Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Lisosom,Peroksisom,Glioksisom,Sitoskleton,Cillia,Flagela”

Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler

DOSEN PENGAMPU : SRI WAHYUNI M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Ruth Anjelin Hutagalung


2. Pikri
3. Muhammad Imam Sai

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN VOKASI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2023
1. LISOSOM
Lisosom merupakan organel sel berbentuk kantung yang diselubungi oleh membran
tunggal. Lisosom memiliki enzim-enzim hidrolitik yang digunakan oleh sel hewan untuk
mencerna makanan menjadi makromolekul.
Mengutip buku Biologi Sel oleh Rahmadina dan Husnarika, organel sel ini ditemukan
pada tahun 1950 oleh Christian de Duve. Lisosom terdapat di sel eukariotik, dengan
bentuk yang agak bulat berdiameter 1,5 µm dan dibatasi oleh membran tunggal. Namun
terkadang ditemukan juga lisosom dengan ukuran yang sangat kecil.
RE kasar menciptakan enzim hidrolitik dan membran lisosom yang kemudian akan
ditransfer ke badan golgi untuk diproses kembali. Badan golgi akan menghasilkan
lisosom yang mengandung banyak protein di dalamnya

Karakteristik lisosom

Di antara ciri-ciri khusus utama lisosom adalah:

 Mereka terkait dengan generasi senyawa.


 Fungsi utamanya adalah pencernaan.
 Mereka memiliki membran tunggal.
 Membran yang menutupi lisosom mencegah enzim menyebar melalui sitoplasma
dan menghancurkan sel.
 Mereka ditemukan di sitoplasma sel.
 Mereka tidak beraturan dan dengan berbagai aspek dan ukuran, antara 0,1 dan
1,2 cm.
 Ketika tidak aktif mereka memiliki penampilan granular dan ketika diaktifkan
mereka menyerupai vesikel, mengubah ukurannya.
 Mereka dapat mengandung hingga empat puluh enzim hidrolitik.
 Mereka memiliki PH asam 4,6 hingga 5,0.

Fungsi Lisosom

Lisosom memiliki beberapa fungsi yang dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok,


yaitu:

a) Mencerna zat-zat makanan. Pada kategori ini, lisosom bekerja menghancurkan


zat-zat makanan asing yang masuk/berada di dalam sitoplasma.
b) Autofagi, yaitu penguraian atau degradasi terhadap bagian sel yang sudah tidak
berfungsi.
c) Autolisis, yaitu menghancurkan sel sendiri.

Beberapa fungsi lisosom, di antaranya:

a) Lisosom berfungsi menghancurkan diri sendiri dengan melepaskan semua


enzim yang ada pada lisosom.
b) Mencerna zat-zat makanan asing hasil fagositosis (berbentuk padat) dan
pinositosis (berbentuk cairan)
c) Mencerna makanan cadangan
d) Menghancurkan organel sel yang sudah tua atau yang sudah rusak sehingga
tidak dapat bekerja lagi
e) Menghancurkan benda yang terdapat di luar sel
f) Menghancurkan zat asing
g) Gangguan Pada Lisosom

Gangguan yang terjadi pada lisosom biasa disebut dengan gangguan


penyimpanan lisosom atau lysosomal storage disorder (LSD). LSD adalah penyakit
genetik yang dapat mengurangi satu atau lebih enzim hidrolase pada lisosom. LSD
dapat mengganggu fungsi kerja enzim pada lisosom yang akan berakibat
penumpukan partikel yang tidak dapat dicerna.

LSD disebabkan oleh:

1) Kekurangan enzim aktivator.


2) Kekurangan substrat protein aktivator.
3) Kekurangan transport protein untuk mengangkut hasil pencernaan dari
lisosom.
4) Adanya kelainan pada proses post-translational protein enzim.

LSD dikategorikan berdasarkan jenis substrat yang mengalami penumpukan.


Berikut pengelompokannya:

a) Kerusakan metabolisme glikosaminoglikans (Mukopolisakaridosis)


b) Kerusakan degradasi glikan dari glikoprotein
c) Kerusakan degradasi glikogen
d) Kerusakan degradasi komponen sphingolipid
e) Kerusakan degradasi polipeptida
f) Kerusakan degradasi transport kolesterol, kolesterol ester, atau kompleks
lipid lainnya
g) Defisiensi multipel enzim lisosom
h) Kerusakan transpor dan pertukaran

2. PEROKSISOM

Peroksisom merupakan salah satu tipe badan mikro atau mikrobodi


pada sel tumbuhan. Peroksisom mengandung enzim yang menyalurkan
hidrogen dari berbagai substrat ke oksigen dan menghasilkan hidrogen
peroksida sebagai produk samping. Selanjutnya, peroksida diuraikan oleh
katalase menjadi H2 dan O2. Peroksisom juga berhubungan erat dengan
mitokondria, retikulum endoplasma dan kloropas.

Ciri-ciri Peroksisom
Peroksisom memanfaatkan O2 dan H2O2 untuk melakukan reaksi
oksidatif. Adapun salah satu peran penting oksidatif yang dilakukan
peroksisom yaitu memecah berbagai molekul asam lemak yang disebut dengan
beta-oksidasi.
Teori model klasik mengungkapkan bahwa protein peroksisom dapat
disintesis karena didukung dengan ribosom yang menempel endoplasmic
reticulum. Selanjutnya, protein periksisomal akan masuk ke sistenae dan
membentuk kantung.Sementara itu, teori kedua mengungkapkan bahwa
protein peroksisomal disintesis karena dibantu oleh ribosom bebas.
Selanjutnya, protein peroksisomal dibebaskan menuju sitoplasma dan
berkembang menjadi peroksisom.
Bisa dibilang, peroksisom merupakan organel yang cukup beragam.
Hal ini bergantung pada spesies studi dan jenis selnya. Mereka mampu
memodifikasi komposisi enzimatik interior. Peroksisom juga dapat berubah
sesuai dengan lingkungan tempat mereka terpapar. Contohnya, peroksisom
akan mengecil jika dalam ragi terdapat karbohidrat. Namun, saat peroksisom
tumbuh di lingkungan yang banyak metanolnya, maka ia akan lebih besar.

Adapun fungsi peroksisom dalam sel tumbuhan di antaranya sebagai berikut:

 Berkontribusi dalam penyerapan cahaya


 Pengubahan purin dalam sel
 Berperan dalam memecah asam lemak menjadi molekul yang kecil
 Membantu proses respirasi
 Pengubahan lemak menjadi karbohidrat
 Penghasil enzim oksidase dan katalase

3. Glioksisom

Glioksisom merupakan organel yang bermembran tunggal yang di dalamnya


mengandung matriks yang bergranular. Letak glioksisom biasanya berdekatan
dengan mitokondria. Organel ini mudah dikenali dari organel lain karena adanya
enzim katalase. Enzim ini dapat dilihat dengan mikroskop elektron bila
diperlakukan dengan pengecatan 3,5’-diaminobenzidine (DAB). Hasilnya tidak
tembus elektron, dan tampak sebagai daerah gelap bila sel mengandung enzim
katalase (Sumadi, 2007).

Adapun fungsi dari glioksisom adalah sebagai berikut:

a) Organel ini memiliki fungsi untuk mengubah asam lemak menjadi


menjadi glukosa/ gula dan juga sebagai energi untuk pembentukan biji.
b) Mengontrol dan mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap
khusus penyimpanan lemak.
c) Menyalurkan produk terhadap sintesis senyawa karbon banyak atau
karbohidrat.
d) Mereka sangat penting selama pertumbuhan karena mereka membantu
sintesis dinding sel baru.
e) Sebagai tempat metabolisme asam lemak.
f) Tempat terjadinya siklus glioksilat

B. Mekanisme Hasil Metabolisme Glioksisom


1. Jalur Glikolat atau Fotorespirasi
Glioksisom berperan sangat penting dalam fungsi fotorespirasi. Pada hari yang
cerah dan terik, stomata pada daun dapat menutup untuk menghemat air. Masalah
pada daun adalah bagaimana untuk membuang glikolat. Masalah ini ditangani
oleh glioksisom yang memiliki mesin enzimatik untuk memetabolisme glikolat
yang dihasilkan oleh kloroplas dan dikembalikan ke organel sebagai gliserat yang
kemudian dapat dipergunakan dalam produksi gula heksosa

4. SITOSKELETON

adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma dalam sel.

Struktur Sitoskeleton Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut
yang berbeda, yaitu: mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediet.

1) Mikrofilamen atau filamen aktin

Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri
dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm. Karena
kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen
utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan
dalam pergerakan sel k. dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa
berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase
(banyak disimpan dalam sel-sel hati).

2) Mikrotubulus

Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk


mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain
benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna dalam
pembentukansentriol, flagela dan silia.
Sentriol berbentuk silindris dan disusun oleh mikrotubulus yang sangat teratur. Pada
saat membelah, sentriol akan membentuk benang-benang gelendong inti. Silia dan
flagella merupakan tonjolan yang dapat bergerak bebas dan dijulurkan.

3) Filamen intermediet

Filamen intermediet adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang
saling melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Disebut filamen intermediet atau
filamen antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen.
Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel
tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit tersusun oleh protein keratin.

Fungsi Sitoskeleton

 Memberi kekuatan mekanik pada sel


 Sebagai kerangka sel 
 Membantu dalam gereakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang alin.
5. CILLIA

Silia adalah struktur sitoplasma yang melekat pada membran plasma sel, yang
disebabkan oleh perpanjangan sentriol, dibentuk oleh protein motorik (dynein) yang
membentuk seperangkat mikrotubulus

Silia terbuat dari mikrotubulus yang dilapisi membran plasma. Mikrotubulus


adalah batang berlubang kecil yang terbuat dari protein tubulin. Setiap silia berisi
sembilan pasang mikrotubulus yang membentuk bagian luar cincin, dan dua
mikrotubulus pusat.

Struktur ini dikenal sebagai aksonema, dan susunannya sebagai ‘9 + 2’,


sebuah susunan di mana-mana dalam silia motil. Mikrotubulus disatukan oleh protein-
protein penghubung silang. Di antara sembilan pasangan terluar adalah protein
motorik yang disebut dinein.

Silia menempel pada sel di badan basal. Badan basal terdiri dari mikrotubulus
yang disusun sebagai sembilan kembar tiga. Si kembar tiga dibentuk sebagai doublet
dari silia bergabung dengan mikrotubulus tambahan dari sel. Dua mikrotubulus
sentral berakhir sebelum memasuki tubuh basal.

Protein motorik (dinein) adalah molekul fleksibel besar yang memungkinkan


silia menjadi motil. Protein menghidrolisis ATP untuk energi. Ketika protein
diaktifkan, mereka mengalami perubahan konformasi yang memungkinkan untuk
pergerakan kompleks.

Molekul dinein pada dasarnya merangkak sepanjang mikrotubulus, menarik


doublet tetangga ke atas dan menempelkannya lebih jauh ke bawah. Karena doublet
terikat satu sama lain melalui protein cross-linking, mereka hanya dapat meluncur
jarak pendek satu sama lain. Gerakan ini menyebabkan lentur pada silia.

Silia adalah struktur yang sangat kecil – berukuran sekitar 0,25 μm dengan
diameter dan panjang hingga 20 μm. Saat ini mereka ditemukan dalam jumlah besar
di permukaan sel. Silia bertindak seperti dayung, berdetak bolak-balik untuk
menciptakan gerakan.

Fungsi silia
Silia memainkan peran penting dalam pergerakan. Ini bisa termasuk
pergerakan sel itu sendiri, atau dari zat dan benda lain melewati sel. Dalam beberapa
organisme yang dikenal sebagai ciliata, silia bertanggung jawab untuk pergerakan
organisme secara keseluruhan.
Misalnya, dalam Paramesium protista uniseluler, silia menutupi permukaan
organisme dan bertanggung jawab untuk pergerakan serta makan. Selain menutupi
bagian luar organisme, silia juga melapisi alur oral, memindahkan makanan ke
“mulut” organisme.
Silia dapat membantu menghilangkan kontaminan dari organ atau jaringan
dengan membantu memindahkan cairan ke sel. Lapisan nasofaring dan trakea ditutupi
oleh silia. Sel-sel epitel bersilia ini mengeluarkan lendir, bakteri, dan puing-puing
lainnya dari paru-paru. Contoh lain adalah lapisan tuba falopi. Silia di sini
bertanggung jawab untuk membantu pembuahan dengan pergerakan telur menuju
rahim.
Kinocil ia adalah jenis khusus dari silia yang ditemukan pada ujung
apikal sel rambut vertebrata. Seiring dengan stereocilia, koleksi filamen aktin non-
motil terkait dengan silia, mereka terlibat dalam pendengaran dan keseimbangan
(mechanoreception).

6. FLAGELA

adalah alat gerak berbentuk cambuk pada sejumlah organisme bersel satu.
Suatu individu dapat memiliki satu atau lebih flagella.

CIRI - CIRI FLAGELLATA


Flagellata termasuk salah satu jenis protozoa. Flagellata mempunyai beberapa
karakteristik khas yang berbeda dengan protozoa lain.

Ciri-ciri Flagellata pada umumnya yakni:


 Bergerak dengan menggunakan bulu cambuk (flagel),
 Hidupnya ada yang soliter ada yang berkoloni,
 Morfogenesis (bentuk tubuh) bersifat polimorfik (menyerupai berbagai bentuk
morfologi). Jadi, ada yang lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan aneka
bentuk lainnya, ada yang mempunyai mitokondria dan ada yang tidak,
 Tubuhnya dilindungi selaput fleksibel yang disebut dengan pelicle, sedangkan
bagian luarnya dilapisi oleh selaput plasma, mempunyai tubuh yang tetap
meski tidak punya rangka luar, bersifat mikroskopis atau tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang,
 Sistem reproduksi dilakukan dengan cara aseksual yaitu dengan pembelahan
biner arah membujur, mendapatkan nutrisinya dengan holozoik, holofilik,
maupun saprofitik.
 Holozoik berarti Flagellata tersebut memperoleh nutrisi dengan memakan
organisme lain yang berukuran lebih kecil. Holofilik berarti Flagellata
memperoleh makanan dengan mensintesis makanannya sendiri dari organisme
yang telah mati, sedangkan saprofitik adalah sifat parasit Flagellata yang
dilakukam dengan menempel pada inangnya untuk mendapat makanan.
 Habitatnya di air tawar dan air laut,
 Hidup secara parasit atau secara simbiosis mutualisme.
DAFTAR PUSTAKA

https://apacontoh.com/lisosom/index.html

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Flagela

Marianti, Aditya dan Sumadi. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta. Graha Ilmu
Lumowa, Sonja V. T. 2015. Biologi Sel. Malang. UMM Press

Anda mungkin juga menyukai