Anda di halaman 1dari 3

GLIOKSISOM

 Fakta tentang Glioksisom


1. Glioksisiom, adalah organel khusus yang ditemukan dalam sel tumbuhan,
terutama di kotiledon benih yang berkecambah.
2. Glioksisom pertama kali diidentifikasi oleh CB van Niel pada tahun 1949.
3. Glioksisom memiliki struktur yang mirip dengan peroksisom, dengan membran
tunggal dan matriks yang mengandung enzim untuk berbagai reaksi metabolisme.
4. Fungsi utama glioksisom adalah mengubah lemak yang disimpan menjadi
karbohidrat untuk digunakan sebagai energi selama perkecambahan biji.
5. Enzim dalam glioksisom terlibat dalam siklus glioksilat, yang merupakan bentuk
khusus dari siklus asam sitrat yang melewati dua langkah dan memungkinkan
konversi asetil-KoA menjadi karbohidrat.
6. Siklus glioksilat sangat penting untuk kelangsungan hidup tanaman selama
perkecambahan biji, ketika bibit yang sedang berkembang tidak memiliki
kemampuan fotosintesis.
7. Glioksisom juga dapat berperan dalam metabolisme senyawa lain, seperti purin
dan senyawa aromatik.
8. Glioksisom dapat mengalami peristiwa fisi dan fusi, memungkinkan mereka
mengubah ukuran dan jumlahnya sebagai respons terhadap kebutuhan seluler
9. Glioksisom terbentuk secara de novo selama perkecambahan, bukan diwarisi dari
induknya sel.
10. Enzim dalam glioksisom dikodekan oleh gen spesifik yang diekspresikan selama
perkecambahan biji.
11. Glioksisom dapat berinteraksi dengan organel lain, termasuk peroksisom dan
mitokondria.
12. Glioksisom penting untuk biosintesis senyawa penyimpanan, seperti pati dan
protein.
13. Glioksisom berperan dalam pengaturan metabolisme energi seluler selama
perkembangan tanaman.
14. Gangguan glioksisomal tidak didokumentasikan dengan baik, tetapi mutasi pada
gen yang menyandikan enzim glioksisomal dapat memengaruhi perkecambahan
biji dan perkembangan awal tanaman.
15. Siklus glioksilat telah dipelajari secara ekstensif untuk penerapan potensinya
dalam produksi biofuel.
16. Siklus glioksilat juga sedang dipelajari untuk peran potensialnya dalam
pengembangan tanaman toleran kekeringan.
17. Studi tentang glioksisom telah berkontribusi pada pemahaman kita tentang evolusi
organel dan keragaman jalur metabolisme dalam organisme hidup.
18. Glyoxysomes adalah topik penelitian yang sedang berlangsung, dengan para
ilmuwan bekerja untuk memahami peran kompleks mereka dalam metabolisme
dan perkembangan tumbuhan.
19. Studi tentang glioksisom juga berkontribusi pada pemahaman kita tentang
diferensiasi seluler dan regulasinya ekspresi gen.
20. Studi tentang glioksisom memiliki aplikasi praktis di bidang pertanian dan
bioteknologi, termasuk pengembangan varietas tanaman baru dan produksi biofuel
berkelanjutan.
21.

PEMBENTUKAN LISOSOM

1. Endositosis dan Dinamika Membran:


 Sel terus-menerus mendaur ulang komponen-komponennya, seringkali dengan
membungkusnya di dalam bagian membran. Khususnya, selama
makropinositosis, suatu subtipe endositosis, segmen membran plasma
terjepit membentuk vesikel. Vesikel ini kemudian bergabung dengan
organel intraseluler tertentu. Tanpa mekanisme pengisian ulang, membran
plasma akan semakin berkurang. Lisosom diyakini merupakan bagian
integral dari pertukaran membran ini, berasal dari endosom melalui proses
pematangan.
2. Sintesis Protein Lisosom:
 Asal usul protein lisosom memberikan wawasan tentang pemeliharaan
lisosom. Gen yang mengkode protein lisosom menjalani transkripsi di
dalam nukleus, suatu proses yang diatur oleh faktor transkripsi EB (TFEB).
Transkrip mRNA yang dihasilkan bermigrasi ke sitosol, tempat ribosom
menerjemahkannya. Rantai peptida yang muncul ini kemudian ditranslokasi
ke retikulum endoplasma kasar (ER) untuk dimodifikasi. Setelah keluar dari
RE, protein-protein ini, yang dikemas dalam vesikel berlapis COPII,
diarahkan ke aparatus Golgi. Di sini, mereka menerima label lisosom
tertentu, mannose 6-fosfat. Tag ini memfasilitasi pengikatannya dengan
reseptor mannose 6-fosfat di Golgi, memastikan pengemasan yang benar ke
dalam vesikel yang ditujukan untuk jalur lisosom.
3. Pematangan dan Penggabungan:
 Pasca-Golgi, vesikel yang sarat dengan enzim lisosom bergabung dengan
endosom akhir, organel yang dicirikan oleh lingkungannya yang agak asam
(pH ~5.5). Keasaman ini mendorong pelepasan enzim lisosom dari reseptor
manosa 6-fosfat. Selanjutnya, enzim-enzim ini dipecah menjadi vesikel
untuk diangkut ke lisosom yang sudah ada sebelumnya. Seiring waktu,
endosom akhir itu sendiri dapat berevolusi menjadi lisosom matang.
Pematangan ini dibuktikan dengan berpindahnya komponen membran
endosom antara lisosom dan endosom.

Anda mungkin juga menyukai