Anda di halaman 1dari 13

Asisten Dosen : Jumawita

Genetika
Alel Ganda

Disusun Oleh:
Nama : Danil Alpito
Nim : 2084205024
Kelompok : 2 (Dua)
Anggota : Aspirendi (2084205009)
Dewi Citra Hasibuan (2084205015)
Nanda Putri Isabell (2084205011)
Olivia Angelina Tumanggor (2084205007)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bila seorang pengajar mengatakan kata alel, yang terbayang dibenak kita adalah
sepasang gen yang terdiri dari dua anggota yang masing-masing terletak pada lokus
(tempat) yang sama dalam pasangan kromosom yang homolog.

Belum banyak yang mengetahui bahwa dalam alel itu ada yang disebut sebagai alel
ganda beserta contoh dan komponen-komponen yang terdapat didalamnya. Contoh
sederhananya adalah darah yang memberikan peranan amat penting untuk kehidupan suatu
organisme.

Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang
ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang ditemukan oleh
Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan oleh Landsteiner bersama
Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alel ganda. Untuk golongan darah tipe ABO
misalnya, dikenal alel ganda IAIB dan I, harus dipahami tentang pengertian tentang
antigen, zat anti (antibodi) dan aglutinasi.

Masyarakat luas sudah tidak asing lagi dengan kata golongan darah atau transfusi
darah atau bahkan tak heran dengan berbagai variasi warna bulu pada kelinci. Namun
pengetahuan mereka hanya sebatas itu tanpa mengetahui apa hubungannya dengan alel
ganda yang terdapat pada gen.

Gen ganda adalah suatu seri gen yang menentukan pewarisan secara kuantitatif.
Beberapa sifat pada manusia, hewan maupun tumbuhan seringkali ditentukan oleh adanya
gen ganda. Misalnya tinggi badan, pigmentasi kulit, panjang tongkol jagung dan
sebagainya.
Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada manusia melainkan pada hewan dan
tumbuhan pun alel ganda itu ada. Tetapi ada perbedaan antara alel ganda pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Maka dari itu, penting bagi kami untuk menyusun makalah ini
mengenai alel ganda.

1.2 Tujuan Pratikum

Setelah melaksanakan pratikum, mahasiswa diharapkan dapat:


Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda
dan mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri.
BAB 2
LANDASAN TEORI

Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-beda satu
sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat seperti salah satu
dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel tersebut menunjukkan
dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam situasi semacam itu, fenotip
heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat dibedakan (Campbell, 2010: 265).

Secara umum, gen yang memiliki dua alternatif bentuk disebut alel. Kadang-kadang
sebuah gen dapat memiliki lebih dari dua alternatif alel yang disebut alel ganda. Ketika
lebih dari dua alel berada dalam suatu populasi dari suatu organisme tertentu, peristiwa
tersebut disebut sebagai alel ganda. Alel ganda tidak dapat diamati genotipnya pada
individu dengan sifat diploid, tetapi dapat diamati dalam suatu populasi (Vikram, 2014 :
64).

Keberadaan dari alel ganda pada suatu lokus dalam suatu populasi disebut genetik
polimorfisme. Setiap situs dimana alel ganda berada sebagai sebuah komponen yang stabil
dari suatu populasi disebut sebagai polimorfik. jika dua atau Sebuah lebih al lokus el b yang
biasanya erada dalam ditetapkan suatu f rekuensi sebagai polimorfik lebih besar dari 1 %
didalam suatu populasi. Banyak terdapat perbedaan variasi yang terdapat dalam suatu lokus
adari keberadaan allel ganda ini yang mana ada yang dapat dilihat dari kenampakan fenotip
suatu individu, tetapi ada juga yang tidak dapat dilihat (tersembunyi) karena tidak memiliki
pengaruh apapun. Alel ganda ini bersifat selektif netral tergantung dari penrunan acak
gennya (Jocelyn,dkk, 2013 : 115).

Alel ganda adalah faktor yang memiliki lebih dari dua macam alel, sekalipun tidak
ada satupun makhluk yang diploid yang memilikilebih dari duamacam alel untuk setiap
faktor. Penyebab timbulnya alel ganda peristiwa mutasi gen ( Erly Nusantari, 2015 :5).

Fenomena alel ganda ini bukanlah satu individu memiliki lebih dari dua alel, tetapi
dalam populasi akan dijumpai dua atau lebih alternatif alel. Setiap indiviu diploid yang
setiap kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog berapapun banyaknya alel
dalam suatu lokus, tetap hanya mengandung sepasang alel saja (Estri Laras Arumingtyas,
2016 : 18).

Contoh alel ganda pada tanaman ialah alel s, yag berperan untuk mempengaruhi
sterilitas. Sterilitas yang dikontrol oleh alel s dibedakan menjadi sterilitas sendiri (self
sterility) dan sterilitas silang (cross sterility). Mekanisme terjadinya sterilitas oleh alel
spada garis besarnya berupa kegagalan dalam pembentukan saluran serbuk sari akibat
adanya semacam reaksi antigen – antibodi antara saluran tersebut dengan dinding pistil.
Alel ganda juga terjadi pada kelinci yang mana mengatur warna bulu kelinci. Alel ganda ini
mempunyai 4 anggota alel C+, CCH, CC, dan C, masingmasing untuk tipe liar, tipe cincila,
tipe himalaya, dan tipe albino. Tipe liar ditandai dengan pigmentasi penuh, cincila ditandai
oleh warna bulu kelabu keperak-perakan, himalayan berwarna putih dengan ujung hitam,
terutama pada anggota badan. Urutan dominasi keempat alel tersebut adalah C+> >CCH>
CC> C dengan sifat dominasi penuh. Alel ganda juga terjadi pada sistem golongan darah
manusia dimana darah manusia memiliki tiga tipe alel yaitu IA, I0 dan IB . Alel IAdan
IB bersifat kodominan dan keduanya bersifat dominan penuh terhadapa alel resesif I0 (Estri
Laras Arumingtyas, 2016 : 18-19).
BAB 3

PELAKSANAAN PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Tanggal Pratikum : Senin, 10 Mei 2022


Lokasi Pratikum : Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan.

3.2 Alat dan Bahan

1. Jari tangan dan darahnya sendiri


2. Serum anti A, anti B, dan anti Rhesus
3. Jarum frankle
4. Alcohol
5. Loupe
6. Kapas
7. Objek gelas dan kaca penutup
8. Tusuk gigi

3.3 Cara Pengukuran

1. Pengamatan tumbuh tidaknya rambut pada segmen digitalis tengah pada jari – jari
tangan. Penentuan dominasi dilakukan dengan mencocokkan keberadaan rambut
tersebut dengan formula berikut ini : H1 > H2 > H3 > H3 > H4 > H5
2. Penentuan golongan darah berdasarkan terjadi tidaknya penggumpalan darah
akibat adanya serum anti

3.4 Cara Kerja


Percobaan 1
1. Dengan menggunakan sebuah loupe, tiap orang pratikan mengamati sisi atas dan
jari – jari tangannya sendiri. Perhatikan dengan seksama apakah pada segmen
digitalis tengah dari jari – jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini
ditentukan oleh suatu seri alel ganda :
H1 = rambut terdapat pada semua jari kecuali ibu jari
H2 = rambut pada jari kelingking
H3 = rambut pada jari manis dan tengah
H4 = rambut pada jari manis saja
H5 = tiada rambut pada semua empat jari
Dominasi dari alel – alel itu ialah : H1 > H2 > H3 > H3 > H4 > H5

2. Masukkan hasil pengamatan saudara dalam format tabel seperti berikut ;

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Rambut di Jari – jari Tangan Manusia

Hasil Pribadi
Alel Ganda
(beri tanda X)
H1
H2
H3
H4
H5

Percobaan 2
Semua pratikan baik yang sudah mengetahui golongan darahnya maupun yang
belum mengetahui golongan darahnya tetap menguji sendiri golongan darahnya pada
pratikan ini. Pratikan diharapkan belajar menetapkan sendiri golongan darahnya.
Disediakan tiga macam antiercobaan 2

1. Semua pratikan baik yang sudah mengetahui golongan darahnya maupun yang
belum mengetahui golongan darahnya tetap menguji sendiri golongan darahnya
pada pratikan ini. Pratikan diharapkan belajar menetapkan sendiri golongan
darahnya. Disediakan tiga macam anti serum yaitu anti-A, anti-B, dan anti-Rh.
Ujilah golongan darah saudara dengan cara berikut :
a) Bersihkan ujung jari manis atau jari kelingking tangan kiri dengan
menggunakan kapas yang telah diberi alcohol.
b) Tekan ujung jari tersebut dengan ibu jari, kemudian tusuklah dengan
jarum frankle sedalam 2 – 3 mm. pastikan sekali tusuk darah sudah
dapat keluar. Darah yang keluar diteteskan pada tiga tempat objek
gelas. Tetesi masing – masing darah dengan ketiga anti serum.
c) Aduklah menggunakan tusuk gigi, perhatikan ada tidaknya gumpulan
yang terjadi.
d) Dengan bantuan tabel dibawah ini akan diketahui hasil pengujian
golongan darah saudara.

Bila diuji dengan Aglutinasi Golongan Darah


Serum anti A saja Ada A
Serum anti B saja Ada B
Anti A dan Anti B Ada AB
Anti A dan Anti B Tidak ada O
Anti Rh (D+) Ada Rh+

2. Setelah golongan darah ditetapkan, masukkan data golongan darah tersebut


dalam tabel berikut :
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Pengujian Golongan Darah

Hasil Pribadi Hasil Kelas


Jenis Pengujian
(beri tanda X) Jumlah Persentase
Gol. Darah A
Gol. Darah B
Gol. Darah AB
Gol. Darah O
Rh positif
Rh negatif

3.5 Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mencari persantase masing –
masing golongan darah, kemudian dikaji kecenderungan golongan darah sampel.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Rambut di Jari – jari Tangan Manusia

Hasil Pribadi
Alel Ganda
(beri tanda X)
H1 X
H2
H3
H4
H5

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Pengujian Golongan Darah

Hasil Pribadi Hasil Kelas


Jenis Pengujian
(beri tanda X) Jumlah Persentase
Gol. Darah A X 4 21,05
Gol. Darah B 3 15,78
Gol. Darah AB 7 36,84
Gol. Darah O 5 26,31
Rh positif X
Rh negatif

Gambar 4.1 Hasil Tes Gol. Darah Pratikan


4.2 Pembahasan

Pada tabel 4.1 hasil pengamatan rambut di jari jari tangan manusia menunjukan bahwa saya
sebagai pratikan menunjukkan Alel Ganda H1 yang dimana rambut tumbuh disetiap ruas
jari namun tidak dengan ibu jari. Dan pada tabel 4.2 hasil uji golongan darah didapatkan
saya sebagai pratikan memiliki golongan darah A dengan Rhesus +. Lalu pengujian
terhadap pratikan yang ada dikelas, yang berjumlah 19 orang didapat berbagai hasil yang
berbeda. Mulai dari golongan darah A berjumlah 4 orang dengan persentase mencapai
21,05 %. Lalu golongan darah B berjumlah 3 orang dengan presentase mencapai 15,78 %.
Selanjutnya ada golongan darah AB berjumlah 7 orang dengan persentase mencapai 36,84
%. Dan yang terakhir ada golongan darah O yang berjumlah 5 orang dengan mencapai
persentase 26,31 %. Dengan hasil ini bias dilihat distribusi golongan darah terbanyak pada
satu kelas ialah golongan darah AB. Dan yang paling sedikit distribusinya ialah golongan
darah B.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diatas didapat beberapa kesimpulan
a. Jumlah golongan darah AB memiliki rasio persentase lebih tinggi dari yang lain
yakni 36,84%
b. Sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda adalah golongan
darah dan ada tidaknya rambut pada segmen digitalis kedua jari-jari tangan.
c. Pratikan yang diujicoba pada pengamatan rambut pada jari - jari tangan
manusia mendapatkan Alel Ganda H1 yaitu memiliki rambut disetiap ruas jari,
kecuali Ibu Jari

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya hasil golongan darah dapat dimanfaatkan
lebih baik lagi pada pratikum – pratikum selanjutnya, sehingga tidak hanya untuk
mengetahui apa golongan darah seseorang namun mengetahui fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Edisi 


Kedelapan Jilid 1.
Erlangga. Jakarta. Erly Nusantari. 2015. Genetika : Belajar Genetika dengan Mudah
dan Komp rehensif. Yogyakarta :Deepublish.
Estri Laras Arumingtyas. 2016. Genetika Mendel: Prinsip Dasar
Pemahaman Ilmu Genetika. Malang : UB Press.
Jocelyn E. krebs, Elliett S.Goldstein, Stephen T. Kilpatrick. 2013. Lewin’s
Essential Genes Third Edition. Burlington : Jones and Bartlett Learning.
Murniati, Anggraini, 2010. Penuntun praktikum alel ganda laboratorium genetika.
http://biologiUNRI.ac.id.Diakses pada tanggal 29 Maret 2013 pukul 11.35
WITA.
Vikram. 2014. Intermediate II Years Zoology. India: Vikram Publisher. Anang, Asep,
2011).

Anda mungkin juga menyukai