Anda di halaman 1dari 14

Pewarisan Sifat Yang Dikendalikan Alel Majemuk, Pewarisan Sifat Yang Dikendalikan

Oleh Gen Majemuk dan Gen-Gen Yang Dipengaruhi Jenis Kelamin

LAPORAN GENETIKA

disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Genetika


dosen pengampu:
Dr.Hj. Sri Anggraeni, MS.
Dr. H. Riandi, M.Si.
Dr. Hj. Diah Kusumawaty, M. Si.
Drs. Suhara. M.Pd.

oleh:

Kelompok 2

Pendidikan Biologi B 2015

Acep Pajar Irawan (1505699)


Dewi Kusuma Ningtyas (1501545)
Dita Puspitasari (1505053)
Farah Saniya (1500742)
Fauziani Rahmadatillah (1500561)
Suci Imanie R. (1501593)

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
` 2018
A. Judul
Pewarisan Sifat yang Dikendalikan Alel Majemuk, Pewarisan sifat yang Dikendalikan
oleh Gen Majemuk dan Gen-gen yang dipengaruhi jenis kelamin

B. Tujuan Prakikum
1. Mengenali fenotip pada dirinya sendiri yang dikendalikan oleh gen yang terdiri dari
alel majemuk.
2. Menguji fenotif yang muncul dengan uji chi-kuadrat.
3. Merinci prosedur untuk mengidentifikasi pola dan jumlah sulur jari tangan
4. Menghitung dan menginterpretasi chi-kuadrat untuk menguji data populasi
mahasiswa satu kelas baik pada sulur maupun jumlahnya.
5. Dapat membuktikan adanya pola ekspresi gen yang dipengaruhi jenis kelamin

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, tanggal : Senin , 12 Maret 2018
Waktu : 13.00 – 16.30 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

D. Dasar Teori
Sebuah gen dapat memiliki lebih dari satu alel. Alel yang dimiliki oleh gen
tersebut berjumlah dua bahkan bisa mencapai lebih dari 20 alel. Contoh pewarisan sifat
pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda adalah rambut pada digitalis tengah jari
tangan serta golongan darah (Suryo, 2008).
Adanya rambut pada digitalis tengah merupakan salah satu contoh fenotip yang
dikendalikan oleh gen yang memiliki alel majemuk. Alel yang dapat menentukan adanya
rambut pada digitalis adalah sebagai berikut: H1 adalah alel untuk menentukan adanya
rambut pada semua jari, kecuali ibu jari. H2 adalah alel adanya rambut pada jari manis
dan jari tengah dan telunjuk. Alel H3 mengendalikan sifat rambut pada jari manis dan
tengah, sedangkan H4 untuk rambut pada jari manis saja. Ketiadaan rambut pada semua
jari dikendalikan oleh alel H5. Urutan dominasi dari alel-alel itu adalah
H1>H2>H3>H4>H5.
Sistem penggolongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner tahun 1900
adalah contoh lain pola pewarisan sifat yang dikendalikan alel majemuk. Alel-alel itu
adalah IA dan IB yang masing-masing mengendalikan pembentukan aglutinogen A dan B
pada eritrosit, dan I alel resesifnya.
Setiap manusia di dunia ini pasti berbeda. Salah satunya adalah bentuk garis-garis
pada jari, atau yang lazim kita sebut sebagai 'sidik jari'. Karena sidik jari bersifat unik,
setiap orang yang hidup di bumi mempunyai bentuk sidik jari yang berlainan.. Karena
sifat unik inilah, sidik jari dijadikan sebagai salah satu bukti identitas seseorang yang
berlaku secara internasional. Ternyata sidik jari baru mulai diperhatikan pada akhir abad
ke-19. Berawal dari tulisan seseorang ilmuwan Inggris Henry Faulds pada 1880 yang
menyatakan bahwa sidik jari orang-orang tak berubah sepanjang hayat mereka, dan
bahwa terdakwa-terdakwa bisa diyakinkan dengan sidik jari yang mereka tinggalkan di
permukaan benda seperti kaca. Klasifikasi sidik jari yang digunakan secara luas adalah
sistem Henry dan variasi-variasinya yang diperkenalkan oleh Edward Henry (1899).
Klasifikasi sidik jari adalah membagi data pola garis alur sidik jari kedalam kelompok-
kelompok kelas ciri yang menjadi karakteristik sidik jari tersebut yaitu untuk memercepat
proses identifikasi. Ada dua jenis kategori sidik jari yaitu kategori bersifat umum (global)
dan kategori yang bersifat khusus (lokal) yaitu untuk menggambarkan ciri-ciri khusus
individual, seperti jumlah minutiae, jumlah dan posisi inti (core), dan jumlah dan posisi
delta.
Beberapa sifat keturunan dapat ditentukan oleh gen autosomal dan ada juga yang
ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex). Sifat tersebut dapat tampak pada kedua
jenis kelamin, tetapi pada salah satu jenis kelamin ekspresinya lebih besar dibandingkan
jenis kelamin lainnya.
Beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal ada yang
ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex). Sifat tersebut dapat tampak pada kedua
jenis kelamin, tetapi pada salah satu jenis kelamin ekspresinya lebih besar dibandingkan
jenis kelamin lainnya.kepala botak, panjang jari telunjuk merupakan contoh dari kasus
tersebut di atas. Pada laki-laki, jari telunjuk yang lebih pendek dari pada jari manis
ditentukan oleh gen dominan, sedangkan pada perempuan untuk kasus yang sama
ditentukan oleh gen resesif.
E. Alat dan Bahan
Tabel. 01 Alat dan bahan Alel Majemuk
No. Nama Alat Jumlah
1. Kaca pembesar 1 unit
2. Kertas 1 buah

Tabel. 02 Alat dan bahan Poligen


No. Nama Alat Jumlah
1. Tinta stempel 1 set
2. Bak stempel 1 set
3. Kertas tulis 1 buah
4. Kaca pembesar 1 unit

Tabel.03 Alat dan bahan Sex Influenced


No. Nama Alat Jumlah
1. Tangan Kiri atau Kanan Sepasang
2. Kertas 1 buah
3. Pensil 1 buah

F. Langkah Kerja
a. Langkah kerja Alel Majemuk
Bagan 01.Langkah kerja Penentuan sifat adanya rambut pada segmen digitalis tengah jari
tangan.

Diamati segmen digitalis tengah jari tangan, apakah


terdapat rambut.

Data dimasukkan perkelompok dalam satu


kelas sesuai dengan teori pada hasil
pengamatan.
b. Langkah kerja Penentuan golongan darah
Bagan 02. Langkah kerja Penentuan golongan darah

Diperiksa golongan darah berdasarkan sistem


ABO dan Rhesus.

Data hasil pengamatan tersebut


dimasukkan untuk setiap kelompok dalam
satu kelas pada tabel pengamatan.

c. Langkah kerja penentuan sidik jari


Bagan 03. Langkah kerja penentuan sidik jari

Kesepuluh jari tangan ditempatkan pada bak


stempel yang sudah diberi tinta, diusahakan bagian
permukaan ujung jari kena tinta semuanya.

Dicetakkan masing-masing ujung jari tangan yang


bertinta tersebut pada kertas.

Diamati cetakan sidik jari tersebut dengan


menggunakkan kaca pembesar dan ditentukan tipe
pola sulurnya, dan dituliskan hasilnya pada tabel.

Dihitung frekuensi masing-masing pola sulur pada


seluruh kelas, dimasukkan ke dalam tabel dan uji
data dengan X2 pada taraf signifikansi 5%.
d. Langkah kerja penghitungan jumlah sulur atau jumlah rigi pada jari tangan.
Bagan 04. Langkah kerja penghitungan jumlah sulur atau jumlah rigi pada jari tangan.

Dihitung jumlah rigi dari kesepuluh tangan (dari kiri


ke kanan), kemudian dimasukkan datanya ke dalam
tabel.

Dari data kelas, dihitung rata-rata jumlah


rigi pada mahasiswa dan mahasiswi,
kemudian uji dengan X2 pada taraf
signifikansi 5%.

e. Langkah kerja Sex Influenced


Bagan 05. Langkah kerja Sex Influenced.

Diletakkan tangan pada alat kertas yang telah diberi garis


horizontal sehingga jari manis menyinggung garis horizontal
tersebut.

Diperhatikan panjang relatif jari telunjuk dibandingkan dengan jari


manis. Apabila ujung jari telunjuk berada di bawah garis
horizontal, artinya telunjuk lebih pendek, sedangkan apabila jari
telunjuk melewati garis horizontal, berarti telunjuk lebih panjang.

Hasil digambarkan pada lembaran kertas dan dicatat hasilnya.

Ditentukan genotipnya.
G. Hasil Pengamatan
a. Pewarisan sifat yang dikendalikan alel majemuk

Tabel 04. sifat rambut pada digitalis tengah jari tangan kelompok praktikum genetika

Nomor Fenotip rambut jari Jumlah


kelompok H1 H2 H3 H4 H5
1 1 1 1 6
2 1 2 1 2 6
3 1 1 1 2 5
4 1 2 3 6
5 1 5 6
6 1 5 6
7 1 1 3 5
8 3 2 5
Jumlah 2 1 10 6 23 45
Presentase 4,4% 2,2% 22,2% 13,3% 51,1% 100%

Tabel 05. fenotip golongan darah mahasiswa tiap kelompok praktikum dalam satu kelas

Nomor Fenotip golongan darah Jumlah Fenotip Jumlah


kelompok A B AB O Rh + Rh -
1 4 2 6 6 6
2 4 2 6 6 6
3 1 2 2 5 5 5
4 2 2 2 6 6 6
5 1 2 3 6 6 6
6 2 1 3 6 6 6
7 1 3 1 5 5 5
8 2 2 1 5 5 5
Jumlah 9 20 7 9 45 45 0 45
Presentase 20% 44,4% 15,6% 20% 100% 100% 0% 100%

b. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh gen majemuk (poligen)

Tabel 06. Hasil pengamatan pola sulur jari (Terlampir)

Tabel 07. Pola sulur untuk setiap kelompok

No. Jumlah Sulur tiap pola Jumlah


Kelompok Arch Loop Whorl
1 25 35 60
2 17 43 60
3 27 23 50
4 2 43 15 60
5 8 42 50
6 2 53 5 60
7 25 25 50
8 39 11 50
Jumlah 4 237 199 440
Presentase 0,9% 53,86% 45,22% 100%

Tabel 08.Pengujian Chi square data kelas

Arch Loop Whorl Jumlah


O 4 237 199 440
E 22 308 110 100%
D -18 -71 89
d- ½ -17,5 -70,5 88,5
(d- ½)2 306,25 4.970,25 7.832,25
X2 13,92 16,36 71,20
Keterangan Ditolak Ditolak Ditolak
(0,05)
Tabel 09. data kelas jumlah rigi pada jari tangan

Nama kelompok Jumlah rigi


Mahasiswa Mahasiswi
1 289 1112
2 140 657
3 744
4 98 773
5 353 1043
6 154 602
7 159 566
8 316 513
Jumlah 1.506 5.569

Tabel 10. Uji Chi-Square

Jumlah rigi
Mahasiswa Mahasiswi
O 215 146,5
E 127 144
d 88 2,5
d-1/2 87,5 2
(d-1/2) x (d-1/2) / E 60,28 0,027
Keterangan (0,05) Ditolak Diterima

c. Gen-gen yang dipengaruhi jenis kelamin

Tabel 11. Gen-gen yang dipengaruhi jenis kelamin

Nama Jenis kelamin Fenotip Genotip


Acep Laki-laki Jari telunjuk pendek LL / Ll
Dewi Perempuan Jari telunjuk pendek LL
Dita Perempuan Jari telunjuk pendek LL
Farah Perempuan Jari telunjuk panjang Ll / ll
Fauziani Perempuan Jari telunjuk panjang Ll / ll
Suci Perempuan Jari telunjuk pendek LL

H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan 3 kegiatan yaitu mempelajari sifat yang
dikendalikan alel majemuk dengan mengidentifikasi rambut yang tumbuh pada digitalis
tengah jari tangan dan pengamatan fenotif golongan darah dan rhesus, mempelajari sifat
yang dikendalikan oleh den majemuk dengan mengidentifikasi pola sulur dan jumlah rigi
pada jari tangan, dan mempelajari gen-gen yang dipengaruhi jenis kelamin dengan
mengidentifikasi sifat penotif terhadap panjang jari telunjuk.
1. Pewarisan sifat yang dikendalikan alel majemuk
Pada kegiatan ini kami melakukan identifikasi rambut yang tumbuh pada digitalis
tengah jari tangan terhadap terhadap 8 kelompok genetika yang terdiri dari 45 orang
mahasiswa. Berdasarkan teori, H1 merupakan alel yang menentukan tumbuhnya rambut
pada semua jari tangan kecuali ibu jari, H2 pengendali tumbuhnya rambut pada jari
telunjuk, jari tengah dan jari manis, H3 pengendali tumbuhnya rambut pada jari tengah
dan jari manis, H4 pengendali tumbuhnya rambut pada jari manis saja, dan H5
pengendali tidak tumbuhnya rambut pada semua jari.
Pada data yang didapatkan semua alel menunjukan penotifnya dengan persentase
yang berbeda-beda. Persentase alel yang terekspresikan dengan mengamati penotif
tumbuhnya rambut pada digitalis tengah jari tangan dapat diurutkan dari yang paling
banyak ke yang sedikit yaitu H5 dengan 51,1% atau sebanyak 23 orang, H3 sekitar
22,2% atau sebanyak 10 orang, H4 sekitar 13,3% atau sebanyak 6 orang, H1 sekitar 4,4%
atau sebanyak 2 orang, dan paling sedikit H2 sekitar 2,2% atau hanya seorang saja.
Ini berarti lebih dari setengah mahasiswa tidak memiliki rambut pada digitalis
tengah jari tangannya. Dan setengahnya lagi memiliki rambut namun dengan kemunculan
penotif yang berbeda-beda.
Kegiatan selanjutnya yang berhubungan dengan pengendalian sifat yang
dikendalikan oleh alel majemuk adalah penotif golongan darah manusia dan rhesus.
Untuk mengetahui penotif golongan darah harus melalui uji golongan darah atau rhesus.
Karena kegiatan pengecekan golongan darah dan rhesus sudah pernah dilakukan dalam
kegiatan sebelum, oleh karena itu kami hanya tinggal memasukan datanya saja. Dari data
yang diperoleh, kebanyakan mahasiswa memiliki golngan darah B sekitar 44,4% atau
sebanyak 20 orang, kemudian yang memiliki golongan darah A dan O memiliki
persentase yang sama yaitu sekitar 20% atau masing-masing sebanyak 9 orang dan yang
paling sedikit adalah yang bergolongan darah AB sekitar 15,6% atau sebanyak 7 orang.
Hasil tes rhesus menunjukan semua mahasiswa memiliki rhesus positif.
Umumnya orang Indonesia memiliki rhesus positif, sedangkan rhesus negatif kebanyakan
dimiliki oleh orang barat.
2. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh gen majemuk (poligen)
Kegiatan yang dilakukan dalam pmempelajari pewarisan sifat yang dikendalikan
oleh gen majemuk adalah melihat pola sidik jari pada setiap jari dan jumlah rigi. Dari 10
jari yang diamati oleh setiap orang memiliki pola yang berbeda-beda dengan jumlah
setiap jarinya pun berbeda-beda.
Ada 3 pola sidik jari yaitu Arch, loop, dan whorl. Ketiganya dibedakan
berdasarkan ada tidaknya triradius. Pada pola arch tidak memiliki triradius, pola loop
memiliki satu triradius dan pola whorl memiliki 2 triradius.
Berdasarkan data yang diperoleh kebanyakan mahasiswa memiliki pola loop dan
whorl sedagkan yang memiliki pola arch hanya sedikit. Paling banyak dimiliki adalah
pola loop dengan persentase 53,89% atau sebanyak 237 jari tangan, kemudian pola
whlorl sebesar 45,22% atau sebanyak 199 jari tangan, dan arch dengan persentase
sebanyak 0,9% atau sebanyak 4 jari tangan.
Berdasarkan data yang didapat dari jumlah pola arch, loop, dan whorl disajikan
ke dalam bentuk tabel hitung chi-square untuk mengetahui apakah hasil yang didapat
dapat ditolak atau diterima. Pada P 0,05 didapat hasil ditolak utnuk ketiga pola. Hal ini
menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi sangat besar. Kemudian, berdasarkan
hasil yang didapat dari jumlah rigid dari mahasiswa dan mahasiswi yang diuji dalam
tabel chi-squar, didapat hasil ditolak pada data rigid mahasiswa pada P 0,05, namun pada
data rigid mahasiswi didapat hasil diterima pada P 0,05.
3. Gen-gen yang dipengaruhi jenis kelamin

Pada kegiatan terahir kami mengidentifikasi penotif ketinggian jari telunjuk


dibandingkan dengan ketinggian jari manis yang merupakan salah satu penotif yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin untuk mengetahui kemungkinan genotif
pengendalikannya. Pada laki-laki jari telunjuk yang lebih pendek dari pada jari manis
ditentukan oleh gen dominan, sedangkan pada perempuan untuk kasus yang sama
dikendalikan oleh gen resesif.

Dari data yang diperoleh oleh kelompok 2, hanya ada satu laki-laki dan 5
perempuan. Pada laki-laki jari telunjuknya lebih pendek dari pjari manis, karena pada
laki-laki yang menentukan pendeknya jari telunjuk adalah gen dominan, maka
kemungkinan genotif yang dimilikinya adalah LL atau Ll. Sedangkan dari 5 perempuan
pada kelompok 5, 3 diantaranya memiliki jari pendek, karena pada perempuan gen
pengendali panjangnya jari telunjuk adalah gen resesif, maka kemungkinan genotif yang
dimiliki ketiga perempuan ini adalah LL. Dan untuk kedua perempuan yang memiliki jari
telunjuk yang lebih panjang daripada jari manis kemungkinan memiliki genotif Ll atau ll.
I. Kesimpulan
1. Pada pengamatan rambut pada digiti, enotip yang dominan muncul pada praktkan
adalah H3 dan H5 yaitu masing-masing sebanyak dua, dan tidak ditemukan
fenotif H2 di kelompok kami yaitu sifat yang memiliki rambut pada keempat
buku kedua jari tangan. Sementara pada data kelas, didapat fenotip yang paling
banyak ialah H5 dan H3, berkesinambungan dengan hasil kelompok, dan semua
fenotip ada pada data kelas, namun H2 memiliki jumlah paling sedikit.
Sementara pengamatan pada golongan darah didapat semua fenotip golongan
darah ABO terdapat pada kelas, namun untuk Rhesus hanya ada Rhesus positif.
2. Hasil chi-kuadrat pada fenotip rambut digiti dan golongan darah ABO
menunjukkan hasil diterima.
3. Prosedur untuk mengindentifikasi pola ialah dengan mencetak semua rigid jari
tangan dengan menggunakan tinta cap pada sebuah kertas. Cap yang dipakai
tidak boleh terlalu tebal, dan cara mencetak jar tangan ialah dari sisi lateral kanan
hingga sisi lateral kiri di tiap jari. Hal ini karena pada beberapa praktikan
memiliki titik pertemuan rigid yang berada di ujung lateral jari.
4. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji chi-squre, didapat hasil ditolak
baik pada pola arch, loop, maupun whorl, dan didapat hasil ditolak pada jumlah
rigid mahasiswa, namun diterima pada jumlah rigid mahasiswi.
5. Salah satu pola ekspresi gen yang dipengaruhi oleh jeni kelamin yang bisa
diamati fenotipnya secara langsung ialah perbadaan panjang antara telunjuk dan
jari manis, genotip heterozigot pada laki-laki dan perempuan akan menghasilkan
fenotip yang berbeda, di perempuan akan mengekspresikan sifat jari telunjuk
panjang sementara pada laki-laki mengekspresikan sifat jari telunjuk pendek.
Daftar Pusataka

Campbell, Neil. Reece, Jane B. Urry, Lisa A. Cain, Michale L. Wasserman, Steven A. Minorsky,
Peter V. Jackson, Robert B. 2011. Biology. San Fransisco, Pearson Benjamin
Cummings

Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Tim dosen Genetika UPI. 2018. Pedoman Praktikum Genetika. Bandung :Universitas Pendidikan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai