OLEH :
I GEDE JONIARTA
kulit yang persis dengan ibunya. Ada hal yang lain dari si Rudi, sifat
rambut yang dimilikinya tidak mirip dengan kedua orang tuanya yaitu
rambut lurus. Kalau kita tidak mengetahui bagaimana sifat-sifat itu
diwariskan dari orang tua kepada anaknya, maka akan timbul prasangka
kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh ibu anak ini. Tetapi pada
kenyataannya, Buk Rediti ini adalah tipe isteri sangat setia terhadap
suaminya. Sementara itu, kucing Pak Joni beranak dua ekor. Satu ekor
berbulu mengikuti corak bulu induk jantan, sedangkan yang satunya
mengikuti corak bulu induk betina.
Dari kedua contoh di atas, maka dapat kita tentukan bahwa sifat yang
dimiliki oleh siRudi merupakan sifat yang diperoleh dari kedua orang
tuanya. Demikian juga dari kucing Pak Joni. Lantas, bagaimanakah
pewarisan sifat itu dapat terjadi? Apa sajakah yang berperan di
dalamnya? Untuk menjawab pertanyaan itu marilah kita kaji lebih jauh
tentang mekanisme pewarisan sifat pada mahkluk hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1) Bagaimanakah materi genetis bertanggung jawab dalam pewarisan sifat?
2) Bagaimanakah terminologi bidang genetika?
3) Bagaimanakah pewarisan sifat menurut hukum Mendel?
4) Bagaimanakah mekanisme pewarisan sifat pada manusia?
5) Apakah manfaat perwarisan sifat bagi kehidupan manusia dalam konteks
Salingtemas?
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
Manfaat Teoritis
Secara teoris, penulisan ini dapat dijadikan salah satu referensi dan salah
satu sumber informasi yang berkaitan dengan pewarisan sifat pada
makhluk hidup.
2)
Manfaat Praktis
Dengan
melakukan
penulisan
ini,
penulis
dapat
meningkatakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Materi Genetik
Dahulu orang beranggapan bahwa sifat seseorang diwariskan kepada
keturunannya melalui darah yang mengandung tunas-tunas dari berbagai
alat tubuh (teori pangenensis).Teori ini dikeluarkan oleh Charles Darwin
(1809-1882). Oleh karena itu, seseorang disebut berdarah Belanda untuk
menunjukkan bahwa dia adalah keturunan orang Belanda. Ternyata,
pendapat itu tidak benar sejak Galton (1822-1911) melalui eksperimennya
membuktikan bahwa darah kelinci putih yang dipindahkan ke tubuh kelinci
hitam dan sebaliknya, ternyata tidak memunculkan kelinci belang (hitamputih). Contoh lain yang bisa kita cermati pada masa sekarang ini bahwa
pernyataan atau pendapat itu salah, orang yang menerima transfusi
darah dari orang lain, sifatnya tidak menampakkan sifat baru sesuai
dengan sifat orang yang mendonorkan darahnya. Akhirnya teori ini pun
gugur.
Keturunan merupakan hasil perkembangbiakan secara generatif yang
didahului oleh peristiwa peleburan inti gamet jantan dengan inti gamet
betina. Di dalam inti sel terdapat kromosom, dan di dalam kromosom
terdapat gen. Dengan demikian, individu baru hasil perkembangbiakan
generatif membawa sifat-sifat kedua induknya. Lalu apakah yang
dimaksud dengan gen? Apa pula yang dimaksud dengan kromosom.
Supaya lebih mudah memahami materi genetik, marilah kita simak uraian
berikut!
2.1.1 Gen
Gen adalah
unit
hereditas
yang
mengontrol
sifat-sifat
suatu
sifat-sifat
individu
yang
menyusun
kromosom.
Di
lain
pihak gen adalah suatu unit keturunan (pembawa sifat) berupa suatu
segmen tertentu dari molekul ADN (Asam Dioksiribo Nukleat), umumnya
terletak
di
kromosom,
dan
memperlihatkan
ekspresinya
berupa
: http://images.google.co.id/imgres
Diakses 17 Desember 2008
2.1.2 Kromosom
Dalam tahun 1879 Walter Flamming (1843-1915), seorang profesor
pada suatu perguruan tinggi di Praha dan Kiel, memperkenalkan
istilah kromatin untuk mendeskripsikan
materi
yang
tampak
serupa
: http://images.google.co.id/imgres?
gamet
adalah
sel
satu
kelamin
sel
tubuh
suatu
terdapat
organisme,
sepasang
kromosom yang diterima dari kedua orang tua atau induknya. Sepasang
kromosom ini disebut kromosom homolog. Satu bagian diterima dari induk
jantan dan satu bagian diterima dari induk betina. Oleh karena itu jumlah
kromosom di dalam sel tubuh dinamakan diploid (dilambangkan dengan
2n). Sedangkan sel kelamin hanya mengandung setengah dari jumlah sel
tubuh
(dilambangkan
dengan
n)
yang
dari
Zigot
mendapat kromosom dari inti sperma sebanyak n kromosom dan dari inti
ovum sebanyak n kromosom. Oleh karena itu, zigot memiliki sel tubuh
yang diploid (2n kromosom).
Jumlah kromosom pada beberapa jenis makhluk hidup dapat dilihat
pada Tabel 01 berikut.
Tabel 01. Jumlah Kromosom Pada Beberapa Jenis Makhluk Hidup
N
Jumlah Kromosom
Sel
Sel
Tubuh
Kelamin
(2n)
46 buah
(n)
23 buah
Orang
48 buah
24 buah
pygmaeus)
48 buah
24 buah
Simpansee
78 buah
39 buah
troglodytes)
38 buah
19 buah
64 buah
32 buah
36 buah
18 buah
8 buah
4 buah
12 buah
6 buah
Lalat
utan
(Pongo
(Pan
buah
(Drosophila
melanogaster)
Padi (Oryza sativa)
Sumber : Bawa, Wayan (1991)
Untuk mempelajari morfologi kromosom paling dilakukan pada saat
metaphase
dan
anaphase
pembelahan
sel.
Berdasarkan
letak
a.
b.
c.
d.
O
a
b
Sel sel yang membawa 23 kromosom baik dari ayah maupun dari ibu
disebut sel-sel kelamin.
Berdasarkan peranannya, kromosom dibedakan menjadi dua, yaitu
kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom). Autosom
merupakan kromosom yang mengatur sifat-sifat tubuh makhluk hidup dan
tidak terlibat dalam penentuan jenis kelamin. Autosom dilambangkan
dengan A. Gonosom merupakan kromosom yang menentukan jenis
kelamin. Gonosom terdiri atas dua macam, yaitu kromosom X yang
menentukan jenis kelamin betina dan kromosom Y yang menentukan jenis
kelamin jantan.
Manusia dan sebagian besar mammalia memiliki sepasang gonosom.
Secara normal, tubuh seorang perempuan memiliki sepasang kromosom X
(XX), sedangkan laki-laki normal memiliki satu kromosom X dan satu
kromosom Y (XY). Dengan demikian, susunan kromosom sel tubuh
seorang wanita normal dapat ditulis dengan formula 44A + XX atau 22AA
+ XX, sedangkan untuk laki-laki normal, susunan kromosom sel tubuhnya
dapat ditulis dengan formula 44A + XY atau 22AA + XY.
sifat
sifat
dilambangkan
keturunan
tertentu
dengan
yang
pula.
huruf
disebut
Gen
yang
pertama
membawa
dari
sifat
tertentu
suatu
sifat
tersebut.
Susunan/komposisi
gen
pada
suatu
makhluk
hidup
disebut
terhadap
ekspresi
suatu
gen.
Sebagai
contoh,
dua
gen
mengalahkan
ekspresi
Pasangan
selanjutnya
disebut alel.Sedangkan
gen
ini
gen
yang
dikalahkan
gen
gen
pasangannya.
ekspresinya
gen
disebut
gen resesif. Untuk gen dominan dilambangkan dengan huruf kapital (T)
sedangkan untuk gen resesif dilambangkan dengan huruf kecil (t). Sifat
batang tinggi (T) dominan terhadap sifat batang rendah (t). Dari contoh ini
dapat kita tuliskan genotipe individu yang berbatang tinggi yaitu TT, Tt
dan untuk sifat batang rendah dituliskan dengan tt.
Jika dalam suatu persilangan antara tumbuhan berbunga merah (MM)
dengan tumbuhan berbunga putih (mm), ternyata dari hasil persilangan
itu dihasilkan keturunan (F1) dengan fenotipe merah muda (Mm). Sifat
warna merah muda ini adalah sifat baru yang muncul dari pencampuran
sifat warna bunga merah dengan sifat bunga warna putih. Sifat seperti ini
disebut dengan intermediat.
Genotipe tanaman berbunga merah (MM) atau bunga yang berwarna
putih (mm) dikatakan homozigot. Homozigot adalah sifat suatu individu
yang genotipenya terdiri atas pasangan gen yang sama. Sebaliknya,
untuk
sifat
warna
bunga
merah
muda
dengan
sifat
suatu
genotipe
Mm
individu
yang
genotipenya terdiri atas pasangan gen yang tidak sama. Jika genotipenya
MM, dikatakan dominan homozigot. Dan jika genotipenya mm, dikatakan
resesif homozigot.
2.3 Reproduksi Sel Sebagai Dasar Pewarisan Sifat
Reproduksi sel dikatakan sebagai dasar pewarisan sifat karena pada
reproduksi sel terjadi peristiwa yang sangat penting yaitu mitosis yang
terjadi pada sel-sel somatis, dan meiosis yang tejadi sel-sel kelamin.
Akibat dari peristiwa ini terjadi variasi dalam susunan gen yang ada dalam
kromosom. Macam gamet pada setiap individu dapat berbeda-beda.
Bagaimana terjadinya proses pewarisan kromosom yang bersifat diploid
dan
haploid
ini
dengan
berbagai
kemungkinan
variasi
gen
yang
kromatida.
Pada
saat
kondensasi
kromosom
berlangsung,
5-15
menit,
seluruh
kromosom
sudah
berada
di
bidang
pembelahan.
(4) Anafase
Pada fase ini kromosom membelah mulai sentromer menjadi dua
anakan yang sama dengan kromosom induk (2n-kromosom). Pada awal
anafase, kromosom mulai bergerak ke arah kutub-kutub yang berlawanan.
Anafase berakhir pada saat kromosom sudah sampai pada kutub-kutub
yang berlawanan. Lama waktu yang diperlukan fase ini sekitar 2-10 menit.
(5) Telofase
Pada
fase
ini
kromosom
sudah
berada
di
kutub-kutub
yang
berlawanan. Membran inti terbentuk kembali, kromosom menjadi samarsamar dan akhirnya lenyap. Anakan inti terbentuk, demikian pula jalinan
endoplasmik retikulum. Pada akhir telofase yang berlangsung sekitar 1030 menit terbentuk dua sel anakan yang persis sama dengan iduknya.
Gambar 05
Sumber
: Pembelahan Mitosis
: Suryo, (1995)
2.3.2 Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel kelamin (gonad),
yaitu pada saat terjadinya pembentukkan gamet (gametogenesis). Dalam
pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom dari 2n-kromosom
menjadi n-kromosom.
Pembelahan meiosis berlangsung melalui dua tingkat yaitu meiosis
I dan meiosis II. Tahapan meiosis berlangsung sebagai berikut :
(1) Meiosis I
(a) Profase I
Meiosis I mempunyai tahapan seperti mitosis, hanya tahapan
profasenya
memiliki
kekhasan,
yang
terdiri
zigonema (zigoten),
dari
lima
stadium
pakinema (pakiten),
pada
sentromer.
Pasangan
kromosom
homolog
ini
tetrad
sangat
memungkinkan
memungkinkan
terjadi
pindah
silang
(Crossing over).
a.5 Diakinesis
Pada stadium ini, kromosom memendek menebal, dan mereka tersebar
di sepanjang tepi inti.
(b) Metafase I
(2) Meiosis II
Meiosis II berlangsung seperti mitosis, hanya saja terjadi pada sel-sel
yang bersifat haploid, dengan tahapan sebagai berikut :
(a) Profase II
Benang-benang kromatin terbentuk kembali, kemudian memendekmenebal menjadi kromosom.
(b) Metafase II
Kromosom menempatkan diri pada bidang equtorial/pembelahan.
(c) Anafase II
Tiap
kromosom
memisahkan
diri,
yang
berasal
bergerak
dari
diad
masing-masing
membelah
ke
arah
membujur,
kutub yang
berlawanan.
(d) Telofase II
Pada fase ini kromosom yang sudah berada d kutub yang berlawanan
menjadi semakin tebal dan jelas, membran inti terbentuk kembali, terjadi
sitokinesis, sehingga terbentuk sel anakan baru yang jumlahnya 4 buah
sel tetapi bersifat haploid (n-kromosom).
Gambar 06 : Meiosis
berlangsung melalui
dua tahap
Sumber
2.3.3 Gametogenesis
: Suryo (1995)
manusia
gametogenesis
ada
dua
macam,
proses
ini
di
biasanya
tidak
langsung
berupa
gamet.
sebut
akhir
dari
Mereka
masih
primer
(diploid)
yang
kemudian
membelah
secara
(2) Oogenesis
dan manusia
oosit
primer
(2n).
Oosit
primer
mengalami
meiosis
menghasilkan oosit sekunder (sebuah sel yang besar) dan badan kutub
primer (sebuah sel yang kecil), yang masing-masing bersifat haploid.
Badan kutub selanjutnya mengalami degenerasi dan tidak ikut berperan
dalam fertilisasi. Pada meiosis II dari oosit sekunder dihasilkan dua sel
yang tidak sama besar, yang disebut dengan ootid dan yang kecil disebut
badan kutub sekunder. Dalam proses maturasi ootid berkembang menjadi
ovum, sedangkan badan kutub tidak berfungsi.
dan
haploid.
Sel
tersebut
selanjutnya
mengalami
meiosis
II,
setiap
mikrospora
mengalami
karyokinesis
(pembelahan
inti)
yang
menghasilkan
kandungan
lembaga.
Megasporosit
yang
sel besar yang disebut kandung lembaga muda yang mengandung 8 inti
haploid dan dilindungi oleh integumen, tetapi diujungnya terdapat sebuah
liang kecil yang disebut mikrofilsebagai tempat masuknya saluran serbuk
sari ke dalam kandung lembaga. Tiga dari 8 inti haploid tadi menepatkan
diri
di
dekat
mikrofil.
Dari
tiga
inti
ini,
dua
diantaranya
lain
akan
menghasilkan
membuahi
inti
triploid
inti
(3n)
kandung
yang
lembaga
selanjutnya
yang
akan
diploid
mengalami
terbentuk
mengemukakan
suatu
gamet
cara
seperti
mencari
di
atas,
gamet
selanjutnya
suatu
Mendel
individu dengan
Genotipe
Jumlah
Individu
Macam Gamet
o
1
BB
Gamet
1 macam
BBKK
1 macam
BK
BBKKMM
1 macam
BKM
Bb
2 macam
B dan b
BbKK
2 macam
BK dan bK
BbKk
4 macam
BbKKMm
4 macam
BbKkMm
8 macam
bKm
sehingga
jumlah
gametnya
20 =
macam,
dan
macam
c)
Jumla
Macam
Jumlah
Perbandingan
Kemungki
Kemungki
Fenotipe F2
Sifat
Maca
nan
nan
Beda
Genotipe
Fenotipe
Game
F2
F2
t
2 =2
3:1
22 = 4
9:3:3:1
23 = 8
27
27 : 9 : 9 : 9 : 3 :
24 =
81
16
16
81 : 27 : 27 :
5
n
3:3:1
25
35
25
27 : 27 : 9 : 9 : 9
3n
2n
:9:9:9:3:3:
2n
3:3:1
243 : 81 dst
3n : dst
Sumber : Sarna, dkk (2000)
genetika.
Ilmu
genetika
berkembang
sangat
pesat
sejak
adalah
orang
yang
pertama
melakukan
percobaan
2.
3.
4.
kapri berbiji keriput galur murni dan sebaliknya. Galur murni (pure
line) adalah
tumbuhan
yang
melakukan
penyebukan sendiri
dan
murni adalah
suatu
populasi
yang
terdiri
dari
merupakan
berperan
persilangan
sebagai
antara
penyumbang
dua
kata
lain
individu
serbuk
sari.
persilangan
yang
Agar
resiprok
masing-masing
tidak
terjadi
2.
3.
4.
a)Hukum Mendel - I.
Prinsip berpisah secara bebas (segregasi). Selama pembentukkan gamet,
tiap alel diturunkan secara bebas kepada setiap gamet. Ini terjadi pada
persilangan monohibrid
b)
berpasangan
(penggabungan)
gen
secara
bebas.
Selama
1
Merah : Putih = 3 : 1
Gambar 09 : Bagan Persilangan Monohobrid
Tabel 04. Diagram Persilangan Kacang Kapri Berbunga Merah dengan Kacang Kapri
Berbunga Putih
M
50 %
50%
Sel Telur
M
MM
Mm
50 %
25%
25%
(Merah)
(Merah)
Mm
Mm
50 %
25%
25%
(Merah)
(Putih)
Sumber : Daroji & Haryati (2007)
Serbuk Sari
pertama
(F1)
yang
semuanya
berwarna
merah. Dalam
dengan
sesamanya. Hasil
dari
persilangan
itu
adalah
Induk (P):
Gamet:
Keturunan
pertama (F1) :
MM
Mm
(Merah)
(Merah Muda)
Mm
Mm
Serbuk Sari
Sel Telur
M
(Merah Muda)
(Putih)
Sumber : Daroji & Haryati (2007)
Dari persilangan di atas tampak ada fenotipe baru yang muncul. Sifat
warna merah muda muncul sebagai akibat dari pengaruh gen dominan
dangan resesif
yang sama-sama
sehingga tidak ada yang saling menutupi dan yang ditutupi (gen M
memiliki pengaruh yang sama kuat dengan gen m). Jika antar keturunan
F1 di silang diperoleh keturunan kedua (F2) dengan perbandingan atau
rasio sebagai berikut :
1.
2.
Keturunan
kedua (F2):
BK
Bk
bK
bk
BK
BBKK
BBKk
(1)
(2)
BBKk
BBkk
BbKK
BbKk
(3)
(4)
Bk
(5)
BbKk
Bbkk
(7)
(8)
bbKK
bbKk
(6)
bK
BbKK
BbKk
(9)
(10)
(1
(12)
1)
bk
BbKk
Bbkk
(13)
(14)
bbKk
bbkk
(15)
(16)
: Nurharyati (2006)
(1), Bbkk
(2); 3/16 bagian biji keriput warna kuning dengan genotipe, bbKK (1),
bbKk (2); 1/16 bagian biji keriput warna hijau dengan genotipe, bbkk (1).
b.
c.
d.
dengan
cara
dihibrida
punnet
juga
seperti
dapat
di
dicari
atas,
keturunan
dengan
pada
menggunakan
BK
bK
b
k
Bk
bk
2 Kk----> BBKk = 2
Bulat Kuning=
9/
16 bagian
1 kk-----> BBkk = 1
1 KK----> BbKK =
2
Fenotipe:
Bul
at hijau =
BbKk><BbKk
2 Bb
2 Kk-----> BbKk = 4
3/16
bagian
1 kk-----> Bbkk = 2
Fe
notipe:
1 KK----> bbKK =
1
Keriput Kuning=
3/1
6 bagian
1 bb
2 Kk-----> bbKk = 2
Fenotipe:
1 kk-----> bbkk = 1
Keriput hijau
=
16 individu 1/16 bagian
pola
dari
hukum
Mendel.
Namun
variasi
fenotif
yang
Adanya interaksi gen ini pertama kali diketahui oleh W. Bateson dan
R.C Punnet pada awal abad ke-20 dari persilangan ayam dengan pial
(jengger) yang berbeda. Dikenal ada 4 macam bentuk jengger yaitu tipe
gerigi/mawar (rose), tipe biji/kacang (pea), tipe walnut/sumpel, dan tipe
bilah (single).
Bila ayam pial mawar (galur murni) disilangkan dengan ayam pial
kacang (galur murni) yang keduanya telah diketahui dominan, pada F1-nya
dihasilkan turunan berpial walnut, yang berbeda dari pial kedua induknya.
Apabila pial walnut disilangkan dengan sesamanya, maka pada F 2-nya
dihasilkan ayam berpial Walnut : mawar : kacang : bilah = 9 : 3 : 3 : 1.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa bentuk pial dipengarhi oleh dua
pasang alel yang saling berinteraksi.
Sebagai contoh, perilangan antara ayam berpial mawar (RRpp)
dengan ayam berpial kacang (rrPP), akan menghasilkan ayam berpial
walnut pada keturunan pertamanya (F1-nya). Dengan bagan persilangan
sebagai berikut:
P1
Mawar
RRpp
F1
Kacang
rrPP
RrPp
(walnut)
F2
:
RP
Rp
rP
rp
RP
RRPP
(W
RRPp
RrPP
(Walnut)
RrPp
(W
(Walnut
)
alnut)
alnut)
Rp
RRPp
RRpp
(Walnut)
RrPp
Rrpp
(Walnut)
(Mawar)
rrPP
rrPp
(M
awar)
rP
RrPP
(Walnut
RrPp
(Walnut)
(Kacang
)
Kacang)
rp
RrPp
(Walnu
t)
Rrpp
(Mawar)
rrPp
rrpp
(Kacang)
(Bilah)
9/16 bagian
3/16 bagian
3/16 bagian
: rr pp
1/16 bagian
Dalam
peristiwa
interaksi
ini
dua
pasang
alel
bekerjasama
terhadap
sifat
kuning.
Selanjutnya
F1 disilangkan
dengan
Hitam
Kuning
HHkk
F1
hhKK
HhKk
(hitam)
P2
HhKk
HK
HhKk
Hk
hK
hk
HK
HHKk
HhKK
HhKk
(Hitam)
(Hitam)
(Hitam)
HHKk
HHkk
HhKk
Hhkk
(Hitam)
(Hitam)
(Hitam)
(Hitam)
HhKK
HhKk
hhKK
hhKk
(Hitam)
(Hitam)
(Kuning
(Kuning
HHKK
(Hitam)
Hk
hK
hk
HhKk
Hhkk
hhKk
hhkk
(Hitam)
(Hitam)
(Kuning
(Putih)
)
Genotip kulit biji hitam : H K
9/16 bagian
3/16 bagian
3/16 bagian
1/16 bagian
= hitam
o rr C k
= abu-abu
o - - cc
= putih (albino)
P1
Hitam
Kuning
RR CC
F1
rr cc
Rr Cc
(hitam)
P2
Rr Cc
RC
Rr Cc
Rc
rC
rc
RRCc
RrCC
RrCc
(Hitam)
(Hitam)
(Hitam)
RRcc
RrCc
Rrcc
RC
RRCC
(Hitam)
Rc
RRCc
(Hitam)
(Putih)
(Hitam)
(Putih)
RrCc
rrCC
rrCc
(Abu-
(Abu-
abu)
abu)
rrCc
rrcc
rC
RrCC
(Hitam)
(Hitam)
rc
RrCc
Rrcc
(Hitam)
(Putih)
(Abu-
(Putih)
abu)
Genotip hitam
:RC
9/16 bagian
Genotip Putih
: R cc
3/16 bagian
Genotip Abu-abu
: rr C
3/16 bagian
Genotip putih
: rr cc
1/16 bagian
P1
cc ii
CC II
Plymouth Rock
Leghorn
(putih)
F1
(putih)
CcIi
(Putih)
F2
:
CI
Ci
cI
ci
Cc II
Cc Ii
(Putih)
(Putih)
CI
Ci
CC II
CC Ii
(Putih)
(Putih)
CC Ii
(Putih)
CC ii
Cc ii
(Berwar
(Berwar
na)
na)
Cc Ii
(Putih)
cI
cc Ii
(Putih)
Cc II
Cc Ii
(Putih)
(Putih)
cc II
(Putih)
ci
Cc Ii
cc ii
(Putih)
(Putih)
Cc ii
(Berwar
na)
cc Ii
(Putih)
Genotip putih
: C I
9/16 bagian
Genotip berwarna
: C ii
3/16 bagian
Genotip putih
: cc I
Genotip putih
: cc ii
3/16 bagian
1/16 bagian
halnya
pada
tumbuh-tumbuhan,
pewarisan
sifat
pada
Pria
Botak
Botak
Tidak Botak
Wanita
Botak
Tidak Botak
Tidak Botak
Antigen
A
B
A dan B
-
Genotipe
IAIA dan IAIO
IBIB dan IBIO
IAIB
IOIO
Sumber : Sarna, dkk (2000)
Dalam hal ini, antara IA dengan IB tidak ada yang lebih dominan,
sehingga antara orang yang bergenotipe IAIB bergolongan darah AB atau
kedua alel tersebut bersifat kodominan. Sedangkan alel IA > IO dan IB >
IO. Selain dengan sistem A-B-O terdapat pula sistem golongan darah M-N
dan sistem Rhesus (Rh)
Faktor Rh pertama kali ditemukan oleh Lanstainer Wiener pada
tahun 1942, antigen ini dinamakan faktor rhesus karena ditemukan
dalam darah kera (Macaca rhesus). Faktor Rh ada dua macam yaitu
Rh+ dan Rh-, dimana Rh+ > Rh-.
Selain oleh kombinasi alel ganda, pewarisan sifat pada manusia juga
dipengaruhi oleh keberadan gen ganda. Gen ganda adalah gen yang
jumlahnya lebih dari satu pasang, terletak pada lokus-lokus berlainan di
kromosom, bekerja secara komulatif dalam menumbuhkan sifat genetik
kuantitatif. Misalnya dalam pewarisan sifat pigmentasi kulit dan bentuk
sidik jari (dipengaruhi oleh dua pasang gen) sedangkan untuk tinggi
badan dan warna mata manusia dipengaruhi oleh 3-5 pasang gen.
Beberapa kelainan pada manusia juga diturunkan.Biasanya pewarisan
itu diturunkan melalui kromosom autosom maupun gonosom, baik yang
bersifat resesif ataupun yang bersifat dominan.
Kelainan yang diwariskan melalui autosom dominan, antara lain jari
pendek (brakidaktili), jari bergabung (sindaktili), dan jumlah jari lebih
(polidaktili). Kelainan yang diwariskan melalui kromosom autosom resesif
misalnya gangguan mental, albino, anemia bulan sabit (sickle cell anemi).
Selain itu, kelainan juga diwariskan melalui gonosom, misalnya buta
warna (colour blind), dan darah tidak bisa membeku (hemofilia). Kedua
kelainan ini diwariskan melalui kromosom X, dan bersifat resesif.
Gen buta warna (colour blind) yang terpaut kromosom X dan bersifat
resesif (cb) ini akan berpengaruh ketika dalam keadaan homozigot resesif
pada kromosom X untuk perempuan. Apabila pada laki-laki, satu gen
resesif saja pada kromosom X sudah menimbulkan buta warna. Dengan
demikian, kemungkinan genotipe yang dapat terjadi adalah sebagai
berikut :
XCB XCB = wanita normal
XCB Xcb = wanita normal karier (pembawa sifat) buta warna
Xcb Xcb = wanita buta warna
XCB Y
= laki-laki normal
Xcb Y
Misalkan
seorang
laki-laki
normal
menikah
dengan
seorang
XCB Xcb
P:
G:
XCB Y
(normal)
XCB, Y
F1:
= laki-laki normal
Xh Y
= laki-laki hemofili
Gen-gen yang terpaut pada kromosom Y disebut dengan gengen holandrik. Sebagian besar gen- gen ini tidak mempunyai pasangan
pada kromosom X, selain itu gen-genya sangat langka. Gen ini hanya
diwariskan dari ayah hanya pada anak laki-laki saja. Contoh sifat yang
terpaut kromosom Y adalah hypertrichosis (pertumbuhan rambut pada
telinga), keratoma dissipatum (penebalan kulit pada tangan dan kaki), dan
jari kaki berselaput.
2.7 Manfaat Pewarisan Sifat bagi kehidupan dalam konteks
Salingtemas
Dengan
digunakan
semakin
dalam
berkembangnya
kehidupan
ilmu
sehari-hari
genetika
untuk
telah
banyak
meningkatkan
ini bersifat unggul. Pada hewan ternak misalnya sapi pedaging, babi
unggul, sapi perah, unggas pedaging atau petelur, dan berbagai jenis
ikan. Bibit unggul ini diperoleh melalui persilangan dan seleksi.
Perkawinan silang dilakukan terhadap dua individu yang memiliki
sifat unggul tertentu dengan harapan untuk menghasilkan keturunan
yang memiliki gabungan sifat unggul dari kedua induknya untuk
selanjutnya
akan
dijadikan
bibit.
Biasanya
bibit
unggul
yang
lain
tahan
terhadap
penyakit,
umur
lebih
pendek
(cepat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
3.1.1 Yang berperan dalam pewarisan sifat adalah gen dan kromosom. Gen
adalah pembawa sifat menurun yang ada pada kromosom. Sedangkan
kromosom adalah suatu badan/benda yang mudah menyerap warna
ketika dilakukan pewarnaan sel.
3.1.2 Terminologi bidang genetika antara lain :
a.
Lokus gen adalah tempat tertentu pada kromosom yang diduduki oleh
satu alel gen dari suatu sifat.
b.
Alel adalah sepasang gen yang terletak pada posisi sama pada
sepasang kromosom.
c.
Dominan
adalah
sifat
yang
menutupi
atau
mengalahkan
sifat
pasangannya.
d.
e.
Intermediat adalah sifat baru ynag muncul karena gen dominan dan
gen resesif sama-sama kuat pengaruhnya sehingga tidak ada yang
menutupi dan yang ditutupi atau dengan kata lain sifat antara dari sifat
dominan dan sifat resesif.
f.
g.
h.
i.
Gamet adalah sel reproduksi jantan atau betina yang sudah masak
(sperma, serbuk sari, sel telur).
j.
Filia
adalah
anak
yang
dihasilkan
dari
perkawinan
induknya
Genotipe adalah susunan genetik, atau jumlah total dari semua gen
dalam satu individu yang ada hubungannya dengan fenotipe. Biasanya
dinyatakan dengan huruf pertama dari sifat fenotipe. Karena individu itu
bersifat diploid maka genotipe ditunjukkan dengan huruf dobel. Misalnya
MM, Mm, mm dan seterusnya.
l.
m.
n.
3.1.3 Pewarisan sifat menurut Mendel adalah mengikuti pola sesuai dengan
sifat beda yang diamati. Pola itu selanjutnya disebut dengan hukum
Mendel (Mendelisme). Adapun hukum yang dimaksud adalah :
a) Hukum Mendel - I.
Prinsip berpisah secara bebas (segregasi). Selama pembentukkan gamet,
tiap alel diturunkan secara bebas kepada setiap gamet. Ini terjadi pada
persilangan monohibrid
b) Hukum Mendel - II.
Prinsip
berpasangan
(penggabungan)
gen
secara
bebas.
Selama
Pewarisan
sifat
pada
persilangan
monohobrid
mempunyai
3.1.6 Kelainan akibat pautan gen ini ada sifat yang lebih cenderung muncul
pada laki-laki karena gen terpaut pada kromosom Y, yang tidak
mempunyai pasangan pada koromosom X. Akibatnya, satu saja terdapat
gen yang menimbulkan kelainan, maka pada laki-laki kelainan itu akan
muncul.
3.1.7 Pewarisan sifat pada manusia juga dibatasi oleh jenis kelamin. Hal ini
terkait dengan hormon adanya gen-gen yang bersifat kodominan, alel
ganda, dan gen ganda.
3.1.7 Salah satu manfaat yang bisa dirasakan dengan kemuajuan ilmu
genetika adalah diperolehnya bibit unggul pada tanaman budidaya dan
peternakan. Dalam kehidupan manusia, pemahaman konsep genetika
diterapkan dalam menentukan sifat-sifat tertentu yang menjadi kriteria
dalam memilih pasangan hidup.
3.2 Saran-Saran
Menyimak simpulan tadi, serta fenomena yang terjadi di zaman
sekarang, ilmu genetika begitu pesat perkembangannya, sehingga penulis
dapat menyarankan:
1.
sifat anak kita yang sedikit berbeda dari kedua orang tuanya, sematamata disebabkan karena pola pewarisan sifat. Implikasi dari pernyataan
ini adalah kepada suami diharapkan tidak cepat berprasangka buruk
terhadap isterinya, dan sebaliknya.
3.
Pemahaman
konsep
dan
penerapannya
dimasyarakat
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Bawa,
Wayan.
Pendidikan
1991. Dasar-Dasar
Biologi
Sel. Jakarta
Departemen
dan Kebudayaan.
Daroji & Haryati. 2007. Sukses Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX
SMP dan MTs.Solo : Penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://images.google.co.id/imgres?. 2008. Gambar. On Line. Diakses 17 Desember
2008.
Nurharyati, Nunung. 2006. Pendalaman Kompetensi IPA Biologi untuk SMP/MTs
Kelas IX.Bandung : Yrama Widya.
Sarna, dkk. 2000. Buku Aja Genetikar. Singaraja : Program Studi Pendidikan
Biologi, STKIP Singaraja.
Soedarjatmo, dkk. 1996. Biologi 3a untuk Kelas 3 Catur Wulan 1 SMU. Surakarta :
PT Intan Pariwara.
Sunarto, dkk. 2003. Terampil Menerapkan Konsep dan Prinsip IPA Biologi Kelas
3A. Solo : PT Tiga Serangkai Puataka Mandiri.
Suryo. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
-------. 1996. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.