Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GENETIKA

“ALEL GANDA”

Dosen Pengampun:
Aminah ZB, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Lusyana Azzahra (207200012)


2. Rahmi Rahmawati (207200060)
3. Sania Elsa Putri (207200024)
4. Ullpa Bahlia (207200073)

PROGAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2023

0
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana
beliau telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunanan makalah yang berjudul “Alel Ganda” ini dengan tepat waktu dan
sebaik mungkin. Serta sholawat dan salam kita hadiahkan kepada pemimpin umat yakni-Nya
Nabi Muhammad SAW. Sebagai perantara penyampaian petunjuk kepada kita hingga saat ini.

Makalah ini dibuat atas dasar pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Genetika,
sekaligus untuk bahan acuan saat proses pembelajaran. Kami berterimakasih kepada Ibu dosen
pengampu ata kuliah ini, yaitu Ibu Aminah ZB, S.Pd, M.Pd , karna telah membimbing kami
selama proses penyususunan makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini bisa dijadikan aset penambah wawasan yang lebih luas
bagi pembacanya, serta kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna serta masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu kami menerima dengan baik kritik
maupun saran untuk dapat di perbaiki untuk masa selanjutnya. Dan semoga makalah ini bisa
memberi manfaat untuk semuanya.

Jambi, 27 Maret 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bila seorang pengajar mengaakan kata alel, yang terbayang dibenak kita adalah
sepasang gen yang terdiri dari dua anggota yang masing-masing terletak pada lokus
(tempat) yang sama dalam pasangan kromosom yang homolog.
Belum banyak yang mengetahui bahwa dalam alel itu ada yang disebut sebagai
alel ganda beserta contoh dan komponenkomponen yang terdapat di dalamnya. Contoh
sederhananya adalah darah yang memberikan peranan amat penting untuk kehidupan
suatu organisme.
Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang
ditentukan oleh suatu seri alael ganda. Golongan darah ABO yang ditemukan oleh
Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan oleh Landsteiner bersama
Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alael ganda. Untuk golongan darah tipe ABO
misalnya, dikenal alel ganda I^IB dan I, harus dipahami tentang pengertian antigen, zat
anti (antibodi) dan aglutinasi.
Masyarakat luas sudah tidak asing lagi dengan kata golongan darah atau transfusi
darah atau bahkan tak heran dengan variasi warna bulu pada kelinci. Namun pengetahuan
mereka hanya sebatas itu tanpa mengetahui apa hubungannya dengan alel ganda yang
terdapat pada gen.
Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada manusia melaikan pada hewan dan
tumbuhan. Tetapi ada perbedaan antara alel ganda pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Maka dari itu penting bagi kami untuk menyusun makalah ini mengenai alel ganda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alel ganda serta bagaimana perhitungan frekuensi
alael ganda?
2. Apa contoh-contoh alel ganda pada manusia, hewan dan tumbuhan?
3. Bagaimana sistem golongan darah?

3
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari alel ganda serta perhitungan frekuensi pada alel ganda
2. Untuk mengetahui contoh-contoh alel ganda pada manusia, hewan dan tumbuhan
3. Untuk mengetahu sistem golongan darah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alel Ganda Serta Perhitungan Frekuensi Alel Ganda


Menurut letaknya, gen yang terletak pada kromosom disebut kromogen dan gen
yang terletak pada plasma sel disebut plasma gen. Alel adalah gen-gen yang terletak pada
lokus yang sama dalam kromosom homolog. Bila dilihat dari pengaruh gen pada fenotif,
alel adalah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan Jadi, alel
adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama serta memiliki tugas yang sama atau
hampir sama. Pada individu homozigot, pasangan kedua alel mempunyai simbol-simbol
yang sama, misalnya BB, MM. Genotif heterozigot pasangan kedua alel mempunyai
simbol yang tidak sama misalnya Bb, Mm. Namun Bm dan bM bukan alel.

Alel ganda adalah bila dalam satu lokus pada sebuah kromosom ditempati oleh
beberapa (lebih dari satu pasang alel) atau suatu seri alel. Meskipun demikian, pada
individu diploid (individu yang tiap kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom
homolog) banyaknya alel yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanya sepasang
Secara matematika hubungan antara banyaknya anggota alel ganda dan macam genotif
individu diploid dapat diformulasikan sebagai berikut:
Banyaknya macam genotipe = n (n+1)
n-banyaknya anggota alel ganda

Banyaknya macam genotif Perhitungan frekuensi alel ganda dapat dihitung dengan cara:
1. Persamaan (p+a) – I hanya berlaku apabila terdapat dua alel pada suatu lokus dalam
autosom. Apabila lebih banyak alel yang ikut mengambil peranan, maka dalam
persamaan harus digunakan lebih banyak simbol.
2. Berdasarkan hukum kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk golongan darah sistem
ABO, rumusnya adalah:
(p+q+r)²= p²+q² + r²+2pq+2pr+ 2qr

Frekuensi golongan darah A-p Frekuensi golongan darah B=q²+2qr +2pr

5
Frekuensi golongan darah AB=2pq
Frekuensi golongan darah O-r

Sehingga nilai :

B. Contoh-Contoh Alel Ganda Pada Manusia, Hewan Dan Tumbuhan


1. Alel Ganda Pada Manusia
Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen dapat terjadi baik pada
tumbuhan, hewan, maupun manusia. Contoh poligen pada tumbuhan adalah
warna biji pada tanaman gandum, panjang bunga tembakau serta berat buah
tomat. Contoh poligen pada manusia adalah perbedaan pigmentasi kulit, jumlah
rigi dermal dan tinggi badan.

Adanya pengaruh gen ganda pada pigmentasi dikemukakan oleh CB


Davenport dengan mengukur intensitas warna kulit manusia. Dia membedakan
derajat warna dari warna putih hingga hitam arang yaitu dari 0 – 4. Pigmentasi
kulit ditentukan oleh dua gen (A dan B) yang dominan terhadap alel resesifnya.(a
dan b). Wilhelm Johannsen (1857-1927), peneliti dari Denmark, mengembangkan
penelitian tersebut dan menjelaskan dasar-dasar seleksi massa, teori poligen.
Mengkoinekan fenotipe dan genotipe, serta menemukan variasi dalam homozigot.
Selain pigmentasi kulit, poligen juga dapat mempengaruhi tinggi badan manusia.
Gen yang mempengaruhi pewarisan sifat tinggi badan terdiri dari empat gen.
Dalam pewarisan sifat tersebut dipengaruhi oleh gen-gen dasar dan gen-gen ganda
Gen dasar merupakan gen yang menentukan tinggi dasar seseorang sedangkan
gen ganda memberi tambahan pada gen dasar.

Susunan rigi pada epidermis yang dikendalikan oleh poligen dapat


digunakan untuk mengidentifikasi seseorang karena polanya tidak akan berubah

6
seumur hidup. Galton (1892) mengklasifikasikan pola sulur rig menjadi 3
kelompok berdasarkan jumlah triradius yang terdapat pada ujung jari yaitu:
1) Arch, tidak ada triradius. Pola ini paling sedikit ditemukan, paling banyak
ditemukan pada populasi Bushman, Pada pola Arch, jumlah rig adalah nol.
2) Loop, terdapat satu triradius. Merupakan pola yang paling banyak
ditemukan baik pada populasi orang kulit putih maupun kulit hitam. Loop
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Loopial, jika pola sulurnya terbuka ke arah ujung jari atau ke atas.
b. Loop ulnar, jika pola sulurnya terbuka ke arah pangkal jari atau ke
bawah.
3) Wohrl, terdapat dua triradius. Banyak ditemukan pada populasi
Mongoloid, penduduk asli Australia, dan Melanesia di Pasifik.

Dalam populasi rata-rata, terdapat pola Arch sebanyak 5%, pola Loop
65-75%, dan pola Wohrl sebanyak 25-30%. Frekuensi pola sulur antara laki-
laki dan perempuan juga berbeda. Jumlah rigi rata-rata pada perempuan
sebanyak 127, sedangkan laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu
sebanyak 144. Teknik penghitungan rigi dilakukan dengan menjumlah rigi
pada semua jari tangan (total finger ridge count).

2. Alel Ganda Pada Hewan ( kelinci )


Pada kelinci terdapat alel ganda yang mengatur warna bulu. Alel ganda ini
mempunyai empat anggota, yaitu et, ceh, ch, dan e, masing-masing untuk tipe liar,
cincila, himalayan, dan albino. Tipe liar, atau sering disebut juga agouti, ditandai
oleh pigmentasi penuh; cincila ditandai oleh warna bulu kelabu keperak- perakan;
himalayan berwarna putih dengan ujung hitam, terutama pada anggota badan.
Urutan dominansi keempat alel tersebut adalah e+> ech > ch>c dengan sifat
dominansi penuh. Sebagai contoh, genotipe heterozigot cche, akan mempunyai
bulu tipe cincila.

7
3. Alel Ganda Pada Tumbuhan

Contoh umum alel ganda pada tanaman ialah alel s, yang berperan dalam
mempengaruhi sterilitas. Ada dua macam sterilitas yang dapat disebabkan oleh
alel s. Yaitu sterilitas sendiri (self sterility) dan sterilitas silang (cross sterility).
Mekanisme terjadinya sterilitas oleh alel s pada garis besarnya berupa kegagalan
pembentukan saluran serbuk sari (pollen tube) akibat adanya semacam reaksi
antigen-antibodi antara saluran tersebut dan dinding pistil. Sebagai contoh sebagai
berikut:
s1 s2 s1s2 s2s3
s1s2 s1s2 s2s3

C. Sistem golongan darah


Sistem golongan darah ABO pada manusia
Golongan darah (sistem ABO) seseorang dikendalikan oleh 2 alel yang
diwariskan dari orang tuanya tetapi dalam populasi keseluruhan terdapat tiga alel yang
berbeda, yaitu IA,IB. Dan 10. Alel IA dan IB masing-masing mengendalikan
pembentukan antigen A dan antigen B, sedangkan alel IO tidak membentuk antigen.
Antigen atau aglutinogen adalah glikoprotein yang tedapat pada membran sel-sel darah
merah. Perbedaan antara antigen A dan antigen B hanya pada residu gulanya. Yaitu
masing-masing asetil galaktosianin dan galaktosa.

Penggumpalan sel-sel darah merah pada proses transfusi terjadi karena


terbentuknya antibodi aglutinin pada serum darah penerima sebagai reaksi terhadap

8
antigen darah donor. Antibodi yang terbentuk dalam serum adalah anti-A pada golongan
darah B. Anti-B pada golongan darah A dan terbentuk keduanya pada golongan darah O
atau tidak terbntuk antibodi pada golongan darah AB. Anti-A menggumpalkan antigen A
dan anti-B menggumpalkan antigen B. Oleh karena itu golongan darah AB disebut
Resipien Universal dan golongan darah O disebut Donor Universal.

Hubungan antara alel IA dengan IB bersifat kodominan dan keduanya bersifat


dominan terhadap alel 10. Genotipe pada sistem golongan darah ABO serta antigen dan
antibodinya.

Dari table diatas dapat diketahui:


Gen IA dominan terhadap IO
Gen IB dominan terhadap 10
Gen IO bersifat resesif
Apabila gen IA dan IB bersama, gen dalam keadaan heterozigot, maka akan
memunculkan golongan darah AB.

Lokus ABO mengatur tipe glikolipid pada permukaan eritrosit dengan cara
memberikan spesifikasi jenis enzim yang mengatalisis pembentukan polisakarida di
dalam eritrosit tersebut. Glikolipid yang dihasilkan akan menjadi penentu karakteristika
reaksi antigenik tehadap antibodi yang terdapat di dalam serum darah, tubuh seseorang
tidak mungkin terjadi reaksi antara antigen dan antibodi yang dimilikinya sendiri.

9
Namun, pada transfusi darah kemungkinan terjadinya reaksi antigen- antibodi
yang mengakibatkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) eritrosit tersebut sangat perlu
untuk diperhatikan agar dapat dihindari.

Kompatibilitas golongan darah sistem ABO pada transfusi darah

Golongan Darah Manusia Dengan Sistem MN


Pengelompokan pada sistem MN ini dilakukan berdasarkan atas reaksi antigen-
antibodi. Kontrol gen pada golongan darah sistem MN tidak berupa alel ganda, tetapi
dalam hal ini hanya ada sepasang alel, yaitu I dan I. Yang bersifat kodominan Terdapat
tiga macam fenotipe yang dimunculkan oleh tiga macam genotipe, masing- masing
golongan darah M (IMIM), golongan darah MN (IMIN), dan golongan darah N (ININ).

Diagram perkawinan antara golongan darah N dan MN

10
Berbeda dengan golongan darah system ABO, golongan darah Sistem MN:
Serum atau plasma darah orang tidak mengandung ant-M dan anti-N. Berhubung
dengan itu golongan darah system MN tidak penting untuk keperluan transfuse darah
karena tidak ada bahaya penggumpalan darah. Landsteiner dan P. Levine menyatakan
bahwa kedua antigen M dan N ditentukan oleh sebuah gen yang memiliki 2 alel.

Golongan Darah Tipe Rh


Diperkenalkan oleh Karl Laindsteiner pada tahun 1940 yang melakukan
penelitian pada monyet rhesus (Macaca mulatta). Pada mulanya Landsteiner
menyimpulkan bahwa penurunan golongan darah ini dipengaruhi oleh satu gen yang
terdiri dari 2 alel, yaitu R dan r, dimana R dominan terhadap r. Dikenal 2 macam
golongan darah yaitu Rh dan Rh-. Rh+ memiliki antigen Rh pada permukaan eritrositnya.
Genotipe RR dan Rr. Rh-tidak memiliki antigen Rh. Genotipe rr.
Penelitian oleh Wiener mengemukakan bahwa golongan darah Rh ditentukan oleh
satu seri alel ganda, yang terdiri dari 8 alel, yaitu:
Rh+alelnya R, R, R, dan R. Rh-alelnyar, r,r”, dan r
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua
kelompok, yaitu:
1) Orang Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan
dengan reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes
dengan anti-Rh (antibodi Rh).
2) Orang Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan
dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-
Rh (antibodi Rh).

Perkawinan
Perkawinan inkompatibel (tidak sesuai) ialah perkawinan yang mengakibatkan zat
anti dari serum darah ibu bertemu dengan antigen dari eritrosit darah fetus dalam
kandungan. Perkawinan kompatibel (sesuai) ialah perkawinan yang mengakibatkan zat
anti dari serum darah ibu tidak bertemu dengan antigen dari eritrosit darah fetus dalam
kandungan.

11
Eritroblastosisfetalis adalah Suatu kelainan pada bayi yang disebabkan karena
perkawinan yang inkompatibel. Terjadi pada perkawinan antara ayah Rh+ dengan ibu
Rh-. Bayi (fetus) bergolongan darah Rh+ yang memiliki antigen-Rh. Darah fetus akan
mengalir ke tubuh ibu melalui plasenta dengan membawa antigen-Rh. Serum dan plasma
darah ibu distimulir untuk membentuk anti-Rh, sehingga darah yang mengalir ke fetus
telah mengandung anti-Rh. Eritrosit fetus akan diselimuti oleh anti- Rh sehingga rusak
(hemolisis) dan bayi menderita anemia.
Jika ibu hamil untuk pertama kalinya, maka anti-Rh yang terbentuk masih sedikit,
sehingga bayi masih dapat hidup. Namun untuk kehamilan kedua dan seterusnya, jika
fetus yang dikandung kembali memiliki golongan darah Rh+, maka serum dan plasma
darah ibu akan memproduksi lebih banyak anti-Rh. Hal ini mengakibatkan terjadinya
hemolisis yang lebih besar pada fetus sehingga fetus biasanya tidak selamat (meninggal
dalam kandungan).

12

Anda mungkin juga menyukai