Anda di halaman 1dari 27

MINI RISET PRAKTIKUM GENETIKA VARIASI DERMATOGLIFI DARI PERKAWINAN

BERBEDA SUKU DI PROVINSI JAMBI

Disusun Oleh:

Nama : Sekar Ayu Dwi Deewanti


NIM : A1C419094
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pola sidik jari (dermatoglifi) merupakan gambaran Gambaran sidik jari tidak akan berubah sejak embrio
sulur-sulur dermal paralel pada jari-jari tangan dan kaki, dan tetap dipertahankan tanpa mengalami
telapak tangan dan telapak kaki. Gambaran sulur-sulur perubahan. Gambaran sidik jari khas untuk seseorang,
dermal ini ditentukan oleh banyak gen yang karena perwujudan gen-gen dalam dirinya. Hal ini
pengaruhnya saling menambah dan tidak dipengaruhi mengakibatkan pola sidik jari antara satu orang
oleh faktor luar sesudah lahir. Pembentukan sidik jari dengan yang lain tidak mungkin mempunyai
dimulai dengan proliferasi sel epitel basal sekitar gambaran yang persis sama, sehingga dapat
minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel digunakan sebagai cap pribadi.
tersebut kemudian membentuk lipatan-lipatan dan
menjadi sulur epidermis. Pada bulan keenam kehamilan
pembentukan sidik jari berakhir sepenuhnya.
Pola sidik jari merupakan salah satu variasi Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang
biologis yang berbeda dari satu kelompok ras majemuk atau heterogen, mempunyai beraneka
dengan kelompok yang lain, antara perempuan ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat
dan laki-laki bahkan pada kembar identik. istiadat. Ciri biologi yang tampak berbeda pada
Perbedaan inilah yang menyebabkan sidik jari berbagai suku bangsa antara lain dari segi fisik,
digunakan sebagai bahan untuk menyelidiki warna kulit, jenis rambut serta bahasa yang
kejahatan, identifikasi seseorang, bahkan penyakit digunakan. Dermatoglifi merupakan Karakter lain
akibat kelainan genetik pada seseorang. yang dapat digunakan untuk identifikasi suku bangsa
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang 1. Mengapa sidik jari setiap orang berbeda-beda


yang telah dipaparkan maka 2. Bagaimana variasi sidik jari pada perkawinan
dapat diidentifikasi rumusan
masalah, sebagai berikut: berbeda suku
3. Bagaimana manfaat dan pentingnya
dermatoglifi
1.3 Tujuan

Adapun Tujuan dari 1. Untuk mengetahui mengapa sidik jari orang


Rumusan Masalah di atas, berbeda-beda
sebagai berikut: 2. Untuk mengetahui variasi sidik jari pada
perkawinan berbeda suku
3. Untuk mengetahui manfaat dan pentingnya
dermatoglifi.
BAB II
KA J IAN T EORITIK
Definisi Dermatoglifi

Ilmu bentuk atau pola sidik jari dinamakan Dermatoglifi.


Pola sidik jari (dermatoglifi) merupakan gambaran sulur-
sulur dermal paralel pada jari-jari tangan dan kaki, telapak
tangan dan telapak kaki. Gambaran sulur-sulur dermal ini
ditentukan oleh banyak gen yang pengaruhnya saling
menambah dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah
lahir. Sidik jari pada manusia tidak dipengaruhi oleh
lingkungan luar kecuali lingkungan di dalam kandungan.
Genetik sangat berperan dalam pembentukan sidik jari,
karena sidik jari di pengaruhi oleh unsur poligen (Purbasari
& Sumadji, 2017, p. 410).
Sifat yang Dimiliki Oleh Pola Sidik Jari

a. Parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia
seumur hidup.

b. Immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah
kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius.

c. Individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya


yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang
yang kembar identik.
Pola Dasar Sidik Jari

Berdasarkan sistem Galton, sidik jari dapat dibedakan menjadi 3


pola dasar, yaitu bentuk lengkung atau “Arch” (A), bentuk sosok atau
“Loop” (L), dan bentuk lingkaran atau “Whorl” (W). Frekuensi
Virus mereplika dan membuat dirinya menjadi banyak. Terlebih, ketika melakukan hal tersebut, virus mengubah
kehadiran
"gen"nya poladan
sedikit sidik
itujari bervariasi
adalah dari
hal yang satu jari
normal. dengan
Semua jari yangyang
perubahan lain.dilakukan disebut mutasi dan mutasi
Frekuensi pola sidik jari loop dari
lebihvirus disebut
tinggi variasi dari
dibandingkan virus yang
bentuk whorlasli.
dan arch. Rata-rata pola sidik jari pada tangan manusia sekitar 5%
dengan pola arch, 25- 30% merupakan pola whorl, dan 65- 70% adalah
pola sidik jari loop. Penghitungan banyaknya sulur dilakukan mulai dari
triradius sampai ke pusat dari pola sidik jari (Suryo, 2001, p. 173).
Pola Dasar Sidik Jari

Triradius merupakan titik pusat dari bentuk segitiga yang


menyebar membentuk sulur-sulur pada jari tangan dan kaki,
serta pada telapak tangan dan kaki. Triradius selalu ditemukan
Virus mereplika dan membuat dirinya menjadi banyak. Terlebih, ketika melakukan hal tersebut, virus mengubah
pada pola
"gen"nya sedikitloop (mempunyai
dan itu 1 triradius)
adalah hal yang dan pola
normal. Semua whorlyang dilakukan disebut mutasi dan mutasi
perubahan
dari virussehingga
(mempunyai 2 sampai 3 triradius), disebut variasi
dapatdari virus yang asli.
dihitung
jumlah sulurnya. Sedangkan pola arch, tidak memiliki triradius
sehingga jumlah sulur tidak dapat dihitung (Graham & Burns,
2005, p. 223).
Suku-Suku Di Indonesia

Menurut (Wiradnyana, 2015, p. 23) Wilayah Nusantara didatangi oleh bangsa Austronesia yang terjadi dalam
dua gelombang
Virus bertahanmigrasi. Proto melayu
hidup dengan (melayupada
cara menempel tua) sel
merupakan sebutan
inang. Selama untuk
berada gelombang
di dalam tubuhmigrasi
manusia pertama
atau
hewan yang menjadi inangnya, virus akan terus berkembang biak dengan menyalurkan materi genetik, baik RNA
yang terjadi sekitar 3000 – 1500 SM. Saat ini, beberapa kelompok masyarakat proto melayu dikenal sebagai
maupun DNA, ke sel sehat dalam tubuh inangnya. Setelah materi genetik virus masuk ke dalam sel inang, virus
sukuakan
Batak, Nias, Dayak,
menguasai Toraja, serta
dan merusak suku Badui.
sel tersebut. Namun,Gelombang migrasi
pada manusia, yanginikedua
proses atau ras oleh
bisa dihambat deutro melayu
sistem
kekebalan tubuh. Agar dapat bertahan hidup, virus harus beradaptasi dengan selalu bermutasi untuk mengelabui
masuk ke Indonesia sekitar 1500 –500 SM. Kelompok ras deutro melayu ini dikenal sebagai etnik (suku) Kaili,
sistem kekebalan tubuh inangnya. Setelah virus bermutasi, sistem kekebalan tubuh akan lebih sulit mengenali
Aceh, Melayu, Minangkabau, Minahasa,
virus, sehingga Bugis,
virus dapat Makasar,
tetap bertahanSasak, Bali dan Jawa.
dan menyerang Migrasi ini menyebabkan
sel inangnya
populasi ras Australomelanesoid terdesak dan akhirnya bermigrasi menuju wilayah Indonesia bagian timur,
Melanesia barat hingga Australia dan beberapa diantaranya mendiami wilayahwilayah terpencil di Indonesia.
Virus bertahan
Sidik hidup
jari secara luasdengan
dapatcara menempel
digunakan pada sel
untuk inang.identifikasi
sarana Selama berada di dalamdalam
seseorang, tubuh aspek
manusiabiologi
atau
hewan yang menjadi inangnya, virus akan terus berkembang biak dengan menyalurkan materi genetik, baik RNA
penurunannya
maupun serta
DNA, ke sel sehatperbedaan
dalam tubuh diantara suku-suku
inangnya. Setelah bangsa Ramani,
materi genetik et.al,
virus masuk(2001, p. 50).
ke dalam Sidik virus
sel inang, jari
akan menguasai
merupakan dan merusak
salah satu selyang
ciri biologi tersebut.
dapatNamun, padamempertegas
digunakan manusia, proses ini bisa dihambat
identifikasi olehIndonesia
suku bangsa. sistem
kekebalan tubuh. Agar dapat bertahan hidup, virus harus beradaptasi dengan selalu bermutasi untuk mengelabui
memiliki
sistem kurangtubuh
kekebalan lebihinangnya.
500 suku bangsa.
Setelah virusKeragaman
bermutasi, suku
sistembangsa
kekebalandapat
tubuh diidentifikasi dengan
akan lebih sulit jelas
mengenali
fenotipenya sepertivirus, sehingga
warna kulit,virus
tipedapat tetapdan
rambut, bertahan
bahasa danyang
menyerang sel inangnya
digunakan. Dermatoglifi merupakan
Karakter lain yang dapat digunakan untuk identifikasi suku bangsa (Purbasari & Sumadji, 2017, p. 413).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Jenis Penelitian

Penelitian mini riset ini • Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, penelitian deskriptif adalah

Virus bertahan
dilakukan pada hidup dengan
tanggal penelitianpada
27 cara menempel yang sel
menggunakan
inang. Selamaobservasi,
beradawawancara atau angket
di dalam tubuh manusia mengenai
atau
hewan yang menjadi inangnya, virus akan terusyang
subjek berkembang biak dengan menyalurkan materi genetik, baik RNA
sedang di teliti.
November 2021, di Desa
maupun DNA, ke sel sehat dalam tubuh inangnya.
• Untuk Setelahpenelitian
pendekatan materi genetik virusriset
dalam mini masuk ke dalam sel pendekatan
ini menggunakan inang, virus
akan menguasai
Nagasari, RT. 03/ dan merusak
RW. 02, sel tersebut. Namun, pada manusia, proses ini bisa dihambat oleh sistem
penelitian
kekebalan tubuh. Agar dapat bertahan hidup, viruskuantitatif yaitu suatudengan
harus beradaptasi metode selalu
penelitian yang berlandaskan
bermutasi pada
untuk mengelabui
Kecamatan Mestong,
sistem kekebalan tubuh inangnya. Setelah viruspositivisme,
filsafat bermutasi,digunakan
sistem kekebalan tubuh pada
untuk meneliti akan populasi
lebih sulitatau
mengenali
sampel
Kabupatenvirus,Muaro
sehingga Jambi,
virus dapat tetap bertahan dan menyerang sel inangnya vmerespons vaksin.
tertentu
Provinsi Jambi. • Pengumpulan data dilakukan dengan teknik cap jari untuk mengambarkan
pola sidik jari. Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui variasi
dermatoglifi warga dari perkawinan berbeda suku bangsa.
3.3 Data Dan Sumber Data 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif purposive sampling yakni, pengambilan sampel dengan
Virus data
adalah bertahan
dalamhidup dengan
bentuk angka,cara
ataumenempel padayang
data kualitatif sel inang. Selama berada di dalam tubuh manusia atau
menggunakan pertimbangan tertentu. Pengambilan
hewan yang menjadi
diangkakan, sedangkaninangnya, virus adalah
data kualitatif akan terus
data berkembang
yang tidak biak dengan menyalurkan materi genetik, baik RNA
maupun DNA, ke sel sehat dalam tubuh inangnya. Setelah materi sidik genetik
jari tanganvirusdilakukan
masuk kedengan
dalam cara meletakkan
sel inang, virus
berbentuk angka, biasanya
akan menguasai dinyatakan
dan merusak dalam bentuk
sel tersebut. Namun, kata,
pada ujung
manusia,jari proses
tanganinipada
bisa dihambat
fingerprint oleh
pad, sistem
kemudian
kekebalan tubuh.
kalimat dan Agar
gambar. dapat
Data bertahan
kuantitatif padahidup, virus
penelitian iniharus
berupaberadaptasi dengan selalu bermutasi untuk mengelabui
ditempelkan pada kertas HVS putih sehingga terbentuk
sistemseperti
angka kekebalan tubuhdari
persentase inangnya. Setelah
hasil pola virusSedangkan,
sidik jari. bermutasi, sistem kekebalan tubuh akan lebih sulit mengenali
virus, sehingga virus dapat tetap bertahan dan menyerang cap jari. sel
Hal inangnya
ini dilakukan sampai selesai
vmerespons kesepuluh jari
vaksin.
data kualitatif berupa informasi mengenai suku parental yang tangan. Dari cap jari yang diperoleh, dilakukan
menjadi sampel. Sumber data yang digunakan yaitu data primer pengamatan terhadap pola sidik jari (pola loop, pola
yang diperoleh secara langsung melalui pengambilan sidik jari arch, dan pola whorl).
sampel.
3.5 Teknik Analisis Data 3.6 Prosedur Kerja

Data sidik jari yang terkumpul disusun dalam tabel dan Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian
ditabulasi. Dari pola sidik jari yang diperoleh maka dilakukan mini riset yang dilakukan, sebagai berikut:
Virus bertahan
penghitungan hidup dengan
persentase cara menempel
untuk masing-masing polapada
sidik sel
jariinang. Selama berada di dalam tubuh manusia atau
1. Tahap Pendahuluan
hewan yang menjadi hasil
pada masing-masing inangnya, virus akan
perkawinan terus
berbeda berkembang
suku bangsa, biak dengan menyalurkan materi genetik, baik RNA
maupun DNA, ke sel sehat dalam tubuh inangnya. Setelah materi 2. Tahap Penentuan
genetik Rumusan
virus masuk Masalah
ke dalam dan Tujuan
sel inang, virus
menurut Purbasari &dan
akan menguasai Sumadji, (2017,
merusak p. 413) rumus
sel tersebut. yang
Namun, pada manusia, proses ini bisa dihambat oleh sistem
Penelitian
kekebalan
digunakantubuh.
sebagaiAgar dapat bertahan hidup, virus harus beradaptasi
berikut: dengan selalu bermutasi untuk mengelabui
3. Tahap Pengumpulan Data
sistem kekebalan tubuh inangnya. Setelah virus bermutasi, sistem kekebalan tubuh akan lebih sulit mengenali
4. Tahap
virus, sehingga virus dapat tetap bertahan dan menyerang selAnalisis dan Pembahasan
inangnya vmerespons vaksin.
5. Tahap Penarikan Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 PEMBAHASAN

• Pembuatan lubang resapan biopori didasarkan atas kesadaran yang tinggi terhadap upaya
penyelamatan lingkungan. Pembuatan lubang biopori ini sebagai upaya untuk mempercepat
Berdasarkanpenyerapan
kajian teoriair
danhujan
yangsecara maksimal ditempat
telah dipaparkan mengenai yang kekurangan
mutasi virus danresapan air untuk
cara kerja vaksinmencegah
didalam tubuh
serta substansi apa yang
terjadinya dimasukan kedalam tubuh, maka dapat menjawab stigma masyarakat yang menegaskan
banjir.
bahwa vaksin dapat memicu mutasi virus varian baru adalah salah tergolong dalam Hoaks dengan kategori
• Manfaat
misleading pembuatan
atau kategori lubang biopori
menyesatkan, ini untuk
karena dapat membantu
diketahui bahwa mempercepat
mutasi virus proses
adalahpenyerapan air.
perubahan genotip
Lubang ini tidakvirus ketika virus bereplikasi
membutuhkan tempat yang di dalam tubuh
luas dan manusia..
tidak terlalu dalam. Selain untuk
menyerap air, lubang ini dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan kompos. Proses
pembuatan kompos pada pengamatan yang dilakukan yaitu dengan memasukkan sampah-
sampah organik ke dalam lubang biopori.
4.1 Hasil

Penelitian ini memperoleh sebanyak 50 warga yang merupakan hasil perkawinan berbeda suku
yaitu 8 suku Melayu dan Batak, 3 suku Melayu dan Jawa, 12 Jawa dan Batak, 5 Jawa dan Minang,
11 Batak
Berdasarkan kajiandan Minang,
teori 8 Aceh
dan yang telahdan Jawa, 3 Aceh
dipaparkan dan Batak
mengenai mutasi virus dan cara kerja vaksin didalam tubuh
serta substansi apa yang dimasukan kedalam tubuh, maka dapat menjawab stigma masyarakat yang menegaskan
bahwa vaksinNo dapat memicu
Suku mutasi
Parentalvirus varian %
baru adalah salah
Arch % tergolong
Loop dalam Hoaks dengan kategori
%Whorl
misleading atau1 kategoriMelayu
menyesatkan,
– Batakkarena dapat20 diketahui bahwa mutasi virus adalah
47,5 32,5 perubahan genotip
2 virus–ketika
Melayu Jawa virus bereplikasi
20 di dalam tubuh
53,3manusia.. 26,7
3 Jawa – Batak 6,6 71,7 21,7
4 Jawa – Minang 0 26 74
5 Batak – Minang 0 61,8 38,2
6 Aceh – Jawa 0 47,5 52,5
7 Aceh – Batak 0 60 40
4.2 PEMBAHASAN

Manusia memiliki ukiran di telapak tangan dan telapak kaki yang biasa
disebut dengan sidik jari. Berdasarkan literature yang dibaca, yaitu menurut
Purbasari & Sumadji, (2017, p. 410) Ukiran sidik jari pertama kali diteliti oleh
Berdasarkan kajian teori dan yang telah dipaparkan mengenai mutasi virus dan cara kerja vaksin didalam tubuh
sertaCummins
substansi apadan
yang midlo (1926)
dimasukan kedalam dan menemukan
tubuh, istilah stigma
maka dapat menjawab dermatoglyphics, yang
masyarakat yang menegaskan
artinya
bahwa derma
vaksin adalah
dapat memicu kulit
mutasi virusdan
varianglyph adalah
baru adalah salahukiran.
tergolong Menurut
dalam Hoaks penelitian
dengan kategori
misleading atau kategori menyesatkan, karena dapat diketahui bahwa mutasi virus adalah perubahan genotip
Galton (1926) sidikvirus jariketika
tidak pernah sama pada manusia dan tidak pernah
virus bereplikasi di dalam tubuh manusia..
berubah. Sudah hampir 150 tahun yang lalu, dermatoglifi digunakan sebagai
alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Biologi,
Kesehatan, genetic dan Evolusi. Selain itu, digunakan secara luas sebagai alat
identifikasi seseorang
4.2 PEMBAHASAN

• Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pola sidik jari
Arch banyak ditemukan pada warga dengan parental Melayu – Batak (20%), Melayu – Jawa (20%), Jawa –
Batak (6%) sedangkan pada warga dengan parental lainnya tidak ditemukan sidik jari pola Arch. Pola sidik jari
Berdasarkan kajian teori dan yang telah dipaparkan mengenai mutasi virus dan cara kerja vaksin didalam tubuh
Loop banyak
serta substansi ditemukan
apa yang pada warga
dimasukan dengan
kedalam parental
tubuh, makaJawa – Batak
dapat (71,7%) stigma
menjawab dan Batak – Minang (61,8%).
masyarakat Pola
yang menegaskan
bahwa vaksin
sidik jari dapat
Whorl memicu mutasi virus
banyak ditemukan padavarian baru
parental adalah
Jawa salah(74%)
– Minang tergolong
Acehdalam
– JawaHoaks dengan
(52,5%) kategori
dan Aceh –
misleading atau kategori menyesatkan, karena dapat diketahui bahwa mutasi virus adalah perubahan genotip
Batak (40%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat variasi dermatoglifi pada warga yang memiliki parental
virus ketika virus bereplikasi di dalam tubuh manusia..
dengan suku yang berbeda. Warga dengan parental Melayu – Batak, Melayu- Jawa, dan Jawa – Batak
ditemukan ketiga pola sidik jari yaitu Arch, Loop, dan Whorl, sedangkan pada warga dengan parental Jawa –
Minang, Batak – Minang, Aceh – Jawa, dan Aceh – Batak tidak ditemukan pola sidik jari Arch. Penelitian ini
menunjukkan bahwa variasi dermatoglifi pada suku Melayu- Batak, Melayu- Jawa, dan Jawa – Batak lebih
bervariasi karena memiliki 3 pola sidik jari.
4.2 PEMBAHASAN

• Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menentukan variasi dermatoglifi pada
keturunan yang berasal dari parental yang berbeda suku. Variasi genetic pada
Berdasarkan kajian teori
perkawinan yangdanberasal
yang telah
daridipaparkan
suku yang mengenai
berbeda mutasi
akanvirus dan cara kerja
menghasilkan vaksinbaru
variasi didalam
dantubuh
serta substansi apa yang dimasukan kedalam tubuh, maka dapat menjawab stigma masyarakat yang menegaskan
bahwapenambahan materi mutasi
vaksin dapat memicu genetic pada
virus keturunannya.
varian Penelitian
baru adalah salah tergolongdalam
dalam genetika populasi
Hoaks dengan kategori
misleading atau kategori menyesatkan, karena dapat diketahui bahwa mutasi virus adalah perubahan genotip
menunjukkan bahwa orang-orang
virus dengan suku
ketika virus bereplikasi yangtubuh
di dalam sama, cenderung memiliki variasi
manusia..
DNA yang mirip satu sama lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Pola sidik jari ditentukan oleh banyak gen (poligen) sehingga secara genetik tidak pernah
berubah seumur hidup, kecuali dipengaruhi lingkungan seperti kerusakan oleh lingkungan.
2. Pada parental dengan suku Melayu – Batak, Melayu – Jawa, dan suku Batak – Jawa
ditemukan ketiga tipe pola sidik jari yaitu arch, loop, dan whorl. Parental pada suku Jawa
– Minang, Batak – Minang, Aceh – Jawa, dan Aceh – Batak hanya ditemukan tipe sidik
jari Loop dan whorl. Persentase tipe sidik jari terbanyak ditemukan pada tipe Loop dengan
persentase terbesar 71,7% (Jawa – Batak), 61,8% (Suku Batak – Minang), 60% (Suku
Aceh – Batak), 53,3% (Suku Melayu- Jawa), 47,5 % (Suku Aceh – Jawa) (Suku Melayu –
Batak), dan 26% ( suku Jawa – Minang).
3. Sidik jari secara luas dapat digunakan untuk sarana identifikasi seseorang, dalam aspek
biologi penurunannya serta perbedaan diantara suku-suku bangsa. Sidik jari merupakan
salah satu ciri biologi yang dapat digunakan mempertegas identifikasi suku bangsa.
5.2 Saran

Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, perlu dilakukan


penelitian lebih lanjut terkait variasi-variasi sidik jari dari hasil
perkawinan berbeda suku. Apabila ingin mengembangkan lebih jauh
sidik jari sebagai alat identifikasi maka penelitian tidak hanya
menggunakan pola pada sidik jari, namun bisa dilakukan lebih dalam
melalui perhitungan jumlah serta bentuk ridge count dan tipe garis yang
membentuk pola pada sidik jari.
T HANKS
FOR YOUR
AT T ENT IONS

Anda mungkin juga menyukai