RHODOPHYTA
Disusun oleh :
Kelompok 10 Offering B 2017
A.Tipe Bifasik
Pada tipe Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan
karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis
hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan
meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit.
B. Tipe Trifasik
Pada tipe Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan
karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid
tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk
intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora
tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik. (Tim dosen UM,
2006)
Menurut Smith , divisi Rodophyta hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae
selanjutnya Rhodophyta dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florideae.
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang
beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat memperlihatkan
gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang disebut spermatium.
Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi antara lain
ganggang tanah Porpyridium cruentumdan ganggang laut Bangia artropurpurea.
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-
cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang,
lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium
menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak
dinamakan spermatozoid tetapi spermatium.Gametangium betina dinamakan
karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang
mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian
bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen.
Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya lalu
membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen.Dalam sel-sel ujung
benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu plastida dan
dinamakan karpospora.Karpospora itu mula-mula berkecambah menjadi suatu
protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan alat-alat generatif.
Peristiwa di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum moniliforme. Pada warga
Floridaea lainnya terdapat pergiliran antar 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada
Callithamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada pula
yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain
yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus
crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina
mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat
krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema
spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa
gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium
biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak
makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.
Zat agar dan karaginan yang ditemukan pada dinding sel Rhodophyta merupakan
senyawa pembentuk gel, dan digunakan dalam produk makanan dan penelitian ilmiah.
Karagenan merupakan bahan penting dalam pasta gigi dan banyak produk susu, seperti es
krim dan cokelat susu. Agar memiliki banyak aplikasi ilmiah dalam mikrobiologi,
bioteknologi, dan kriminologi, dan juga digunakan dalam kemasan daging kalengan. Salah
satu yang paling populer makanan rumput laut produk adalah rumput laut merah yang disebut
nori (Porfiria), yang digunakan dalam membungkus sushi dan masakan Jepang lainnya. Nori
ditanam di pertanian rumput laut komersial di pantai timur Amerika Utara dan di Asia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu devisi dari alga
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya
2. Ciri-ciri Rhodophyta adalah : mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak
dibandingkan klorofil, ada karotenoid, sedikit fikosianin, kebanyakan hidup di air laut,
Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip
glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang
terdapat pirenoid, dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan
pektin berlendir (sebelah luar), bentuk talus Reproduksi aseksual dengan spora, dan
seksual dengan cara oogami.
3. Habitat Rhodophyta adalah di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup
di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula
yang hidup di air payau.
4. Susunan tubuh Rhodophyta Pada umumnya adalah multiseluler, tersusun filament yang
bercabang-cabang bebas.
5. Sistem reproduksi Rhodophyta secara aseksual yaitu dengan pembentukan spora dan
secara seksual yaitu (oogami).
6. Divisi Rodophyta hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae selanjutnya
Rhodophyta dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florideae.
7. Peranan rhodophyta yaitu : bahan makanan dan kosmetik, dipakai dalam industri agar-
agar, sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan
bakteri, kuat dalam mengatasi terjangan ombak, juga menjadi bahan makanan bagi
manusia juga dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat
pencuci rambut.
3.2 Saran
Dalam sistem penulisan makalah ini, Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan masukan dari pembaca sangat kita
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi generasi penerus bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Bold. 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi :
Prentice Hall Of India.
Campbell, Neil A. 1992. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong.2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: UGM Press
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara.Jakarta: Djambatan.
Iryaningtyas. 2013. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Laila, Siti. 2009. Biologi Sains dalam Kehidupan. Jakarta: Yudhistira.
Lestari, Sri Endang. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rachmawati, Faridah, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Subandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung: Rosdakarya.
Tim Dosen. 2006. Buku Ajar Botani Tumbuhan Bertalus Alga. Malang: Universitas Negeri
Malang