat bersifat racun bagi tubuh.

1. 3. AUGMENTASI
Merupakan proses penambahan zat-zat yang sudah tidak terpakai dalam tubuh/zat sisa. Terjadi di
daerah tubulus kontortus distal. Filtrate ini merupakan urine yang sesungguhnya. Dalam urine
mengandung zat-zat seperti :

a. Air sebanyak 95 %

b. Urea, asam ureat dan ammonia

c. Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)

d. Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)

e. Zat-zat yang bersifat racun seperti sisa obat dan hormone).

A.3. PENGELUARAN URINE

Pengeluaran urine diatur oleh hormone ADH (Anti Diuretika Hormone).

1. Bila air minum yang masuk banyak maka pengeluaran hormone ADH akan
berkurang, sehingga urine yang dikeluarkan juga banyak. Hal ini terjadi karena
penyerapan air terhadap hormone ADH sedikit.

1. Bila air minum yang masuk sedikit maka pengeluaran hormone ADH akan terpacu
menjadi lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan akan menjadi sedikit. Hal ini
terjadi karena penyerapan air terhadap hormone ADH banyak.

A.4. Proses Jalannya Urine

Urine dalam Tubulus kolektivus yang berada dalam ginjal diteruskan oleh ureter menuju vessica
urinaria menuju urethra dalam alat kelamin.

Dengan skema :

‘Ren Ureter Vessica urinaria Urethra’

A.5. Fungsi Urine

1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.

1. Sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan


mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.

A.6. Gangguan Pada Ginjal

Ginjal dapat rusak akibat infeksi bakteri. Jika salah satu ginjal tidak berfungsi, ginjal yang lainnya
mengambil alih tugas penyaringan darah. Jika kedua ginjal tidak berfungsi, urea akan tertimbun
didalam tubuh dan dapat meracuni tubuh sehingga dapat mengakibatkan kematian. Jika terjadi
penimbunan urea, penderita harus cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal.
Selain itu ginjal dapat terganggu karena adanya endapan kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal
atau kantong kemih. Endapan tersebut dikenal dengan batu ginjal.Jika urine mengandung gula berarti
tubulus ginjal tidak menyerap gula dengan sempurna.
Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal, dapat pula akibat kadar gula dalam darah tinggi
sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrate glomerulus.
Kadar gula darah yang tinggi akibat dari proses pengubahan gula menjadi glikogen terhambat karena
produksi hormone insulin terhambat. Orang yang demikian menderita kencing manis (diabetes
militus).
Bahan pengawet atau pewarna makanan membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal.
Adanya insektisida pada makanan atau terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan juga akan merusak
ginjal.

B. Kulit

Melalui kulit dikeluarkan zat sisa berupa keringat. Kulit terdiri atas tiga

lapisan yaitu:

1. a. Lapisan kulit ari (epidermis)

Kulit ari tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk adalah
bagian kulit yang paling luar terdiri atas sel-sel mati dan dapat mengelupas. Lapisan
Malpighi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas sel-sel hidup. Pada lapisan
Malpighi terdapat pigmen yang memberi warna pada kulit dan melindungi kulit dari sinar matahari. Bila
lapisan Malpighi tidakmengandung pigmen, orang tersebut dinamakan albino.

1. b. Lapisan kulit jangat

Kulit jangat berisi pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak, kantong rambut, ujung saraf
perasa panas, dingin, nyeri, dan sentuhan. Akar rambut dan batang rambut berada dalam kantong
rambut. Dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan rambut pada saat merasa
dingin atau merasa takut.

1. c. Jaringan ikat bawah kulit

Jaringan ikat bawah kulit banyak mengandung lemak yang berguna sebagai cadangan makanan,
menahan panas tubuh, dan melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan dari luar.

Selain sebagai alat pengeluaran, kulit juga berfungsi sebagai:

 Pelindung tubuh terhadap kuman dari luar

 Tempat menyimpan kelebihan lemak

 Pengatur suhu tubuh

 Tempat pembuatan vitamin D dan provitamin

B.1. Gangguan pada kulit :

 Biduran, dapat terjadi karena udara dingin, makanan, atau obat-obatan.

 Ringworm, penyebabnya adalah jamur.


 Kutu atau cacing, hidup di bawah permukaan kulit, menyebatkan iritasi dan gatal-
gatal.

 Psoriaris, gejalanya kulit kemerahan dan bersisik.

 Kanker kulit

C. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya
di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini
dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun
dan menghasilkan anomia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut prosesdetoksifikasi.
Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu berasal dari
hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat
ini disimpan di dalam kantong empedut . Empedu mengandung kolestrol, garam mineral, garam
empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak,
mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam
air menjadi zat yang larut dalam air.

Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi
zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi
bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau kebiruan. Di dalam usus, zat empedu ini mengalami oksidasi
menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin kekuningan.Apabila saluran empedu di hati tersumbat,
empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian
dikatakan menderita penyakit kuning.

Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornintin dan urea.
Ornintin yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.Fungsi lain dari hati adalah
mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan dalam empedu dan urin, serta mengubah
glukosa yang diambil dari darah menjadi glikogen yang disimpan di sel-sel hati. Glikogen akan
dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim amilase dan dilepaskan ke darah sebagai respons
meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh.

Selain sebagai alat ekskresi, hati berfungsi:

 Mengatur kadar gula dalam darah

 Menyimpan gula dalam bentuk glikogen

 Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh

 Sebagai tempat pembuatan protombin dan fibrinogen

 Sebagai tempat pengubah provitamin A menjadi vitamin A

 Sebagai tempat pembentukan urea

C.1. Gangguan pada Hati :

v  Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Ada virus hepatitis A dan ada virus
hepatitis B. Hepatitis B lebih berat daripada
hepatitis A.
v  Diabetes Militus, merupakan penyakit yang menunjukkan adanyan peningkatan glukosa dalam
darah, adanya glukosa dalam urine dan meningkatnya produksi urin. Penderita penyakit ini sering
merasa ingin buang air kecil, selalu merasa haus dan cenderung makan berlebihan.
June 21,

2008

Ada dua tipe diabetes militus, yaitu  :

 Diabetes tipe 1, berkembang tiba-tiba dan umumnya menyerang orang di bawah


usia 20 tahun. Penyakit ini akan diderita selama hidupnya. Penderita memerlukan
suntikan insulin secara teratur.
 Diabetes tipe 2, umumnya diderita oleh orang berusia di atas 40 tahun terutama
yang mempunyai kelebihan berat badan. Penyakit ini terjadi karena insulin yang
disekresi kurang atau karena sel tubuh tidak dapat bereaksi pada kadar insulin yang
normal.
D. Paru-paru

Paru-paru adalah salah satu organ pada sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat bertukarnya
oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida di dalam darah.Proses ini dinamakan sebagai
respirasi dengan menggunakan bantuan haemoglobin sebagai pengikat oksigen. Setelah O2 didalam
darah diikat oleh haemoglobin, selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh.Hanya vertebrata atau makhluk
bertulang belakang yang memiliki paru-paru sebagai alat pernapasan. Tekstur paru-paru berongga dan
memiliki banyak sekat.
Terletak di dalam rongga dada, dilindungi oleh tulang selangka dan diseliputi oleh kantung dinding
ganda (pleura) yang melekat pada permukaan luar paru-paru.Manusia memiliki dua paru-paru.
Sebelah kiri terbagi oleh 2 bagian dan sebelah kanan terbagi menjadi 3 bagian. Setiap satu bagian
mengandung sekitar 1500 butir udara dan 300 juta alveolus dengan luas permukaannya sekitar 140 m2
bagi orang dewasa atau sepadan dengan lapangan tenis.

 Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air
yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus dikeluarkan karena dapat
mengganggu fungsi tubuh.

 Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada.

 Paru-paru berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan


mengeluarkan CO2 + uap air

 Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan melalui lubang
hidung.

D.1. Penyakit-penyakit yang berkenaan dengan paru-paru :

1. Asma (bengek)

2. Batuk

3. Pneumonia (radang paru-paru)

EXCRETORY SYSTEM EXCRETORY SYSTEM EXCRETORY SYSTEM-


-GARDEN LIZARD -PIGEON RABBIT
1. Paired kidneys are dark
1. Kidneys are dark red and 1. Kidneys are dark red
red and irregular in shape.
some what rectangular and and bean shaped
These are flattened
flattened organs. organs.
organs.
2. Kidneys are located in
the posterior region of the 2. Kidneys are located
2. Kidneys are situated in the
abdominal cavity and in the posterior part of
anterior part of the abdomen.
attached to the dorsal wall the abdominal cavity.
by a fold of peritoneum.
3. The two kidneys are
3. Right and left kidneys
distinct. The right
are opposite to each 3. Same as in calotes
kidney lies much ahead
other.
than the left kidney.
4. They are attached to 4. They are fitted in the
4. Same as in calotes.
the dorsal muscles. hollows of the pelvic girdle.
5. They are well away
5. They are very near to 5. They are a little away from
from the median line.
the median line kidneys the median line. Kidneys are
Kidneys are meta ne
are Metanephros type. Meta nephros type.
phros type.
6. Each kidney is a sin-
6. Each kidney has two 5. Each kidney has three gle-lobed structure.
lobes Anterior lobe is lobes They are anterior, Inner side of the kidney
broad and posterior lobe median and posterior lobes. has a concave
is broad Hilus is absent. Hilus is absent. depression is known as
the 'hilus'.
7. The two kidneys are 7. The two kidneys are
7. The two kidneys are
united posteriorly forming separate and do not fuse with
distinct.
a V - shaped structure. each other.
8. The two ureters are
narrow, thin-walled ducts 8. The ureters open into
extending behind from the the urinary bladder.
8. Same as in Calotes.
kidneys to the cloaca, Ureters arise from the
where these open into the hilus of each kidney.
urodaeum.
9. Each ureter is
9. There is no pelvis. 9. There is no pelvis. expanded in its kidney
into a funnel like pelvis.
10. In males the ureters
join at its posterior end 10 The ureters do not join
10. Ureters open
with its corresponding vas with the vas deferens and
separately into the
deferens and both open both open separately into the
urinary bladder.
by a common urino- cloaca.
genital aperture.
11. Urinary bladder is a
11. A thin walled urinary
large, median, pear,
bladder opens on the 11. Urinary bladder is absent
shaped, thin walled
ventral side of cloaca
transparent sac.
12. Urinary bladder
12.Urinary bladder
communicates with
12. _ opens into the urethra
urodaeum thrumph its
or unnogenital canal.
ventral wall.
13. Calotes is uricotelic 13. Urine consists
13. Urine consists mainly of
animal Urine consists mainly of urea- ureotelic
uric acid cotelic animal
n.ainly of uric acid. animal
14. Urine is excreted ir a
14. Urine is excreted in a 14. Urine is passed out
semisolid state (Bird
semi solid state. in a fluid state.
droppinos).
Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva yang selanjutnya akan berubah
menjadi mesonefros dan akhirnya menjadi metanefros sedangkan opistonefros adalah tipe ginjal yang
terdapat pada amfibi dan ikan.

     2.1.1 Tipe Ginjal Pronefros

 Karakteristik Ginjal Pronefros

 Tubulus ginjal yang pertama pada embrio vertebrata = tubulus pronefros.

 Pada mudigah digambarkan oleh 7-10 kelompok sel padat (saluran

saluran kecil pada daerah leher.

 Pada akhir minggu ke-4 semua sisa susunan pronefros telah menghilang.

 Berpasangan & jumlahnya tergantung jenis hewan : lamprey (13 pasang), hiu (4
pasang) & embrio manusia umur 3 minggu (7 pasang).
 Pada vertebrata dewasa hanya dapat ditemui pada myxinoidea & beberapa
teleostei (= “kepala ginjal”).

 Tubulus pronefros pada amniota tumbuh pada tingkat embrio lanjut, tetapi sudah
menghilang sebelum berfungsi.

 Proses terbentuknya ginjal pronefros:

1. Daerah yang akan menjadi pronefros merupakan daerah yang bersegmen


(nefrotom).

2. Sel-sel pada nefrotom terpisah-pisah dan membentuk rongga (nefrocoel).

3. Terbentuk tubulus pronefros, bermuara dan berhubungan dengan coelom melalui


nefrostome (yang berbentuk corong dan bersilia) yang berhubungan dengan glomus
(gelungan pembuluhdarah cabang dari aorta dorsal).

4. Tubulus yang satu dengan yang lain berhubungan melalui ductus pronefros.

5.

Duktus pronefros memanjang ke posterior dan bersatu dengan kloaka.

 Perkembangan Ginjal Pronefros

Keterangan:

1. Nephrogenic cord

2. Mesonephric duct (Wolff) 1+2 Mesonephros

3. Intestinal tube

4. Cloaca

5. Atrophying nephrotomes

6. Yolk sac (umbilical vesicle allantois)

7. Outflow of the mesonephric duct into the cloaca

 Sayatan Melintang Pronefros

     2.1.2 Tipe Ginjal Mesonefros

 Karakteristik Ginjal Mesonefros

 Dibentuk di belakang pronefros

 Saluran ini memanjang dengan cepat menyerupai huruf S dan memperoleh sebuah
glomerulus pada ujung

 Disini saluran itu membentuk simpai Bowman.

 Pada ujung yang berlawanan, saluran itu bermuara kedalam saluran pengumpul
memanjang ➨ saluran mesonefros (saluran Wolff ).

 Pertengahan bulan ke-2, mesonefros melekat pada dinding perut belakang melalui
mesenterium yang lebar.

 Akhir bulan ke-2 saluran kranial dan glomerulinya mengalami perubahan


degeneratif dan akhirnya
 Beberapa tubulus mesonefros jantan bermodifikasi & berhubungan dengan testis

 Jumlahnya lebih banyak dari tubulus pronefros

 Mesonefros merupakan ginjal fungsional pada ikan & amphibia

 Pada amniota, jika metanefros telah tumbuh sempurna, mesonefros akan segera
hilang dan hanya ditemukan sisanya pada hewan jantan (saluran sperma)

 Mesonefros dikenal sebagai badan wolffii & ductus wolffii

 Pada mammalia jantan & betina, sisa mesonefros berupa tubulus buntu =
paradidimis & apendiks epididimis dekat epididimis (jantan) & epooforon & parooforon
dekat ovarium (betina)

 Perkembangan Ginjal Mesonephros (Pada Minggu Kelima)

Keterangan:

1. Nephrogenic cord

2. Mesonephric duct 1+2 mesonephros

3. Intestine

4. Cloaca

5. Atrophied nephrotome

6. Yolk sac (umbilical vesicle)

7. Allantois

8. Outflow of the mesonephric duct into the cloaca

9. Ureter bud (anlage)

 Perkembangan Mesonefros

Keterangan:

1. Neural tube

2. Notochord

3. Aorta dorsalis

4. Dorsal mesentery

5. Intestinal tube

6. Ectoderm

7. Somite

8. Inferior cardinal vein

9. Mesonephric duct (Wolffian duct)

10. Mesonephric tubule

11. Urogenital ridge

 
     2.1.3 Tipe Ginjal Metanefros

 Karakteristik Ginjal Metanefros

 Ginjal amniota merupakan ginjal tipe metanefros yang tumbuh pada bagian kaudal
dari ductus mesonefros embrio.

 Saluran ekresinya berkembang dari blastema

 Perkembangan saluran pengumpul ginjal dimulai dengan pembentukan tunas


ureter ➨ menembus blastema mesonephrogenica sebagai penutup kepala meliputi ujung distalnya ➨ piala
ginjal sederhana kemudian pecah menjadi bagian kranial dan kaudal ➨ calyces majors.

 Tiap calyx membentuk 2 tunas baru dan masing-masing tunas terus membelah
hingga terbentuk 12 generasi saluran atau lebih.

 Dibagian tepi secara terus-menerus terbentuk saluran hingga akhir bulan ke-5,
hingga terbentuk calyces

 Jumlah seluruhnya saluran-saluran pengumpul yang memasuki calyx minor


berkisar 10-25 buah.

 Tunas ureter membentuk ureter, piala ginjal, calyces majores dan minores ± 1-3
juta buah saluran pengumpul.

 Saluran ini memanjang dengan cepat menyerupai huruf S dan memperoleh sebuah
glomerulus pada ujung

 Saluran ini membentuk simpai Bowman.

 Pada ujung yang berlawanan, saluran ini bermuara kedalam saluran pengumpul
memanjang ➨ saluran mesonefros (saluran Wolff ).

 Pertengahan bulan ke-2, mesonefros melekat pada dinding perut belakang melalui
mesenterium yang lebar.

 Akhir bulan ke-2 saluran kranial dan glomerulinya mengalami perubahan


degeneratif dan akhirnya

 Bagian proksimal tunas metanefros menjadi ductus metanefros = ureter.

 Bagian distal dari tunas metanefros melebar menjadi pelvis ginjal â pembuluh
penampung.

 Ureter bermuara ke ductus mesonefros kemudian akhirnya bermuara ke kloaka


(reptilia, aves, & monotremata) atau di kantung urine (placentalia).

 Beberapa reptilia jantan, ureter melebur dengan bagian kaudal sisa ductus
mesonefros yang menyalurkan sperma.

Perkembangan Ginjal Metanefros

Keterangan:

1. Pronephros

2. Mesonephros (atrophying)
3. mesonephric duct (Wolffian duct)

4. Nephrogenic cord

5. Ureter anlage

6. Metanephric blastema

7. Liver anlage

8. Cloaca

 Perkembangan Ginjal Metanefros (36 Hari)

Keterangan:

1. Gonad

2. Mesonephros

3. Allantois

4. Tuberculum genital

5. Cloacal membrane

6. Cloaca

7. Posterior intestine

8. Metanephros

9. Mesonephric duct (Wolffian duct)

10. Ureter anlage

 Perkembangan Ginjal Metanefros (44 Hari)

Keterangan:

1. Gonad

2. Bladder being formed

3. Genital tubercle

4. Cloaca membrane

5. Rectum

6. Posterior intestine

7. Metanephros

8. Mesonephros duct (Wolffian duct)

 Perkembangan Ginjal Metanephros

 Diferensiasi Metanephric Diverticulum/Kuncup Ureter

Keterangan:
1. Ureter

2. Major calyx

3. Minor calyx

4. Renal pelvis

5. Collecting duct

6. Metanephric vesicle

7. Kidney lobe

 Diferensiasi Metanephric Blastema

Keterangan:

8. Distal tubule

8. Proximal tubule

8. Glomerulus

8. Connecting tubule

8. Intermediate tubule

 Perkembangan Ginjal (66 Hari)

Keterangan:

1. Gonad

2. Bladder being formed

3. Genital tubercle

4. Cloacal membrane

5. Rectum

6. Posterior intestine

7. Metanephros

8. Mesonephric duct (Wolffian duct)

9. Ureter

10. Urogenital orifice

11. Anal orifice

2.2 Struktur Nefron

Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah kacang merah. Ginjal
terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal
berjumlah 2buah, berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan.

Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum
ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal disebut pelvis renalis.

Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan
malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-
tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung
henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung
pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks.
Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.

Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal
mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak
seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine.
Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang merah. Pada manusia, ginjal berukuran sebesar
kepalan tangan, yaitu berukuran panjang 10 sampai 12 cm, lebar 5–6 cm, dan tebal 3–4 cm dengan
berat sekitar 140 gram. Ginjal terdapat 1 pasang yang terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah
kiri dan kanan tulang belakang.

           

            Fungsi ginjal yang paling penting adalah untuk membuang zat limbah dari darah. Nephrons
merupakan unit fungsional dari ginjal dalam menjalankan fungsi ini. Nephron menghasilkan urin dalam
proses membuang limbah dan zat-zat berlebihan dari darah. Ada sekitar 1.000.000 nephron dalam tiap
ginjal manusia.

Pada potongan melintang ginjal, terlihat bagian-bagian yang berbeda. Bagian-bagian tersebut dari luar
ke dalam adalahkorteks, medula, dan pelvis. Pada bagian korteks dan medula ginjal terdapat
sekitar 1 juta nefron. Nefron merupakan satuan struktur dan fungsional paling kecil dari ginjal. Nefron
ini berfungsi sebagai alat penyaring.
Nefron berbentuk seperti cacing berkepala besar dengan tubuh bagaikan elang yang berkelok-kelok.
Pada bagian kepala terdapat saringan halus yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu saja. Sel
darah dan protein darah tidak dapat melewati saringan ini karena ukurannya lebih besar.

Struktur nefron ini, terletak antara cortex dan medulla. Dibawah pembesaran, nephron terlihat seperti
pembuluh atau saluran kusut, namun tiap nephron sebenarnya memiliki susunan yang tertentu
sehingga memungkinkan proses penyaringan limbah dalam darah. Tiap nephron pada ginjal mamalia
dapat mencapai panjang 30-55 mm. Pada satu ujung nefron tertutup, melebar dan melipat membentuk
struktur berbentuk cangkir berdinding dua. Struktur ini disebut corpuscular capsule, atau Bowman’s
Capsule. Capsule ini membungkus glomerulus, struktur utama nefron dalam fungsi penyaringan.

Susunan nefron terdiri atas bagian-bagian berikut.

 Badan malphigi, yang meliputi kapsul Bowman dan glomerulus.


 Tubulus kontortus yang meliputi tubulus proksimal, Henle, dan tubulus distal.
Sebagian tubulus berbentuk berkelok- kelok, dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus yang
berkelok-kelok disebut dengan tubulus proksimal. Setelah itu terdapat lengkung Henle. Tubula
berkelok-kelok lagi sebagai kelokan yang kedua yang disebut tubula distal kemudian bersambung
dengan tubula penampung yang melintasi korteks dan medula.
Struktur nefron dijelaskan secara detil dibawah ini:

2.2.1 Glomerulus

Glomerulus adalah filter utama dari nefron dan terletak dalam Bowman’s capsule. Glomerulus dan
seluruh Bowman’s capsule membentuk renal corpuscle, unit filtrasi dasar dari ginjal. Dari Bowman
capsule, keluar pembuluh sempit, disebut proximal convoluted tubule. Tubule ini berkelok-kelok sampai
berakhir pada saluran pengumpul yang menyalurkan urin ke renal pelvis. Glomerulus adalah suatu
jaringan yang terdiri dari pembuluh darah yang luar biasa tipisnya yang disebur kapileri. Glomerulus
membentuk saluran berlipat yang sangat banyak tempat lewatnya darah. Glomerulus bersifat
semipermeable (dapat ditembus air), memungkinkan air dan larutan limbah tembus dan dikeluarkan
dari kapsul Bowman dalam bentuk urin. Darah yang telah disaring keluar dari glomerulus melalui
Efferent arteriole untuk menuju ke vena intralobular melalui plexus medullary. Seluruh larutan tersaring
dihasilkan oleh glomerulus kemudian masuk ke Bowman’s Capsule. Pada saat cairan ini melewati
proximal convoluted tubule, sebagian besar air dan garam diserap kembali, sebagian larutan lain
diserap seluruhnya, sebagian yang lain hanya sebagian.

Glomerulus merupakan suatu bongkahan pembuluh kapiler yang diselubungi oleh kapsul Bowman
dalam nefron. Glomerulus memperoleh suplai darah dari afferent arteriole pada sirkulasi renal. Tidak
seperti pangkal dari pembuluh kapiler lainnya, glomerulus bermuara pada efferent arteriole dan tidak
pada cabang venna. Hambatan yang diberikan oleh arteriole menghasilkan tekanan tinggi dalam
glomerulus yang membantu proses ultrafiltrasi dimana cairan dan zat-zat terlarut dalam darah dipaksa
keluar dari kapileri ke Kapsul Bowman. Angka yang menunjukkan darah yang dibersihkan oleh seluruh
glomeruli dan merupakan ukuran dari fungsi ginjal secara keseluruhan disebut glomerular filtration rate
(tingkat penyaringan glomerular).

2.2.2 Henle’s Loop

Loop Henle (Gelung Henle) merupakan bagian dari tubulus renal yang kemudian menjadi sangat sempit
yang menjulur jauh kebawah kapsul Bowman dan kemudian naik lagi keatas membentuk huruf U. Di
sekeliling Loop Henle dan bagian lain tubulus renal terdapat jaringan kapiler, yang terbentuk dari
pembuluh darah kecil yang bercabang dari glomerulus. Cairan yang masuk kedalam loop merupakan
larutan yang terdiri dari garam, urea, dan zat lain yang berasal dari glomerulus melalui proximal
convoluted tubule. Pada tubulus ini, sebagian besar komponen terlarut yang dibutuhkan tubuh,
terutama glukosa, asam amino, dan sodium bikarbonat, diserap kembali kedalam darah. Bagian
pertama dari loop, yaitu cabang yang menurun, bersifat dapat ditembus oleh air, dan cairan yang
mencapai lekukan dari loop ini jauh lebih banyak mengandung garam dan urea dibandingkan dengan
plasma darah. Pada saat cairan mengalir naik kembali melalui pembuluh naik, sodium klorida
dikeluarkan dari pembuluh ke jaringan sekelilingnya, dimana konsentrasinya lebih rendah. Pada bagian
ketiga dari loop ini, dinding pembuluhnya apabila diperlukan dapat membuang, bahkan dalam keadaan
berlawanan dengan gradien konsentratnya, dalam proses aktif yang memerlukan lebih banyak energi.
Pada tubuh orang normal, penyerapan kembali garam dari urin hanya dilakukan dalam keadaan
konsumsi garam yang rendah. Namun pada saat garam dalam darah tinggi, kelebihan garam ini
dibuang.

2.2.3 Renal Collecting Tubule (Tubulus Pengumpul)/Tubulus Renalis

Disebut juga Pembuluh Bellini, suatu pembuluh kecil sempit yang panjang dalam ginjal yang
mengumpulkan dan mengangkut urin dari nefron, menuju pembuluh yang lebih besar yang terhubunng
dengan calyses ginjal. Cairan yang berasal dari loop Henle masuk kedalam Distal Convoluted Tubule
(Tubulus Konvolusi Distal) dimana penyerapan kembali sodium berlanjut sepanjang seluruh tubulus
distal. Penyerapan kembali ini tetap terjadi hingga bagian awal dari Tubulus pengumpul ginjal.

Setiap tubulus pengumpul memiliki panjang sekitar 20-22 mm dan berdiameter 20-50 micron. Dinding
dari tubulus tersusun dari sel dengan proyeksi seperti rambut, lentur seperti cambuk, dalam pembuluh
ini. Gerakan dari sel cambuk ini membantu gerakan sekresi sepanjang pembuluh. Pada saat tubulus
pengumpul menjadi lebih lebar diameternya, tinggi sel ini meningkat sehingga dinding menjadi lebih
tebal. Fungsi dari tubulus pengumpul adalah pengangkutan urin dan penyerapan air. Telah diketahui
bahwa jaringan dari medula ginjal atau bagian dalamnya, mengandung konsentrasi sodium yang tinggi.
Ketika tubulus pengumpul ini berada pada medula, konsentrasi sodium menyebabkan dikeluarkannya
air dari seluruh dinding tubulus keluar ke medulla. Air bercampur diluar diantara sel-sel dinding tubulus
sampai konsentrasi sodium seimbang antara didalam tubulus dan diluarnya. Pembuangan air dari
larutan dalam tubulus membuat urin menjadi lebih kental dan menghemat badan air dalam tubuh.

 Fungsi Ginjal

o Urinisasi dan Penyaringan Darah

Proses Urinisasi Dan Penyaringan Darah:

1. Darah yang mengalir ke ginjal, masuk kedalam glomerulus melalui Affarent


Arteriole. Di dalam glomerulus, darah mengalir melalui capiler yang berkelok-kelok.
Dinding pembuluh kapiler disini agak tipis, dan tekanan darah dalam kapiler tinggi. Hal
ini mengakibatkan air, bersama dengan zat-zat yang terlarut di dalamnya–seperti garam,
glukosa atau gula, asam amino, dan limbah urea dan asam urat–terdorong keluar melalui
dinding kapiler yang tipis, yang kemudian dikumpulkan di Kapsul Bowmen. Partikel yang
lebih besar dalam darah, seperti sel darah merah dan molekul protein, terlalu besar
untuk melewati dinding kapiler dan mereka tetap berada dalam aliran darah. Darah yang
sudah disaring meninggalkan glomerulus melalui Everent Arteriole yang lain, yang
bercabang-cabang membentuk suatu jaring pembuluh darah diseputar tubulus renal.
Darah kemudian keluar dari ginjal melalui vena renalis. Sekitar 180 liter (±50 galon)
darah disaring oleh ginjal setiap harinya, dan sekitar 1,5 liter (1,3 qt) urin diproduksi.

2. Produksi urin diawali dengan zat-zat yang ditinggalkan darah pada saat darah
melewati ginjal–seperti air, garam, dan zat-zat lain yang dikumpulkan dari glomerulus
dalam kapsul Bowman. Cairan ini, disebut saringan glomerular, bergerak dari kapsul
Bowman melewati tubul renalis. Bersamaan dengan mengalirnya cairan tadi sepanjang
tubul renalis, jaring pembuluh darah yang menyelubungi tubulus menyerap kembali
sebagian air, garam dan semua nutrisi, terutama glukosa dan asam amino, yang terpisah
pada saat darah melewati glomerulus. Proses penting ini, disebut penyerapan tubular,
membuat tubuh kita secara selektif memilah zat-zat yang masih diperlukan dan
membuang limbah dan racun yang tidak bergunal lagi. Pada akhirnya, sekitar 99% dari
air, garam dan nutrisi lainnya diserap kembali oleh tubuh.

3. Pada saat ginjal melakukan proses penyerapan kembali nutrisi yang masih
dibutuhkan dari saringan glomerular, ginjal melakukan suatu pekerjaan yang
berlawanan, yang disebut sekresi tubular. Dalam proses ini, zat-zat yang sudah tidak
dibutuhkan dari kapiler yang menyelubungi nephron dimasukan dalam saringan
glomerular. Zat-zat ini termasuk partikel bermuatan yang disebut ion, termasuk ion
ammonium, ion hydrogen, dan potassium.
4. Ketiga proses ini, saringan glomerular, penyerapan tubular dan sekresi tubular;
yang kemudian menghasilkan urine, yang mengalir menuju tubulus pengumpul urin.
Tubulus pengumpul ini mengalirkan urin ke tubulus mikro pada piramida ginjal. Urin
kemudian disimpan dalam sebuah kamar dalam ginjal dan akhirnya dialirkan ke ureter,
suatu saluran panjang dan sempit yang berakhir di kandung kemih. Dari sekitar 180 liter
darah yang disaring ginjal setiap hari, menghasilkan sekitar 1,5 liter urine.

2.3.2 Pengatur Kadar Air Dalam Darah

Fungsi penting lain ginjal adalah untuk mengatur jumlah kandungan air dalam darah. Proses ini
dipengaruhi oleh antidiuretic hormone (ADH), yang disebut juga vasopressin, yang diproduksi di
hipotalamus (bagian otak yang mengatur banyak fungsi internal) dan menyimpannya dalam kelenjar
pituari yang terletak didekatnya. Receptor di dalam otak memonitor kandungan air dalam darah. Ketika
kadar garam dan zat-zat yang lain dalam darah menjadi terlalu tinggi, kelenjar pituari melepaskan ADH
kedalam aliran darah. Darah yang mengandung ADH dari otak mengalir dan masuk kedalam ginjal.
ADH membuat tubulus renal dan pembuluh pengumpul menjadi lebih mudah ditembus oleh larutan dan
air. Hal ini menyebabkan lebih banyak air diserap kembali dalam aliran darah. Dilain sisi, ketiadaan ADH
membuat pembuluh pengumpul tidak dapat ditembus oleh larutan dan air, sehingga cairan dalam
pembuluh, dimana sebagian larutan telah dibuang, tetap banyak mengandung air; urin menjadi encer.

2.3.3 Pengatur Tekanan Darah

Pengaturan tekanan darah berhubungan erat dengan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan cukup
sodium chloride (garam) untuk memelihara jumlah sodium yang normal, volume cairan extraselular dna
volume darah. Penyakit ginjal merupakan penyebab utama hipertensi tipe kedua. Bahkan gangguan
kecil dalam fungsi ginjal memainka peran besar pada sebagian besar (jika tidak semua) kasus tekanan
darah tinggi dan menaikkan cedera pada ginjal. Cedera ini akhirnya dapat menyebabkan darah tinggi
berat, stroke atau bahkan kematian. Pada orang normal, ketika mengkonsumsi banyak sodium klorida,
tubuh menyesuaikan. Tubuh mengeluarkan lebih banyak sodium klorida tanpa menaikkan tekanan
pembuluh arteri. Namun demikian, banyak pengaruh dari luar yang mengurangi kemampuan ginjal
untuk mengeluarkan sodium. Jika ginjal tidak cukup mampu untuk mengeluarkan garam dengan
asupan garam normal atau tinggi, mengakibatkan tejadinya peningkatan kronis volume cairan
extraselular dan peningkatan volume darah. Hal ini memicu terjadinya tekanan darah tinggi. Ketika
terjadi peningkatan kadar hormon dan neurotransmitter yang menyebabkan pembuluh darah
menyempit, bahkan kenaikan kecil volume darah menjadi berbahaya. (Hal ini disebabkan karena
kecilnya ruang pembuluh darah tempat darah dipaksa untuk mengalir). Meski peningkatan tekanan
arterial membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak sodium (yang memperbaiki keseimbangan sodium),
tekanan yang lebih tinggi dalam arteri mungkin terjadi. Hal ini memperlihatkan hubungan antara
penyakit ginjal dan tekanan darah tinggi.

 Hormone aldosterone yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin, berinteraksi dengan


ginjal untuk mengatur kandungan sodium dan potasium dalam darah. Aldosteron dengan
jumlah yang banyak menyebabkan nefron menyerap kembali ion sodium lebih banyak,
air, dan lebih sedikit ion potasium. Sedikit aldosteron menyebabkan efek sebaliknya.
Respon ginjal terhadap aldosterone membantu menjaga kadar garam dalam darah pada
batas yang sempit yang terbaik bagi aktivitas fisik dasar.

 Aldosterone juga membantu mengatur tekana darah. Ketika tekanan darah mulai
turun, ginjal melepaskan enzim (protein khusus) yang disebut renin, yang mengubah
protein darah menjadi hormon angiotensin. Hormon ini menyebabkan pembuluh darah
mengerut sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Angiotensin kemudian
mempengaruhi kelenjar adrenalin untuk melepas aldosterone, yang menyebabkan
sodium dan air diserap kembali dan menaikkan volume darah dan tekanan darah.

2.3.4 Menjaga Keseimbangan Kadar Asam dalam Tubuh

Ginjal juga menyesuaikan keseimbangan kadar asam dalam tubuh untuk mencegah kelainan darah
seperti acidosis atau alkalosis, keduanya melumpuhkan fungsi sistem saraf pusat. Jika darah terlalu
asam, dimana terlalu banyak terdapat ion hidrogen, ginjal menyerap ion ini kedalam urin melalui proses
sekresi tubular.

2.3.5 Penghasil Hormon

1. Erythropoietin

Beberapa hormone dihasilkan oleh ginjal. Salah satunya, Erythropoietin, mempengaruhi produksi sel
darah merah dalam sumsum tulang. Ketika ginjal mendeteksi bahwa jumlah sel darah merah dalam
tubuh berkurang, ginjal memproduksi eritropoitin. Hormon ini berjalan dalam aliran darah ke sumsum
tulang, merangsang produksi dan pelepasan lebih banyak sel darah. Erythropoietin adalah glikoprotein.
Hormon ini bekerja pada sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Stimuli seperti
pendarahan atau pergi ke tempat ketinggian (dimana oksigen tipis) memicu pelepasan EPO. Orang
yang mengalami gagal ginjal dapat tetap hidup dengan dialisis. Tetapi dialisis hanya membersihkan
darah dari limbah. Tanpa sumber EPO, orang ini akan menderita anemia. Sekarang, berkat teknologi
rekombinan DNA, rekombinan EPO manusia telah tersedia untuk mengobati pasien ini.

1. Calcitriol

Calcitriol adalah 1,25[OH]2 Vitamin D3, bentuk aktif dari vitamin D. Calcitriol diperoleh dari calciferol
(vitamin D3) dari makanan yang dikonsumsi, yang kemudian disintesa oleh kulit yang terkena sinar
ultraviolet dari cahaya matahari pagi hari. Calciferol dalam darah dirubah menjadi vitamin aktif dalam
dua langkah:

1. Calciferol dirubah dalam liver menjadi 25[OH] vitamin D3 kemudian dibawa ke


ginjal (terikat ke serum globulin) dimana selanjutnya dirubah menjadi calcitriol.

2. Langkah terakhir ini dibantu oleh hormon parathyroid (PTH)

Calcitriol bekerja dalam sel usus untuk membantu penyerapan kalsium dalam makanan. Calcitriol
bekerja pula dalam tulang untuk memobilisasi calcium dari tulang kedalam darah. Calcitriol masuk
kedalam sel, jika sel tersebut mengandung reseptor untuknya (sel usus memiliki reseptor tersebut),
hormon ini kemudian terikat pada reseptor tersebut. Reseptor Calcitriol merupakan faktor transkripsi
zinc-finger (lipatan berbentuk jari dari asam amino dan ion zinc, yang ditemukan di bagian molekul
protein yang terikat pada DNA dan RNA) a finger-shaped fold of amino acids plus a zinc ion that
is found in regions of protein molecules that bind to DNA and RNA. Kekurangan calcitriol
mengakibatkan terkumpulnya kalsium di tulang menjadi terhambat.

 Sistem Ekskresi Pada Vertebrata

Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal yang paling primitive pada
vertebrata disebutakrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya, terdapat beberapa ginjal pada
vertebrata, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal
yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya pronefros akan berubah menjadi
mesonefros, kemudian setelah hewan dewasa berubah lagi menjadi metanefros. Opistonefros terdapat
pada kelompok hewan Anamniota (Cyclostomata, Pisces, dan Amfibi), sedangkan mesonefros terdapat
pada fase embrio Amniota (Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun setelah dewasa, mesonefros ini berubah
menjadi metanefros.

 Sistem Ekskresi Pada Pisces

Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk
regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari
metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:

 Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O

 Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk


memudahkan gerak di dalam air.

 Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.

 Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;

 Pronefros
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan
digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.

 Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.

Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya
lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.

Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara
ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam
mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.

Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat
menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga
keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam pada insang, yang
berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang
terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung
berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron,
termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan
air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk
menjaga over dilusi (agar cairan tubuh tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan
ikan air laut, memiliki korpus renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan
air tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine
sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.

https://syamsussabri.wordpress.com/2014/08/26/tipe-ginjal-pronefros-mesonefros-dan-
metanefros/

Anda mungkin juga menyukai