Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM VERTEBRATA LAUT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3A

Hatta Adi Failasuf 26020114120002


Lia Vanny Damanik 26020114120009
Erfian Raditiaz Davinto 26020114120014
Reynold Adiputra Kristanto 26020114120032
Lutfi Rahmawati 26020114120043
Abdino Putra Utama 26020114130051
Nada Kristiani Ginting 26020114140086
Alan Yudhistio Valent 26020114140085
ASISTEN :
Tasha Iary 26020112140029

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

No. Materi Nilai


1 PENDAHULUAN
2 TINJAUAN PUSTAKA
3 MATERI DAN METODE
4 HASIL
5 PEMBAHASAN
6 PENUTUP
7 DAFTAR PUSTAKA
8 LAMPIRAN
TOTAL

Semarang, 2 September 2015

Praktikan, Asisten Prantikum,

Hatta Adi Failasuf Tasha Iary


NIM. 26020114120002 NIM. 26020112140029
Mengetahui,
Koordinator Asisten

Benny Catur Prasetyo


NIM.26020111130061
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vertebrata adalah kelompok hewan yang mempunyai tulang belakang,


tulang belakang sejati maupun tulang belakang rawan. Vertebrata laut sendiri
adalah kelompok hewan bertulang belakang yang habitatnya atau tempat
hidupnya di laut, samudra atau perairan di suatu daerah tertentu. Vertebrata laut
terbagi menjadi 4 kelas diantaranya Mamalia, Pisces, Reptil, dan Aves. Keempat
kelas tersebut beradaptasi dengan cara yang berbeda beda. Dengan cara fisiologis
maupun morfologis sehingga hewan tersebut mempunyai ciri ciri khusus dan
tingkah laku yang berbeda-beda.

Pada praktikum kali ini mengamati vertebrata laut kelas aves dan pisces.
Kelas aves yang diamati adalah burung laut. Pengertian dari burung laut adalah
kelompok aves yang beradaptasi secara morfologi atau fisiologi pada lingkungan
perairan, laut, maupun samudera sehingga mampu bertahan terhadap lingkungan
tersebut. Kelas pisces yang diamati pada praktikum kali ini adalah jenis ikan laut,
ikan sendiri adalah hewan bertulang belakang yang hidup di air secara sistematik
ditempatkan pada Filum Chordota dengan karakteristik memiliki insang untuk
bernapas dan sirip untuk berenang. Sedangkan jenis ikan laut adalah ikan yang
hidup di perairan laut. Burung dan ikan yang diamati adalah yang ada pada daerah
Semarang dan sekitarnya.

1.2 Tujuan Praktikum

 Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis burung laut


 Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis burung laut
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis ikan laut
 Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis-jenis ikan laut
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ikan


Menurut Nilawati (2006), ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik
(berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih
dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok
paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan, biasanya ikan
dibagi menjadi:
 Ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan
hag)
 Ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan
pari), dan sisanya tergolong
 Ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14
meter hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci).
Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus,
ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan Hingga
saat ini, ikan pada umumnya dikonsumsi langsung. Upaya pengolahan masih
belum banyak dilakukan kecuali ikan kering/ asin. Ikan dapat diolah menjadi
berbagai produk seperti ikan kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan
asin, kemplang, bakso ikan dan tepung darah ikan sebagai pupuk tanaman dan
pakan ikan (Nilawati, 2006).

Berdasarkan UU 45 tahun 2009, ikan dapat didefinisikan secara umum


sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak
dengan menggunakan sirp, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea
lateralis) sebagai organ keseimbangannya. Namun apabila kita mengacu kepada
undang-undang 31 tahun 2004 tentang perikanan sebagaimana telah diubah dalam
undang-undang 45 tahun 2009, maka definisi ikan yang dimaksud menjadi
berbeda dan luas cakupannya. Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009,
ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada di dalam lingkungan perairan (Nilawati, 2006).

Menurut Nilawati (2006), bahwa yang termasuk kedalam jenis ikan adalah :

a. ikan bersirip (pisces);

b. udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacea);

c. kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (mollusca);

d. ubur-ubur dan sebangsanya (coelenterata);

e. tripang, bulu babi, dan sebangsanya (echinodermata);

f. kodok dan sebangsanya (amphibia);

g. buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (reptilia);

h. paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya (mammalia);

i. rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (algae); dan

j. biota perairan lainnya.

2.2 Ikan Teleostei


Menurut Laily (2006), teleostei adalah ikan yang termasuk suku ikan sirip
tulang, termasuk jenis ikan laut maupun ikan air tawar biasa. Teleostoi adalah satu
dari tiga kelas ikan Actinopterygii termasuk 26,840 spesies yang masih ada dalam
40 sub kelas dan 448 keluarga; sub kelas yang paling bertahan hidup dalam
kelompoknya. Dua infra-kelas yang lain, Holostei dan Chondrostei, mungkin
paraphyletic. Jumlah jenisnya amat banyak. Dapat dibagi dalam 10 suku renik
atau lebih. Jumlah yang banyak itu dibagi dalam dua golongan, yaitu :
(1) Physoclysti, golongan ikan berduri pada sirip punggung dan sirip dubur,
sedangkan gelembung renangnya tidak dihubungkan dengan usus oleh pembuluh
udara.

(2) Physostoma, golongan ikan tulang yang siripnya lunak, gelembung renangnya
dihubungkan dengan usus oleh pembuluh udara
Teleostei adalah ikan yang memiliki rangka terdiri tulang, insang terletak
dalam rongga yang tertutup tutup-insang. Permukaan badan ikan teleostoi
memiliki sisik dan tertutup sirip tipis. Pada ikan teleostei, ovarium berupa
sepasang organ yang terletak di rongga tubuh. Rongga ovarium berlanjut dengan
saluran telur yang terbuka ke arah ovapore pada papila orogenital. Pada sebagian
spesies, pasangan ovarium menjadi satu organ. Pada ikan teleostei jantan, testis
termasuk gabungan dari lobul-lobul, di dalam lobul tersebut spermatogonia primer
mengalami proses meiosis berkali-kali untuk menghasilkan kista spermatogonia
(Laily, 2006).

2.3 Ikan Elasmobranchii

Menurut Candramila (2013), jumlah spesies elasmobranchii di dunia


mencapai 1000 spesies. Ikan ini memiliki ciri yang unik dan berbeda dengan ikan
yang lainnya, ikan ini merupkan kelompok ikan yang bertulang rawan dan sifat
nya sebagai predator, ukuran tubuh besar, ikan ini juga termasuk dalam kelompok
ikan yang langka.

Sifat-sifat biologi ikan ini memiliki fekunditas rendah, pertumbuhan


lambat, umurnya juga panjang, populasi ikan ini juga sangat diminati oleh
manusia karena ke unikannya, dan saat ini populasi ikan ini sudah sangat
berkurang dikarenakan ulah manusia (Candramila, 2013)

(BELUM DITAMBAHIN TIPUS)

2.4 Ikan Konsumsi

Ikan konsumsi adalah kelompok ikan – ikan dari berbagai jenis spesies
yang layak untuk dijadikan bahan makanan manusia untuk memenuhi kebutuhan
gizi. Ikan konsumsi dapat disebut sebagai sumber gizi yang cukup lengkap bagi
manusia, karena dalam ikan konsumsi terkandung protein yang tinggi, lemak,
vitamin, dan mineral. Kadar kandungan gizi pada setiap jenis ikan konsumsi
kurang lebih sama, satu dengan yang lainnya (Nilawati, 2006).

Sebagai sumber protein, protein yang terkandung dalam ikan konsumsi


terbilang tinggi. Pada ikan basah, terdapat sekitar 17% protein, sedangkan pada
ikan kering, terdapat sekitar 40% protein. Selain itu, protein yang terkandung
dalam ikan konsumsi juga disebut “Complete Protein” atau protein lengkap. Hal
ini karena ikan konsumsi mengandung semua asamamino esensial dalam jumlah
masing – masing yang mencukupi kebutuhan tubuh (Nilawati, 2006).

Kadar lemak yang terkandung dalam ikan konsumsi sekitar 5%. Lemak
yang terkandung memiliki keunggulan khusus dibanding lemak dari bahan hewani
lain, yaitu banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang merupakan asam
lemak esensial atau PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid). Contoh dari PUFA
adalah asam lemak Omega-3. PUFA berperan dalam transport dan metabolisme
lemak, fungsi kekebalan, serta memelihara fungsi dan integritas dari membrane
seluler (Hadju dan Rimbawan, 2002 dalam Nilawati, 2006).

Sebagai sumber mineral, ikan konsumsi mengandung kadar Fe sekitar 2


mg / 100 gram. Ikan khususnya ikan laut mengandung kadar yodium yang tinggi.
Terdapat juga seng (Zn), selenium, dan kalsium yang mudah diserap tubuh.
Peranan ikan konsumsi yang terakhir yaitu sebagai sumber vitamin. Pada ikan
konsumsi terkandung vitamin B1, vitamin B2, Piridoksin (vitamin B6), vitamin
B12, niasin, vitamin A, dan vitamin D yang terdapat dalam minyak hati ikan
(Nilawati, 2006).

2.5 Lokasi Praktikum Pengamatan Ikan

Lokasi praktikum pegamatan ikan dilakukan di Pasar Kobong Semarang,


pukul 05.00-8.00 WIB. Pasar Kobong merupakan pasar ikan segar terbesar di
Semarang, bahkan Jawa Tengah. Pasar ini biasa menjadi rujukan harga ikan
konsumsi bagi para pedangang ikan di pasar-pasar tradisional yang tersebar di
berbagai pelosok Kota Semarang dan kota-kota sekitar. Setiap hari, pasar yang
terletak di kawasan Pengapon, Kecamatan Semarang Utara ini nyaris tidak pernah
mengenal istilah sepi. Mulai pukul 17.00 truk-truk pengangkut ikan selalu sudah
terlihat ramai mengantre untuk melakukan bongkar muatan. Keramaian pasar ikan
tersebut akan terus bertambah ketika hari semakin beranjak malam dan baru akan
berakhir pada pukul 07.00 pagi (http://www.farmingbusinessindonesia.com/).
2.6 Defenisi Burung Laut

Burung atau unggas adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang


(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di
Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx, burung masih termasuk dalam
kelompok mamalia, burung mempunyai peranan penting dalam menjaga
kelestarian lingkungan contohnya sebagai pengontrol hama(Fitriasari, 2012).

Burung laut adalah burung yang telah beradaptasi dengan kehidupan


lingkungan laut, mulai dari mencari makan dan membuat sarang nya di sekitar
perairan tempat tinggalnya, setiap burung mempunyai cara tersendiri untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, penyesuaian yang dilakukan dapat
berupa perubahan perilaku mupun pergerakan untuk menghindar. Meskipun
burung laut sangat beragam dalam gaya hidup, perilaku dan fisiologi, mereka
sering memperlihatkan evolusi konvergen yang mencolok, karena permasalahan
lingkungan dan ladang makanan yang sama telah mengakibatkan adaptasi yang
sama. Para burung laut pertama kali berevolusi pada periode Cretaceous, dan
keluarga burung laut modern muncul pada masa Paleogen. Burung laut tak dapat
menghindar dari penyerapan garam dari air laut yang bertolak belakang dengan
masalah fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Banyak burung
laut mengatasi masalah ini dengan modifikasi kelenjar lacrimal untuk
mengeluarkan kelebihan garam melalui lubang hidung. Namun ada hal yang
menarik pada burung air, burung air suka berpindah tempat atau migrasi dari
tempat lain yang jauh, dan diantaranya ada yang sekedar singgah (Fitriasari,
2012). (BELUM DITAMBAHKAN)

2.7 Habitat Burung Laut


Kebanyakan spesies burung laut banyak tergantung kepada keberadaan
lahan basah, mereka menjadikan lahan basah serta tegakan tumbuhan yang ada di
atasnya sebagai tempat untuk mencari makan, beristirahat dan berkembang biak .
Habitat mereka secara umum menjelajahi lautan, hanya saat melakukan
perkembangbiakan saja mereka datang kembali ke sarang mereka. Burung laut
juga banyak yang tinggalnya di hutan mangrove, gosong lumpur,dan pasir, sawah,
laguna, tambak, namun ada juga burung laut yang hanya mencari makn di daerah
laut sedangkan untuk bersarang dan beristirahat dia akan kembali ke pohon yang
rindang. Burung ini sering berpindah dari tempat mereka berkembang biak ke
tempat kelahirannya dengan menempuh jarak yang sangat jauh. Kehadirannya
dapat dijadikan sebagai indikator penting dalam mengkaji mutu dan produktivitas
suatu lingkungan basah (Tri, 2012).
2.8 Adaptasi Burung Laut
Setiap organisme memiliki kemampuan untuk hidup, tumbuh dan
berkembangbiak pada habitat yang sesuai dengannya. Salah satu cara untuk
mempertahankan hidupnya adalah dengan mengkonsumsi makanan. Beberapa
faktor yang berperan dalam menentukan perolehan makanan pada suatu
organisme antara lain ketersediaan sumber makanan, kondisi lokasi mencari
makan, waktu mencari makan yang dimiliki (Elfidasari, 2012).
Burung laut memiliki beberapa adaptasi khusus untuk bertahan hidup di
lingkungan laut, baik itu adaptasi secara morfologis, fisiologis, maupun secara
tingkah laku. Adaptasi secara morfologis misalnya terdapat pada kaki burung
yang berselaput, sehingga memudahkan mereka untuk bergerak di permukaan
atau di dalam air. Adaptasi secara fisiologis misalnya ada kelenjar garam pada
burung laut yang dapat mengeluarkan kelebihan garam pada tubuhnya sebagai
adaptasi dari lingkungan hidup yang kandungan garamnya tinggi. Adaptasi secara
tingkah laku salah satunya adalah bagaimana burung laut memperoleh
makan,seperti yang kita tau lingkungan laut menyediakan berbagai sumber
makanan yang kaya bagi hewan – hewan yang hidup disana. Adaptasi burung laut
secara morfologis dan fisiologis juga berperan banyak untuk membantu mereka
dalam memperoleh makanan di lingkungan laut. Secara umum, terdapat empat
cara burung laut memperoleh makanan, yakni dengan cara mencari makan di
permukaan air (surface feeding), mencari makan di dalam air (pursuit diving),
mencari makan dengan cara menceburkn diri (plunge diving), dan berburu
(predation) (Elfidasari, 2012).

2.9 Lokasi Pengamatan Burung Laut


Pengamatan terhadap burung laut di laksanakan di Srondol dan di Pantai
Maron. Di Srondol tepatnya di depan Markas Benteng Raiders, Srondol,
Semarang. Pengamatan di tempat ini begitu menarik perhatian karena di tempat
ini kita dapat menemukan beberapa jenis burung kuntul, burung- burung ini akan
kita jumpai di atas Pohon Asem pada pagi hari, dan pada siang harinya burung –
burung tersebut mulai beterbangan menuju perairan untuk mencari makan.
Burung yang kita lihat di Pohon Asem tersebut merupakan sekawanan burung
kuntul yang sedang melakukan migrasi untuk menuju daerah tempat mereka untuk
berburu makan.
Sedangkan di Pantai Maron, Semarang letaknya hanya beberapa ratus
meter dari ujung runway bandara Ahmad Yani Semarang tetapi jalan menuju ke
sana masih berupa tanah tidak rata, cukup menyulitkan mobil pribadi yg mau
mengunjungi Pantai Maron apalagi turun hujan, (sangat tidak direkomendasikan
menggunakan mobil sedan). Di sebelah baratnya terdapat pantai Tirang
(seputarsemarang.com).

III. MATERI METODE


3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Lokasi Praktikum Srondol
Hari, Tanggal : Sabtu, 19 September 2015
Waktu : 06.00 – 09.00 WIB (Pengamatan I)
15.00 – 17.00 WIB (Pengamatan II)
Tempat : Srondol, Semarang, Jawa Tengah

3.1.2 Lokasi Praktikum Pantai Maron


Hari, Tanggal : Sabtu, 19 September 2015
Waktu : 14.00 – 17.30 WIB
Tempat : Pantai Maron, Semarang, Jawa Tengah
3.1.3 Lokasi Praktikum Pasar Kobong
Hari, Tanggal : Sabtu, 19 September 2015
Waktu : 17.30 – 19.00 WIB
Tempat : Pasar Kobong, Semarang, Jawa Tengah

3.2 Materi Praktikum


Materi dari praktikum Vertebrata Laut kali ini adalah mengidentifikasi ikan
laut dan burung laut yang dilakukan pada tanggal 19 September 2015.
Pengambilan data pada ikan laut berada di Pasar Kobong, sedangkan pada burung
laut berada di Srondol dan Pantai Maron. Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum lapangan Vertebrata laut tertera pada tabel dibawah ini.

3.2.1 Alat Praktikum


Tabel 1.Alat Praktikum

No. Alat Gambar Kegunaan


1 HVS Untuk meletakan ikan untuk
didokumentasi dan diidentifikasi

2 Roll meter Untuk mengetahui panjang ikan

3 Kamera Untuk mendokumentasikan bahan


yang didapat

4 Buku iden Untuk membantu dalam


mengidentifikasi badan

5 Alat tulis Untuk mencatat hasil identifikasi


6 Modul Sebagai acuan dalam melaksanakan
praktikum

3.2.2 Bahan Praktikum


No. Bahan Gambar Keguanaan
1 Ikan Laut Untuk diidentifikasi

2 Burung Laut Untuk diidentifikasi

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Lokasi Praktikum Srondol
1. Disiapkan alat yang diperlukan
2. Dicari tempat yang memungkinkan untuk mengambil foto
3. Diambil foto dari filum aves sebanyak mungkin
4. Foto diidentifikasi
5. Dicocokan dengan buku iden yang ada
6. Ditulis spesies dari filum aves tersebut

3.3.2 Lokasi Praktikum Pantai Maron


1. Disiapkan alat yang diperlukan
2. Dicari tempat yang memungkinkan untuk mengambil foto
3. Diambil foto dari filum aves sebanyak mungkin
4. Foto diidentifikasi
5. Dicocokan dengan buku iden yang ada
6. Ditulis spesies dari filum aves tersebut

3.3.3 Lokasi Praktikum Pasar Kobong


1. Disiapkan alat yang diperlukan
2. Diambil ikan yang akan diidentifikasi
3. Tanya nama lokal ikan yang diidentifikasi pada pedagang
4. Ditimbang berat dari ikan yang diidentifikasi
5. Diukur panjang dari ikan yang diidentifikasi
6. Foto ikan yang diidentifikasi untuk dijadikan dokumenstasi
7. Ditulis spesies dari filum aves tersebut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Kelas Pisces

Tabel 1. Hasil Ikan Kelompok 3


No. Nama Lokal Nama Ilmiah Gambar
1 Ikan Bandeng Chanos chanos

2 Ikan Tongkol Euthynnus sp.

3 Ikan Kembung Rastrelliger kanagurta


4 Ikan Kiper Scatophagus argus

5 Ikan Baronang Siganus sp.

6 Ikan Belanak Mugil cephalus

7 Ikan Selar Caranx leptolepis

8 Ikan Barakuda Sphyreana barracuda

9 Ikan Kerapu Epinephelus sp.


10 Ikan Tengiri Scomberomorus sp.

11 Ikan Bawal Parastromateus niger


Hitam

12 Ikan Hiu Chiloscylliumpunctatum

13 Ikan Pari Himantura sp.


Minyak

14 Ikan Laosan Pomadasys argenteus

15 Ikan Kacangan Tylosurus sp.


Tabel 2. Hasil Ikan Kelompok Lain
16 Ikan Layur Lepturacanthus savala
Cuvier

17 Ikan Bawal Pampus argenteus


Putih

18 Ikan Ngangas Lutjanus sp.

19 Ikan Chorinemus tala


Palang/Talang

20 Ikan Badong Uraspis helvola

21 Ikan Payus Elops hawaienensis

22 Ikan Benggol Dekapterus macarellis


Utara
23 Ikan Benggol Decapterus kurroides
Selatan

24 Ikan Sebelah Pseudorhombus arsius

25 Ikan Salem Elagatis bipinnulatus

26 Ikan Petek Leighnathus dussumieri

27 Ikan Ayam- Aluterus monoceros


ayam
28 Ikan Kakap Lates calcarifer
Putih

29 Ikan Kakap Batu Lutjanus griseus

30 Ikan Ular Muraenesox cinereus

31 Ikan Pari Tutul Dasyatis sp.

32 Ikan Kerapu Epinephelus


Macan fuscoguttatus

4.1.2 Kelas Aves

Tabel 1. Hasil Burung di Pantai Maron, Kelompok 3


No. Nama Lokal Nama Ilmiah Gambar
1 Kuntul Kecil Egretta garzetta

2 Kuntul Besar Egretta alba

3 Raja Udang Alcedo coerulescens

Tabel 2. Hasil Burung di Pantai Maron, Kelompok Lain


4 Kuntul Kerbau Bubulcus ibis

5 Blekok Sawah Ardeoia speciosa

6 Trinil Pantai Tringa hypoleucos


Tabel 3. Hasil Burung di Srondol pada Pagi Hari, Kelompok 3
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Gambar
1 Kuntul Kecil Egretta garzetta

2 Kuntul Besar Egretta alba

Tabel 4. Hasil Burung di Srondol pada Sore Hari, Kelompok 3

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Gambar


1 Kuntul Kecil Egretta garzetta

2 Kuntul Besar Egretta alba


3 Blekok Sawah Ardeoia speciosa

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kelas Pisces
4.2.1.1 Ikan Bandeng

Nama ilmiah dari ikan bandeng adalah Chanos chanos, klasifikasi dari
ikan Chanos chanos yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Malacopterygii

Famili : Chanidae

Genus : Chanos

Spesies : Chanos chanos

Ikan bandeng memiliki ciri morfologi, mempunyai bentuk tubuh


seperti torpedo dengan moncong cenderung runcing dan ekor bercabang,
memiliki sisik yang halus dan berwarna putih gemerlap seperti perak pada
bagian tubuh bawah dan agak gelap pada punggungnya .Selain itu ciri-ciri
umum dari ikan bandeng, pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik,
terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip pectoral dan sirip pelvic,
bertulang belakang sejati, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid),
bertipe sisik cyloid lunak, sampel yang ditemukan mempunyai panjang
total 34 cm. Habitat dan persebaran ikan bandeng didaerah Samudra
Hindia sampai Samudra Pasifik, cenderung bergerombol disekitar pesisir
dan pulau – pulau dengan coral. Ikan bandeng yang masih belum dewasa
dan yang baru menetas hidup di laut untuk 2 – 3 minggu, lalu berpindah ke
rawa-rawa bakau, daerah payau dan kadang di danau – danau kemudian
baru kembali kelaut jika sudah dewasa dan bisa berkembang biak. Ikan
bandeng termasuk hewan herbivora (pemakan tumbuh – tumbuhan) seperti
klekap yang tumbuh di pelataran kolam, plankton (Chlorophyceae dan
Diatomae), lumut dasar (cyanophyceae) dan pucuk tanaman ganggang.

4.2.1.2 Ikan Tongkol

Nama ilmiah dari ikan tongkol adalah Euthynnus sp., klasifikasi


dari ikan Euthynnus sp. yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Teleostei

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Euthynnus

Spesies : Euthynnus sp.

Morfologi ikan tongkol yaitu memiliki bentuk tubuh fusiform


dengan posisi mulut berada diujung moncong (terminal), bentuk sirip ekor
forked, memiliki tulang belakang sejati, berwarna gelap keabu-abuan pada
bagian atas dan lebih cerah keperak perakan pada bagian bawah. Ciri-ciri
khusus pada ikan tongkol yaitu ikan tongkol memiliki finlet yang berada
dibelakang sirip punggung (dorsal) dan sirip dubur (anal) dan memiliki
scute. Panjang total dari sampel ikan tongkol yang didapat adalah 31 cm.
Habitat dan persebaran ikan tongkol yaitu berada diperairan panas dan
hidup pada lapisan permukaan hingga kedalaman 40 meter dengan
kisaraan suhu optimum antara 20 – 28o celcius. Distribusi ikan tongkol
meliputi utara sampai selatan Jepang, ditemukan di Indo-Pasifik, timur
Afrika, Kepulauan Hawai, utara Ryukyu, kepulauan Ogasawaraa,
Australia Selatan dan Atlantik Tenggara : Port Alfred, Afrika Selatan.
Makanan dari ikan tongkol adalah ikan teri, cumi-cumi dan ikan pelagis
lainya yang ukurannya lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Pola tingkah laku
ikan tongkol sama seperti ikan tuna yang biasanya hidup bergerombol
ketika ikan tersebut aktif berburu makanan. Sifat bergerombol ikan
tongkol disebabkan karena pada kulit ikan tongkol terdapat suatu zat yang
dapat menimbulkan rangsangan dan rangsangan tersebut dapat dirasakan
oleh ikan – ikan dari jenis yang sama maupun yang berbeda.

4.2.1.3 Ikan Kembung

Nama ilmiah dari ikan kembung adalah Rastrelliger kanagurta,


klasifikasi dari ikan Rastrelliger kanagurta yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Rastrelliger

Spesies : Rastrelliger kanagurta

Ikan kembung memiliki ciri morfologi berbentuk tubuh streamline,


punya bintik hitam ditubuh dekat sirip pectoral, memiliki sirip dorsal
berwarna kuning dengan ujung hitam. Sirip cudal dan pectoral berwarna
kekuning – kuningan. Ciri khusus dari ikan kembung yaitu pada ikan
kembung jantan kepala lebih panjang dibandingkan dengan tubuh, rahang
sebagian tersembunyi tertutup oleh tulang lakrimal yang memanjang
hingga tepi rongga mata, insang terlihat sangat panjang ketika mulut
terbuka, memiliki kantung renang , memiliki sirip punggung pertama
keras, sirip punggung kedua berjari jari lemah 11 – 13+ 5, finlet pada sirip
anal 11 – 12 + 5 serta finlet pada dada 19 – 22. Panjang ikan dari sampel
ikan kembung yang ditemukan adalah 15 cm. Habitat dan persebaran ikan
kembung pada perairan pantai dan tersebar diwilayah Indo-Pasifik barat
dengan suhu perairan kurang lebih17o celcius. Di Indonesia persebaran
ikan kembung sangat luas, meliputi selat malaka, laut Jawa, laut Selatan
Jawa, perairan Timur Laut. Ikan kembung merupakan jenis schooling fish
atau ikan yang bergerombol. Ikan ini berenang dengan cara mulut dan
tapis insang terbuka karena ikan kembung mencari makan dengan
menyaring plankton dan tersaring di tapis insang.

4.2.1.4 Ikan Kiper

Nama ilmiah dari ikan kiper adalah Scatophagus argus , klasifikasi


dari ikan Scatophagus argus yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Scatophagidae

Spesies : Scatophagus argus


Ciri morfologi dari Scatophagus argus yaitu tubuh berbentuk pipih
dan sedikit segi empat, mata cukup besar , mulut kecil dan bertipe
terminal, bulat horisontal dan terdapat baris gigi dalam rahang. Memiliki
bercak totol-totol hitam pada tubuhnya dan ketika dewasa bercak totol –
totol ini akan sedikit memudar. Ciri – ciri khusus ikan kiper yaitu
mempunyai 10 – 11 jari – jari sirip keras dan 16 -18 jari – jari sirip lunak
pada dorsal serta 4 jari – jari sirip keras dan 13 – 15 jari – jari sirip lunak
pada sirip anal. Habitat dan persebaran ikan Scatophagus argus dapat
ditemukan di perairan Jepang ke Australia, persebaran ikan kiper meliputi
Indo-Pasifik: Kuwait ke Fiji, utara sampai selatan Jepang dan New
Caledonia bagian selatan. Ikan kiper merupakan ikan yang hidup di air
payau (estuaria), muara sungai dan di antara mangrove, ikan ini termasuk
ikan pelagis yang eurihaline, bertelur di terumbu karang, ketika masih
muda ikan kiper bermigrasi ke daerah atau dekat muara sungai dan ketika
sudah dewasa akan bermigrasi ke laut terbuka. Ikan kiper merupakan ikan
omnivora yang cenderung herbivora. Pakan alami ikan ini adalah alga
biru, diaatome, serasah, phytoplankton, zooplankton, microalga, cacing,
crustacean, serangga, tumbuhan air dan detritus.

4.2.1.5 Ikan Baronang

Nama ilmiah dari ikan baronang adalah Siganus sp., klasifikasi


dari ikan Siganus sp. yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Perciformes

Famili : Siganidae
Genus : Siganus

Spesies : Siganus canaliculatus

Ikan baronang mempunyai ciri morfologi yaitu tubuhnya pipih


lateral (compressed) yang dilindungi sisik sikloid kecil, linear-lateralis
sederhana. Mulut kecil dan bertipe terminal rahangnya dilengkapi dengan
gigi – gigi yang kecil, memiliki bentuk ekor homocercal dimana bentuk
ekornya simetris dan seimbang, berwarna hijau gelap dan bergaris – garis
putih, punggungnya dilengkapi dengan sebuah duri tajam yang mengarah
kedepan, posisi duri di bagian depan dari sirip punggung. Duri ini
dilengkapi kelenjar atau racun pada ujungnya. Ciri khusus pada ikan
baronang yaitu sirip punggung memiliki 13 jari – jari keras dan 10 jari-
jari lunak, sirip anal dengan 7 jari-jari keras dan 9 jari – jari lunak, sirip
pectoral dengan 1 jari – jari keras di masing – masing sisi serta 3 jari – jari
lunak. Panjang ikan baronang yang ditemukan pada saat praktikum adalah
15 cm. Habitat dan persebaran ikan baronang berada disekitar daerah
pesisir tropis sampai subtropis di Samudra Hindia dan Pasifik Barat. Pada
umumnya ikan baronang hidup disekitar terumbu karang, ekosistem yang
banyak ditumbuhi lamun dan rumput laut, terkadang terdapat pada daerah
hutan bakau. Ikan baronang atau disebut juga ikan susu (Siganus
canaliculatus) termasuk kedalam herbifora namun terkadang ikan ini
memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara mencari
makan secara alami tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan.

4.2.1.6 Ikan Belanak

Nama ilmiah dari ikan belanak adalah Mugil cephalus, klasifikasi


dari ikan Mugil cephalus yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata
Kelas : Pisces

Ordo : Percesoces

Famili : Mugilidae

Genus : Mugil

Spesies : Mugil cephalus

Ciri – ciri morfologi dari ikan belanak yaitu tubuh berbentuk


torpedo (fusiform) dengan bentuk mulut bertipe subterminal, maxillanya
berada sedikit dibawah mandibula, memiliki bentuk sisik ctenoid dan sirip
caudal berbentuk cagak, panjang ikan yang ditemukan saat praktikum
adalah 27 cm. Habitat dan persebaran ikan belanak yaitu daerah pantai
namun sering juga tertangkap didaerah air payau dan kadang sampai ke
daerah aliran sungai. Hidupnya lebih banyak didasar (demersal) perairan
berlumpur. Di Indonesia, ikan belanak ditemukan di Sumatera, Jawa dan
Sulawesi. Jenis makanan ikan belanak yaitu fitolankton (diatom) dan
detritus pada dasar sedimen sehingga ikan belanak tergolong ikan
herbivore A yaitu ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup di air
atau didalam lumpur seperti alga, hifa jamur, alga biru, dan beberapa kasus
perut ikan belanak berisi detritus yang termakan secara tidak sengaja.

4.2.1.7 Ikan Selar

Nama ilmiah dari ikan selar adalah Caranx leptolepis, klasifikasi


dari ikan Caranx leptolepis yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Percomorphi

Ordo : Perciformes

Famili :Carangidae
Genus : Caranx

Spesies : Caranx leptolepis

Ikan selar memiliki ciri – ciri morfologi yaitu tubuh ikan berbentuk
sedikit gepeng, pangkal ekor kecil, bentuk bulat panjang, mempunyai sisik
kecil dari jenis sikloid, berwarna agak sedikit kuning mengkilat pada
bagian atas, sedangkan bagian bawah agak silver, mempunyai gurat sisi
sempurna yaitu pada bagian depan melengkung ke atas, pada sisi belakang
melurus sampai di ujung ekor, panjang sampel yang ditemukan adalah 24
cm. Habitat dan persebaran ikan selar meliputi wilayah tropis dan
kawaasan perairan Indo-Pasifik Barat, mulai dari pesisir selatan
Semenanjung Arab, Teluk Persia ke timu mengitari pesisir benua India,
Kepulauan Maladewa, pesisir dan laut – laut pedalaman di Asia Tenggara
dan Indonesia. Ikan selar hidup bergerombol, gerombolan ikan selar juga
diketahui bermigrasi secara lokal di Taiwan di dekat pantai di musim
panas dan kembali ke bagian laut yang lebih dalam di musim dingin. Selar
kuning termasuk ikan yang nokturnal, ikan selar memakan fitoplankton,
acarthia, oithona, euterpina, dekapoda dan larva moluska dari kelompok
rendah seperti lucifer, acetes, mysids sehingga dia tergolong hewan
karnivora.

4.2.1.8 Ikan Barakuda

Nama ilmiah dari ikan barakuda adalah Sphyreana barracuda,


klasifikasi dari ikan Sphyereana barracuda yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Malacopterygii

Famili : Sphyreanidae
Genus : Sphyreana

Spesies : Sphyreana barracuda

Ciri morfologi dari ikan barakuda yaitu berbentuk tubuh bulat


panjang, moncong panjang dan lancip, garis lateral menonjol dan
memanjang lurus dari kepala hingga ekor, warna pada bagian punggung
gelap (kehitaman) dan pada bagian bawah putih, gigi kuat dan runcing.
Habitat ikan kerapu macan adalah pantai yang banyak ditumbuhi algae
jenis reticulata dan Gracilaria sp., setelah dewasa hidup di perairan yang
lebih dalam dengan dasar terdiri dari pasar berlumpur. Ikan kerapu
termasuk jenis karnivora dan cara makannya "mencaplok" satu persatu
makan yang diberikan sebelum makanan sampai ke dasar. Makanan yang
paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok). Selain itu, jenis
ikan-ikan (tembang, teri dan belanak) menghuni perairan Indo-
Pasifik, perairan terbuka, laut dangkal, kawasan pasang-surut, terumbu
karang, dan laguna pantai.

4.2.1.9 Ikan Kerapu

Nama ilmiah dari ikan kerapu adalah Epinephelus sp., klasifikasi


dari ikan Epinephelus sp. yaitu :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Classis : Osteichtyes

Ordo : Percomorphi

Familia : Serranidae

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelus sp
Ikan kerapu memiliki bentuk tubuh agak rendah, moncong panjang
memipih dan menajam, terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan dan
sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan poterior. Ikan kerapu berwarna
coklat kekuningan dengan sirip yang keras berjumlah 6 – 8, sirip ekor
berjumlah 12 – 17 dan sampel ikan kerapu yang ditemukan mempunyai
panjang 30 cm. Habitat ikan kerapu macan adalah pantai yang banyak
ditumbuhi algae jenis reticulata dan Gracilaria sp., setelah dewasa hidup
di perairan yang lebih dalam dengan dasar terdiri dari pasar berlumpur.
Ikan kerapu termasuk jenis karnivora dan cara makannya "mencaplok"
satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan sampai ke dasar.
Pakan yang paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok).
Selain itu, jenis ikan-ikan (tembang, teri dan belanak) menghuni
perairan Indo-Pasifik, perairan terbuka, laut dangkal, kawasan pasang-
surut, terumbu karang, dan laguna pantai.

4.2.1.10 Ikan Tengiri

Nama ilmiah dari ikan tengiri adalah Scomberomorus sp.,


klasifikasi dari ikan Scomberomorus sp. yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Scomberomorus

Spesies : Scomberomorus sp.

Ikan tenggiri di bagian samping tubuhnya terdapat garis lateral


yang memanjang dari insang hingga akhir sirip dorsal kedua, pada
punggungnya terdapat warna biru kehijauan, bentuk tubuh seperti torpedo,
ekor panjang terbelah dua dengan ujung runcing. Secara umum, warna
ikan tenggiri adalah perak keabu-abuan dan aris pada bagian samping
menjadi ciri khas ikan tenggiri yang berbeda dengan ikan sejenis. Ikan
tenggiri dapat menetap pada suatu habitat dan terkadang bermigrasi ke
tempat yang cukup jauh. Pola migrasi ikan tenggiri sangat khas, karena
bergantung kepada temperatur air laut dan musim bertelur (spawning
season), jatuhnya musim bertelur ini bervariasi di setiap. Habitat yang
ditinggali ikan tenggiri memiliki sifat rakus (voracious) ketika makan dan
mencari makan seorang diri (solitary). Jenis makanannya adalah ikan-ikan
kecil karena ikan tenggiri tergolong ke dalam hewan karnivora. Ikan kecil
jenis anchovy (semacam ikan haring) merupakan salah satu makanan
utama bagi ikan tenggiri, khususnya ikan tenggiri muda. Selain itu, ikan
tenggiri juga memakan beberapa jenis cumi-cumi (squid) dan udang.

4.2.1.11 Ikan Dorang (Bawal Hitam)

Nama ilmiah dari ikan dorang (bawal hitam) adalah


Parastromateus niger, klasifikasi dari ikan Parastromateus niger yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Order : Perciformes

Famili : Stromatidae

Genus : Parastromateus

Spesies : Parastromateus niger

Ikan bawal memiliki badan sangat besar dan gepeng seperti belah
ketupat, sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang, sirip
ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal sirip ekor bulat kecil,
tubuh berwarna hitam gepeng, putih perak dibagian bawah, sirip punggung
hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak, sirip
dubur lebih panjang, tidak punya sirip perut dan panjang dari sampel ini
adalah 19 cm. Ikan Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring
seperti ikan Sebelah. Ikan ini tidak banyak terdapat di dekat-dekat muara
sungai, biasanya bergerombol banyak di tengah-tengah lautan. Jenis ikan-
ikan ini terdapat di laut India, Indonesia, Malaysia, dan Cina. Termasuk
pemakan plankton, hidupnya didasar perairan yang berlumpur sampai
kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai besar.

4.2.1.12 Ikan Hiu

Nama ilmiah dari ikan hiu adalah Chiloscyllium punctatum,


klasifikasi dari ikan Chiloscyllium punctatum yaitu :

Kerajaan : Animalia

Filum : Cordata

Kelas : Elasmobranchii

Famili : Hemiscyllidae

Genus : Chiloscylium

Spesies : Chiloscyllium punctatum

Ikan hiu anatomi tubuhnya terlihat ramping, kepala pipih luas,


mata oval besar, dan biasanya berukuran sedang dengan panjang rata-rata
sekitar 1,6 m. Khasnya adalah warna putih eponymus dari ujung sirip
punggung ke sirip ekor. Ikan hiu ditemukan di area yang luas dari Indo-
Pasifik, berkisar Samudera Hindia dari KwaZulu-Natal di Afrika Selatan
atas pantai Afrika Timur ke Laut Merah dan anak benua India, termasuk
daerah di sekitar Madagaskar, Mauritius. Di barat dan tengah Pasifik,
mereka bisa ditemukan di selatan Cina, Taiwan dan Kepulauan Ryukyu ke
Asia Tenggara termasuk Filipina, Indonesia dan Pantai Utara Australia.
Hiu jenis ini termasuk karnifora.
4.2.1.13 Ikan Pari Minyak

Nama ilmiah dari ikan pari minyak adalah Himantura sp.,


klasifikasi dari ikan Himantura sp. yaitu :

Kindom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Chondrichthyes

Ordo : Rajiformes

Famili : Myliobatidae

Genus : Himantura

Spesies : Himantura sp.

Ikan Pari Minyak memiliki bentuk segi empat (jajar genjang),


tubuhnya gepeng, berekor seperti cambuk, mulut terletak di bagian bawah,
tubuh gepeng horisontal, bertulang rawan, berwarna coklat dan tubuhnya
mengkilap seperti berminyak. Daerah sebaran ikan pari adalah perairan
pantai dan kadang masuk ke daerah pasang surut. Ikan pari biasa
ditemukan di perairan laut tropis. Di perairan tropis Asia Tenggara
(Thailand; Indonesia; Papua Nugini) dan Amerika Selatan (Sungai
Amazon), sejumlah spesies ikan pari bermigrasi dari perairan laut ke
perairan tawar. Di perairan laut, ikan pari mempunyai peran ekologis yang
sangat penting, terutama sebagai predator bentos.

4.2.1.14 Ikan Laosan

Nama ilmiah dari ikan laosan adalah Pomadasys argenteus,


klasifikasi dari ikan Pomadasys argenteus yaitu :

Kindom : Animalia
Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Perciformes

Famili : Haemulidae

Genus : Pomadasys

Spesies : Pomadasys argenteus

Ikan Laosan memiliki bentuk tubuh torpedo, ekor bercabang dua,


mempunyai sisik, didominasi warna silver, pada bagian mulut, sirip dan
ekor terdapat kombinasi warna merah dan sampel yang ditemukan
mempunyai panjang 24 cm. Ikan Laosan ditemukan di area yang luas dari
Indo-Pasifik, berkisar Samudera Hindia dari KwaZulu-Natal di Afrika
Selatan atas pantai Afrika Timur ke Laut Merah dan anak benua India,
termasuk daerah di sekitar Madagaskar, Mauritius. Ikan ini memakan
fitoplankton dan zooplankton.

4.2.1.15 Ikan Kacangan

Nama ilmiah dari ikan kacangan adalah Sphyreana barracuda, klasifikasi


dari ikan Sphyereana barracuda yaitu :

Kindom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Beloniformes

Famili : Belonidae

Genus : Tylosurus

Spesie : Tylosurus sp.


Ikan Kacangan memiliki badan sangat panjang, gilig, kedua rahang
tumbuh sangat panjang, menyerupai paruh, mulut lebar, pada kedua
rahangnya terdapat gigi-gigi taring, lancip-lancip, mengarah ke belakang,
warna biru kehijauan bagian atas, putih bagian bawah, dengan garis putih
perak di tengah-tengahnya. Bagian atas sirip punggung gelap dengan
sedikit kekuningan pada bagian bawahnya demikian pula ujung sirip ekor
dan sirip dada. Pada ikan yang baru saja mati terdapat bintik-bintik hitam
pada bagian tengah badan membujur ke belakang sampai badan ekor.
Panjang sampel ikan adalah 61 cm. Persebaran dari ikan kacangan ini ada
di samudra Indo-Pasifik, makanan dari ikan ini adalah tumbuh-tumbuhan
(herbifora).

4.2.1.16 Ikan Layur

Nama ilmiah dari ikan layur adalah Lepturacanthus savala,


klasifikasi dari ikan Lepturacanthus savala yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Divisi : Euteleostei

Ordo : Perciformes

Famili : Trichiuridae, Gempylidae

Genus : Lepturacanthus

Spesies : Lepturacanthus savala

Ikan Layur memiliki tubuh memanjang dan sangat pipih, mulut


besar dengan gigi seperti taring. Sirip dorsal tunggal memanjang dari
belakang kepala sampai hampir ke ujung tubuh, jumlah sirip lemah pada
dorsal adalah 110 - 120. Tidak terdapat sirip kaudal (ekor). Garis lateral
lebih dekat dengan ventral daripada dorsal. Dalam keadaan mati berwarna
perak keabu-abuan. Panjang maksimum tubuhnya 100 cm, pada umumnya
mencapai 70 cm. Dalam keadaan mati berwarna perak keabu-abuan. Dapat
terlihat dari bentuk kepala dengan memperhatikan sagital crest-nya,
dimana T. Lepturus mempunyai sagital crest, sedangkan L savala tidak
mempunyai sagital crest. Ikan layur termasuk ikan benthopelagis. Ikan
layur terdapat di perairan pantai pada daerah dengan dasar pasir,
membentuk gerombolan yang besar. Ikan-ikan muda ditemukan di
perairan yang sangat dangkal kurang dari 10 m. habitat ikan layur golok
(L. savala) berada pada perairan benthopelagis dengan kedalaman yang
berkisar antara 250 – 300 meter. Distribusinya tersebar di daerah samudera
Hindia, Laut Merah, mulai dari pantai barat India dan Laut Timor. Layur
berenang dengan tubuh hampir sepenuhnya vertikal dengan kepala berada
di sebelah atas. Kebiasaan makanannya adalah hewan – hewan berukuran
kecil meliputi euphausid (udang – udang berukuran kecil), ikan – ikan
berukuran kecil, dan cumi – cumi berukuran kecil.

4.2.1.17 Ikan Bawal Putih

Nama ilmiah dari ikan bawal putih adalah Pampus sp.,


klasifikasi dari ikan Pampus sp. yaitu :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinoptery
Ordo : Perciformes
Family : Bramidae
Genus : Pampus
Spesies : Pampus sp.
Bentuk ikan ini lebih tinggi dan tegak dibanding ikan yang lainnya,
warna bagian atas lebih gelap sedangkan warna bagian bawah terang
(putih), bentuk pipih hampir membentuk lingkaran, ekor terbagi menjadi
dua, dengan bagian bawah lebih panjang dari bagian atas. Persebaran
ikan bawal putih Indo-West Pacific: Persian Gulf to Indonesia, north to
Hokkaido, Japan. Ikan ini memakan ikan-ikan yang lebih kecil, namun
terkadang juga makan plangton.

4.2.1.18 Ikan Ngangas

Nama ilmiah dari ikan ngangas adalah Lutjanus sp.,


klasifikasi dari Lutjanus sp. yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Famili : Lutjanidae

Genus : Lutjanus

Spesies : Lutjanus sp.

Merupakan jenis ikan karnivora, makanan utama adalah ikan kecil.


tetapi sering didapatkan makan udang, kepiting, stomatopoda, amphipoda
dan gastropoda, ikan ini merupakan predator yang senantiasa aktif
mencari makan pada malam hari (nocturnal). Kelompok ikan dari family
Lutjanidae pada umumnya menempati wilayah perairan dengan substrat
sedikit berkarang dan banyak tertangkap pada ke dalaman antara 40-70
meter terutama untuk yang berukuran besar. Ikan ini memiliki ciri, tubuh
yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung
atau sedikit cekung, jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak
menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun dalam
satu atau dua baris dengan serangkaian gigi caninnya yang berada pada
bagian depan, kepala tak bersisik atau pada bagian depan dari tutup
insang terdapat beberapa baris sisik, sering terdapat bintik atau noda
kehitaman (blotches), warna kemerahan pada bagan punggung, sirip
punggung tunggal dengan jari-jari 9-12 jari-jari sirip keras 9-17 jari-jari
sirip lemah yang bercabang, sirip dubur dengan 3 sirip keras dan 7-14
sirip lemah bercabang.

4.2.1.19 Ikan Talang

Nama ilmiah dari ikan talang adalah Seriphus politus,


klasifikasi dari Seriphus politus yaitu :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famillia : Sciaenidae

Genus : Seriphus

Species : Seriphus politus

Ikan ini memiliki kepala dan badan berwarna biru kehijauan


dengan bagian bawah berwarna putih keperakan sedikit kekuningan. Sisi
badan dengan kurang lebih 8 bercak bercak di atas garis rusuk, sirip
punggung terdiri dari 2 bagian, yang pertama dengan 4-8 jari-jari keras,
yang kedua dengan 1 jari-jari keras dan 18-44 jari-jari lemah. Ikan ini
banyak ditemukan di daerah tropis, hidup di perairan pantai dengan
membentuk gerombolan kecil. Ikan ini termasuk kedalam ikan buas, ikan
ini memangsa ikan-ikan kecil lainya.

4.2.1.20 Ikan Badong

Nama ilmiah dari ikan badong adalah Uraspis belvola,


klasifikasi dari Uraspis belvola yaitu :
Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Orde : Periformes

Family : Carangidae

Genus : Uraspis

Species : Uraspis belvola

Ikan ini memiliki bentuk tubuh oval pipih, ekor bercabang dua
berwarna kuning, warna perak kekuningan, mata berwarna orenge dan
hitam. Habitat ikan badong adalah di daerah estuaria, area mangrove.
Dan termasuk ikan pelagic. Persabaranya di daerah tropik dan subtropik.

4.2.1.21 Ikan Payus


Nama ilmiah dari ikan payus adalah Elops Hawaienensis,
klasifikasi dari Elops Hawaienensis yaitu :
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Malacopterygii

Family : Elopidae

Genus : Elops

Spesies : Elops Hawaienensis

Ikan payus termasuk ikan pelagis yang bersifat predator atau ikan
pemangsa. Ikan ini masuk ketika air laut pasang melewati. Habitat ikan
payus adalah di perairan pantai dan tergolong dalam ikan-ikan pelagis.
Ikan payus termasuk dalam ikan karnivora yang memangsa ikan-ikan kecil
dan krustasea. Ikan Payus tersebar luas pada semua perairan tropis dan
subtropis. Daerah penyebaran ikan payus meliputi hampir seluruh perairan
pantai, laguna, teluk dan muara terutama daerah yang bermangrove. Ikan
payus memiliki tubuh pipih, bagian bawah tubuh yang halus (tidak
bersisik), warna tubuh keperakan, bentuk ekor cagak dengan bagian dorsal
dan ventral simetris, ekor bagian ventral terdapat warna kuning,
abdominal, bentuk sisik sikloid, bentuk tubuh panjang memipih (gepeng
vertikal). Memiliki sirip punggung tunggal dan tidak memiliki jari-jari
keras, memiliki satu garis rusuk lengkap tidak terputus.

4.2.1.22 Ikan Benggol Utara


Nama ilmiah dari ikan benggol utara adalah Dekapterus
macarellis, klasifikasi dari Dekapterus macarellis yaitu :
Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Famili : Carangidae

Genus : Decapterus

Spesies : Dekapterus macarellis

Ikan ini termasuk kedalam hewan herbifora. Ikan ini memiliki


tubuh kecil, sedang ramping memanjang dan hampir bulat-torak, mirip
cerutu. Mata terlindungi oleh pelupuk lemak yang bening, yang
berkembang sempurna menutup seluruh bagian mata; terkecuali pada
suatu celah vertikal yang berpusat pada pupil mata, sisik-sisik di atas
kepala yang terdepan segaris dengan tepi anterior dari pupil, panjang
tubuh maksimal mencapai 32 cm TL (total length) atau 30 cm FL (fork
length), namun umumnya sekitar 26 cm saja, dalam keadaan hidup,
punggungnya berwarna hijau kebiruan, dan keperakan di bagian bawah
tubuh, sebuah bintik hitam terdapat di bagian atas belakang tutup insang.
Pada ikan dewasa, membran (katup) mulut di rahang atas jelas berwarna
putih. Ujung belakang tulang rahang atas lurus rata di sebelah atas, serta
agak membundar dan sedikit miring di bagian bawah. Ikan layang biru
terutama menyebar di wilayah tropika. Wilayah-wilayah perairan FAO di
mana ikan ini biasa ditemukan, di antaranya, adalah perairan-perairan
Samudera Hindia bagian barat dan timur; Samudera Pasifik barat dan
timur bagian tengah; Samudera Atlantik utara dan tenga; serta Laut
Tengah dan Laut Hitam.

4.2.1.23 Ikan Benggol Selatan/Ikan Layang


Nama ilmiah dari ikan benggol selatan adalah Decapterus
kurroides, klasifikasi dari Decapterus kurroides yaitu :
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Carangidae

Genus : Decapterus

Spesies : Decapterus kurroides

Ikan ini memiliki Tubuh berbentuk torpedo.operculum memiliki


bintik-bintik hitam kecil. Insang dilindungi oleh membran halus Rahang
atas yang mencapai lengkung terdepan, tubuhnya memiliki warna hijau
kebiruan di daerah atas dan keperakan di daerah bawah, ekor berwarna
orange. Dua sirip punggung (dorsal), dorsal 1 memiliki 8 jari-jari keras
dan dorsal 2 memiliki 1 jari-jari keras dan 28-29 jari-jari lemah. Sirip
dubur (anal) memiliki 3 jari-jari keras dan 22-25 jari-jari lemah. Hidup di
perairan lepas pantai dan ikan ini biasa memakan plankton-plankton
kecil. Mempunyai tingkahlaku fototaksis positif dimana ikan akan selalu
mendekati cahaya ketika malam hari. Pada umumnya ikan pelagis akan
muncul ke lapisan permukaan sebelum matahari terbenam dan biasanya
ikan-ikan tersebut akan membentuk kelompok. Sesudah matahari
terbenam, ikan-ikan tersebut menyebar ke dalam kolom air dan mencari
lapisan yang lebih dalam. Tersebar dengan mendiami daerah-daerah
tropis dan subtropis di Lautan Indo-pasifik dan Lautan Atlantik.

4.2.1.24 Ikan Sebelah

Nama ilmiah dari ikan sebelah adalah Pseudorhombus


arsius, klasifikasi dari Pseudorhombus arsius yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Pleuronectiform

Keluarga : Bothidae

Genus : Pleuronectidae

Spesies : : Pseudorhombus arsius

Secara morfologi ikan ini mempunyai bentuk badan pipih kedua


mata berada pada salah satu sisi, sedang sisi yang lain tidak ada mata
sedikit pigmen, panjang ikan ini rata-rata sekitar 30 cm dan dapat
mencapai 45 cm. Umumnya yang berkulit keras dan tak bertulang
punggung, bentuk asimetris, ikan berbadan pipih ini mempunyai
kemampuan untuk menyamarkan tubuhnya dengan lingkungan
sekitarnya sebagai penyamaran, sehingga mangsanya dapat dikelabui dan
dapat dengan mudah ditangkap. Makanan utama ikan ini adalah hewan-
hewan benthic. Ikan Sebelah merupakan ikan demersal dengan distribusi
yang luas, meliputi Teluk Persia dan pantai timur Afrika sampai Jepang,
pantai utara sampai selatan Australia dan Indo-Pasifik.
4.2.1.25 Ikan Salem

Nama ilmiah dari ikan salem adalah Elagatis bipinnulatus


, klasifikasi dari Elagatis bipinnulatus yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Pecoidae

Family : Caransida

Genus : Elagatis

Spesies : Elagatis bipinnulatus

Ciri morfologi dari ikan salem ini adalah memiliki bentuk tubuh
torpedo, mulut berada di ujung kepala, ekor bercabang dua (atas dan
bawah), warna hijau gelap di bagian punggung, dan putih di bagian
bawah. Daerah penyebaran dari ikan ini ada di perairan dan kandang
berada di sekitar karang-karang di seluruh Indonesia melebar sampai
teluk benggala, teluk siam, sampai laut Cina Selatan, Philipina Selatan
sampai ke perairan panas Australian (White, 2013).

4.2.1.26 Ikan Petek

Nama ilmiah dari ikan petek adalah Leighnathus


dussumieri, klasifikasi dari Leighnathus dussumieri yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes
Famili : Leloghnatidae

Genus : Leignathus

Spesies : Leighnathus dussumieri

Ciri morfologi dari ikan petek adalah memiliki bentuk tubuh oval
dan pipi, pada kepala bagian atas tengkuk kepala berduri. Badan tertutup
sisik dan lingkaran kecil yang halus, warna perak kekuningan. Ikan ini
memiliki sirip punggung dengan 8 jari-jari keras (jarang 7 atau 9), 16-17
jari-jari lemah, sirip dubur dengan 3 jari-jari keras dan 14 jari-jari lemah,
jari-jari keras ke-2 selalu paling panjang. Ikan ini biasa hidup di perairan
pesisir dangkal dan teluk pasang surut. Ikan ini memakan invertebrata
bentik. Habitat petek adalah pada perairan pantai dengan kedalaman
berkisar 3-10 meter dengan bergerombol membentuk kawanan.

4.2.1.27 Ikan Ayam-Ayam

Nama ilmiah dari ikan ayam-ayam adalah Abalistes


stellaris , klasifikasi dari Abalistes stellaris yaitu :

Kingdom : animalia

Phyllum : chordata

Class : actinopterygii

Ordo : tetraodontiformes

Family : balistidae

Genus : Abalistes

Spesies : Abalistes stellaris

Ciri morfologi dari ikan ayam – ayam ini adalah memiliki tubuh
agak gepeng, sirip dada (pectoral fin) diperbesar dari ukuran dasar dan
tepat di belakang celah insang (gill slits) untuk membentuk timpanum
fleksibel. Memiliki sisik yang cenderung berukuran besar pada bagian
atas sirip pectoral dan pada bagian posterior ditemukan keel. Warna
kuning langsat dipunggung pucat dibawah, bintik-bintik kecil berwarna
biru atau kuning pucat. Ciri khusus ikan ini merupakan ikan laut yang
bersisik tebal dengan bntuk badan agak bulat pipih.

Habitat ikan ini adalah di sekitar terumbu karang, dasar pasir atau
di sekitar sponge/alga. Penyebaran ikan ini adalah di perairan Indo-
Pasifik barat yaitu di laut merah serta di bagian timur Afrika sampai Asia
Tenggara. Selain itu ikan ayam-ayam berada di utara Jepang, utara
sampai selatan negara Australia dan pada wilayah timur Atlantik
khususnya dari Saint Helena sampai pantai Afrika Selatan (Charpenter,
1999).

4.2.1.28 Ikan Kakap Putih

Nama ilmiah dari ikan kakap putih adalah Lates


calcarifer, klasifikasi dari Lates calcarifer yaitu :

Kingdom : Animalia

Phillum : Chordata

Klas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Famili : Centroponidae

Genus : Lates

Species : Lates calcarifer

Ciri morfologi dari ikan ini adalah memiliki badan berbentuk pipih
dan ramping, badan memanjang dan ekor melebar, mulut lebar, bersisik,
berwarna hitam mengkilap kepuihan, dibagian punggung terdapat duri-
duri Kakap Putih adalah ikan yang mempunyai toleransi yang cukup
besar terhadap kadar garam (euryhaline) dan merupakan ikan yang
hidupnya beruaya dari laut ke air payau (katadromous). Kakap putih
dapat hidup di daerah laut yang berlumpur, berpasir, serta di ekosistem
mangrove, tergolong kedalam hewan karnivora (Charpenter, 1999).

4.2.1.29 Ikan Kakap Batu


Nama ilmiah dari ikan kakap batu adalah Lutjanus
Griseus, klasifikasi dari Lutjanus Griseus yaitu :
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Famil : Lutjanidae

Genus : Lutjanus

Spesies : Lutjanus Griseus

Ciri morfologi dari ikan kakap batu adalah memiliki badan bentuk
streamline agak gilik, mulut lebar terletak diujung, berwarna hitam,
tulang nelakang sejati. Ciri khusus ikan ini adalah mata terletak tepat
diatas (dekat) mulut, dan tekstur kasar hitam seperti batu. Ikan ini yang
mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam
(euryhaline) dan merupakan ikan yang hidupnya beruaya dari laut ke air
payau (katadromous). Kakap hitam dapat hidup di daerah laut yang
berlumpur, berpasir, serta di ekosistem mangrove, tergolong kedalam
hewan karnivora (White, 2013).

4.2.1.30 Ikan Ular

Nama ilmiah dari ikan ular adalah Muraenesox cinereus,


klasifikasi dari Muraenesox cinereus yaitu :
Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Order : Anguilliformes

Family : Muraenesocidae

Genus : Muraenesox

Species : Muraenesox cinereus

Ciri morfologi bentuk cenderung bulat memanjang, tidak bersisik,


seperti ular, ukuran ikan malong dapat mencapai 200 cm, namun
umumnya sekitar 150 cm. Berwarna kecoklatan dengan bagian putih
lebih cera, ciri khusus dari ikan ular ini adalah bentuk moncong lancip,
dan memiliki lendir yang lebih banyak. Memangsa ikan-ikan kecil yang
hidup di dasar laut dan juga crustacea. Ikan ini termasuk ikan karnivora.
Ikan malong hidup secara bentik, kurang lebih di kedalaman 100 m.
Dapat hidup di estuari ataupun di perairan hangat. Kadang-kadang ikan
ini juga dapat tinggal di lingkungan air tawar. Di Jepang, ikan ini
memijah pada bulan Agustus-September. Persebaran ikan malong
dimulai dari Laut merah, hingga ke Samudra Hindia bagian utara, Pantai
India, Burma (Myanmar) dan Malaysia menuju ke utara Hongkong dan
Jepang (White, 2013).

4.2.1.31 Ikan Pari Tutul


Nama ilmiah dari ikan pari tutul adalah Himantura sp.,
klasifikasi dari Himantura sp. yaitu :
Kindom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Chondrichthyes

Ordo : Rajiformes
Famili : Myliobatidae

Genus : Himantura

Spesies : Himantura sp.

Ciri morfologi dari ikan pari tutul adalah mempunyai bentuk pipih
menyerupai layang-layang, mulut berada di bawah, mata terletak di
badian atas, berwarna coklat. Ciri khusus yang dimiliki ikan pari tutul
adalah memiliki ekor cambuk panjang, punya bintik-bintik biru. Daerah
sebaran ikan pari adalah perairan pantai dan kadang masuk ke daerah
pasang surut. Ikan pari biasa ditemukan di perairan laut tropis. Di
perairan tropis Asia Tenggara (Thailand; Indonesia; Papua Nugini) dan
Amerika Selatan (Sungai Amazon), sejumlah spesies ikan pari bermigrasi
dari perairan laut ke perairan tawar. Di perairan laut, ikan pari
mempunyai peran ekologis yang sangat penting, terutama sebagai
predator bentos (White, 2013).

4.2.1.32 Ikan Kerapu Macan

Nama ilmiah dari ikan kerapu macan adalah Epinephelus


fuscoguttatus, klasifikasi dari Epinephelus fuscoguttatus yaitu :

Kindom : Animalia

Phylum : Chordata

Classis : Osteichtyes

Ordo : Percomorphi

Familia : Serranidae

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelus fuscoguttatus

Ciri morfologi ikan kerapu macan bentuk tubuhnya agak rendah


moncong relatif panjang memipih dan menajam, mulut lebar. Ciri khusus
jari-jari sirip yang keras berjumlah 6 – 8, jari –jari sirip ekor berjumlah
12 -17, pada sempel yang ditemukan mempunyai panjang 30 cm. Corak
warna seperti macan berwaarna hitam putih. Habitat ikan kerapu macan
adalah pantai yang banyak ditumbuhi algae jenis Reticulata sp. dan
Gracilaria sp., setelah dewasa hidup di perairan yang lebih dalam dengan
dasar terdiri dari pasar berlumpur. Ikan kerapu termasuk jenis karnivora
dan cara makannya "mencaplok" satu persatu makan yang diberikan
sebelum makanan sampai ke dasar. Pakan yang paling disukai kenis
krustaceae (rebon, dogol dan krosok) (White, 2013).

4.2.2 Kelas Aves

4.2.2.1 Kuntul Kecil

Nama ilmiah dari burung kuntul kecil adalah Egretta garzetta,


klasifikasi dari Egretta garzetta yaitu :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Family : Ardeidae
Genus : Egretta
Spesies : Egretta garzetta

Kuntul kecil (Egretta garzetta) memiliki bulu berwarna putih,


tubuh yang lebih kecil dari kuntul besar dan hidup secara berkelompok
maupun sendiri. Kuntul kecil (Egretta garzetta) memiliki ciri – ciri
dengan paruhnya yang berwarna hitam, leher lebih lurus, kaki dan
tungkai yang berwarna hitam, mencari makan biasanya dalam kelompok
yang tersebar. Kuntul Kecil (Egretta garzetta) makanannya berupa ikan,
kurstasea, katak, serangga air, dan belalang. Habitat dari Kuntul Kecil
(Egretta garzetta) adalah sawah, sungai, tambak, mangrove, lumpur dan
pasir. Kuntul kecil (Egretta garzetta) pada pagi hari lebih banyak dari
pada sore hari, frekuensi pada pagi hari kurang lebih 25 ekor dan sore
kurang lebih 7 ekor. Aktivitas kuntul kecil pada pagi hari lebih banyak
terbang secara berkelompok dan membentuk huruf seperti huruf V dari
pada sore hari yang tidak berkelompok.

4.2.2.2 Kuntul Besar

Nama ilmiah dari burung kuntul besar adalah Egretta alba,


klasifikasi dari Egretta alba yaitu :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Family : Ardeidae
Genus : Egretta
Spesies : Egretta alba

Kuntul Besar (Egretta alba) juga memiliki bulu berwarna putih


seperti kuntul kecil, tubuhnya yang lebih besar daripada kuntul kecil dan
hidup secara berkelompok ataupun sendiri. Kuntul besar (Egretta alba)
memiliki ciri – ciri dengan paruhnya yang berwarna kuning, leher lebih
ramping seperti membentuk huruf S dan biasanya kuntul besar (Egretta
alba) ini terbang dengan kepakan pelan. Kuntul besar (Egretta alba)
makanannya berupa ikan, udang, belalang, larva, dan capung. Habitat
dari kuntul besar (Egretta alba) ini adalah pada mangrove, lumpur dan
pasir, sawah, dan laguna. Kuntul besar (Egretta alba) pada pagi hari
lebih banyak daripada sore hari, frekuensi pada pagi hari kurang lebih 25
ekor dan sore kurang lebih 7 ekor. Aktivitas kuntul besar pada pagi hari
juga lebih banyak terlihat dibandingkan dengan sore hari. Kuntul besar
(Egretta alba) pada sore hari terbang dengan lambat ataupun perlahan
dibandingkan dengan pagi hari terlihat dari kepakan sayap burung kuntul
besar (Egretta alba) itu.
4.2.2.3 Kuntul Kerbau

Nama ilmiah dari burung kuntul kerbau adalah Bubulcus ibis ,


klasifikasi dari Bubulcus ibis yaitu :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Aves

Ordo : Pelecaniformes

Famili : Ardeidae

Genus : Bubulcus

Species : Bubulcus ibis

Kuntul kerbau adalah spesies burung dalam famili Ardeidae atau


kuntul-kuntulan. Burung ini merupakan burung terkecil dari bangsanya.
Besar tubuh kuntul kerbau yaitu sekitar 48-53 cm. Burung ini suka
mencari makanan didekat kerbau atau sapi yang merumput. Bentuk
tubuhnya lebih ramping dari pada Blekok Sawah, meskipun tidak
seramping kuntul-kuntul yang lebih besar. Burung ini tesebar dari India,
Sulawesi sampai Nusa Tenggara. Seluruh bulunya berwarna putih, tetapi
selama musim kawin, bulu-bulu pada kepala, leher dan punggungnya
berwarna kuning jingga. Paruhnya kuning dan lebih tebal dari pada
kuntul lain.

4.2.2.4 Blekok Sawah


Nama ilmiah dari burung blekok sawah adalah Ardeola specios,
klasifikasi dari Ardeola specios yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Pelecaniformes

Family : Ardeidae

Genus : Ardeola

Spesies : Ardeola specios

Blekok sawah (Ardeoia speciosa) memiliki bulu berwarna coklat


bercoret-coret. Blekok sawah ini memiliki ciri-ciri yaitu tubuh berukuran
45 cm, iris kuning, paruh kuning, ujung paruh hitam dan kaki hijau
buram. Makanan dari blekok sawah ini berupa ikan, udang, serangga,
kepiting, dan belalang. Habitat blekok sawah yaitu hidup di daerah
sawah, rawa, pantai lumpur, dan mangrove. Blekok sawah (Ardeoia
speciosa) setiap sore terbang menuju tempat istirahat dan bersarang
dalam koloni bersama burung lain, sarangnya dari tumpukan ranting pada
dahan atau cabang berdaun.

4.2.2.5 Trinil Pantai

Nama ilmiah dari burung trinil pantai adalah A. hypoleucos,


klasifikasi dari A. hypoleucos yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Charadriiformes
Family : Scolopacidae

Genus : Actitis

Spesies : A. hypoleucos

Trinil pantai (Tringa hypoleucos) memiliki bulu berwarna coklat dan


putih. Trinil pantai memiliki ciri-ciri yaitu memiliki tubuh berukuran 20
cm, pada tubuhnya bagian atas coklat, bulu terbangnya kehitaman,
bagian bawah putih dengan bercak abu-abu coklat pada sisi dada, alis
matanya terdapat coretan hitam, iris coklat, paruhnya pendek berwarna
abu-abu gelap, dan kaki berwarna hijau. Makanan dari trinil pantai ini
berupa krustase dan serangga. Habitat trinil pantai yaitu hidup di daerah
lumpur, beting pasir, pantai, sungai, dan sawah. Trinil pantai (Tringa
hypoleucos) terbang dengan pola khas melayang dengan sayap kaku.

4.2.2.6 Raja Udang

Nama ilmiah dari burung raja udang adalah Alcedo coerulescens,


klasifikasi dari Alcedo coerulescens yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Coraciiformes

Family : Alcedinidae

Genus : Alcedo

Species : Alcedo coerulescens

Raja udang (Alcedo coerulescens) memiliki bulu berwarna biru.


Raja udang ini memiliki ciri-ciri yaitu memiliki tubuh berukuran 14 cm,
pada tubuh bagian atas dan garis dada biru kehijauan mengkilap,
mahkota dan penutup sayap bergaris hitam kebiruan, tenggorokan dan
perut berwarna putih, iris berwarna coklat, paruh hitam, dan kaki
berwarna merah. Makanan dari raja udang ini berupa ikan, serangga kecil
dan krustasea. Habitat raja udang yaitu hidup di daerah rawa pesisir,
mangrove, muara sungai. Raja udang (Alcedo coerulescens) bertengger
di vegetasi tepi air dan terbang sangat cepat sambil bersuara.

V. PENUTUP

5.1 Kesimupulan
 Burung yang diidentifikasi ada 6, di Srondol 3 dan di Pantai Maron 3
 Masing masing burung yang diidentifikasi mempunyai ciri ciri yang
berbeda, sesuai dengan adaptasi yang dilakukan
 Ikan yang dapat diidentifikasi berjumlah 15 terdapat di pasar Kobong
 Masing masing ikan yang diidentifikasi mempunyai ciri ciri yang berbeda,
sesuai dengan adaptasi yang dilakukan

5.2 Saran
 Praktikan lebih baik melakukan 2 praktikum burung dan ikan
 Praktikan harus lebih siap sebelum melakukan praktikum

DAFTAR PUSTAKA
Candramila, Wolly dan Junardi. 2013. Komposisi, Keanekaragaman Dan Rasio
Kelamin Ikan Elasmobranchii Asal Sungai Kakap Kalimantan Barat.
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura :
Pontianak Kalimantan Barat.

Carpenter, K.E. Niem, V.H. Fao Species Identification Guide for Fishery
Purposes The Living Marine Resources of The Western Central Pacific.
Virginia : FAO.

Elfidasari, dewi. 2011. Variasi Pola Mencari Makan Tiga Jenis Kuntul di Sekitar
Cagar Alam Pulau Dua Serang. Al-azhar Idonesia Seri Sains dan
Teknologi. Vol. 1 .( 2).

Fitriasari, dinda. 2012. Rncang Bangun Sistem Pakar Berbasis WEB untuk
Mendiagnosa Jenis Burung Air. Al-Azhar Indonsia Seri Sains dan
Teknologi. Vol. 1. (3)

Laily, Nur. 2006. Identifikasi jenis- jenis ikan teleostei yang terangkap nelayan di
wilayah perairan pesisir kota semarang. Fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam. Universitas negeri semarang.

Nilawati. 2006. Hubungan Konsumsi Ikan dengan Perkembangan Kognisi Anak


Baduta (12 – 23 Bulan). Semarang: Universitas Diponegoro.

Tri, Anandyah. 2012. Kajian Bioteknologi Famili Ardeidae. Institut Teknologi


Sepuluh November. Surabaya

White T. William., Peter R. Last, Dharmadi, Ria Faizah, Umi Chodrijah, Budi
Iskandar Prisantoso, John J. Pogonoski, Melody Puckridge, Stephen J.M.
Blab. 2013. Jenis – jenis Ikan di Indonesia. Canberra Australia : ACIAR.

Anda mungkin juga menyukai