Lisosom ditemukan oleh de Duve dkk., pada awal tahun 1950 setelah mempelajari distribusi
beberapa jenis enzim yang terlibat di dalam metabolisme karbohidrat. Salah satu enzim yang
terlibat di dalam metabolisme karbohidrat. Salah satu enzim yang dipelajari adalah fosfatase
asam yang memecah gugus fosfat pada beberapa fosfat yang mengandung ester fosfat.
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang
berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
Lisosom berisi enzim yang dapat memecahkan (mencerna) polisakarida, lipid, fosfolipid, asam
nukleat, dan protein. Enzim itu dinamakan lisozim. Lisosom berperan penting dalam pencernaan
intra sel,contohnya pada protozoa atau sel darah putih, juga dalam autofagus. Contoh nya pada
amoeba dan banyak protista lain makan dengan jalan menelan organisme atau partikel makanan
lain yang lebih kecil, suatu proses yang disebut fagositosis (berasal dari bahasa Yunani, phagein
yang berarti “memakan” dan kytos yang berarti wadah. Wadah disini yang dimaksud adalah sel).
Sebagian sel manusia juga melakukan fagositosis, diantaranya adalah makrofage, sel membantu
mempertahankan tubuh dengan merusak bakteri dan penyerang lainnya.
Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja. Lisosom merupakan struktur agak bulat yang
dibatasi membran tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Lisosom berperan aktif
melakukan fungsi imunitas. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah
polisakarida, lipid, fosfolipid, dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel,
misalnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom juga berperan penting dalam matinya sel-
sel. Lisosom banyak terdapat pada sel-sel darah terutama leukosit, limfosit, dan monosit. Di
dalam sel-sel tersebut lisosom berperan mensintesis enzim-enzim hidrolitik untuk mencernakan
bakteri-bakteri patogen yang menyerang tubuh. Agar dapat memahami struktur lisosom. Lisosom
membantu menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan dengan yang baru yang
disebut dengan autofagus. Contohnya lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Ekor
kecebong secara bertahap akan diserap dan mati. Hasil penghancurannya digunakan
untuk pertumbuhan sel-sel baru bagi katak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Begitu pula
selaput antara jari-jari tangan dan kaki manusia ketika berujud embrio akan hilang setelah
embrio tersebut lahir.
Lisosom adalah vesikula yang berbatas membran dimana di dalamnya terkandung enzim-enzim
hidrolase. Suatu organel dapat didefinisikan sebagai lisosom bilamana memenuhi beberapa
kriteria, yaitu:
Lisosom dibatasi oleh membran tunggal dan di dalamnya terkandung kurang lebih 40 jenis
enzim yang semuanya adalah enzim hidrolase seperti protease, nuklease,glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, dan sulfatase. Enzim- enzim hidrolase bekerja dengan baik pada pH
kurang lebih 5. Untuk mempertahankan pH tersebut, maka secara terus menerus terjadi
pemompaanion hidrogen ke dalam lumen lisosom dengan melibatkan hidrolisis ATP sebagai
sumber energi. Lisosom memiliki protein maker yang disebut sebagai “Docking-marker
acceptor”. Dengan demikian, lisosom akan dapat berfusi dengan vesikula-vesikula target dengan
tepat. Beberapa molekul sederhana dapat menembus membran lisosom, misalnya quinakrin.
Quinakrin dapat meningkatkan pH di dalam lisosom jika diberikan ke dalam sel. Quinakrin
digunakan di laboratorium sebagai inhibitor fungsi lisosom. Lisosom memiliki fungi pencernaan
intra sel yang sangat luasmeliputi pencernaan bahan-bahan intra dan ekstra sel, mikroorganisme
yang telah difagositosis dan program kematian sel selama organogenesis.
1. Pembentukan Lisosom
Asal dan pembentukan lisosom telah dipelajari dengan sangat intensif. Dari berbagai hasil
temuan, ada dua pendapat yang berkenaan dengan asal dan pembentukan lisosom, yaitu:
1. Berbagai bukti telah ditemukan bahwa protein-protein hidrolitik dibentuk oleh ribosom yang
terdapat pada retikulum endoplasma. Dari retikulum endoplasma kasar, selanjutnya protein
tersebut ditranslokasikan menuju permukaan pembentukan badan golgi untuk diproses lebih
lanjut. Setelah itu, protein-protein hidrolitik dikemas dan dibungkus dalam bentuk vesikula-
vesikula untuk selanjutnya dilepaskan sebagai lisosom primer.
2. Protein-protein hidrolitik dibentuk pada ribosom yang terdapat pada reticulum endoplasma
kasar, selanjutnya ia dilepaskan dalam bentuk vesikula menuju daerah GERL (Golgi associated
Endoplasmic Reticulum giving rise to Lisosom) yang berdekatan dengan daerah permukaan
matang badan golgi. Dari GERL, selanjutnya dilepaskan vesiula-vesikula yang disebut lisosom
primer .
Lisosom yang pertama dibentuk oleh sel dan belum terlibat dalam aktivitas pencernaan sel
disebut lisosom primer. Sedangkan lisosom sekunder adalah lisosom yang merupakan hasil fusi
berulang antara lisosom primer dengan berbagai substrat yang berbatas membran (Albert et al.,
1983). Dengan demikian, lisosom sekunder telah terlibat dalam aktivitas pencernaan sel dan di
dalam lumennya terdapat substrat dan enzim-enzim hidrolitik. Lisosom sekunder memiliki dua
fungsi yang berbeda, yaitu:
1. Heterolisosom, yaitu bila substrat yang dicerna berasal dari luar sel. Dengan demikian,
heterolisosom dibentuk dari hasil fusi antara lisosom primer dengan fagosom atau endosom.
Heterolisosom sering disebut sebagai vakuola pencerna. Albert et al. (1983) membagi
heterolisosom menjadi dua tipe, yaitu:
· Vakuola pencerna, yaitu hasil fusi antara fagosom (partikelpartikel yang difagositosis seperti
bakteri) dengan lisosom primer.
· Badan-badan multivesikula, yaitu hasil fusi antara beberapa endosom (substrat yang masuk
secara endositosis dan bukan dalam bentuk partikel) dengan lisosom primer. Dengan demikian,
badan-badan multivesikula merupakan kantung-kantung berbatas membran dimana di dalamnya
mengandung banyak vesikulavesikula kecil dengan diameter berkisar 50 nm.
2. Vakuola autofagi atau autolisosom, yaitu lisosom yang mengandung dan mungkin mencerna
substrat-substrat intraseluler yang berbatas membran (sitosegresom), misalnya organel-organel
intraseluler seperti mitokondria. Autolisosom dibentuk dari hasil fusi antara sitosegresom dengan
lisosom primer.
Gambar 7.5. Pembentukan dan fungsi lisosom pada heterofagi dan autofagi
Di dalam sel, sesungguhnya terdapat kerjasama yang erat antara heterolisosom dengan
autolisosom. Selama heterofagi berlangsung, proteinprotein ditempatkan di dalam vesikula-
vesikula endosom, kemudian berfusi dengan lisosom primer dan selanjutnya mengalami
hidrolisis. Selama autofagi, sitosegresom berfusi dengan lisosom primer membentuk autolisosom
dan memasuki siklus pencernaan intrasel (gambar 7.6)
Tergantung pada keadaan fisiologisnya, vakuola pencerna atau vakuola autofagi pada akhirnya
mengalami satu dari tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu :
3. Menghidrolisis kandungannya secara sempurna untuk dapat berdifusi dan selanjutnya siap
untuk siklus aktivitas yang baru.
1. Sitosegresom dibentuk dari suatu membran sisterna yang melingkupi mitokondria secara
sempurna dan selanjutnya diikuti dengan berdegenerasinya membran dalam;
2. Sitosegresom dibentuk dari suatu membran yang melingkupi mitokondria secara sempurna;.
3. Sitosegresom dibentuk dari vesikula endosom yang melingkupi mitokondria secara sempurna
yang selanjutnya diikuti dengan berdegenerasinya membran dalam;
Bentuk akhir heteroslisosom dan autolisoson disebut telolisosom atau postlisosom atau badan
residu. Bahan-bahan yang terkandung di dalam telolisosom sewaktu-waktu dapat dilepaskan.
Proses pelepasannya dinamakan defekasi seluler. Bahan-bahan yang telah dicerna di dalam
lisosom dapat kembali dilepaskan ke dalam sitoplasma dan selanjutnya terlibat di dalam proses
katabolisme atau anabolisme.
Gambar 7.9. Perbedaan bentuk lisosom (a) vakuola autofagi yang mengandung mitokondria dan
mikrobodi, (b) badan residu pada
Hasil pengamatan mikroskop electron menujukan bahwa bentuk dan ukuran lisosom sangat
bervariasi. Meski demikian lisosom tetap dapat diintenfikasi sebagai salah satu organela sel
.Lisosom di tinjau dari segi fisiologis terdiri dari dua katagori yaitu lisosom primer yang hanya
berisi enzim – enzim hidrolase terdapat satu lisosom sekunder yang selain berisi enzim hidrolase
juga terdapat substrat yang sedang dicerna terdapat 4 macam yaitu :
( 3) Badan Residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna
Lisosom merupakan vesikula berbatas membran tunggal, dimana di dalamnya terdapat enzim-
enzim proteolitik. Membran lisosom mengandung karbohidrat netral, hexoamina, dan asan N-
asetilmuramat yang lebih banyak dibandingkan dengan membran plasma. Pengamatan dengan
mikroskop elektron menunjukkan bahwa membran lisosom memiliki membran dengan tebal 9
nm, lebih tebal dari membran mitokondria. Membran lisosom memiliki kemampuan untuk
berfusi secara selektif dengan membran sel yang lain, seperti fusi yang terjadi antara membran
lisosom dengan fagosom atau endosom selama pencernaan intra sel. Demikian pula antara
lisosom dengan membran plasma selama berlangsungnya sekresi sel.
Salah satu ciri lisosom adalah adanya kandungan berbagai enzim hidrolase seperti fosfatase,
nuklease, hidrolase, protease, dan enzim-enzim untuk perombak lipida (tabel 7.1).
Tabel 7.1 Beberapa jenis enzim lisosom (Sheeler & Bianchi, 1983)
Hidrolase
-
Galaktosidase
Jenis Enzim Substrat Asal Lisosom
- Galaktosidase Jaringan hewan, tumbuhan
Fosfolipase
1. Fungsi Lisosom
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak
beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang
digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di
endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam
endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga
terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti
organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar
menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi
dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom
lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio
manusia.
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme
seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan
enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna oleh lisosom dapat
berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari luar sel masuk ke dalam
sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra sel selalu terjadi di dalam
lisosom, enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam lisosom sehinggan pencernaan
berlangsung optimal. Akan tetapi, jika membran lisosom pecah, maka enzim hidrolitik pada
lisosom akan keluar dan mencerna sel itu sendiri,selain itu perombakan organel sel yang telah
tua ,proses metamoifosis pada katak, misalnya menyusutnya ekor pada berudu karena dicerna
oleh enzim katepsin di dalam lisosom..pemulihan ukuran uterus setelah kehamilan, proses
fertiliasi, dimana bagian kepala sperma yang dinamakan akrosom,mengandung enzim
hialuronidase untuk mencerna zona pelusida pada sel telur.
Share this: