LAPORAN PRAKTIKUM
Dosen pengampu:
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd.
Dr. Topik Hidayat, M.si.
Dr. Wahyu Surakusumah, M.T.
Kelompok 5
Nama anggota :
BANDUNG
2016
A. Judul
Bryophyta
B. Waktu Pelaksanaan
C. Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri umum Bryophyta
2. Dapat mengidentifikasi Bryophyta
3. Dapat Mengklasifikasi Bryophyta
D. Dasar Teori
Bryophyta berasal dari kata bryon yang memiliki arti lumut dan phyton yang merupakan
tumbuhan yang sering dijumpai di tempat lembab atau basah. Bryophyta atau lumut memiliki
bentuk thallus ataupun kormus (sudah terdapat rhizoid, stemoid, dan filoid) karena divisi ini
merupakan divisi peralihan dari thallus ke kormus. Ciri-ciri umum dari divisi ini ialah belum
memiliki pertulangan atau urat daun, belum memiliki akar sejati, hanya rhizoid yang berfungsi
sebagai alat penghisap makanan.Lumut memiliki batang, namun batangnya belum memiliki
berkas pembuluh angkut seperti xylem dan floen, hanya terdapat jaringan pengangkut empulur.
Tumbuhan lumut memiliki satu jenis kelamin pada setiap tumbuhannya dan berkembang biak
dengan spora sehingga menghasilkan embrio. Bryophyta mengalami metagenesis atau
pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit dengan gametofit yang bersifat haploid dan
sporofit yang bersifat diploid namun sporanya tetap bersifat haploid. Fase gametofit
merupakan fase yang paling dominan pada divisi ini. (Suroso dan Wahyu, 2016)
Tumbuhan Lumut dibagi menjadi dua classis yaitu Hepaticae dan Musci. Classis hepaticae
merupakan classis yang spesiesnya biasa disebu lumut hati. Classis ini memiliki habitus thallus
pipih dengan percabangan dikotomi dan umumnya tidak memiliki daun. Classis ini terdiri atas
empat ordo, yaitu Anthoceratales, Marchantiales, Metzgeriales, dan Jungermaniales. Ordo
Anthocerales memiliki tubuh yang berbentuk thallus dengan sporofit berbentuk tanduk yang
muncul pada permukaan thallus, dan antheridia maupun arkegonia terletak dalam cawan yang
berbeda thallus atau berumah dua. Contoh spesies dari ordo ini adalah Anthoceros sp. yang
1
memiliki bentuk tubuh thallus, sporofit berbentuk tanduk yang muncul di permukaan, dan tidak
memiliki urat daun maupun ala. Ordo Marchantiales memiliki bentuk tubuh thallus dengan
sporofit yang tersembunyi di bagian permukaan bawah reseptakel betina, reseptakel jantan
yang berbentuk cawan sedangkan yang betina berbentuk payung. Contoh spesies dari ordo ini
adalah Marchantia yang memiliki bentuk tubuh thallus, sporofit berbentuk mangkok yang
muncul pada permukaan thallus, memiliki ala, dan tidak memiliki urat daun. Ordo ketiga ialah
ordo Metzgeriales yang memiliki thallus dengan percabangan dikotom yang tidak begitu jelas.
Ordo ini memiliki sporofit yang dibentuk pada permukaan thallus dan berbentuk mangkok.
Contoh spesies pada ordo ini adalah Metzgeria sp. yang memiliki bentuk tubuh thallus,
percabangan fikotom, memiliki ala dan sporofit berbentuk mangkok. Ordo yang terakhir pada
classis Hepaicae ini adalah Jungermaniales yang memiliki tubuh mirip dengan bentuk kormus,
yaitu memiliki bagian batang dan rhizoid namun daunnya bellum memiliki tulang daun. Contoh
spesies pada ordo ini adalah Jungermania sp. yang memiliki bentuk tubuh thallus dengan
sporofit berbentuk mangkok yang muncul pada permukaan thallus dan memiliki ala.
(Yudianto, 1992, hlm. 134-140).
Classis Musci atau yang sering disebut dengan lumur daun memiliki bentuk tubuh kormus,
arah tumbuh vertikal sehingga batang tegak, dan memiliki daun serupa sisik yang rapat. Classis
ini mencakup enam ordo yaitu Hookerales, Bryales, Sphagnales, Polytrichiales, Dicranales,
dan Fissidentales. Ordo Hookeriales memiliki batang rebah atau berbaring dalam rumpun dan
terkadang memiliki percabangan tidak teratur. Spesies pada ordo ini tidak memiliki urat daun
atau memiliki namun tidak jelas dan daun-daunnya tersusun rapat, padat, memipih, dan
menumpuk. Ordo kedua adalah Bryales yang memiliki batang tegak, duduk daun tersebar,
dengan bentuk daun yang bervariasi, contoh spesiesnya adalah Hypodendron. Ordo ketiga
adalah Sphagnales yang tubuhnya serupa kormus yaitu memiliki batang, daun, dan rhizoid
yang multiseluler. Ordo ini memiliki arah tumbuh vertikal , tidak bertulang daun dan sporofit
tumbuh daru ujung batang, contoh spesiesnya adalah Sphagnum sp. Ordo keempat adalah
Polytrichales yang memiliki batang tegak, kaku, dan tidak bercabang. Ordo ini memiliki
sporogonium yang ditutupi oleh kaliptra yang berambut dan termaksu ke dalam tumbuhan
berumah dua. Contoh spesies dari ordo ini adalah Polytrichum. Ordo kelima adalah Dicranales
yang memiliki batang tegak, daun padat yang bentuknya seperti jarum, dan memiliki cabang.
Contoh spesiesnya adalah Dicranum. Ordo terakhir adalah Fissidentales yang memiliki batang
tegak dan ditutupi oleh daun-daun yang memiliki vagina (pelepah daun) da susunan daunnya
menyirip. Contoh spesiesnya pasa Fissidens sp. (Yudianto, 1992, hlm. 141-147).
2
E. Alat dan Bahan
a. Alat Praktikum
Alat Jumlah
Alat Tulis 1 Set
Kamera/Handphone 1 Buah
b. Bahan Praktikum
Bahan Jumlah
Herbarium Leucobryum 1 Buah
Herbarium Leucolejeuna 1 Buah
Herbarium Polytrichium 1 Buah
Herbarium Jungermania 1 Buah
Herbarium Campylotus 1 Buah
Herbarium Dumortiera 1 Buah
Herbarium Lophocolea 1 Buah
Herbarium Aerobryopsis 1 Buah
Herbarium Dicranum 1 Buah
Herbarium Hypnodendron 1 Buah
Herbarium Fissidens 1 Buah
Herbarium Rhyzogonium 1 Buah
Herbarium Metzgeria 1 Buah
Bioplastik Marchantia 1 Buah
Bioplastik Meteorium 1 Buah
Bioplastik Rhodobryum 1 Buah
Bioplastik Pogonatum 1 Buah
Bioplastik Anthoceros 1 Buah
Bioplastik Spaghnum 1 Buah
3
F. Langkah Kerja
4
G. Tabel Karakteristik
No. Species Habitus Orientasi Bentuk kemunculan Keberadaan Keadaan Ala Ciri Khas Kemiripan
tumbuh sporofit sporofit urat daun urat
daun
1 Marchantia permukaan sporofit tersembunyi di
thallus horizontal payung tidak ada tidak ada ada fucus
thallus bawah permukaan thallus
2 Dumortiera permukaan
thallus horizontal mangkuk tidak ada tidak ada ada alanya lebar
thallus
3 Anthoceros permukaan tidak
thallus horizontal tanduk tidak ada tidak ada sporofitnya seperti tanduk
thallus ada
4 Metzgeria permukaan
thallus horizontal mangkuk tidak ada tidak ada ada alanya sempit
thallus
5 Lophocolea permukaan
thallus horizontal mangkuk tidak ada tidak ada ada alanya bertoreh
thallus
6 Jungermannia permukaan ala berbentuk bulat dan
thallus horizontal mangkuk tidak ada tidak ada ada
thallus tersusun menyirip
7 Leucolejeuna permukaan ala lebih lebar dan saling
thallus horizontal mangkuk tidak ada tidak ada ada
thallus menutupi
5
8 Pogonatum sampai tidak daunnya tersebar dan
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada
ujung ada renggang
9 Campylopus payung sampai rambut
kormus vertikal ujung cormus ada tidak filoid panjang lanset
terbalik ujung gimbal
10 Polytrichum sampai tidak daun banyak tersebar rapat
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada kamoceng
ujung ada dan banyak
11 Aerobryopsis sampai tidak habitatnya di tempat yang
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada
ujung ada tinggi
12 Hypnodendron sampai tidak
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada cormus bercabang
ujung ada
13 Fissidens sampai tidak
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada mempunyai pelepah daun
ujung ada
14 Sphagnum tidak
kormus vertikal kapsul ujung cormus tidak ada tidak ada tidak memiliki urat daun
ada
15 Leucobryum sampai tidak filoid warna putih hijau
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada ulat bulu
ujung ada (pucat)
16 Meteorium sampai tidak ekor
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada ujung daun lancip
ujung ada meteor
17 Rhodobryum sampai tidak
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada daunnya warna kemerahan bunga
ujung ada
6
18 Dicranum sampai tidak
kormus vertikal kapsul ujung cormus ada ujung daun bercabang garpu kue
ujung ada
19 Rhizogonium sampai tidak
kormus vertikal kapsul dasar cormus ada sporofit dari dasar cormus
ujung ada
7
H. Tabel Klasifikasi
8
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Dicranales
Familia: Dicranaceae
Genus : Dicranum
Species: Dicranum sp.
Gambar 04.7 Gambar 04.8
Dicranum sp. Dicranum sp.
(Dok.Kelompok, 2016) (Li Zhang, 2005)
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Rhizogoniales
Familia: Rhizogoniaceae
Genus : Rhizogonium
Species: Rhizogonium
sp. Gambar 04.9 Gambar 04.10
Rhizogonium sp. Rhizogonium sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (David, tanpa tahun)
Divisio : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Familia:
Jungermaniaceae
Genus : Jungermania
Species: Jungermania Gambar 04.11 Gambar 04.12
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Polytrichidae
Familia: Polytrichaceae
Genus : Pogonatum
Species: Pogonatum sp.
Gambar 04.13 Gambar 04.14
9
Pogonatum sp. Pogonatum sp.
(Dok.Kelompok, 2016) (Shepherd, 2010)
Divisio : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Familia:
Jungermaniaceae
Genus : Leucolejeuna
Species: Leucolejeuna Gambar 04.15 Gambar 04.16
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Dicranales
Familia: Dicranaceae
Genus : Campylopus
Species: Campylopus sp.
Gambar 04.17 Gambar 04.18
Campylopus sp. Campylopus sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (David, tanpa tahun)
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Dicranales
Familia: Leucobryaceae
Genus : Leucobryum
Species: Leucobryum sp.
Gambar 04.19 Gambar 04.20
Leucobryum sp. Leucobryum sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Heino Lepp, 2006)
10
Divisio : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Familia: Lophocoleaceae
Genus : Lophocolea
Species: Lophocolea sp.
Gambar 04.21 Gambar 04.22
Lophocolea sp. Lophocolea sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Tanneberger, 2009)
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Polytriachales
Familia: Polytriachaceae
Genus : Polytrichium
Species: Polytrichium
sp. Gambar 04.23 Gambar 04.24
Polytrichium sp. Polytrichium sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Landry, 2006)
Divisio : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Familia: Marchantiaceae
Genus : Dumortiera
Species: Dumortiera sp.
Gambar 04.25 Gambar 04.26
Dumortiera sp. Dumortiera sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Mayers, 2010)
Divisio : Bryophyta
Classis :
Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Familia:
Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros Gambar 04.27 Gambar 04.28
11
Species: Anthoceros sp. Anthoceros sp. Anthoceros sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Anonim, tanpa tahun)
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Leucodontales
Familia: Meteoriaceae
Genus : Aerobryopsis
Species: Aerobryopsis
sp. Gambar 04.29 Gambar 04.30
Aerobryopsis sp. Aerobryopsis sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Klazenga, tanpa tahun)
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Hypnodendrales
Familia:
Hypnodendraceae
Genus : Hypnodendron
Species: Hypnodendron Gambar 04.31 Gambar 04.32
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Fissidentales
Familia: Fissidentaceae
Genus : Fissidens
Species: Fissidens sp.
Gambar 04.33 Gambar 04.34
Fissidens sp. Fissidens sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Anonim, 2006)
12
Divisio : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Sphagnidae
Familia: Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species: Sphagnum sp.
Gambar 04.35 Gambar 04.36
Sphagnum sp. Sphagnum sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (David, tanpa tahun)
Divisio : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Metzgeriales
Familia: Metzgeriaceae
Genus : Metzgeria
Species: Metzgeria sp.
Gambar 04.37 Gambar 04.38
Metzgeria sp. Metzgeria sp.
(Dok. Kelompok, 2016) (Darjiling, 2010)
13
I. Badan Dikotomi Konsep
Bagan 02. Badan Dikotomi Konsep Bryophyta
Bryophyta
14
J. Kunci Determinasi
15
12b. Bentuk daun roset............................................................................................Rhodobryum
K. Pembahasan
1. Marchantia
Machantia sp. merupakan classis dari Hepaticae memiliki habitus thallus arah tumbuhnya
adalah horizontal dan memiliki bentuk sporofit mangkuk kemunculan sporofit ada
dipermukaan thallus ,memiliki urat daun dengan keadaan urat daunnya adalah sampai ujung
mempunyai ala.
2. Meteorium
Meteorium sp. merupakan classis dari Musci memiliki habitus kormus arah tumbuhnya
adalah vertical dan memiliki bentuk sporofit kapsul kemunculan sporofit ada diujung kormus
,memiliki urat daun dengan keadaan urat daunnya adalah sampai ujung dan tidak mempunyai
ala dan memiliki cirri khas daun menyempit diujung.
3. Rhodobryum
Rhodobryum sp. merupakan classis dari Musci memiliki habitus kormus arah tumbuhnya
adalah vertical dan memiliki bentuk sporofit kapsul kemunculan sporofit ada diujung kormus
16
,memiliki urat daun dengan keadaan urat daunnya adalah sampai ujung dan tidak mempunyai
ala percabangan bebas bentuk daun roset dan memiliki cirri khas filotaksis daun roset warna
daun aga kemerah merahan
4. Dicranum
Dicranum sp. merupakan spesies yang termasuk kedalam music, yang memiliki arah
pertumbuhan vertical,habitus kormus yang memiliki urat daun. Bentuk tubuhnya mirip ulat
bulu, karena padatnya daun-daun yang serupa jarum. Percabangannya bebas memiliki bentuk
sporofit kapsul, yang mulai muncul diujung kormus
5. Rhizogonium
Rhizogonium termasuk kedalam kelas music, dimana memiliki habitus kormus. Lumut ini
menyerupai sikat botol kecil terdiri dari cabang –cabang yang tumbuh kearah vertical,
dikelilingi daun bentuk linier dan lancet. Ditemukan adanya urat daun, dan memiliki
percabangan yang bebas. Sporofit dari rhizogonium ini berbentuk kapsul dengan tangkai
panjang, berbentuk slindris yang mulai muncul diakar.
6. Jungermania
Jungermania merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta, termasuk kedalm
classis hepatica. Jungermanis memiliki arah tubuh horizontal dan percabangan
dikotom.bentuk sporofitnya mangkuk dan munculnya sprofit pada permukaan thallus. Cirri
khas dari jungermania ala bulat dan menyirip.
7. Pogonatum
Pogonatum adalah lumut musci yang memiliki daun sporofitnya bentuk kapsul.
Pogonatum memiliki urat daun, bentuk daunnyanya tidak berdaun dan lancet panjang,
kedudukan daunnya tersebar.percabangan batangnya tidak dikotom, memiliki cirri khas
tangkainya berdaun dan mirip dengan kamoceng.
8. Leucolejeuna
Leucolejeuna merupakan salah satu spesies dari divisi bryophyte termasuk kedalam
classis hepatica. Bentuk sporofinya paying atau mangkuk dan filotaksinya kiri kanan.
Leucolejeuna memiliki arah tumbuh horizontal , dan percabangannya dikotom. Cirri khas dari
leucolejeuna adalah memiliki daun yang bertumpuk seperti genteng dan memiliki torehan
yang lebih kecil dibandingkan jungermanis sp.
17
9. Campylopus
Campylopus bentuk sporofitnya seperti tiang yaitu memanjang kea rah atas dan arah
tumbuhnya vertical dan berkomus. Bentuk daunnya seperti jarum tidak berrat dan melingkar
dan memiliki pola percabangan dan memiliki cirri khas yaitu seperti benang terpilin. Daun-
daun serupa jarum bersifat keras dan daun-daun mudanya diujung seolah-olah bersatu serupa
jarum pula, tetapi beberapa cabang, daun-daun diujung mambentuk bangun cawan,
sedangkan dibagian bawahnya daun-daun itu merapat dengan batangnya.
10. Leucobryum
Leucobryum sp bentuk sporofitnya seperti tiang yang memanjang kea rah atas, dan arah
tumbuhnya vertical dan berkormus bentuk daunnya seperti jarum tebal tidak berurat dan
berhadapan memiliki pola percabangan. Lumut ini terdiri dari batang tubuh menyerap seperti
stolon dengan banyak rhizoid tetapi tanpa daun – daun dan cabang-cabang batang dengan
daun-daun tersusun spiral menutupi cabang. Kapsul berbentuk bulat, memiliki kaliptra
berbentuk seperti kerucut dan tangkai yang muncul dari ketiak daun pada cabang-cabang
batang.
11. Lophocolea
12. Polytrichum
Polytrichum memiliki pola percabangan bebas dengan arah tumbuh yang vertikal. Tulang
daun utamanya sampai ke ujung. Bentuk daunnya lanset dengan bentuk sporofit kapsul. Tidak
memiliki ala. Ciri khasnya adalah daunnya banyak dan tersusun rapat.
13. Dumortiera
18
14. Anthoceros
Anthoceros merupakan lumut yang memiliki arah pertumbuhan dan pola percabangan
yang sama dengan dumortiera, yakni horizontal dan dikotomi. Memiliki ala. Tulang daun
utama tidak sampai ke ujung. Memiliki ciri khas yakni bentuk sporofit seperti tanduk yang
membedakan sporofit lumut ini dengan lumut yang lain.
15. Aerobryopsis
Bentuk daun dari lumut ini adalah lenset seperti pada kebanyakan lumut lainnya.
Memiliki arah pertumbuhan vertikal dengan pola percabangan yang bebas. Filotaksis
daunnya kiri-kanan dan berseling. Memiliki bentuk sporofit seperti kapsul. Ciri khasnya
adalah daunnya seperti selaput.
16. Hypnodenron
Hypnodendron memiliki arah pertumbuhan yang veertikal dengan pola percabangan yang
bebas. Tulang daun utamanya sampai ke ujung. Bentuk daunnya lanset. Filotaksis daunnya
berbentuk roset. Tidak memiliki ala. Ciri khasnya adalah filotaksis roset dan berwarna hijau.
17. Fissidens
Fissidens memiliki arah pertumbuhan yang veertikal dengan pola percabangan yang
bebas. Bentuk daunnya adalah lanset. Filotaksis daunnya kiri-kanan. Spesies ini tidak
memiliki ala namun memiliki pelepah daun.
18. Sphagnum
Sphagnum merupakan salah satu spesies dari classis Musci. Spesies ini memiliki habitus
kormus dengan arah tumbuh yang vertikal dan percabangan bebas. Sphagnum memiliki
sporofit yang berbentuk kapsul yang muncul pada ujung kormus. Spesies ini tidak memiliki
ala dan memiliki tekstur daun atau filoid yang halus dan lembut.
19. Metzgeria
Metzgeria merupakan spesies dari classis Hepaticae. Spesies ini memiliki habitus thallus
dengan arah pertumbuhan horizontal. Metzgeria memiliki sporofit berbentuk mangkuk.
Spesies ini memiliki ala yang panjang dan transparan, namun tidak memiliki urat daun.
19
L. Nilai-nilai
a. Nilai Agama
Bryophyta adalah tumbuhan yang hidupnya di bebatuan, pohon lapuk ataupun tanah yang
cukup kelembabannya. Seperti tidak ada artinya tumbuhan ini hidup, karena tidak terlihat
manfaatnya secara langsung. Namun, kita yakin tidak ada sesuatu pun yang Alloh subahanu
wata`ala ciptakan tanpa ada manfaatnya. Ternyata ternyata Bryophyta ini sangat bermanfaat
untuk mahluk hidup, diantaranya penahan erosi sehingga mampu menahan terjadinya
longsor, juga dapat mejadi obat dan sumbangsi oksigen karena Bryophyta ini sudah mampu
berfotosintesis.
Dari tumbuhan Bryophyta ini kita belajar tentang keiklasan memberi, dimana Bryophyta
ini terus memberikan manfaat walaupun sering kali tumbuhan ini di remehkan
keberadaannya. Namun, mereka tidak memperdulikannya yang mereka lakukan hanyalah
memberi tanpa berharap diberi.
b. Nilai Pendidikan
Bryophyta sebagai tumbuhan perintis yang tumbuhnya tidak tinggi. Walaupun seperti itu
namun Bryophyta tetap memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan makhluk lainnya.
Dari Bryophyta ini kita belajar mengenai kebermanfaatan diri. Jangan bingung-bingung dan
pusing-pusing memilikirkan kekurangan kiota dan berharap memiliki kelebihan seperti orang
lain, kyang harus kita lakukan adalah menjalankan tugas kita dan berperan sebaik mungkin
hingga orang lain mampu merasakan kemanfaatan kita.
Berhenti menghina kekurangan diri dan menilai orang lain, karna tugas kita adalah terus
memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik dengan menebar sejuta manfaat. Kuncinya
adalah iklas, syukur dan sabar.
c. Nilai Sosial
Tidak pernah kita melihat tumbuhan Bryophyta ini hidup sendiri atau soliter, pasti
tumbuhan ini hidup berkelompok. Karena dengan hidup berkelompok mereka dapat
memberikan manfaat lebih banyak. Bryophyta menjarkan kita untuk hidup bersama, sehingga
dengan kebersaan ini dapat memberikan manfaat yang leih besar, karena dengan hidup
bersama kita dapat salaing membatu untuk menggapai satu tujuan yang sama yaitu terus
memberi tanpa mengarapkan diberi.
20
d. Nilai Ekonomi
Marchantia polymorpa dapat digunakan soleh manusia sebagai obat penyakit hepatitis dan
Sphagnum sp. dapat digunakan sebagai pembalut alami atau pengganti kapas. Apabila kedua
spesies tadi diolah dengan benar dan dalam jumlah besar, maka dapat menghasilkan
keuntungan karena harga jual obat, pembalut, dan kapas dengan bahan alami banyak diminati,
M. Kesimpulan
1. Ciri-ciri umum dari Bryophyta adalah memiliki klorofil, hidup di tempat lembab,
bentuk tubuh sudah mulai ada yang kormus (memiliki rhizoid, dtemoid, dan filoid),
memiliki sporofit yang berbentuk mangkuk, kapsul, atau tanduk. Bryophyta atau lumut
memiliki jaringan pengangkut yang berupa parenkim empulur dan mengalami
metagenesis atau pergiliran keturunan dengan fase dominan gametofit.
2. Perbedaan divisi Bryophyta dengan divisi lainnya adalah memiliki jaringan pengangkut
yang berupa parenkim empulur dan mengalami metagenesis dimana fase gametofit
lebih dominan dibanding fase sporofit.
3. Divisi Bryophyta dibagi menjadi dua classis yaitu Hepaticae dan Musci. Classis
Hepaticae masih memiliki tubuh berupa thallus, memiliki arah tumbuh horizontal, tidak
memiliki urat daun, kebanyakan spesiesnya memiliki sporofit yang berbentuk
mangkuk, dan kebanyakan spesiesnya memiliki ala. Classis Musci memiliki tubuh
kormus, memiliki arah tumbuh vertikal, memiliki urat daun, kebanyakan spesiesnya
memiliki sporofit yang berbentuk kapsul, dan tidak mempunyai ala.
21
DAFTAR PUSTAKA
Yudianto, Suroso Adi dan Wahyu Surakusumah. (2015). Petunjuk Praktikum Botani
Cryptogamae. Bandung: Departemen Pendidikan Biologi UPI.
DAFTAR GAMBAR
i
Gambar 04.14 Pogonatum sp.
Shepherd, G. 2010. Pogonatum pensilvanicum. [Online]. Tersedia:
https://www.flickr.com/photos/gjshepherd/4247365315/. [19 November 2016]
ii
Gambar 04.30 Aerobryopsis sp.
Klazenga, N. Tanpa tahun. Aerobryopsis longissima. [Online]. Tersedia:
http://www.anbg.gov.au/abrs/Mosses_online/02_Meteor_images.html. [19 November
2016]
iii