PENDAHULUAN
Salah satu ciri dari makhluk hidup yaitu peka terhadap rangsang,
memberikan segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup dan saling
Lingkungan abiotik itu sendiri terdiri dari suhu, cahaya matahari, kelembapan,
dan benda-benda mati lainnya yang tidak digunakan sebagai sumber daya
seperti batu, tanah sebagai tempat tinggal sedangkan lingkungan biotik yaitu
Hewan adalah organisme yang bersifat motil, artinya dapat berjalan dari satu
merangsang gerakan hewan adalah makanan, air, cahaya, suhu, kelembaban, dan
1
hidrosfer, litosfer, dan atmosfer yang merupakan tempat hidup mkhluk
kemudian disebut biosfer. Habitat adalah suatu perangkat kondisi fisik dan
kimiawi (misalnya ruang, iklim) yang mengelilingi suatu species tunggal, suatu
satuan menurut ruang atau topografik dengan suatu perangkat stauan yang
tumbuhan dan hewan. Supaya makhluk dapat ada mereka harus memberi
dapat juga beroperasi sebagai salah satu faktor pembatas. Misalnya cahaya
sebagai suatu stimulus lain yang dapat menyebabkan hewan tersebut berespon
Gerak pada makhluk hidup dapat dipengaruhi karena adanya rangsang dari luar
atau rangsang dari dalam. Salah satu contoh gerak pada hewan yang dipengaruhi
oleh rangsang dari luar dalam arti berasal dari stimulus-stimulus makhluk hidup
yang ada di lingkungannya yaitu taksis. Taksis dapat dijumpai pada hewan-
stimulus yang diterima hewan invertebrata baik itu dalam satu familii atau ordo
2
bahkan gerak yang diperlihatkan berbeda untuk setiap hewan karena ini dapat
dipengaruhi lagi dari faktor lingkungan dimana hewan tersebut berada fakktor
Beberapa hewan dapat berpindah dengan menempuh jarak berberapa meter dari
tempatnya semula, dan ada juga hewan yang tidak mampu melakukan itu karena
ada yang mempengaruhi yaitu batas toleransi untuk merespon suatu perubahan
I.2 Tujuan
arus ( reo) melalui berbagai gerakan yang terorientasi terhadap arus itu
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu yang mempelajari tentang pola perilaku hewan disebut ethologi. Perilaku
pada hewan dapat dibagi kedalam tiga unsur yaitu tropisme, taksis, refleksi,
fototaksis merupakan rangsangan yang berasal dari sumber cahaya (Hasan dan
Widipanestu 2000).
refleks. Suatu gerak taksis pada organisme yang diberikan rangsangan akan
rangsangan yang terjadi. Taksis dibagi menjadi dua berdasarkan arah orientasi
dan pergerakan, yaitu taksis positif dan taksis negatif. Taksis menurut macam
Fototaksis adalah gerak taksis yang terjadi disebabkan oleh adanya rangsangan
dari sumber cahanya. Rheotaksis adalah gerak taksis yang terjadi disebabkan
oleh adanya arus air pada suatu tempat. Geotaksis adalah gerak taksis yang
4
terjadi karena adanya kemiringan suatu tempat. Kemotaksis adalah gerak taksis
Suatu gerak taksis dikatakan taksis positif jika respon yang terjadi adalh
menuju atau mendekati rangsangan, sedangkan taksis negatif jika respon yang
Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor
Perilaku dapat juga terjadi sebagai akibat stimulus dari dalam. Lebih sering
terjadi, perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari luar
Taksis adalah suatu bentuk sederhana dari respon hewan terhadap stimulus
dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau
pada sudut tertentu terhadapnya atau dalam proses penyesuaian diri terhadap
rangsangan terhadap otak. Hewan yang tidak tertarik atau menjauhi cahaya
diwaktu siang hari dan istirahat didasar lautan pada malam hari. Sedang belut
laut keluar dari dasar laut diwaktu sore hari dan malam hari, kemudian
5
Pengaruh cahaya terhadap masing-masing perlakuan adalah berbeda.
Untuk perbedaan posisi atas dan bawah pengaruh cahaya jauh berbeda. Artinya
pada posisi atas cahaya yang diterima jauh lebih besar dibanding di bawah. Pola
ikan pada umumnya akan membentuk schooling pada saat terang dan menyebar
saat gelap dalam keadaan tersebar ikan akan lebih mudah dimangsa predator
membentuk schooling dan lebih aman dari predator ikan-ikan yang tergolong
menggunakan side scan sonar colour tidak dapat mengetahui jenis ikan yang
kedalamanan yang berbeda, yaitu ada yang berenang pada kisaran kedalaman
20-30 m dan ada pula yang berenang pada kisaran kedalam 5- 10 m (Adianto
2004).
rangsangan mekanis dari arus air karena gerakan. Misalnya pada planaria,
cacing ini akan mengadakan reaksi terhadap arus air dengan reseptor yang ada
6
Informasi mengenai kedudukan tubuh dan lender dirasakan oleh propriseptor.
Proprioseptor terdapat pada empat otot (otot lurik), pada tendon otot, pada
selaput pembungkus otot berupa ujung saraf Paccini dan pada sendi.
7
III. METODE
pada hari Sabtu, tanggal 1 April 2018 yang bertempat di Arboretum Universitas
III.2.1 Alat
1) Kotak Reotaksis
2) Kotak Fototaksis
3) Termometer
4) Stopwatch
5) Kamera digital
7) Saringan
9) Alat tulis
III.2.2 Bahan
8
e) Poecilia reticulata betina gravid
j) Oecophylla sp.(Semut)
k) Gryllusassimilis (Jangkrik)
sejajar dengan aliran air, hingga air yang masuk dalam parit
2. Air diisi kedalam parit control dan parit eksperimen dengan tinggi
yang sama.
lainnya.
9
2. Termometer diletakkan dalam kotak fototaksis dengan posisi yang
dan eksperimen.
10
a)
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
12 12
10 10
8 8
6 6 rata-rata respon
positif
4 4 rata-rata respon
negatif
2 2 rata-rata respon
indiferen
0 0
a it a n a n
w as rav was nta etin aka
de a g de ja b n
ja A
tan etin tina ma aja
n B e e em
Ja B R R
dirangsang oleh arus air. Dilihat dari arah pergerakannya diketahui bahwa Poecilia
adalah gerak taksis yang terjadi disebabkan oleh adanya arus air pada suatu
tempat. Suatu gerak taksis dikatakan taksis positif jika respon yang terjadi adalah
kearah dasar air dikarenakan arus pada dasar air lebih tenang dibandingkan
dengan arus pada permukaan air. Hal ini sesuai dengan pernytaan Hasan (2000),
bahwa kecepatan arus mempengaruhi keberadaan ikan ini. Habitat yang paling
12
4.2 respon reotaksis pada kontrol
6
3 rata-rata respon
positif
2 rata-rata respon
indiferen
1 rata-rata respon
negatif
0
reticulata)
hal ini terjadi karena pada kotak kontrol tidak terdapat arus air yang
Rata-rata
Faktor Lingkungan
Eksperimen Kontrol
Suhu 28 28
13
hidupnya.ini terlihat pada suhu air yaitu 28 0. Suhu ini merupakan suhu
karena sesuai dengan habitat ikan ini tinggal ditempat air tawar dan
kestabilan suhu ini dikarenakan vegetasi air yang tetutup atau jauh dari
pancaran sinar matahari sehingga keadaan suhu yang seperti ini sangat
14
menjauhi cahaya karena sesuai dengan habitatnya hewan ini ada di
hari.
Rata-rata
Faktor Lingkungan
Eksperimen Kontrol
Suhu 37 39.5
Intensitas Cahaya 348.5 259.5
15
adalah kecendrungan makhluk hidup merespon cahaya.semakin
tersebut.
16
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
oleh arus air , stimulus yang yang di terima berbeda beda. Pada reotaksis,
adalah:
hewan tersebut, selain itu adaptasi warna tubuh yang lebih terang karena
pada fototaksis yang negatif ini karena adaptasi dari habitat hewan
17
V.2 Saran
18
VI. DAFTAR PUSTAKA
Mull Terhadap Sifat Fisika Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Kacang
Hijau (Vigna raelata) Varietas Walet, Jurnal Matematika dan Sains, 20 oktober
2010.
19
Pramudiyanti.2009. Biologi Umum. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Pratiwi, D.A. Sri Maryanti & Srikini. 2007. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta
Bandar lampung.
20
LAMPIRAN
Lampiran 1
rata-rata respon
kriteria
positif indiferen negatif
Jantan dewasa 9.8 1 1
Betina gravit 7.8 3.16 0
Betina dewasa 10 0 0
Remaja jantan 2.8 7.2 0
Remaja betina 9.6 0.3 1
Anakan 0 10 0
rata-rata respon
kriteria
positif indiferen negatif
jantan dewasa 2.9 3.4 3.7
betina gravit 3.7 4.8 1.5
betina dewasa 2.5 4.1 3.4
remaja jantan 3.9 1.5 3.6
remaja betina 3.3 2.4 4.3
anakan 2.6 3.5 3.9
c. Tabel pengamatan pengaruhnfaktor lingkungan terhadap respon reotaksis
Rata-rata
Faktor Lingkungan
Eksperimen Kontrol
Suhu 28 28
Arus( dkk/20 cm) 0,2/s 0
d. Tabel pengamatan respon fototaksis kotak eksperimen
Rata-Rata Respon
Kriteria
Positif Indiferen Negatif
Kecoa 7.9 2.1 0
Kaki Seribu 2.4 0.1 7.5
Belalang 8.2 0 1.8
Semut 2.8 0.4 6.8
Jangkrik 4 3.9 1.1
Kepik 0.4 1.8 7.8
e. Tabel pengamatan respon fototaksis kotak eksperimen
21
Positif Indiferen Negatif
Kecoa 8 0 2
Kaki seribu 1.2 0.2 8.6
Belalang 8.5 0.1 1.4
Semut 2.4 4.1 3.5
Jangkrik 4 3.9 1.1
Kepik 2.4 1.2 6.3
f. Table pengamatan pengaruh fsktor lingkungan terhadap respon fototaksis
Rata-rata
Faktor Lingkungan
Eksperimen Kontrol
Suhu 37 39.5
Intensitas Cahaya 348.5 259.5
LAMPIRAN 2
22
LEMBAR DATA PERCOBAAN FOTOTAKSIS
Spesies: Dissosteira Carolina dari: daerahterdedah*/terlindung*
Jumlah: 10 individu
waktupercobaan: 1 April 2018 jam: 16.00 WIB
pengamatanke eksperimen control
-
respon(ekor) intensitascahay respon intensitascahay
a a
pos. inter neg. awal akhir "+" "inter." "-" awal akhir
.
1 8 0 2 180 lux 208 lux 9 0 1 200 lux 196 lux
2 8 0 2 9 0 1
3 8 0 2 9 0 1
4 8 0 2 9 0 1
5 8 0 2 9 0 1
6 8 0 2 rerata 194 lux 9 0 1 rerata 198 lux
7 8 0 2 8 1 1
8 8 0 2 8 0 2
9 9 0 1 suhu 8 0 2 suhu
10 9 0 1 awal 37 ºc 8 0 2 awal 34 ºc
rerata 8.2 0 1.8 akhir 37 ºc 8 0 akhir 34 ºc
8.20 0% 1.80 rerata 37 ºc 3.70 4.80% 1.50 rerata 34 ºc
% % % %
23