KELOMPOK VII
KELAS A
Azki Afidati Putri Anfa (1410422025), Josano Rehan Dhani (1410422020), Merini
Apriliani (1410422043), Ratna Suleka (1410421035), Rifta Septiavi (1410421013)
ABSTRAK
Praktikum Siklus Hidup D. melanogaster dilaksanakan pada hari Rabu, 5 April 2016 di
Laboratorium Genetika dan Biologi Sel, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk
mengetahui fase-fase dalam siklus hidup Drosophila melanogaster dan lama masing-masing fase.
Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan secara langsung siklus hidup Drosophila
melanogaster yang dibiakkan didalam botol bening. Hasil yang didapatkan adalah dihasilkan telur
dalam waktu 24 jam lalu telur berkembang menjadi larva instar I 24 jam. lalu selama rentang
waktu 24 jam larva Instar I berkembang menjadi larva instar II, lalu dalam rentang waktu 24 jam
larva Instar II berkembang menjadi larva instar III. Setelah 48 jam larva instar III berkembang
menjadi pupa. Kemudian 48 jam pupa berkembang menjadi Imago.
Kata Kunci: Drosophila melanogaster, larva, lalat buah, pupa
PENDAHULUAN
D. melanogaster merupakan objek yang Indonesia dikenal sebagai lalat buah
sering digunakan dalam penelitian yaitu jenis lalat yang dapat ditemui di
Genetika dan ilmu biologi lainnya karena sekitar buah-buahan yang sudah mulai
mudah dikembangbiakkan dan juga membusuk. Selain itu, lalat buah ini
mudah didapatkan di alam bebas. termasuk pada sub-ordo Cyclophorpha,
D.melanogaster biasanya ditemukan pengelompokkan lalat yang pada
pada buah-buahan yang sudah ranum. pupanya terdapat kulit instar 3, dan
Hal ini dikarenakan makanan lalat buah termasuk dalam seri Acaliptra (imago
adalah jamur yang tumbuh pada buah. menetas dan keluar dari bagian interior
Biasanya untuk melakukan pengamatan pupanya). Lalat buah yang sering
tentang D.melanogaster dibuat sebuah ditemukan di Indonesia dan Asia adalah
medium sebagai tempat pemeliharaan lalat ananasae, kikawai, malerkotliana,
D.melanogaster tersebut yang dapat repleta, hypocausta, dan imigran (Yatim,
memudahkan melakukan pengamatan 1996).
tentang lalat buah khususnya mengenai D. melanogaster,sejenis serangga
siklus lalat buah. Karena tanpa suatu biasa yang umumnya tidak berbahaya
medium, setiap fase pada siklus hidup dan merupakan pemakan jamur yang
D. melanogaster sulit diamati. tumbuh pada buah. D. melanogaster
D. melanogaster merupakan salah merupakan serangga yang mudah
satu hewan yang sering digunakan berkembang biak. Dari satu perkawinan
sebagai model percobaan genetika saja dapat dihasilkan ratusan keturunan,
sejak tahun 1910-an. D. melanogaster dan generasi yang baru dapat
berasal dari filum Arthropoda, kelas dikembangkan setiap dua minggu.
Insekta, dan Ordo Diptera. Spesies ini di Karasteristik ini menunjukkan lalat buah
organisme yang cocok sekali untuk (imago) yang kemudian menjadi dewasa
kajian-kajian genetik (Campbell, 2002). (Campbell, 2003).
Adapun ciri umum dari Drosophila Kebanyakan penemuan di bidang
melanogaster diantaranya, warna tubuh genetika didapatkan melalui penelitian
kuning kecoklatan dengan cincin dengan menggunakan lalat tersebut
berwarna hitam di tubuh bagian sebagai bahan, dikarenakan lalat ini
belakang, berukuran kecil, antara 3-5 kecil sehingga suatu populasi yang
mm, urat tepi sayap (costal vein) besar dapat dipelihara dalam
mempunyai dua bagian yang laboratorium, daur hidup sangat cepat,
terinteruptus dekat dengan tubuhnya, tiap 2 minggu dapat dihasilkan satu
sungut (arista) umumnya berbentuk generasi dewasa yang baru, lalat ini
bulu, memiliki 7-12 percabangan, mata sangat subur yang betina dapat
majemuk berbentuk bulat agak ellips menghasilkan ratusan telur yang dibuahi
dan berwana merah, terdapat mata oceli dalam hidupnya yang pendek itu
pada bagian atas kepala dengan ukuran (Kimball, 2001).
lebih kecil dibanding mata majemuk. Selain itu, D. melanogaster dapat
Kepala berbentuk elips, thorax berbulu- menghasilkan 20 hingga 25 generasi
bulu dengan warna dasar putih, tiap tahun. Seekor D. melanogaster
sedangkan abdomen bersegmen lima dapat bertelur ribuan kali semasa
dan bergaris hitam, sayap panjang, hidupnya. Organisme dengan jumlah
berwarna transparan, dan posisi keturunan yang besar itu memenuhi
bermula dari thorax (Ashburner, 1989). persyaratan sebagai materi percobaan
D. melanogaster mempunyai empat genetika. D. melanogaster memiliki
stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, kromosom yang ukurannya relatif besar
pupa, dan imago. Telur lalat buah dan jumlahnya hanya empat pasang.
berbentuk bulat panjang, berwarna Penanganan kultur lalat buah sangat
putih. Telur tersebut akan mengalami mudah dilakukan dan hanya dengan
perkembangan selama kurang lebih 24 menggunakan media dengan komposisi
jam dan menetas menjadi larva (Hartati, dan pembuatan yang dan berkembang
2008). D. melanogaster melalui tiga biak dengan cepat (Susanto, 2011).
tahapan larva, dimana larva makan, Oleh karena itu, praktikum siklus hidup
tumbuh, dan larva berganti kulit. Apabila D. melanogaster penting dilakukan.
larva sudah dewasa, kemudian akan Tujuan Praktikum adalah untuk
keluar dari buah dan memasuki stadium mengetahui fase - fase dalam siklus D.
pupa tepat di bawah permukaan tanah. melanogaster dan lama masing - masing
Setelah itu keluarlah serangga muda fase.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Cara Kerja
Praktikum Genetika tentang Siklus Drosophila yang akan diamati ditangkap
Hidup D. melanogaster dilaksanakan di daerah tempat tinggal praktikan.
pada hari Rabu, 5 April 2016 di Diletakkan pada botol kultur yang
Laboratorium Genetika dan Biologi Sel, berisikan makanan pengumpan
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika ditempat yang banyak makanannya,
dan Ilmu Pengetahuan Alam, seperti ruang makan, dapur atau tempat
Universitas Andalas, Padang. Metode sampah. Setelah terlihat adanya
yang digunakan adalah dengan beberapa lalat yang terjebak, botol
pengamatan langsung D. melanogaster ditutup dan dicatat tanggal dan jam
selama 7 hari. penangkapan tersebut. Diamati dan
dicatat waktu dan tanggal munculnya
Alat dan Bahan telur, larva, pupa dan imago. Kemudian
Adapun alat yang digunakan yaitu botol dibandingkan dengan siklus hidup D.
kultur dengan jarum, pinset, karet melanogaster pada suhu 250 C.
gelang, kasa dan botol kaca. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu pisang atau
papaya, tepung, dan D. melanogaster.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilaksanakan maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Pada percobaan D. melanogaster menjadi larva instar II, lalu dalam
memiliki siklus hidup telur - larva rentang waktu 24 jam larva Instar II
instar 1 - larva instar 2 - larva instar berkembang menjadi larva instar III.
3 pupa imago - dewasa. Setelah 48 jam larva instar III
2. Telur dalam waktu 24 jam lalu telur kemudian berkembang menjadi
berkembang menjadi larva instar I pupa. Pada waktu 48 jam pupa
24 jam. lalu selama rentang waktu berkembang menjadi Imago.
24 jam larva Instar I berkembang
DAFTAR PUSTAKA
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Shorrocks, B. 1972. Drosophila. Ginn &
Laboratory Handbook. Coldspring Company Limited. London.
Harbor Laboratory Press. USA Silvia, Triana. 2003. Pengaruh
Borror.J.D,Triplehorn. 1992.Pengenalan Pemberian Berbagai Konsentrasi
Pengajaran Serangga. Universitas Formaldehida Terhadap
Gadjah Mada. Yogyakarta Perkembangan Larva Drosophila.
Campbell, N.A. 2002. Biologi Jilid I. Jurusan Biologi Universitas
Erlangga. Jakarta Padjdjaran. Bandung.
Campbell, N.A. 2003. Biologi. Erlangga. Suryo. 1984. Genetika. Gadjah Mada
Jakarta University Press. Yogyakarta.
Hartati. 2008. Penuntun Praktikum Susanto,Agus Hery .2011. Genetika.
Genetika. Jurusan Biologi FMIPA Graha Ilmu. Yogyakarta.
UNM. Makassar. Yatim, Wildan.1996. Genetika. Tarsito.
Kimball, J.W. 2001.Biologi. Erlangga. Bandung.
Jakarta Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae:
Mulyanti, F. 2005. Mutagenesis a taxonomic overview. In: The
Perlakuan dengan uji letal Resesif genetics and biology of Drosophila.
Terpaut Seks Pada Drosophila Academic Press.New York.
melanogaster. Skripsi Jurusan
Biologi FMIPA UNPAD. Bandung.
LAMPIRAN
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Botol 2: Jantan : 10 jantan
Dewasa 10 betina
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Dewasa :
Jantan :
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Dewasa :
Jantan :
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Dewasa :
Jantan :
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing
Dewasa :
Jantan :
Ukuran lebih
kecil dari
betina
Memiliki ujung
yang
membulat
Betina :
Ukuran lebih
besar dari
jantan.
Memiliki ujung
yang
meruncing