Dosen Pengampu :
Anggota Kelompok:
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
TAHUN 2023
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan, kemalahatan tuhan pencipta alam semesta. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahklan kepada nabi kita, nabi agung Muhammad SAW yang
kita tunggu-tunggu syafaatnya dikemudian hari. Alhamdulilah penyusunan
makalah Analisis Vegetasi telah kami susun dengan sebaik-baiknya telah usai.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Haslinda Yati Agustin
S,Si.M.Pd selaku dosen mata kuliah analisis vegetasi yang telah membimbing
kami menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan serta pengetahuan tentang
fisiologi tumbuhan, khususnya tentang fotosintesis.
Tentunya dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan
dan jauh dari apa yang diharapkan, untuk itu sangat diharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, demi memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih
baik.
Semoga makalah ini dapat di pahami oleh para pembacanya. Dan sebelumnya
kami memohon maaf jika terdapat kesalahan – kesalahan dalam penulisan, atau hal – hal
yang kurang berkenan bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman.
Keanekaragaman jenis sumberdaya hayati baik flora maupun fauna, keduanaya
merupakan komponen penting dalam ekosistem. Menurut (Samedi 2021) Indonesia
merupakan salah satu dari tiga negara dengan kekayaan SDA hayati terbesar di dunia
selain Brazil dan Zaire atau Republik Demokratik Kongo. Negara Indonesia sebagai
negara yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim hujan dan
kemarau, yang memiliki keanekaragaman jenis sumberdaya hayati (flora dan fauna)
sehingga dijuluki sebagai Negara Mega Biodiversity yang terbesar ke 4 dunia.
Kekayaan Indonesia akan keanekaragaman hayati dengan komponen-
komponennya merupakan masa depan umat manusia sebagai sumber ketahanan
pangan, kesehatan, bahkan energi, dengan nilai guna aktual maupun potensial bagi
kemanusiaan. Nilai-nilai guna ini harus tetap berkelanjutan baik bagi generasi
manusia saat ini maupun generasi masa depan. Keberlanjutan menjadi kata kunci agar
umat manusia dapat melangsungkan hidupnya dalam jangka waktu yang tidak
terbatas dengan memanfaatkan sumber daya alam (“SDA”) yang terbatas.
Jenis flora dan fauna mulai dari tingkat rendah sampai tinggi yang hidup
didaratan dapat hidup dari berbagai macam habitat, mulai dari dataran rendah
(wilayah pesisir) hingga dataran tinggi (pegunungan) (Sundra, I K 2016). Keragaman
yang ada di Indonesia tergolong tinggi dan kemungkinan keanekaragaman yang
tinggi itu karena terdapat heterogenitas habitat, akan tetapi, kerusakan hutan
seringkali terjadi baik karena di sengaja maupun tidak sengaja. Baik terjadi karena
ulah manusia ataupun kerusakan yang terjadi karena lingkungan.
Kerusakan lingkungan, pada dasarnya bisa bersumber dari ulah manusia,
mengingat manusia adalah makhluk yang paling bertanggung jawab di muka bumi
sebagai “Khalifah fil ardhi” apa yang dilakukan manusia kepada lingkungan
dampaknya juga akan dirasakan oleh manusia itu sendiri. Menurut (Wijana 2014)
Keanekaragaman spesies, ekosistem dan sumberdaya genetik semakin menurun pada
tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Ekosistem yang rusak dan
dibiarkan begitu saja secara alami akan pulih dengan adanya peristiwa suksesi.
Kondisi awal habitat yang tidak ditumbuhi secara suksesi ditumbuhi oleh semak dan
belukar. Peristiwa ini akan berlanjut dan dalam waktu jangka panjang mampu
menjadi hutan kembali (Nursyahra 2016)..
1
Vegetasi adalah suatu kelompok atau kumpulan komunitas tumbuhan yang terdiri
dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat dan saling
berinteraksi. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, vegetasi didefinisikan
sebagai suatu bentuk kehidupan yang berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan atau
tanama-tanaman. Istilah vegetasi dalam ekologi adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut komunitas tumbuh-tumbuhan yang hidup di dalam suatu ekosistem
(Andini, Prasetyo, and Sukmono 2018). Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di
mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari
suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi
baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta
fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum (Wijana
2014).
Analisis vegetasi ialah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi
vegetasi secata bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur
vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Selain itu
menurut (Sundra, I K 2016) Untuk mengeksplorasikan data ekologi secara detail
tentang parameter vegetasi (kerapatan, frekuensi, dominansi, nilai penting dan indeks
diversitas) tersebut diperlukan kecermatan dalam memilih metode dan teknik analisis
yang tepat, sehingga pengumpulan data lapangan dapat dikumpulkan secara cepat dan
efisien waktu serta hemat biaya tetapi akurasi data dapat dipercaya. Dan juga dalam
melakukan analisis vegetasi selalu mengkaitkan dua hal penting diantaranya yaitu
metode atau cara pengumpulan data lapangan dan penerapan metode analisisnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Mekanisme Pengambilan sampel menggunakan Metode Petak Ganda
Pengambilan dan pengamatan contoh vegetasi dilakukan dengan
menggunakan beberapa petak contoh yang letaknya tersebar merata, ada
beberapa prinsip penentuak ukuran petak
1. Pemilihan lokasi tidak hanya berupa tanah/gersang
2. Ukuran tiap petak disesuaikan dengan tingkat pertumbuhannya. Menururut
(odym,1977, samingan 1990) Vegetasi golongan rumput-rumputan,
ukuran plot 1m x 1m = 1 m2, Vegetasi golongan semak, ukuran plot 5m x
5m = 25 m2, Vegetasi golongan pohon , ukuran plot 20m x 20m = 400 m 2.
Sedangkan ukuran plot berdasarkan kelas tumbuhan maka ditetapkan
ukuran plot sbb:
a. Kelas pohon dengan ukuran plot 20m x 20m = 400 m2
b. Kelas tiang (pole) ukuran plot 10m x 10m = 100 m2
c. Kelas pancang (sapling) ukuran plot 5m x 5m = 25 m2 dan
d. Kelas anakan (seedling) ukuran plot 2m x 2m = 100 m2
3. Semua jenis yang ditemukan dalam subplot dicatat jenis dan jumlahnya
4. Parameter yang diukur meliputi nama jenis, jumlah individu setiap jenis,
diameter, tinggi dan tinggi bebas cabang.
5. Parameter yang dihitung diantaranya kerapatan relative (KR), frekuensi
relative (FR) dan luas penutupan/dominasi (CR), sehingga akakn diperoleh
indeks nilai penting (INP).
Kerapatan adalah jumlah individu per satuan ruang, kerapatan ditentukan
berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area
tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh
populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan
kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n)
dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya
dalam persen (%) yang disebut dengan kerapatan relative (KR). Untuk
memudahkan dalam proses analisis kerapatan ini sering menggunakan notasi
K. perhitungan dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut :
4
Gambar 2 Rumus kerapatan dan kerapatan relative
Frekuensi merupakan besarnya intensitas diketemukannya suatu spesies
organisme dalam pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau
ekosistem. Frekuensi dalam suatu ekologi dipergunakan untuk menyatakan
proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu soesues tertentu terhadao jumlah
totan sampel. Frekuensi spesies (F) dan Frekuensi relative spesies (FR) dapat
dihitung dengan rumus :
5
dengan menggunakan indeks keanekaragaman yang mengacu pada metode shanon
atau Shannon index of generahl diversity (H)
6
Untuk data sekunder meliputi letak dan luas lokasi penelitian, keadaan
hutan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat (Kelly 2020).
2. Jarak antargaris rintis 100 m dan jarak antar plot di dalam garis rintis
adalah 100 m. Jarak antargaris rintis dan jarak antar petak ditentukan
berdasarkan jarak pada peta kontur. Metode ini digunakan karena efektif
untuk mempelajari perubahan vegetasi menurut kondisi tanah, topografi
dan elevasi, karena jalurjalur contoh ini dibuat memotong garis-garis
kontur, memotong sungai dan naik atau menurun lereng (Gesta Rama
Noprian Nawawi, Indriyanto 2014).
7
(Widayanti, Bintoro, and Duryat 2020).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vegetasi adalah suatu kelompok atau kumpulan komunitas tumbuhan yang
terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat dan saling
berinteraksi. Analisis vegetasi ialah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secata bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan.
Dalam melakukan vegetasi tumbuhan, banyak metode yang dapat digunakan
diantaranya metode petak ganda.
Metode Petak Ganda merupakan metode pengambilan sampel yang
dilakukan dengan membuat banyak petak contoh yang tersusun secara sistematik
dan tersebar merata. Pada masing-masing petak tersebut dapat dibuat sub-sub plot
untuk analisis tiang, pancang maupun anakan, dalam penggunaan metode petak
ganda memiliki kelebihan dan kekurangan.
3.2 Saran
Penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, dengan adanya saran
maupun kritik yang membangun untuk kebaikan makalah ini dan juuga
kedepannya sangat diharapkan . sebagai salah satu sumber belajar yang telah kita
kaji dan diskusi bersama.
9
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Wahyu Siska, Yudo Prasetyo, and Abdi Sukmono. 2018. “Analisis
Sebaran Vegetasi Dengan Citra Satelit Sentinel Menggunakan Metode NDVI
Dan Segmentasi (Studi Kasus: Kabupaten Demak).” Jurnal Geodesi Undip
7(1):14–24.
Nursyahra, Lince Meriko. 2016. “Kepadatan Vegetasi Dasar Pada Lokasi Bekas
Penambangan Emas Di Nagari Gunung Medan Kecamatan Sitiung
Kabupaten Dharmasraya.” Bioconcetta 2(1):81–88. doi:
10.22202/bc.2016.v2i1.1488.
Samedi, Samedi. 2021. “Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Indonesia:
Rekomendasi Perbaikan Undang-Undang Konservasi.” Jurnal Hukum
Lingkungan Indonesia 2(2):1–28. doi: 10.38011/jhli.v2i2.23.
Sundra, I K, . 2016. “Metode Dan Teknik Analisis Flora Dan Fauna Darat.”
Universitas Udaayana Denpasar 1–24.
Wijana, Nyoman. 2014. “Metode Analisis Vegetasi.” 360.
Gesta Rama Noprian Nawawi, Indriyanto, dan Duryat. 2014. “(Identification of
Epiphytes and Its Cantilever Plant Species At Protection Block of Wan
Abdul Rachman Great Forest Park).” Jurnal Sylva Lestari 2(3): 39–48.
Kelly, Tatiana Perez. María Fernanada. 2020. “Kelly, T. P. M. F. (2020).
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 367–373.”
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.: 367–73.
Widayanti, Eni, Afif Bintoro, and Duryat. 2020. “Struktur Dan Komposisi
Vegetasi Agroforest Pala (Myristica Fragrans) Di Kecamatan Sumberejo
Kabupaten Tanggamus Lampung.” Jurnal Silva Tropika 4(1): 2615–8353.
10