Anda di halaman 1dari 17

EKOLOGI TUMBUHAN

“Prinsip Dasar Populasi Tumbuhan”


Adhitama yudha w.p 16620058
Faktor penghambat
pertumbuhan populasi

Sifat-sifat atau
karakteristik populasi

Ciri-ciri

Pengertian
Pengertian dari Populasi

Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama


(spesies) yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu.
Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama
lain dan bereproduksi di antara sesamanya.

Back
Ciri-ciri Dasar Populasi
1. Ciri-ciri biologi 2. Ciri- ciri statistic
Merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu- Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok
individu pembangun populasi itu, yaitu: yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan
merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu
sendiri, atau ciri uniknya sebagai himpunan atau
• Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, kelompok individu-individu yang berinteraksi satu
dengan lainnya, antara lain:
• Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan
(lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi • Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi
tua=senessens, dan mati) berikut parameter- parameter utama yang
mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas,
migrasi, imigrasi, emigrasi.
• Dapat dikenai dampak lingkungan dan
memberikan respons terhadap perubahan 
• Sebaran umur
lingkungan

• Komposisi genetik
• Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh
faktor- faktor herediter (genetik) dan ekologi
(termasuk dalam hal ini adalah kemampuan • Dispersi (sebaran individu intra populasi)
Back
beradaptasi, ketegaran reproduktif dan
persistensi).
Sifat-sifat atau karakteristik populasi
a. Kerapatan/kepadatan populasi (densitas)
Kerapatan atau kepadatan populasi
merupakan besaran atau parameter tentang
banyaknya individu atau biomassa per satuan
ruang atau tempat, misalnya
kerapatan/kepadatan 300 batang pohon jati
(tectona grandis).
Kerapatan atau kepadatan populasi jarang
bersifat tetap (statis). Besar populasi dapat
diukur dari :
 Kelipatan
 Kepadatan jumlah
 Kepadatan biomassa
Next
•  Kepadatan populasi dapat diketahui berdasarkan rumus
c.
• Angka kematian (mortalitas)
berikut :  
D = (n / a) / t
D = kepadatan/kerapatan populasi
D = jumlah kematian individu dalam satuan
N = jumlah individu
waktu t
A = area
T = unit waktu
Mortalitas dapat dinyatakan dalam 2 cara,
yaitu :
b. Angka kelahiran/perkecambahan biji (natalitas) • Mortalitas minimum/potensial atau
Natalitas dapat dihitung dengan rumus berikut : mortalitas spesifik
• Mortalitas ekologi atau kematian nyata

B = rata-rata natalitas

Terdapat 2 jenis pertambahan individu baru melalui natalitas


atau perkecambahan biji, antara lain :
• Natalitas maksimum atau biotik/reproduksi potensial
• Natalitas ekologi
Next
Terdapat 3 bentuk jenis kurva kemampuan hidup tersebut, yaitu
: 1

1. Kurva cembung (A)


Misalnya tumbuhan phlox drummondii (bunga flox tahunan) atau
rhododendron maximus (bunga azalea).

2. Kurva cekung (B)


Pohon oak (quercus sp.) Atau meranti (dipterocarpus sp.). 2

3. Kurva diagonal atau kurva lurus (C)


Tumbuhan ranunculus acris (bunga cangkir emas) .

3
Next
Sedangkan tumbuhan pada umumnya memounyai fase
reproduksi yang panjang, sebaliknya tumbuhan sisal (agave
d. Penyebaran umur dan pertumbuhan populasi
sisalana) tidak mempunyai fase post reproduksi karena
Populasi tumbuhan yang berkembang individunya mati tak lama setelah berbiak.
dengan cepat cenderung dikuasai oleh
individu tumbuhan muda, populasi dengan
pertumbuhan tetap (stasioner) akan
mempunyai pengelompokkan umur merata
Menurut shuklas dan chandel (1996) terdapat
3 fase kelompok ekologi yaitu : Dari ketiga fase tersebut, suatu populasi tumbuhan dapat
dikatakan populasi sedang tumbuh, populasi dewasa atau stabil
• Fase sebelum reproduksi (pre-reproduksi) dan populasi yang sedang mengalami penurunan, maka
terbentuklah 3 piramida umur, yaitu :
• Fase reproduksi
• Fase sesudah reproduksi (pos reproduksi)
Persen dalam kelas umur
Jagung (zea mays), kacang hiijau (phaseolus radiatus) dan sagu (metroxylon sago)
mempunyai fase post reproduksi yang pendek.

UMUR 
N=M
M>N
N>M

Next
1. Piramida dengan dasar lebar (bentuk segitiga) (N > M)
ilalang .
2. Piramida bentuk genta (lonceng) (N = M)
Misalnya liatris ecidota.

3. Piramida bentuk kendi (N < M)


Misalnya pohon acer sp. (Pohon mapple ).

Next
e. Potensi biotik dan bentuk pertumbuhan populasi f. Fluktuasi atau naik turunnya populasi
Kemampuan populasi tumbuh membentuk kurva Terdapat 3 ,macam variasi dalam pola dasar
eksponensial disebut dengan potensi biotik. perubahan populasi, yaitu :
• Tidak berfluktuasi (non fuktuasi)
• Siklik (cyclic)
Terdapat 2 jenis kurva pertumbuhan yaitu :
Kurva pertumbuhan bentuk eksponensial • Terganggu (irruptive)

g. Penyebaran populasi (population dispersal)


Penyebaran populasi di alam berlangsung menurut
3 cara, yaitu :
• Emigrasi adalah perpindahan keluar dari area
Kurva pertumbuhan bentuk sigmoid atau logistik suatu populasi.
• Imigrasi adalah perpindahan masuk ke dalam
suatu area populasi dan  mengakibatkan
meningkatkan kerapatan
• Migrasi adalah menyangkut perpindahan
(gerakan) periodik berangkat dan kembali dari
populasi.
Next
h. Struktur individu dan pola distribusi populasi i. Karakteristik genetika, adaptasi dan reproduksi
Distribusi spasial atau sebaran anggota populasi Berdasarkan konsep tersebut pengelompokkan spesies
secara horizontal pada umumnya mempunyai 3 pola tumbuhan berdasarkan sifat adaptasi terhadap habitat dan
dasar, antara lain : lingkungan ke dalam 4 tipe, yaitu :
• Pola distribusi acak (random) 1). Ekopen / ekad / bentuk habitat
• Pola distribusi teratur (seragam, unity)
• Pola sebaran berkelompok (teragregasi, clumped) Spesies-spesies tumbuhan yang variasi jenisnya
ditentukan oleh habitat dan lingkungannya. Misalnya
euphorbia hirta (patikan kebo) atau dichantium caricosum
(rumput lamuran).

ACAK
ACAK SERAGAM
SERAGAM BERKELOMPOK
BERKELOMPOK

Next
2). Ekotipe/ecotype
Beberapa karakteristik ekotipe antara lain:
• Dapat mempertahankan keistimewaan asalnya bila ditanam dalam habitat lain
• Ekotipe didasarkan sifat-sifat genetis
• Suatu spesies dengan ekologi yang luas dibedakan atas dasar sifat-sifat morfologis, fisiologis
dalam habitat yang berbeda
• Dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas.
• Ekotipe benar-benar mempunyai ciri khas dengan perbedaan sebagian ekotipe yang lain.

Ekotipe baru dapat dihasilkan melalui metode:


• Hibridisasi
• Mutasi
• Pertukaran kromosome (chromosonal changes)

Next
Ekotipe terbagi menjadi 5 macam-macam kondisi lingkungan,
• Altitudinal dan latitudinal ekotipe . (perbedaan tinggi daerah, dan
yaitu:
• Klimatik ekotipe . (Pengaruh iklim)Turesson (1930) telah garis lintang), Cassia tora, anagallis arvensis, pinus dan gymnospermae
lain.
menyelidiki klimatik ekotipe misalnya: leontodon auntumnalis.

• Edhaphik ekotipe . (Perbedaan kondisi tanah), Misa dan rao


(1948) telah mempelajari lindenbergia polyantha dan
rankishman (1961) mempelajari euphorbia thymifolia.

• Fisiologik ekotipe. (perbedaan fisiologis) Bouteloua curtipendula.

• Klimatik adhapik ekotipe. (Faktor iklim dan tanah) Pandey dan


jayan (1970) mempelajari cenchrus ciliaris.

Next
3). Ekospesies
Unit pengelompokkan ekologi gen yang mempunyai satu atau lebih
ekotipe yang fertil tetapi tidak akan menghasilkan keturunan jika
dilakukan persilangan dengan ekotipe dari ekospesies yang lain.

4). Kunospesies
Ekospesies yang berbeda yang populasi jenisnya biasanya dapat
disilangkan tetapi tidak menghasilkan keturunan dan tidak dapat saling
memindahkan gen dengan populasi lainnya.
j. Dinamika populasi dan suksesi
Proses perubahan jenis tumbuh-tumbuhan dalam suatu komunitas yang
sedang berlangsung adalah suatu sistem yang hidup dan tumbuh, yang
memperlihatkan adanya dinamika populasi tumbuhannya. Proses perubahan
yang berlangsung menuju satu arah secar teratur dinamakan suksesi.
FAKTOR PEMBATAS PERTUMBUHAN POPULASI :

• Iklim
• Bencana alam
• Penyakit
• Distribusi sumber daya
• Perilaku sosial (pada hewan)
• Suhu
• Kelembaban
• Cahaya
• Struktur tanah dan nutrient
• Kimia air, ph, dan salinitas
Selesai

Anda mungkin juga menyukai