KELOMPOK 11
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Rhodophyta dan Chrysophyta ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak
Drs. Henhen Suherman., MP selaku Dosen mata kuliah Biologi Perairan UNPAD
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Rhodophyta dan Chrysophyta. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
..................................................................................................................................2
Daftar Isi
..................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
2.1 RHODOPHYTA......................................................................................................6
2.2 CHRYSOPHYTA..................................................................................................10
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................................18
Daftar Pustaka
................................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. RHODOPHYTA
Pengertian
Rhodophyta berasal dari bahasa yunani yaitu Rhodos yang berarti ‘merah’
dan Phyta yang berarti ‘tumbuhan’. Jadi, Rhodophyta adalah ganggang merah.
Alga merah atau rhodophita adalah salah satu filum dari alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Warna pada alga disebabkan oleh pigmen fikoeritin
dalam jumlah banyak di bandingkan klorofil, karoten dan santofil. Alga ini pada
umumnya bersifat banyak (multiselular) dan makropisnya. Panjangnya antara 10
cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas dan lembaran.
Ganggang merah (juga dikenal sebagai Rhodophyta) adalah salah satu
kelompok tertua ganggang eukariotik dan salah satu yang terbesar. Kelompok ini
terdiri dari sekitar 5.000 sampai 6.000 spesies kebanyakan multiselular, ganggang
laut, termasuk banyak rumput laut terkenal. Referensi lain menunjukkan sebanyak
10.000 spesies, jumlah yang lebih rinci menunjukkan sekitar 4.000 spesies dalam
sekitar 600 genera (3.738 laut spp pada 546 genus dan 10 ordo (plus
unclassifiable); 164 spp air tawar di 30 genera dalam 8 order).
Ganggang Merah adalah keturunan eukariotik yang berbeda, ditandai
dengan pigmen aksesori fotosintesis phycoerythrin (yang memberikan ganggang
warna), fikosianin, dan allophycocyanins diatur dalam phycobilisomes dan
dengan tidak adanya flagella dan sentriol. Mereka juga mengandung klorofil,
namun warna hijau tertutup oleh warna merah phycoerythrin. Beberapa ganggang
merah ekonomis penting bagi manusia sebagai penyedia makanan dan gel. Untuk
alasan ini, pertanian yang sangat luas dan panen alami ganggang merah terjadi di
berbagai wilayah di dunia.
Rhodophyta mempunyai satu kelas yaitu Rhodophyceae. Kelas ini
mempunyai 2 anak kelas, yaitu anak kelas Bungioidae dan anak kelas Plorideae
(Smith, 1955).
Ciri – ciri
6. Rhodophyta biasanya ditemukan dalam air laut lebih hangat dan lebih
lembut dan lebih kecil dari alga coklat (phaeophita)
Habitat
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan
banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang
banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria,
sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal.
Mereka mendominasi sepanjang daerah pesisir dan landas kontinental tropis,
subtropis, dan daerah air dingin.
Ekologi
Struktur sel
Dinding selnya terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan
menyerupai mikrofibril, sedangkan bagian luar berbentuk lapisan mucilaginous.
pada dinding selnya terdapat berbagai macam bahan selain selulosa, yaitu
polisakarida sulfat, agar dan karagenin. Pada alga pembentuk koral, dapat
mengumpulkan CaCO3 di dalam dinding selnya. Oleh karena hal tersebut jenis
alga ini berperan penting dalam proses pembentukan karang.
Struktur tubuh
Umumnya tubuh berwarna merah karena adanya protein fikobilin,terutama
fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-
kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari
sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin. Hasil
makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada
perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini umumnya
makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya
seperti lumut.
Tubuh ganggang ini juga berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga
yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk
cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid.
Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen
utama yang mengadakan fluoresensi.
Reproduksi
a) Keuntungan
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan
dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus
Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang
dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci
rambut. Alga merah lain sepertiGracilaria lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa
gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti
sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk
pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik misalnya Eucheuma
spinosum, selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media
pertumbuhan bakteri. Berwarna merah sampai ungu, kromotofora berbentuk
cakram atau sesuatu lembaran, sebagian hasil asimilasi terdapat sejenis
karbohidrat yang disebut tepung floride, hidupnya diair laut.
b) Kerugian
Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak
berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
B. CHRYSOPHYTA
Pengertian
Ciri - ciri
Habitat
Ekologi
Struktur sel
1. Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka
terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan
silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat
(ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan
membrannya menunjukkan kewujudan silica.
2. Isi Sel
a. Xantophyceae
Terdapat inti sel: berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti.
Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a
dan b, β karoten, xantofil.
b. Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a,
b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan
dinoxantin.
c. Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β
karotin, xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta
menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids
disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane
(CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit
dan kurang adanya perbedaan struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya
tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada
mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe
akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan
syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan
ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba,
memiliki 1 flagel.
Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi
uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang
atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan
tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous
mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau
mastigonema dalam dua baris.
6. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada
spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil
terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur,
mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang
berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi
adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan
yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
8. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang
mana berhubungan dengan pembungkus inti.
Struktur tubuh
Bentuk tubuh Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel
banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Pigmen
Chrysophyta berwarna keemasan, warna keemasan pada Chrysophyta disebabkan
oleh karoten dan xantofil. Di samping itu Chrysophyta mempunyai pigmen
fotosintesis termasuk klorofil dan karotenoid seperti fukoxantin dan
diadinoxantin. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan klorofil tersebut
tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran.
Susunan tubuh:
Reproduksi
Xantophyceae
Secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang
dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot.
Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
Secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya
mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.
Chrysophyceae
· Pada Chrysophyceae dilakukan secara vegetative dengan membelah secara
longitudinal dan fragmentasi, ada 2 macam yaitu:
1. Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri
dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
2. Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki
flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang
diketemukan pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae
dengan bentuk sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua
bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang
ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Bacillariophyceae
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual.
Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka
dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian
yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel
lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap,
sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya.
Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang
berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum
tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan
sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot.
Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya.
Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan
reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
Keuntungan:
Kerugian:
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-ganggang-merah-rhodophyta.html
http://www.materibiologi.com/ciri-alga-keemasan-contoh-alga-emas/