RHODOPHYCEAE
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Rhodophyceae” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok pada mata kuliah Tumbuhan Air. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Rhodophyceae bagi para pembaca
dan juga bagi kami, selaku penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan..............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Taksonomi Rhodophyceae.....................................................................................6
2.1.1 Klasifikasi Rhodophyta...................................................................................6
2.1.2 Kelas Rhodophyta...........................................................................................6
2.2 Karakteristik Umum Rhodopyceae......................................................................9
2.3 Habitat Rhodophyceae.........................................................................................11
2.4 Reproduksi Rhodophyceae..................................................................................12
2.5 Siklus Hidup Rhodophyceae................................................................................13
2.6 Manfaat Rhodophyceae.......................................................................................14
BAB III...........................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Divisio : Rhodophycophyta
Classsis : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Species : Gracilaria sp.
Tallus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang
teratur. Pembiakan vegetative dengan monospora yang dapat memperlihatkan
gerakan amuboid. Pembiakan seksual dengan oogami. Oogonium berupa sel yang
6
sedikit saja bedanya dengan sel-sel talus, kadang-kadang mempunyai alat
tambahan seperti trikogen. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut
spermatium. Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi
antara lain ganggang tanah “Porphyiridium crentum” d an ganggang laut “Bugia
atropurpurea”.
2. Sublass Florideae
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-cabang
dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang,
lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Percabangan
menyirip pada Florideae lainnya terdapat pergiliran antara 3 keturunan dalam daur
hidupnya yaitu :
b. Bangsa Gelidiales,
Di dalamnya termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium cartilagineum dan
Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agar-agar.
7
c. Bangsa Gigartinales,
Kebanyakan terdiri atas ganggang laut. Yang terpenting ialah suku Gigartinaceae
dengan dua marganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah Chondrus
crispus dan Gigartina mamillosa (penghasil karagen atau lumut Islandia yang
berguna sebagai bahan obat).
d. Bangsa Nemastomales,
Dari bangsa ini perlu disebut suku Rhodophyllidaceae yang salah satu warganya
terkenal sebagai penghasil agar-agar, yaitu Eucheuma spinosum. suku
Sphaerococcaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil
agar-agar pula, diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis yang
termasuk marga Sphaerococcus.
e. Bangsa
Ceramiales,
Dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh
jenis ganggang yang tergolong dalam suku ini ialah Callithamnion corymbosum.
8
2.2 Karakteristik Umum Rhodopyceae
Karakteristik Ganggang Merah (Rhodophyta) Ganggang merah memiliki
struktur tubuh berupa talus. Struktur talus bervariasi pada ukuran dan
kompleksitas. Anggota Bangiophycidae memiliki talus uniseluler, koloni, filamen
terbuka, atau agregasi filamen. Sedangkan Florideophycidae memiliki talus
berbentuk filamen tunggal atau penyatuan filamen membentuk struktur
menyerupai jaringan parenkim dengan berbagai variasi ketebalan, lebar, susunan,
dan percabangan
1. Struktur Sel
a. Dinding Sel
Dinding sel Rhodophyta mengandung selulosa, pektin dan terkadang kalsium
karbonat seperti pada genus Corallina. Beberapa Rhodophyta memiliki dinding sel
yang dilapisi oleh karaginan yaitu suatu polisakarida yang digunakan dalam
pembuatan kosmetik dan kapsul gelatin. Hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk
tepung floridean. Dinding sel bagian dalam disusun oleh selulosa dan dinding sel
luar disusun oleh mukopolisakarida, seperti agar, carrageenan, porphyron, dan
sebagainya.
b. Kloroplas
Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Hasil
asimilasi beberapa amilum, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi yaitu amilose dan amilopektin. Beberap axanthofil jumlahnya melimpah
ketika organisme tersebu masih muda dan sehat, xanthofil lainnya akan tampak
dengan bertambahnya umur. Pigmen selalu berada dalam plastid ini disebut
kloroplas. Dinding sel lapisan luar terbentuk dari bahan pektin sedangkan lapisan
dalam dari selulosa.
Antara organel seluler yang ditemukan dalam sel mereka, kita dapat menyebutkan
kloroplas, yang dalam kasus ganggang merah memiliki membran ganda dan yang
tilakoidnya tidak dikelompokkan, seperti pada semua tanaman tempat mereka
tumbuh. struktur pembentuk kelompok dikenal sebagai granas.
9
2. Pigmen
Rhodophyta atau alga merah merupakan kelompok alga yang memiliki dominansi
warna merah yang disebabkan oleh pigmen fikobilin berupa allofikosianin,
fikoeritrin, dan fikosianin yang menutupi karakter warna dari klorofil.
Seperti diketahui, pigmen yang berbeda terletak di dalam kloroplas, klorofil yang
paling dikenal. Dalam kloroplas yang memiliki sel-sel ganggang jenis ini dapat
jenis klorofil a, selain karotenoid dan pigmen aksesori lainnya seperti
xanthophylls, phycoerythrin dan phycocyanin.
Warna kemerahan khas ganggang ini adalah karena klorofil hijau ditutupi oleh
phycoerythrin dan phycocyanin, karena pigmen ini menyerap cahaya biru, yang
memiliki penetrasi lebih besar ke dalam air.
3. Mobilitas
Rhodophyta tidak mempunyai sel yang memiliki alat gerak. Sel gamet jantan
terbawa gerakan air menuju sel gamet betina. Rhodophyta. juga merupakan
organisme sessile dan tidak bergerak. Mereka tidak menunjukkan flagela dalam
fase siklus hidup mereka.
1. Nutrisi
10
Anggota filum Rodhophyta adalah autotrof. Ini berarti mereka mampu
mensintesis nutrisi mereka sendiri, khususnya melalui proses fotosintesis.Alga
merah melakukan fotosintesis oksigenik, di mana air adalah donor elektron utama,
sehingga melepaskan oksigen sebagai produk sampingan. Fotosintesis jenis ini
terdiri dari dua tahap yang terdiferensiasi dengan baik: fotokimia dan biosintesis.
2. Fotokimia
Substrat yang diperlukan untuk melakukan fase ini adalah air, ADP (adenosin
difosfat) dan NADP (Nicotinamin difosfat). Selama tahap ini hal pertama yang
terjadi adalah penyerapan sinar matahari oleh molekul klorofil.Produk dari energi
yang dilepaskan di sana, molekul air dipisahkan, oksigen dilepaskan. Donasikan
juga 2 e- bahwa setelah melintasi rantai transpor elektron menghasilkan NADPH +
H.+.
3. Biosintetik
Substrat yang diperlukan untuk tahap ini terjadi adalah: karbon dioksida (CO2),
ATP dan NADPH. Ini juga dikenal sebagai Siklus Calvim atau Siklus Pentose.Ini
adalah proses siklik yang memasuki CO2, serta ATP dan NADP yang diperoleh
dari tahap fosothintetik. Dalam siklus ini, melalui serangkaian reaksi, zat
cadangan ganggang merah, pati kemerahan, NADP, dihasilkan.+ dan ADP.
Rhodophyceae atau Alga merah berkembang biak dengan cara sebagai berikut :
yaitu dengan fragmentasi talus atau membentuk beberapa macam spora yang tidak
berflagel yaitu karpospota, spora netral, monospora, bispora, atau polispora.
Perkembangbiakan aseksual alga merah berlangsung dengan pembentukan spora
haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora
ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya
haploid.
11
2. Berkembang biak secara seksual (oogami),
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan peleburan antara gamet jantan yang
tidak memiliki alat gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk
dalam spermatogonium, sedangkan gamet betina dibentuk dalam karpogonium.
Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid.
Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan
aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi
ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan
antara sporofit dan gametofit.
12
2.6 Manfaat Rhodophyceae
Alga merah telah digunakan selama ratusan tahun oleh manusia, karena
banyak manfaat dan kegunaan yang mereka miliki seperti :
1. Sumber Agar-agar
Agar adalah zat tekstur agar-agar yang digunakan di berbagai bidang.
Dalam mikrobiologi digunakan sebagai media kultur, di daerah gastronomi
sebagai agen pembentuk gel dan dalam biologi molekuler digunakan dalam proses
elektroforesis gel agarosa dan dalam kromatografi permeasi gel. Alga merah
mengandung banyak lendir. Ini adalah dasar untuk produksi agar. Proses untuk
mendapatkan agar cukup sederhana. Pertama, alga merah harus dijemur.
Selanjutnya direndam dalam air panas dengan beberapa larutan alkali. Kemudian
alga merah dicuci dengan sangat baik dengan air dingin dan ditambahkan asam
sulfat sehingga mereka kehilangan alkalinitas dan natrium hipoklorit untuk
memutihkan alga, lalu melalui pemasakan selama dua jam, pada akhirnya produk
tersebut diekstraksi. Ini mengalami proses penyaringan. Setelah penyaringan
diperoleh, proses pembentuk gel dilakukan, mendinginkannya pada suhu yang
berbeda. Kemudian ditekan dan dikeringkan dengan udara panas. Akhirnya
ditumbuk dan diayak untuk dikemas.
13
orang setiap hari: osteoporosis. Vitamin K memiliki sifat-sifat penting yang
berkaitan dengan proses pembekuan darah sehingga mencegah pendarahan.
3. Industri Kosmetik
Alga merah banyak digunakan dalam industri kosmetik karena
komponennya dan potensi manfaatnya. Misalnya, ganggang spesies Chondrus
crispus. Banyak digunakan dalam produksi produk pelembab, pelindung, dan
emolien. Demikian juga dengan spesies lain, yaitu Gracilaria verrucosa Ini sangat
kaya akan agar, yang digunakan dalam pengembangan berbagai produk
kecantikan. Dengan cara yang sama, Asparagopsis armata, spesies lain dari
rumput laut merah, banyak digunakan dalam produksi produk pelembab dan
regenerasi, serta dalam produk untuk kulit sensitif dan produk untuk anak-anak.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu divisi alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya yang pada umumnya banyak sel
(multiseluler) dan makroskopis serta panjangnya antara 10 cm sampai
1 meter yang berbentuk berkas atau lembaran.
2. Rhodophyta memiliki banyak manfaat diantaranya, pada bidang
kesehatan, bidang industri kosmetik dan sebagai bahan sumber agar-
agar. Selain itu masih banyak lagi manfaat dari Rhodophyta.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu Indonesia merupakan negara
yang sebagian besar wilayahnya berupa perairan, di luar sana masih banyak
organisme ataupun alga yang belum ditemukan dan teridentifikasi jenisnya,
jadi alangkah baiknya untuk lebih memperbanyak peneliatan dan
mengexplore laut kita untuk lebih memajukan bidang perikanan dan kelautan
di Indonesia.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 1. Solo: Platinum PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Quitral, V., Morales, C., Sepúlveda, M. dan Shwartz M. 2012. Sifat nutrisi dan
sehat dari ganggang laut dan potensinya sebagai bahan fungsional.
Majalah nutrisi Chili. 39 (4). 196-202.
Subagyo dan M. S. H. Kasim. 2019. Identifikasi rumput laut (seaweed) di
Perairan Pantai Cemara, Jerowaru Lombok Timur sebagai bahan
informasi keanekaragaman hayati bagi masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial
dan Pendidikan. 3(1) : 308 – 321.
Tjitrosoepomo., Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta:
UGM Press
17