Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

DAUR KARBON

Disusun Oleh :
Nama

: PAMELA

NIM

: F05112029

Kelompok

:4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

ABSTRAK
Tumbuhan sebagai produsen menghasilkan oksigen dan membutuhkan karbondioksida dari
hasil respirasi hewan. Karbon yang juga terkandung dalam karbondioksida
mengalami suatu siklus di atmosfer yang juga melibatkan makhluk hidup.
Praktikum yang berjudul Daur Karbon ini bertujuan untuk mempelajari hubungan
antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Rabu Sabtu, 12 Nopember 2014 sampai tanggal 18 Nopember 2014, pukul 13.0015.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Tanjungpura Pontianak. Dari praktikum inidiketahui bahwa produsen (Hydrilla
verticillata sp.) dan konsumen (Lymnaea sp.) terlibat dalam siklus karbon di
dunia ini..
Kata Kunci: Daur Karbon, Hydrilla verticillata., Lymnaea sp. Terang, Gelap,
Fotosintesis dan Respirasi

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam ekosistem terdapat dua peristiwa yang tidak terhenti yaitu aliran
energi dan aliran materi. Aliran energi berasal dari sinar surya yang memasuki
ekosistem. Energi ini digunakan untuk proses fotosintesis tanaman hijau dan
selanjutnya beredar melalui ekosistem melalui rantai makanan. Sedangkan
daur materi berlangsung dari organisme hidup ke lingkungan abiotik baik
tanah atau atmosfer dan kembali lagi ke organisme hidup, sehingga
keberadaan bahan-bahan di ekosistem dalam keseimbangan dinamik. Di dalam
aliran energi terdapat aliran-aliran yang merupakan suatu peristiwa yang
terjadi terus menerus. Salah satunya adalah siklus karbon. siklus ini
memperlihatkan bahwa karbon bisa terdapat sebagai gas CO2 yang
konsentrasinya sangat kecil tetapi sangat menentukan karbon secara global.
Sebagian dari karbon terlarut dalam air permukaan, dan sumber air
sebagai HCO3- atau sebagai CO2. sejumlah besar karbon terdapat dalam
mineral-mineral, terutama dalam bentuk kalsium dan magnesium karbonat,
seperti CaCO3. Reaksi fotosintesis menyediakan karbon dalam bentuk
anorganik menjadi karbon dalam bentuk organic. Yang dinyatakan sebagai
(CH2O), yang merupakan komponen-komponen dari molekul-molekul
seluruh kehidupan. Siklus ini terjadi sepanjang masa pada ekosistem. Untuk
menetahuinya lebih dalam, maka perlu di lakukan praktikum mengenai siklus
karbon.
Berdasarkan uraian diatas Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem.
2. Dasar Teori
Di dalam ekosistem terjadi proses yang disebut siklus materi dan aliran
energy. Energy didefinisikan sebagai kemampuan untuk melanjutkan kerja.
Energy yang dimiliki oleh setiap organisme adalah energi kimia yang
diperoleh dari makanannya dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak dan
sebagainya. Energy tersebut diciptakan pertama kali pada tingkatan produsen

(tumbuhan hijau) dengan mengubah energy matahari ke dalam bentuk energy


potensial. Perlu diketahui bahwa energy di dalam ekosistem ini tuduk pada
hukum Termodinamika II. Aliran energy dalam ekosistem akan selalu seirama
dengan siklus materi. Kedua proses tersebut berjalan melalui rantai makanan
dan jarring makanan. Di samping itu, di alam juga terjadi siklus biogeokimia
yaitu peredaran bahan abiotik dari lingkungan melalui komponen biotic dan
kembali lagi ke lingkungan. Siklus biogeokimia dikelompokkan ke dalam tipe
siklus gas (gas karbon, nitrogen, belarang), siklus padatan / siklus sedimen
(fosfor), dan tipe siklus air (hidrologi) (Indriyanto, 2006).
Jika aliran energy merupakan arus satu arah yang diperbarui terus dari
pasokan SS, aliran materi yang diperlukan dunia kehidupan pada dasarnya
bersifat dua arah karena bahan-bahan kimia terbatas persediaannya hingga
harus digunakan lagi menurut proses perputaran (siklus). Karena proses siklus
materi tidak hanya terjadi dalam tubuh organisme (biota), tetapi berlangsung
juga dalam linkungann abiotik, proses ini disebut siklus biogeokimia
(Wirakusumah, 2003).
Meskipun CO2 terdapat di atmosfer dengan konsentrasi yang relatif
rendah (sekitar 0,03 %), karbon bersiklus ulang dengan laju yang relatif cepat,
karena tumbuhan mempunyai kebutuhan yang tinggi akan gas ini. Setiap
tahun tumbuhan mengeluarkan sekitar sepertujuh dari keseluruhan CO2 yang
terdapat di atmosfer, jumlah ini kira-kira (akan tetapi tidak tepat betul)
diseimbangkan melalui respirasi. Sejumlah karbon bisa dipindahkan dari
siklus tersebut dalam waktu yang lebih lama. Hal ini terjadi misalnya ketika
karbon terakumulasi di dalam kayu dan bahan organik yang tahan lama
lainnya. Porombakan metabolik oleh detritivora akhirnya mendaur ulang
karbon ke atmosfer sebagai CO2 (Campbell,2004).
Dari seluruh karbon yang ada di bumi, yang aktif dalam sirkulasi karbon
dibiosfer kurang dari 1%. Lainnya tersimpan dalam bentuk karbon anorganik
dalam batu-batuan dan sebagai karbon organik dalam bahan bakar fosil (batu
bara danminyak bumi). Tumbuhan yang sedang berkembang mengambil karbon
dariatmosfer (dalam bentuk CO2) dan memasukkannya ke dalam senyawa
padat yang ada dalam struktur tumbuhan tersebut. Dalam bentuk inilah karbon

masuk kedalam rantai makanan. Ekosistem yang berbeda menyerap karbon


dalam tingkatyang berbeda pula. Karbon yang masuk ke dalam hutan hujan
tropis, tempat tumbuhan berkembang dengan cepat, 100 kali lipat dari karbon
yang masuk kegurun (Pollock, 2000).
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan
siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga
kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor
apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor
yang mempengaruinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari
produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat,
sedangkan energi foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang
utama. Produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk
melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat
menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk
melangsungkan kehidupannya (Suprayogi, 2010)
Hidrilla sp. Adalah tanaman hijau yang hidup di air. Tumbuhan air
sangat berpengaruh terhsdsp zat-zat makanan untuk orgsnisme hidup.
Tumbuhan juga memegang peranan penting dalam transfor oksigen, karbon
dioksida, dan gas-gas lain melalui badan air dan dalam pertukaran gas-gas
tersebut pada bidang persentuhan antara air-atmosfir (Ahmad, 2004).
MEODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Nopember 2014
sampai 18 Nopember 2014 bertempat di laboratorium Penididikan Biologi FKIP
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Adapun alat yang digunakna dalam praktikum ini yaitu 8 buan botol, label
dan

satu buah keranjang. Bahan yang digunakan yaitu: Siput kecil 4 ekor

(Lymnaea sp.), Larutan Bromthymol blue dan air


Pada prosedur praktkum pertama-tama siapkan dua percobaan A dan B,
masing-masing terdiri dari empat tabung / botol biakan. Tandai tabung-tabung

biakan ini dengan kode A1, A2, A3 A4 dan B1, B2, B3, B4. Isilah setiap tabung
dengan jumlah air yang sama sampai permukaan air kira-kira 20mm di bawah
mulut tabung. Tambahkan 5 tetes Bromthymol blue ke dalam tiap-tiap tabung.
Masukkan siput kecil ke dalam tabung A1 dan B1, siput kecil dan Hydrilla
verticillata ke dalam tabung biakan A2 dan B2, Hydrilla verticillata saja ke dalam
tabung A3 dan B3, dan hanya air ke dalam tabung A4 dan B4 sebagai control.
Tutup semua tabung biakan tersebut rapat agar kedap udara. Pada hari pertama
letakkan percobaan A di tempat terang (cahaya) dan percobaan B di tempat gelap.
Amati tabung biakan 24 jam kemudian dan catatlah semua warna indikator dari
setiap tabung (buatlah tabelnya). Catat pula perubahan yang mungkin terjadi
dengan siput dan Hydrilla verticillata. Setelah itu pindahkan tabung biakan A ke
tempat gelap dan tabung biakan B ke tempat terang. Lalu catat perubahannya
setelah 24 jam dipindahkan kembali tabung A ketempat terang dan tabung B
ketempat gelap. Ulangi perpindahan ini selama 7 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Daur Karbon
Tabung

Perlakuan

A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

1
++
O
O
O
O
O
O
O

Keterangan
A1 & B1 = siput
A2 & B2 = siput + Hydrilla
verticillata
A3 & B3 = Hydrilla verticillata
A4 & B4 = Aquades

2
++
++
++
O
+
O
O
O

Hari ke3
4
++
++
++
++
++
++
O
O
+
+
+
++
+
+
O
O

5
++
++
++
O
++
++
+
O

6
++
++
++
+
+++
+++
++
O

= Daerah gelap
= Daerah terang
O

= Jernih (tidak ada


perubahan)

= Biru kekuningan

++ = Agak kekuningan
+++ = Kuning Kemerahan
2. Pembahasan
Praktikum ini dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 12 Nopember
2014 sampai tanggal 18 Nopember 2014. Praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem.
Sebagai produsen dalam prktikum ini maka digunakan tumbuhan Hydrilla
verticillata dan sebagai konsumen maka digunakan hewan yaitu siput kecil
Lymnaea sp. Hydrilla verticillata merupakan produsen/penghasil sumber
makanan bagi konsumen yang ada diair sedangkan Lymnaea sp. merupakan
hewan molusca. Penggunaan Lymnaea sp. karena praktikum ini akan melihat
peristiwa fotosintesis dalam air yang merupakan tempat hidup dari Lymnaea
sp., selain itu, ini dimungkinkan karena Lymnaea sp. mempunyai cangkang,
Cangkang berupa kalsium karbonat yang berasal dari kombinasi Ca dan
CO2. Penggunaan Bromthymol Blue sebagai larutan indikator dari asam dan
basa, terbentuknya warna kuning menunjukan kalau larutan bersifat
asam(kadar CO2 yang tinggi) dan berwarna biru bila larutan bersifat basa
(kadar O2 berlebih).
Dari hasil pengamatan pada perlakuan A1 dan B1 yang berisi hewan
Lymnea sp. terlihat adanya perubahan warna dari bening menjadi kuning
keruh. Kekeruhan ini terkait dengan adanya hewan yang sengaja
ditempatkan di dalam botol tersebut. Seperti kita tahu semua makhluk hidup
baik hewan maupun tumbuhan yang ada didarat maupun diair melakukan
respirasi. Secara sederhana respirasi merupakan proses menghirup dan
mengeluarkan gas karbonioksida (CO2). Dalam Lymnaea sp. mengambil O2
dari air dan udara pada gelas piala. Selanjutnya menghasilkan CO2, sehingga

warna pada larutan menjadi berwarna kuning. Namun tidak terjadi siklus
karbon, karena ketika Lymnaea sp. melakukan respirasi dan menghasilkan
CO2. CO2 yang dihasilkan oleh siput tadi tidak dimanfaatkan oleh makhluk
hidup lainnya sehingga tidak terjadi daur karbon. Sehingga pada botol A1
dan B1 ini hanya terjadi proses respirasi saja.
Pada perlakuan kedua yaitu botol A2 dan B2 yang berisi Lymnaea sp.
dan Hydrilla verticillata terjadi perubahan warna dari air pada hari ke dua
samapai hari ke 7 yang berubah dari bening menjadi agak kekuningan. Pada
botol A2 dan B2 menunjukan proses daur karbon. Daur karbon merupakan
proses yang berlangsung secara terus menerus tanpa henti. Didalam proses
daur karbon ini tedapat proses panjang dan menggunakan waktu yang lama
yang melibatkan Hydrilla verticillata (tumbuhan) membutuhkan CO2 dalam
fotosintesis yang mengeluarkan O2. Serta memerlukan hewan sebagai
penghasil CO2 dan memanfatkan O2. Selama proses daur karbon ini
berlangsung, O2 yang dihasilkan oleh tumbuhan sebagai hasil dari proses
fotosintesis dimanfaatkan oleh Lymnaea sp. dalam respirasi yang
menghasilkan CO2. selanjutnya CO2 yang dihasilkan dalam proses respirasi
kemudian digunakan oleh tumbuhan Hydrilla verticillata untuk fotosintesis,
dan begitu selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Afdal (2007) yang
menyatakan proses timbal balik antara fotosintesis dan respirasi seluler
bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik
turunnya konsentrasi CO2 dan O2 atmosfer secara musiman disebabkan oleh
penurunan aktivitas fotosintesis. Dalam skala global kembalinya CO2 ke
atmosfer melalui respirasi dapat diseimbangkan dengan pelepasan O2
melalui fotosintesis (Afdal, 2007).
Selanjutnya pada perlakuan ke 3 yaitu hanya terdapat Hydrilla
verticillata saja pada botol A3 dan B3. Pada perlakuan ini warna air berubah
dari bening menjadi kekuningan. Perubahan warna ini memnunjukkan
adanya aktifitas metabolism didalam botol yang berisi air tersebut, namun
aktivitas ini merupakan resksi fotosintesis, dimana terjadi pembentukan
oksigen melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis menyebabbkan
kandungan oksigen yang tinggi di dalam botol, kandungan oksigen yang

tinggi pada gelas piala ini ditunjukan dengan air berwarna kebiru-biruan,
terutama pada saat botol diletakkan pada tempat terang. Tetapi, pada tempat
gelap, air tidak berubah enjadi biru karena tumbuhan menghasilkan CO2. hal
ini dikarenakan tidak adanya cahaya yang digunakan untuk fotosintesis oleh
Hydrilla verticillata, sehingga Hydrilla verticillata melakukan respirasi
yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida (CO2).
Sedangkan pada botol A4 dan B4 yang menjadi kontro, tidak terjadi
perubahan warna.

Pada perlakuan keempat (botol A4 dan B4) tidak terjadi perubahan


warna hal ini dikarenakan tidak adanya aktifitas dari tumbuhan maupun
hewan yang menghasilkan oksigen dan Karbondioksida untuk dimanfaatkan
kembai, sehingga tidak terjadi daur karbon.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
daur karbon merupakan suatu proses pemanfaatan kembali gas karbondioksida
oleh tumbuhan sebagai produsen dalam proses fotosintesis yang dihailkan oleh
hewan melalui proses respirasi. Tumbuhan sebagai produsen dan hewan sebagai
konsumen sangat berperan penting dalam daur karbon.

REFERENSI

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: Yogyakarta Andi


Afdal. 2007. Siklus Karbon Dan Karbon Dioksida Di Atmosfer Dan Samudera.
Jurnal Oseana Volume XXXII, Nomor 2, : 29 -41
Campbell, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
Suprayogi, Dawam. 2010. Daur Karbon.
(http://www.scribd.com/doc/45906576/LAPORAN-DAUR-KARBON)
(02 Desember 2014)
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta; PT. Bumi Aksara.
Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan
Komunitas. Jakarta; Universitas Indonesia (UI-Press).

Anda mungkin juga menyukai