“ALEL GANDA”
Dosen Pengampun:
Aminah ZB, S.Pd, M.Pd
0
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana
beliau telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunanan makalah yang berjudul “Alel Ganda” ini dengan tepat waktu dan
sebaik mungkin. Serta sholawat dan salam kita hadiahkan kepada pemimpin umat yakni-Nya
Nabi Muhammad SAW. Sebagai perantara penyampaian petunjuk kepada kita hingga saat ini.
Makalah ini dibuat atas dasar pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Genetika,
sekaligus untuk bahan acuan saat proses pembelajaran. Kami berterimakasih kepada Ibu dosen
pengampu ata kuliah ini, yaitu Ibu Aminah ZB, S.Pd, M.Pd , karna telah membimbing kami
selama proses penyususunan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini bisa dijadikan aset penambah wawasan yang lebih luas
bagi pembacanya, serta kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna serta masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu kami menerima dengan baik kritik
maupun saran untuk dapat di perbaiki untuk masa selanjutnya. Dan semoga makalah ini bisa
memberi manfaat untuk semuanya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila seorang pengajar mengaakan kata alel, yang terbayang dibenak kita adalah
sepasang gen yang terdiri dari dua anggota yang masing-masing terletak pada lokus
(tempat) yang sama dalam pasangan kromosom yang homolog.
Belum banyak yang mengetahui bahwa dalam alel itu ada yang disebut sebagai
alel ganda beserta contoh dan komponenkomponen yang terdapat di dalamnya. Contoh
sederhananya adalah darah yang memberikan peranan amat penting untuk kehidupan
suatu organisme.
Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang
ditentukan oleh suatu seri alael ganda. Golongan darah ABO yang ditemukan oleh
Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan oleh Landsteiner bersama
Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alael ganda. Untuk golongan darah tipe ABO
misalnya, dikenal alel ganda I^IB dan I, harus dipahami tentang pengertian antigen, zat
anti (antibodi) dan aglutinasi.
Masyarakat luas sudah tidak asing lagi dengan kata golongan darah atau transfusi
darah atau bahkan tak heran dengan variasi warna bulu pada kelinci. Namun pengetahuan
mereka hanya sebatas itu tanpa mengetahui apa hubungannya dengan alel ganda yang
terdapat pada gen.
Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada manusia melaikan pada hewan dan
tumbuhan. Tetapi ada perbedaan antara alel ganda pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Maka dari itu penting bagi kami untuk menyusun makalah ini mengenai alel ganda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alel ganda serta bagaimana perhitungan frekuensi
alael ganda?
2. Apa contoh-contoh alel ganda pada manusia, hewan dan tumbuhan?
3. Bagaimana sistem golongan darah?
3
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari alel ganda serta perhitungan frekuensi pada alel ganda
2. Untuk mengetahui contoh-contoh alel ganda pada manusia, hewan dan tumbuhan
3. Untuk mengetahu sistem golongan darah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Alel ganda adalah bila dalam satu lokus pada sebuah kromosom ditempati oleh
beberapa (lebih dari satu pasang alel) atau suatu seri alel. Meskipun demikian, pada
individu diploid (individu yang tiap kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom
homolog) banyaknya alel yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanya sepasang
Secara matematika hubungan antara banyaknya anggota alel ganda dan macam genotif
individu diploid dapat diformulasikan sebagai berikut:
Banyaknya macam genotipe = n (n+1)
n-banyaknya anggota alel ganda
Banyaknya macam genotif Perhitungan frekuensi alel ganda dapat dihitung dengan cara:
1. Persamaan (p+a) – I hanya berlaku apabila terdapat dua alel pada suatu lokus dalam
autosom. Apabila lebih banyak alel yang ikut mengambil peranan, maka dalam
persamaan harus digunakan lebih banyak simbol.
2. Berdasarkan hukum kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk golongan darah sistem
ABO, rumusnya adalah:
(p+q+r)²= p²+q² + r²+2pq+2pr+ 2qr
5
Frekuensi golongan darah AB=2pq
Frekuensi golongan darah O-r
Sehingga nilai :
6
seumur hidup. Galton (1892) mengklasifikasikan pola sulur rig menjadi 3
kelompok berdasarkan jumlah triradius yang terdapat pada ujung jari yaitu:
1) Arch, tidak ada triradius. Pola ini paling sedikit ditemukan, paling banyak
ditemukan pada populasi Bushman, Pada pola Arch, jumlah rig adalah nol.
2) Loop, terdapat satu triradius. Merupakan pola yang paling banyak
ditemukan baik pada populasi orang kulit putih maupun kulit hitam. Loop
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Loopial, jika pola sulurnya terbuka ke arah ujung jari atau ke atas.
b. Loop ulnar, jika pola sulurnya terbuka ke arah pangkal jari atau ke
bawah.
3) Wohrl, terdapat dua triradius. Banyak ditemukan pada populasi
Mongoloid, penduduk asli Australia, dan Melanesia di Pasifik.
Dalam populasi rata-rata, terdapat pola Arch sebanyak 5%, pola Loop
65-75%, dan pola Wohrl sebanyak 25-30%. Frekuensi pola sulur antara laki-
laki dan perempuan juga berbeda. Jumlah rigi rata-rata pada perempuan
sebanyak 127, sedangkan laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu
sebanyak 144. Teknik penghitungan rigi dilakukan dengan menjumlah rigi
pada semua jari tangan (total finger ridge count).
7
3. Alel Ganda Pada Tumbuhan
Contoh umum alel ganda pada tanaman ialah alel s, yang berperan dalam
mempengaruhi sterilitas. Ada dua macam sterilitas yang dapat disebabkan oleh
alel s. Yaitu sterilitas sendiri (self sterility) dan sterilitas silang (cross sterility).
Mekanisme terjadinya sterilitas oleh alel s pada garis besarnya berupa kegagalan
pembentukan saluran serbuk sari (pollen tube) akibat adanya semacam reaksi
antigen-antibodi antara saluran tersebut dan dinding pistil. Sebagai contoh sebagai
berikut:
s1 s2 s1s2 s2s3
s1s2 s1s2 s2s3
8
antigen darah donor. Antibodi yang terbentuk dalam serum adalah anti-A pada golongan
darah B. Anti-B pada golongan darah A dan terbentuk keduanya pada golongan darah O
atau tidak terbntuk antibodi pada golongan darah AB. Anti-A menggumpalkan antigen A
dan anti-B menggumpalkan antigen B. Oleh karena itu golongan darah AB disebut
Resipien Universal dan golongan darah O disebut Donor Universal.
Lokus ABO mengatur tipe glikolipid pada permukaan eritrosit dengan cara
memberikan spesifikasi jenis enzim yang mengatalisis pembentukan polisakarida di
dalam eritrosit tersebut. Glikolipid yang dihasilkan akan menjadi penentu karakteristika
reaksi antigenik tehadap antibodi yang terdapat di dalam serum darah, tubuh seseorang
tidak mungkin terjadi reaksi antara antigen dan antibodi yang dimilikinya sendiri.
9
Namun, pada transfusi darah kemungkinan terjadinya reaksi antigen- antibodi
yang mengakibatkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) eritrosit tersebut sangat perlu
untuk diperhatikan agar dapat dihindari.
10
Berbeda dengan golongan darah system ABO, golongan darah Sistem MN:
Serum atau plasma darah orang tidak mengandung ant-M dan anti-N. Berhubung
dengan itu golongan darah system MN tidak penting untuk keperluan transfuse darah
karena tidak ada bahaya penggumpalan darah. Landsteiner dan P. Levine menyatakan
bahwa kedua antigen M dan N ditentukan oleh sebuah gen yang memiliki 2 alel.
Perkawinan
Perkawinan inkompatibel (tidak sesuai) ialah perkawinan yang mengakibatkan zat
anti dari serum darah ibu bertemu dengan antigen dari eritrosit darah fetus dalam
kandungan. Perkawinan kompatibel (sesuai) ialah perkawinan yang mengakibatkan zat
anti dari serum darah ibu tidak bertemu dengan antigen dari eritrosit darah fetus dalam
kandungan.
11
Eritroblastosisfetalis adalah Suatu kelainan pada bayi yang disebabkan karena
perkawinan yang inkompatibel. Terjadi pada perkawinan antara ayah Rh+ dengan ibu
Rh-. Bayi (fetus) bergolongan darah Rh+ yang memiliki antigen-Rh. Darah fetus akan
mengalir ke tubuh ibu melalui plasenta dengan membawa antigen-Rh. Serum dan plasma
darah ibu distimulir untuk membentuk anti-Rh, sehingga darah yang mengalir ke fetus
telah mengandung anti-Rh. Eritrosit fetus akan diselimuti oleh anti- Rh sehingga rusak
(hemolisis) dan bayi menderita anemia.
Jika ibu hamil untuk pertama kalinya, maka anti-Rh yang terbentuk masih sedikit,
sehingga bayi masih dapat hidup. Namun untuk kehamilan kedua dan seterusnya, jika
fetus yang dikandung kembali memiliki golongan darah Rh+, maka serum dan plasma
darah ibu akan memproduksi lebih banyak anti-Rh. Hal ini mengakibatkan terjadinya
hemolisis yang lebih besar pada fetus sehingga fetus biasanya tidak selamat (meninggal
dalam kandungan).
12