Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOLOGI PERAIRAN

RHODOPHYTA DAN CHRYSOPHYTA

KELOMPOK 11

DISUSUN OLEH:

ADHITYA DWI PUTRA 230110150191

DWI ASRI ROZALI 230110150204

EMERSON JUNIOR 230110150165

MUWAHID IZHHAR 230110150166

NAINGGOLAN UNTUNG B. 230110150233

YARIS HIKMAWANSYAH 230110150210

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

JATINANGOR

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Rhodophyta dan Chrysophyta ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak
Drs. Henhen Suherman., MP selaku Dosen mata kuliah Biologi Perairan UNPAD
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Rhodophyta dan Chrysophyta. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jatinangor, November 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
..................................................................................................................................2

Daftar Isi
..................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


..............................................................................................................................4-5
1.2 Tujuan
..................................................................................................................................5
Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 RHODOPHYTA......................................................................................................6

2.2 CHRYSOPHYTA..................................................................................................10
Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan............................................................................................................18
Daftar Pustaka
................................................................................................................................19
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen


melalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer
sarnpai beberapa meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai
hampir disegala macam lingkungan yang terkena sinar matahari (Pelczar dan
Chan, 1986).
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia Thallopyta
(tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara
jelas.
Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel
banyak dengan bentuk serupa benang atau lembaran.
Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :
- fikosianin : warna biru
- klorofil : warna hijau
- fikosantin : warna perang/coklat
- fikoeritrin : warna merah
- karoten : warna keemasan
- xantofil : warna kuning
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir
semua ganggang bersifat eukariotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan
tempat-tempat yang lembab.
Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar
atnu air laut. Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai
sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan
mcnggunakan senyawa organik sebagai sumber karbon, jadi berubah dan
metabolisme fotosintesis menjad I metabolisme pernafasan dan perubahan mi
bergantung pada keberadaan matahari (Stanier et al, 1976).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan Makalah ini yaitu:

 Dapat memahami pengertian Rhodophyta dan Chrysophyta


 Dapat mengetahui ciri – ciri Rhodophyta dan Chrysophyta
 Dapat mengetahui habitat Rhodophyta dan Chrysophyta
 Dapat memahami ekologi Rhodophyta dan Chrysophyta
 Dapat memahami struktur sel Rhodophyta dan Chrysophyta
 Dapat memahami struktur tubuh Rhodophyta dan Chrysophyta
 Dapat mengetahui keuntungan Rhodophyta dan Chrysophyta
 Dapat mengetahui kerugian Rhodophyta dan Chrysophyta
 Dapat memahami cara reproduksi Rhodophyta dan Chrysophyta
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. RHODOPHYTA

Pengertian

Rhodophyta berasal dari bahasa yunani yaitu Rhodos yang berarti ‘merah’
dan Phyta yang berarti ‘tumbuhan’. Jadi, Rhodophyta adalah ganggang merah.
Alga merah atau rhodophita adalah salah satu filum dari alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Warna pada alga disebabkan oleh pigmen fikoeritin
dalam jumlah banyak di bandingkan klorofil, karoten dan santofil. Alga ini pada
umumnya bersifat banyak (multiselular) dan makropisnya. Panjangnya antara 10
cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas dan lembaran.
Ganggang merah (juga dikenal sebagai Rhodophyta) adalah salah satu
kelompok tertua ganggang eukariotik dan salah satu yang terbesar. Kelompok ini
terdiri dari sekitar 5.000 sampai 6.000 spesies kebanyakan multiselular, ganggang
laut, termasuk banyak rumput laut terkenal. Referensi lain menunjukkan sebanyak
10.000 spesies, jumlah yang lebih rinci menunjukkan sekitar 4.000 spesies dalam
sekitar 600 genera (3.738 laut spp pada 546 genus dan 10 ordo (plus
unclassifiable); 164 spp air tawar di 30 genera dalam 8 order).
Ganggang Merah adalah keturunan eukariotik yang berbeda, ditandai
dengan pigmen aksesori fotosintesis phycoerythrin (yang memberikan ganggang
warna), fikosianin, dan allophycocyanins diatur dalam phycobilisomes dan
dengan tidak adanya flagella dan sentriol. Mereka juga mengandung klorofil,
namun warna hijau tertutup oleh warna merah phycoerythrin. Beberapa ganggang
merah ekonomis penting bagi manusia sebagai penyedia makanan dan gel. Untuk
alasan ini, pertanian yang sangat luas dan panen alami ganggang merah terjadi di
berbagai wilayah di dunia.
Rhodophyta mempunyai satu kelas yaitu Rhodophyceae. Kelas ini
mempunyai 2 anak kelas, yaitu anak kelas Bungioidae dan anak kelas Plorideae
(Smith, 1955).

Ciri – ciri

Ganggang merah memiliki sejumlah Ciri-ciri umum yang membedakan


mereka dalam kombinasi dari kelompok eukariotik lainnya:

1. Tidak adanya flagella dan sentriol

2. Pati Floridean sebagai produk penyimpanan dan penyimpanan pati dalam


sitoplasma

3. Phycoerythrin, fikosianin, dan allophycocyanin sebagai pigmen aksesori

4. Tilakoid tidak-ditumpuk di plastid

5. Tidak ada kloroplas retikulum endoplasma

6. Rhodophyta biasanya ditemukan dalam air laut lebih hangat dan lebih
lembut dan lebih kecil dari alga coklat (phaeophita)

Meskipun Ganggang Merah tidak tumbuh besar seperti ganggang coklat,


ganggang merah masih dianggap rumput laut dan digunakan secara luas dalam
makanan. Nori Jepang, terbuat dari ganggang merah, digunakan untuk
membungkus sushi, kerupuk nasi, dan topping pada beras. Kandungan vitamin
tinggi dan protein makanan ini membuatnya menarik.

Habitat

Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan
banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang
banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria,
sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal.
Mereka mendominasi sepanjang daerah pesisir dan landas kontinental tropis,
subtropis, dan daerah air dingin.

Ekologi

Ganggang merah secara ekologis signifikan karena produsen utama,


penyedia habitat struktural untuk organisme laut lainnya, dan pemain kunci dalam
pembentukan primer dan pemeliharaan terumbu karang.

Struktur sel
Dinding selnya terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan
menyerupai mikrofibril, sedangkan bagian luar berbentuk lapisan mucilaginous.
pada dinding selnya terdapat berbagai macam bahan selain selulosa, yaitu
polisakarida sulfat, agar dan karagenin. Pada alga pembentuk koral, dapat
mengumpulkan CaCO3 di dalam dinding selnya. Oleh karena hal tersebut jenis
alga ini berperan penting dalam proses pembentukan karang.

Struktur tubuh
Umumnya tubuh berwarna merah karena adanya protein fikobilin,terutama
fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-
kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari
sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin. Hasil
makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada
perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini umumnya
makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya
seperti lumut.
Tubuh ganggang ini juga berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga
yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk
cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid.
Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen
utama yang mengadakan fluoresensi.

Reproduksi

Alga merah berkembangbiak secara vegetatif dan generative


 Perkembangbiakan vegetative ganggang merah berlangsung dengan
pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporagonium atau talus
ganggang diploid. Spora ini tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina
yang sel-selnya haploid.
 Perkembangbiakan generative ganggang merah dengan oogami,
pembuahan sel kelamin betina atau ovum oleh sel kelamin jantan
(spermatium). Alat perkembangbiakan disebut spermatogonium yang
menghasilkan spermatium yang tidak berflagel. Sedangkan alat kelamin
betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan
ovum oleh spermatuim adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu
akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora
dengan pembelahan miosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi
ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran
keturunan antara sporofit dan gametofit. Ganggang merah umumnya
bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki
kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.

Keuntungan dan kerugian

a) Keuntungan
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan
dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus
Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang
dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci
rambut. Alga merah lain sepertiGracilaria lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa
gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti
sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk
pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik misalnya Eucheuma
spinosum, selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media
pertumbuhan bakteri. Berwarna merah sampai ungu, kromotofora berbentuk
cakram atau sesuatu lembaran, sebagian hasil asimilasi terdapat sejenis
karbohidrat yang disebut tepung floride, hidupnya diair laut.

b) Kerugian
Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak
berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.

B. CHRYSOPHYTA

Pengertian

Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang


berarti emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna
keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam
jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin,
klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan
bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak
sama panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang.
Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel
umumnya mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang
terdiri atas satu sel(uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler).
Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang
dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen.
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis
makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup
di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang
hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner.
Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan
pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi
seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet. Contoh dari ganggang
keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan nishoous.
Alga emas adalah organisme uniseluler ditugaskan untuk kelas
Chrysophyta. Umumnya, alga emas diamati sebagai organisme berenang bebas,
sementara beberapa spesies menunjukkan perilaku kolonial. Alga ini digolongkan
ke dalam 3 kelas, yaitu Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae), Kelas alga
keemasan (Chrysophyceae), Kelas Diatom (Bacillariophyceae).

Ciri - ciri

Ciri Umum Alga Keemasan :

1. Monosellular/ Polisellular koloninya berupa benang


2. Mengandung carotin sehingga berwarna keemasan
3. Kloroplasnya kecil berbentuk lembaran atau cakram
4. Hidup di air tawar atau air laut
5. Bagian penting dari fitoplankton
6. Habitatnya di tempat basah
Ganggang emas bersifat fotosintetik: mereka memperoleh energi mereka dari
karbon dioksida dan sinar matahari. Namun, mereka juga fakultatif heterotrofik:
ketika cahaya rendah mereka bisa menjadi predator, makan pada bakteri dan
diatom. Mereka memiliki dua flagela yang tidak sama, dimana merupakan
struktur whiplike kecil, untuk bergerak. Sebagian berenang bebas, tetapi beberapa
bergabung bersama dalam rantai filamen atau koloni. Mereka ditemukan di
tempat yang dingin, perairan rendah gizi dan lebih memilih pH sedikit asam.
Sebagian besar tidak memiliki dinding sel.

Habitat

Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air


laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar,
air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan
bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.

Ekologi

Alga emas dianggap penting untuk rantai makanan ekosistem, karena


mereka adalah sumber makanan utama bagi organisme vital dan kehadiran mereka
berpengaruh kelimpahan sumber makanan yang lebih tinggi dalam rantai.

Struktur sel
1. Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka
terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan
silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat
(ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan
membrannya menunjukkan kewujudan silica.
2. Isi Sel
a. Xantophyceae
Terdapat inti sel: berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti.
Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a
dan b, β karoten, xantofil.
b. Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a,
b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan
dinoxantin.
c. Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β
karotin, xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta
menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids
disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane
(CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit
dan kurang adanya perbedaan struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya
tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada
mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe
akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan
syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan
ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba,
memiliki 1 flagel.
Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi
uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang
atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan
tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous
mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau
mastigonema dalam dua baris.
6. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada
spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil
terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur,
mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang
berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi
adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan
yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
8. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang
mana berhubungan dengan pembungkus inti.

Struktur tubuh
Bentuk tubuh Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel
banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Pigmen
Chrysophyta berwarna keemasan, warna keemasan pada Chrysophyta disebabkan
oleh karoten dan xantofil. Di samping itu Chrysophyta mempunyai pigmen
fotosintesis termasuk klorofil dan karotenoid seperti fukoxantin dan
diadinoxantin. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan klorofil tersebut
tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran.

Susunan tubuh:

· Xantophyceae ada 3 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (botrydiopsis),


berbentuk filamen (tribonema), berbentuk tubular/tidak terbatas (vaucheria).

· Chrysophyceae ada 2 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (ochroi), berbentuk


koloni (synura d).

· Bacillariophyceae: berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni dengan bentuk


tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).

Reproduksi

 Xantophyceae
Secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang
dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot.
Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
Secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya
mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.

 Chrysophyceae
· Pada Chrysophyceae dilakukan secara vegetative dengan membelah secara
longitudinal dan fragmentasi, ada 2 macam yaitu:
1. Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri
dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
2. Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki
flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang
diketemukan pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae
dengan bentuk sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua
bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang
ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.

 Bacillariophyceae
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual.
Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka
dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian
yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel
lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap,
sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya.
Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang
berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum
tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan
sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot.
Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya.
Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan
reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.

Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:

1. Sebagai makanan ikan


2. Campuran semen
3. Bahan penyaring
4. Solasi penyuling gasoline dan glukosa
5. Sebagai bahan untuk pembuatan jalan
6. Indikator untuk menemukan minyak bumi
7. Bahan penggosok
8. Bahan pembuat isolasi
9. Penyekat dinamit
10. Bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat
11. Pernis
12. Piringan hitam
13. Berperan sebagai plankton

Kerugian:

1. Mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan kualitas air


2. Menimbulkan rasa bau dan tidak enak
3. Menurunkan PH
4. Menyebabkan warna dan kekeruhan
5. Dapat mengeluarkan lendir yang mengakibatkan waterbloom
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alga merah (Rhodophyta) adalah salah satu filum dari alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya dan organisme yang berkloroplas yang dapat
menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Dalam dunia tumbuhan
ganggang termasuk kedalam dunia tallophyta (tumbuhan talus) karena belum
dapat dibedakan akar, batang dan daun secara jelas. Ganggang bersifat autotrof
(dapat menusun makananya sendiri) dan hampir semua ganggang bersifat
eukariot.kebanyakan ganggang adalah organisme akuatik yang tumbuh dengan
baik ditempat gelap. Dan Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang
heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar atau jelli yang dimanfaatkan
antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum.
Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber
makanan. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan
fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan,
perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.
Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena
kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak
dibandingkan dengan klorofil. Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat
keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan golgi, dan
nukleus. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air
tawar dan di tanah yang lembab. Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara
generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Dan
vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan
pembentukan spora. Kelas-kelas yang termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga
hijau-kuning (Xanthophyceae), kelas alga coklat-keemasan (Chrysophyceae),
kelas diatom (Bacillariophyceae). Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan
penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan
alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina diah, dkk. Biologi 1. Penerbit esis, Jakarta, 2007.


www.wikipedia.com
www.geoglebooks.com
Pratiwi D.A,dkk. Buku Penuntun biologi SMA 1. Penerbit ERLANGGA, Jakarta,
2004.
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-alga-emas.html

http://www.sridianti.com/ciri-ciri-ganggang-merah-rhodophyta.html

http://www.materibiologi.com/ciri-alga-keemasan-contoh-alga-emas/

Anda mungkin juga menyukai