Anda di halaman 1dari 5

MATERI PROTISTA RHODOPHYTA

 Short Information
 Istilah “Rhodophyta” berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti “merah”. Jadi,
Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae).
 Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya, sehingga
termasuk mikroalga modern
 Anggota Filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari
fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru). Selain dua pigmen tersebut,
Rhodophyta juga memiliki klorofil a dan b serta karotenoid.
 Fikoeritrin merupakan pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna
talus ganggang ini menjadi merah.
 tidak semua ganggang ini berwarna merah. Di laut dalam, ganggang ini mempunyai
warna ungu hampir hitam. Pada kedalaman sedang berwarna merah cerah, sedangkan
pada air yang sangat dangkal, berwarna agak kehijauan.
 Rhodophyta tumbuh pada bebatuan di daerah pasang hingga kedalaman mencapai 90
meter di bawah permukaan laut di mana gelombang cahaya tertentu dari sinar
matahari masih mampu mencapainya.
 Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
 Sebagian besar multiseluler (bersel banyak).
 Umumnya makroskopis (dapat dilihat dengan kasat mata) dengan panjang dapat
mencapai 1 meter.
 Satu-satunya alga yang tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya.
 Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
 Kloroplas mengandung pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis.
 Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung fluoride (sejenis karbohidrat),
floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Floridosid akan
bewarna kemerah-merahan jika ditambah dengan iodium.
 Bentuk talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
 Talus bewarna merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau kemerah-merahan.
 Tubuhnya diselimuti kalsium karbonat (CaCO3).
 Dinding sel terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam
tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat lendir.
 Memiliki pigmen klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin (biru) dan pigmen dominan
fikoeritrin (merah).
 Cuaca mempengaruhi ukuran Rhodophyta dikarenakan pada cuaca yang dingin
Rhodophyta akan berukuran besar, sedangkan pada cuaca tropis Rhodophyta akan
berukuran kecil
 Habitat Rhodophyta mulai dari zona litoral sampai pada kedalaman 40 meter
 Dinding sel bagian dalam terdiri dari selulosa, dan dinding sel bagian luar terdiri dari
mukopolisakarida antara lain yang mengandung agar-agar adalah Gracilaria dan
Gelidium, sedangkan yang mengandung karaginan adalah Hypnea dan Kappaphycus
 Rhodophyta dimanfaatkan sebagai obat, makanan, penyuplai bahan organik, dan
memperkuat karang.
 Ganggang merah dapat bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual
(generatif). Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk aplanospora, yaitu spora
nonmotil (tidak bergerak) dan berasal dari talus ganggang yang diploid.
 Perkembangbiakan seksual (generatif) terjadi secara oogami, dan pada beberapa jenis
mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Reproduksi secara generatif dilakukan
dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat gerak (spermatium)
dan ovum.
 Struktur morfologi Rhodophyta terdiri dari bentuk filamen, bercabang, berbentuk
bulu, dan seperti lembaran.

 Hakikat Rhydophyta
Istilah “Rhodophyta” berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti “merah”. Jadi,
Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum lainnya, Filum
ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota Filum ini
mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (pigmen
merah) dan fikosianin (pigmen biru). Selain dua pigmen tersebut, Rhodophyta juga
memiliki klorofil a dan b serta karotenoid.

Fikoeritrin merupakan pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna talus
ganggang ini menjadi merah. Meskipun demikian, tidak semua ganggang ini berwarna
merah. Di laut dalam, ganggang ini mempunyai warna ungu hampir hitam. Pada
kedalaman sedang berwarna merah cerah, sedangkan pada air yang sangat dangkal,
berwarna agak kehijauan.

 Ciri-Ciri/ Kareteristik
 Umumnya, Rhodophyta multiseluler, namun terdapat juga Rhodophyta yang
uniseluler.
 Alga merah multiseluler umumnya makroskopis dengan struktur tubuhnya
menyerupai tumbuhan (talus). Talus pada Rhodophyta berupa helaian atau seperti
tumbuhan atau pohon
 Tidak memiliki flagella dan sentriol, sehingga tidak dapat bergerak aktif
 Bersifat autotrof dan ada juga yang heterotroph
 Melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.
 Satu-satunya alga yang tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya.
 adangan makanan disimpan dalam bentuk tepung fluoride (sejenis karbohidrat),
floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Floridosid akan
bewarna kemerah-merahan jika ditambah dengan iodium.
 Dinding sel terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam
tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat lendir.
 Tubuhnya diselimuti kalsium karbonat (CaCO3).
 tidak semua ganggang ini berwarna merah. Di laut dalam, ganggang ini mempunyai
warna ungu hampir hitam. Pada kedalaman sedang berwarna merah cerah, sedangkan
pada air yang sangat dangkal, berwarna agak kehijauan.

 Struktur Tubuh Rhodophyta

 Tubuh rhodophyta pada umumnya berupa talus multiseluler, yang beberapa


spesies Rhodophyta memiliki bentuk tubuh yang berupa filamen atau benang
halus.
 Dinding selnya mengandung selulosa dan pektin yang berlendir Rhodophyta
menyimpan cadangan makanan dalam bentuk tepung yang biasa disebut floridean
starch
 Rhodophyta juga memiliki struktur tambahan seperti stolon, dan rizoid yang
membantu dalam penempelan dan penyerapan nutrisi.
 Kloroplas pada Rhodophyta memiliki pigmen tambahan yang disebut fikoeritrin
dan fikosianin, yang memberikan warna merah cerah pada alga ini.

 Habitat Rhodophyta
Rhodophyta umumnya hidup di perairan laut, tetapi ada juga beberapa spesies yang dapat
ditemukan di perairan tawar. Alga merah ini cenderung hidup di lingkungan yang kaya
akan nutrisi, seperti di sekitar terumbu karang atau di dekat muara sungai. Beberapa
spesies Rhodophyta juga dapat hidup di zona intertidal, di mana mereka terkena paparan
air laut saat pasang dan terendam saat surut
 Reproduksi Rhodophyta

 Siklus Perkembangbiakan Rhodophyta


Sporofit menghasilkan meiospora yang akan berkembang menjadi gametofit.
Gametofit membentuk spermatangia yang menghasilkan spermatia dan carpogonium
yang mengandung sel trichogen. Spermatia menempel pada ujung trichogen, terus
masuk ke dasar sel. Di sini terjadi peleburan antara inti sperma dan inti sel betina
membentuk zigot (goninoblast). Goninoblast adalah filamen yang terbentuk dari zigot
dan di ujung filamen terbentuk carposporangium.
Selanjutnya, di dalam carposporangium terbentuk carpospora. Carpospora
keluar dari carposporangium, untuk selanjutnya tumbuh menjadi sporofit
(Polysphonia baru). Dalam pertumbuhannya, Polysiphonia mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis), yaitu perkembangbiakan aseksual dan perkembangbiakan
seksual berlangsung secara bergantian
 Reproduksi Seksual (Generatif)
Perkembangbiakan seksual (generatif) terjadi secara oogami, dan pada beberapa jenis
mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Reproduksi secara generatif dilakukan
dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat gerak (spermatium)
dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk dalam spermatangium, sedangkan gamet
betina dibentuk dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan tumbuh
menjadi ganggang merah yag diploid.
 Reproduksi Aseksual (Vegetatif)
Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk aplanospora, yaitu spora nonmotil
(tidak bergerak) dan berasal dari talus ganggang yang diploid. Selanjutnya, spora
tersebut akan tumbuh menjadi ganggang merah baru. Pada Rhodophyta,
perkembangbiakan aseksual secara fragmentasi jarang terjadi.
 Klasifikasi Rhodophyta
 Kelas Bangidae (protofloroda)
 Ordo Ceramiales
 Ordo Gelidales
 Ordo Gigartinales
 Ordo Nemaliales
 Ordo Cryptonemiales
 Kelas Floridae
 Ordo Bangidales
 Ordo Porphyridales

 Peranan Rhodophyta
 Eucheuma spinosum, banyak dibudidayakan karena menghasilkan agar, banyak
terdapat di perairan Indonesia.
 Chondrus crispus dan Gigartina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan
untuk bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.
 Alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya yang menjadikan alga
koral memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang
 Eycheuma spinosum sebagai bahan Makanan dan Kosmetik
 Rhodophyta dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra), sumber
makanan (Rhodymenia Palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil
karagenan (pengental es krim

Anda mungkin juga menyukai