Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT


ACARA 2
TEKNIK PENANAMAN, ISOLAT, DAN TPC

LUTFI RAHMAWATI
26020114120043
ILMU KELAUTAN - A
SHIFT 1

MAULANA JULIA RACHMA

26020113120036

MUHAMMAD SALAUDDIN R. D.

26020113130120

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Nutrisi dan Pertumbuhan


Topik 1 : Penanaman dan Isolasi

1. Jelaskan bagaimana menggunakan mikropipet


Menurut Mariyana (2012) bahwa, cara menggunakan mikropipet yaitu:
Atur besaran ukuran yang akan diambil
Tip diambil dan dihubungkan dengan mikropipet
Tekan tombol penghisap pada mikropipet dan masukkan ketabung

reaksi
Lepas tombol penghisap
Cairan dimasukkan kedalam cawan petri

Pegang mikropipet dengan genggaman menyerupai petinju (seperti


mau meninju orang), dengan ibu jari berada di bagian pengatur volume.
Tambahkan tip pada ujung pipet dengan cara menekan tip yang berada
dalam kotak tip. Lihat dan pelajari kekuatan tekanan dengan cara melihat
ujung tip. Untuk memipet larutan, pengaturan berada di tombol bagian
atas. Tekanlah tombol sampai berhenti secara alami. Sebagai contoh
dengan menggunakan P20, jarak tekanan untuk memipet 2 ul larutan akan
lebih dekat dibanding memipet 20 ul. Jadi singkatnya untuk menggunakan
mikropipet yaitu: tekan tombol sampai berhenti, tahan, masukkan ujung tip
(kira-kira 2 mm) ke dalam larutan yang akan diambil, dan lepaskan
tekanan secara perlahan. Hal ini penting, terlebih untuk mengambil larutan
yang memiliki tingkat kekentalan (viscosity) tinggi. Setelah itu, masukkan
larutan yang telah diambil ke dalam wadah yang baru. Perlahan tekanlah
tombol untuk mengeluarkan larutan dari pipet. Setelah semua larutan
keluar, lepaskanlah tekanan perlahan. Untuk memipet larutan yang sangat
sedikit (kurang dari 10 ul atau kurang dari satu tetes), maka tempelkanlah
terlebih dahulu ujung tip pada dinding wadah yang baru. Setelah semua
selesai, lepaskan tip dari mikropipet dengan cara menekan tombol
pembuang (yang berada di bagian belakang), dan buang pada wadah
khusus sampah tip. Perlu diingat, gantilah tip jika menyentuh benda-benda
lain sebelum memipet cairan yang dimaksud (Mariyana, 2012).

2. Apa tujuan pemijaran pada teknik aseptic


Tujuan pemijaran pada teknik aseptic yaitu untuk membunuh bakteri
yang ada pada jarum ose dan agar jarum ose tidak terkontaminasi oleh
bakteri lain. Pemijaran langsung digunakan untuk sterilisasi alat logam,
bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk
karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600 oC dalam
waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai berpijar, sehingga
mikrobanya mati (Suligundi, 2013).
3. Apa tujuan sub kultur ?
Sub kultur adalah Membudidayakan sesuatu menjadi organisme baru
yang

lebih

kecil

dan

mempunyai

sifat

seperti

induknya

(Suryowinoto,1991) berarti tujuan dari sub kultur untuk memisahkan


bakteri atau jamur tertentu yang akan diamati menjadi sampel baru dari
hasil penanaman sebelumnya. Tujuan sub kultur yaitu untuk memisahkan
bakteri dari media atau tempat tumbuh sebelumnya ke media baru agar
tumbuh menjadi koloni yang baru dan untuk memisahkan bakteri atau
jamut tertentu yang akan diamati menjadi sampel baru dari hasil
penanaman sebelumnya (Diharmi, 2011).
4. Dalam melakukan subkultur kapan menggunakan jarum ose
Jarum ose atau disebut juga jarum inokulum berfungsi menginokulasi
kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada
media satu ke media lainnya Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat
saat membelah agar. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian
mikrobi

kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati

(Diharmi, 2011).
Saat menginokulasi biakan dilakukan dengan jarum ose pada
permukaan atas agar yang penuh dengan biakan campuran (misalnya
specimen ludah atau bahan lain). Ada beberapa metode
penggoresan yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk
meletakkan sebagian besar organisme pada beberapa goresan pertama.
Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan jarum ose bergantian
dari satu bagian ke bagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal pada
jarum ose semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan

akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain,
sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni
tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan
murni (Diharmi, 2011).
5. Bagaimana mungkin bisa terjadi kontaminasi subkultur ?
Ketika dalam proses pemindahan sampel dilakukan jauh dari bunsen
dan setelahnya cawan petri tidak dirapatkan dengan plastic wrap sehingga
mikroba yang tidak diperlukan terkontaminasi di dalam sampel. Karena itu
dilakukan

strerilisasi

kondisi dimana semua alat yang ada dalam

hubungannya dengan medium dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal
ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi (Yulvizar, 2013).
Sebelum penggunaan dalam proses pengamatan dilakukan sterilisasi.
Sterilisasi merupakan hal yang erat dengan pembuatan medium isolasi dan
pembiakan mikroorganisme secara murni. Pengertian umum sterilisisasi
adalah suatu proses yang berusaha membebaskan bahan atau alat dari
mikroorganisme. Namun perlu diketahui bahwa bahan atau alat yang telah
melalui

proses

sterilisasi

tidak

akan

benar-benar

bebas

dari

mikroorganisme. Tujuan utama sterilisasi adalah untuk meminimalkan


gangguan oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan),
sekaligus meminimalkan gangguan akibat proses sterilisasi itu sendiri
sekecil mungkin (Yulvizar, 2013).

6. Bagaimana menentukan bahwa media yang akan digunakan benar-benar


steril sebelum digunakan
Untuk menentukan media yang akan digunakan benar-benar steril
yaitu sebelum penggunaan dalam proses pengamatan, media dan alat yang
akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu dalam autoklaf.
Menurut Rtakhmawati (2012) bahwa, ada beberapa macam sterilisasi
alat :
1. Sterilisasi dengan pemijaran

2. Sterilisasi dengan udara kering


3. Sterilisasi dengan uap air
4. Sterilisasi dengan uap panas
7. Bagaimana tanda-tanda terjadinya pertumbuhan pada medium cair
Tanda-tanda terjadinya pertumbuhan pada medium cair yaitu dengan
melihat

kekeruhan

dalam

medium

cair

menunjukkan

terjadinya

pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada


dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan
medium kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel (Sunaryanto,
2011).
Ciri-ciri pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair, ditandai
dengan adanya kekeruhan, bentuk cincin, pelikel serta ada tidaknya
endapan. Bila pertumbuhan mikroorganisme menumpuk di bagian dasar
tabung akan terlihat sedimen, sebaliknya bila mikroorganisme tumbuh
dibagian permukaan terlihat sebagai pelikel berupa lapisan tipis pada
permukaan. Kadang pertumbuhan merupakan gabungan keduanya
(Sunaryanto, 2011).

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kultur cair dan apa bedanya dengan
kultur miring
Perbedaannya terletak pada media yang digunakan. Kultur cair yaitu
kultur yang menggunakan media cair, seperti zobel cair. Media cair juga
merupakan media yang mempunyai komposisi bahan dan nutrisi yang
diperlukan tanpa bahan pemadat (agar). Media miring, yaitu media agar
padat dalam tabung reaksi yang diletakkan miring sehingga mempunyai
permukaan media yang lebih luas daripada permukaan agar tegak,
digunakan untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai
stock biakan murni (stock pure culture) (Sunaryanto, 2011).
9. Apa fungsi mineral oil steril dalam pemeliharaan stok kultur
Penyimpanan jangka pendek mikroba dilakukan dengan memindahkan
secara berkala jangka pendek, misalnya sebulan sekali dari media lama ke

median baru. Beberapa teknik penyimpanan sederhana yang efektif Di


antara teknik tersebut ialah penyimpanan dalam Minyak mineral (Skerman
1973) dasar teknik penyimpanan ini yaitu mempertahankan viabilitas
mikroba dengan mencegah pengeringan medium, sehingga waktu
peremajaan dapat diperpanjang hingga beberapa tahun ( Mahmud, 2001 ).
10. Jelaskan bagaimana suatu kultur dapat di lyophilisasi
Menurut Mirsadiq (2013) bahwa, prinsip dari

lyophilisasi yaitu

penyusun atau penurunan suhu dibawah titik beku untuk menurunkun


aktivitas enzim dan penghilangan air sel dengan cara pengeringan vakum
untuk menghambat metabolisme. Cara kerja dari lyophilisasi yaitu :
Sel-sel dalam fase stasioner dibuat suspense dalam medium pelindung

seperti susu, serum atau natrium glutamat


Beberapa tetes suspense dimasukkan kedalam ampul, kemudian

dibekukan dan divakum sampai sublimasi selesai


Ampul ditutup dan disimpan dalam refrigerator

11. Apa yang dimaksud dengan koloni bakteri


Koloni bakteri merupakan sekumpulan

bakteri

sejenis

yang

mengelompok menjadi satu. Dalam suatu media, koloni bakteri akan


terlihat membentuk satu titik dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi
(Suligundi, 2013).
12. Mengapa diperlukan membuat seri pengenceran agar proses penanaman
dan isolasi mikrobia
Untuk mendapatkan hasil bakteri yang lebih utuh atau spesifik dan
memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tesuspensi dalam
cairan (Rakhmawati, 2012).
13. Jelaskan bermacam macam bentuk bentuk koloni
Menurut Damongilala (2009), macam-macam bentuk koloni yaitu :
Bentuk koloni tampak atas :
- Titik-titik
- Bulat
- Seperti benang
- Tak teratur
- Serupa akar
- Kumparan
Bentuk koloni tampak samping :

- Rata
- Timbul datar
- Melengkung
- Mencembung
- Membukit
- Serupa kawah
Bentuk koloni tampak atas :
- Utuh
- Berombak
- Berbelah
- Bergerigi
- Berbenang
- Keriting

14. Apa tujuan teknik spread-plate


Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar
yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika
media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian
permukaan agar (Mahmud, 2001 ).
15. Pada semua pekerjaan laboratorium yang menggunakan cawan petri,
kenapa label diletakan di bawah cawan petri
Penggunaan pada label yang digunakan untuk memberi tanda dan
diletakkan dibawah cawan petri agar saat melakukan pengamatan
pertumbuhan kultur tidak terganggu karena pengamatan biasanya
dilakukan melalui bagian atas cawan petri dan untuk menghindari
penguapan dari media yang akan menggangu pengamatan.
16. Pada teknik streak-plate, bagaimana mikroorganisme diencerkan dan
disebar untuk membentuk koloni individu
Jarum ose yang sudah terdapat sampel bakteri ditempelkan pada
cawan petri kosong, kemudian sampel mikroorganisme diratakan dalam
cawan petri tersebut secara zig-zag, pertama rapat kemudian semakin lama
semakin renggang. Tujuannya untuk memperoleh koloni bakteri yang utuh
dan terpisah.

17. Pada area yang mana dari media dalam cawan petri yang akan ditumbuhi
paling padat oleh pertumbuhan bakteri ? Dan dimana yang terdapat
pertumbuhan paling sedikit ? jelaskan
Pertumbuhan bakteri akan terdapat lebih banyak pada cawan petri
yang dioleskan jarum ose secara merapat, karena akan koloni yang
terbentuk lebih berdekatan. Sedangkan pertumbuhan bakteri paling sedikit
pada bagian cawan petri yang dioleskan jarum ose secara merenggang,
karena bakteri tidak terlalu rapat dan banyak membentuk koloni.
18. Apakah setiap koloni yang terpisah menggambarkan pertumbuhan satu
sel? Bagaimana membuat agar diperoleh koloni tunggal?
Ya, karena koloni terpisah biasanya akan memiliki bentuk sel yang
berbeda. Koloni tunggal didapatkan dari proses purifikasi, dimana dari
proses ini didapatkan kultur murni suatu bakteri.
19. Bagaimana streak-plate dapat terkontaminasi
Metode spread plate yaitu teknik menanam dengan menyebarkan
suspensi bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Suspensi
cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan mikropipet kemudian teteskan
diatas permukaan agar yang telah memadat. Trigalski kemudian dibakar
diatas bunsen dan didinginkan beberapa detik. Kemudian suspensi
diratakan dengan menggosokannya pada permukaan agar. Setelah
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC, bakteri udara pengenceran 10-4,
diperoleh jumlah koloni sebanyak 4 koloni yang berbentuk rhizoid dan
circulair, berwarna krem serta pertumbuhannya pada permukaan medium.
Pada koloni ini tidak dilakukan pengamatan dengan pengecatan gram.
Kelebihan metode ini adalah diperoleh koloni bakteri yang terpisah, labih
mudah dilakukan dan membutuhkan medium yang sedikit. Kekurangannya
adalah waktu yang digunakan lebih lama dan mudah terkontaminasi
(Yulvizar, 2013).
20. Bagaimana hasil metode pour-plate dibandingkan dengan streak-plate dan
spread-plate
Pada pour-plate menghasilkan paling banyak koloni bakteri, karena
bakteri dapat tumbuh lebih merata dibandingkan teknik streak-plate dan

spread-plate, hal tersebut karena pertumbuhan bakteri lebih merata pada


media agarnya.
21. Sebutkan keuntungan utama metode pour-plate dibandingkan metode
isolasi bakteri yang lain?
Keuntungan utama metode pour plate yaitu rendahnya kontaminasi,
karena pertumbuhan sel bakteri tidak hanya pada bagian permukaannya
saja, tetapi di dalam media juga ada pertumbuhannya. Kelebihan dari
metode pour plate adalah tekniknya mudah dilakukan. Dan, karena sampel
dikocok homogen maka bakteri aerob maupun anaerob dimungkinkan
dapat hidup. Dengan menggunakan metode pour plate bakteri yang
diamati pada pertumbuhannya akan menyeluruh pada seluruh bagian
media agar, sedangkan menggunakan metode spread plate bakteri yang
tumbuh hanya pada bagian permukaan media agarnya saja ( Mahmud,
2001 ).
22. Mengapa agar (yang telah dilelehkan) pada suhu 48 dan 50C tidak
mematikan sebagian besar bakteri.
Mikroba patogen biasanya tumbuh baik pada suhu 37 derajat celcius
meskipun sebagian besar berkembang biak pada suhu 15 sampai 45 derajat
celcius, Clostridium perfringens tumbuh dan berbiak pada suhu 47 sampai
50 derajat celcius suhu 10 sampai 20 derajat celcius tidak akan
membunuh bakteri. Pada umumnya suhu tersebut hanya memperlambat
pertumbuhan bakteri. Ditambahkan pada suhu didih (100 derajat celcius),
semua bakteri akan mati, tetapi bakteri yang berspora masih bisa bertahan.
Bahkan, suhu sterilisasi (110 derajat celcius ) pun hanya bisa membunuh
sel-sel vegetatif bakteri tadi. Untuk membunuh spora bakteri diperlukan
waktu lebih lama, mungkin hingga lima jam sterilisasi bahkan lebih
(Damongilala (2009).

23. Jelaskan bagaimana pour-plate dapat digunakan untuk isolasi jamur.


Pour plate tidak dapat digunakan untuk isolasi jamur karena jamur
memiliki hifa dan spora yang terus tumbuh, sedangkan metode ini hifa dan
spora tidak dapat tumbuh pada medianya. Isolasi bakteri merupakan suatu

cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari


lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Ada beberapa
cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan (steak plate), cara
taburan

atau

tuang

(pour

plate),

serta

mikromanipulator

(the

micromanipulator methods) (Yulvizar, 2013).


24. Mengapa cawan petri harus dibalik pada saat dilakukan inkubasi
Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi
mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini
dimaksudkan supaya saat inkubasi berjalan, uap yang dihasilkan oleh
panas diperkirakan jatuh hanya pada tutup cawan petri yang berada di
bawah sehingga tidak dikhawatirkan akan terkenai medium dan tidak
mengganggu proses kultivasinya, sehingga kualitas mikroba tidak rusak
atau mengalami gangguan (Yulvizar, 2013).

Simpulan dan Saran :


Simpulan :
1. Ada 4 teknik penanaman yaitu spread plate, pour plate, isolasi dan
purifikasi
2. Isolasi mikroba

merupakan

memindahkan

mikroba

dengan

lingkungannya dengan mengisolasi mikroba bakteri yang diperlukan


atau dengan kata lain mikroba yang tidak kita butuhkan segera
disingkirkan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni sendiri yaitu kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal

3. Memisahkan mikroba dari hasil penanaman di cawan petri ke agar


miring dengan cara menggoreskan jarum ose ke cawan petri yang
berisi mikroba lalu digoreskan secara zig-zag ke agar miring dari yang
merapat hingga merenggang.
Saran :
1. Sebaiknya saat menggoreskan bakteri ke media tidak terlalu di tekan,
agar media tidak rusak
2. Sebaiknya saat memindahkan bakteri ke media didekatkan ke bunsen
agar tidak terjadi kontaminasi

Daftar Pustaka
Damongilala, Lena Jeane. 2009. Kadar Air Dan Total Bakteri Pada Ikan Roa
(Hemirhampus Sp) Asap Dengan Metode Pencucian Bahan Baku
Berbeda. FPIK UNSRAT. Manado.
Diharmi, Andraini. 2001. KARAKTERISTIK KARAGENAN HASIL ISOLASI
Eucheuma Spinosum (Alga Merah) DARI PERAIRAN SEMENEP
MADURA. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Machmud, Muhammad. 2001. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba.
Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.

Mariyana, Ana. 2012. Pengaruh Penguasaan Penggunaan Mikroskop Terhadap


Nilai Praktikum Ipa Materi Pokok Organisasi Kehidupan Pada Siswa
Kelas Vii Di Mts Negeri Ketanggungan Brebes Tahun Pelajaran
2011-2012. Institut Agama Islam Negeri Walisong. Semarang.
Suligund, Bonifasia Tripina. 2013. Penurunan Kadar Cod (Chemical Oxygen
Demand) Pada Limbah Cair Karet Dengan Menggunakan Reaktor
Biosand Filter Yang Dilanjutkan Dengan Reaktor Activated Carbon.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas Tanjungpura
Sunaryanto, Rofiq. 2011. Isolasi, Purifikasi, Identifikasi, Dan Optimasi Medium
Fermentasi

Antibiotik Yang Dihasilkan Oleh Aktinomisetes Laut.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.


Yulvizar, Cut. 2013. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Probiotik Pada
Rastrelligersp. Isolation And Identification Of Probiotic Bacteria In
Rastrelligersp. Universitas Syiah Kuala. Indonesia.

Nilai
Akhir:...........................................................................
....
Nama
& Paraf
Perhitungan
Jumlah

Total Bakteri

Topik 1 : Teknik Total Plate Count

1.

Mengapa teknik plate count dianggap sebagai pengukuran tidak langsung


dari kepadatan sel
Teknik plate count dianggap sebagai pengukuran tidak langsung dari
kepadatan sel karena pada teknik perhitungan ini yang terhitung hanya
bakteri hidupnya saja. Pertumbuhan tersebut dapat diukur secara langsung
maupun tidak langsung. Pengukuran langsung akan diperoleh jumlah
keseluruhan mikrobia, baik yang hidup maupun yang mati, sedangkan

pengukuran tidak langsung hanya menghitung mikrobia yang hidup.


Pengukuran langsung dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan
menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang
digunakan

adalah

Petroff-Hauser

Chamber

atau Haemocytometer.

Pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan metode plate count,


MPN maupun dengan pengukuran turbiditas dengan menggunakan
spektrofotometer (Maulana, 2012).
2.

Apa

keunggulan

metode

plate

count

dibandingkan

metode

spektrofotometri
Metode plate cout merupakan metode dengan menggunakan
pengukuran standar kepadatan sel secara tidak langsung dan hanya bakteri
yang hidup saja yang terhitung. Sedangkan metode spektofotometri
merupakan perhitungan yang didasarkan pada kekeruhan dan hasil
pengukurannya menghitung bakteri yang hidup dan mati (Dwidjoseputro,
2005).
Menurut Dwidjoseputro (2005), keunggulan dari metode plate count
yaitu :
Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
Hanya sel mikroba yang hidup dan dapat dihitung
Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni
yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai
penampakan spesifik.
3.

Berikan beberapa alasan mengapa perlu untuk mengguncang kosong air 25


kali
Menurut Nugie (2011), untuk mengguncang kosong air 25 kali yaitu
agar :
Memecah sub koloni agar menjadi koloni
Meratakan bakteri agar tumbuh di seluruh permukaan media
Mendistribusikan bakteri sehingga tidak memadat di satu tempat

4.

Apa yang dimaksud dengan CFU?


CFU adalah singkatan dari Colony-Forming Unit yang mencerminkan
satuan mikroba yang membentuk sebuah koloni, setiap sel bakteri yang
layak adalah terpisah dari yang lain dan akan berkembang menjadi satu
koloni diskrit. CFU adalah singkatan dari Colony-Forming Unit yang

mencerminkan satuan mikroba yang membentuk sebuah koloni (Mieke,


2010).

Simpulan dan Saran :


Simpulan :
1. Melakukan perhitungan plate count dilakukan dengan cara membagi
cawan petri menjadi 8 kuadran dan 2 kuadran, setiap kuadran
dilakukan 3 kali perhitungan untuk dicari rata-rata
2. Jumlah bakteri yang telah ada berhasil ditanam dapat dihitung dengan
menggunakan perhitungan total plate count
Saran :
1. Sebaiknya pada saat melakukan perhitungan bakteri harus berada di
tempat yang terang dan diberi pencahayaan agar dapat mengamati
bakteri dengan baik dan teliti
2. Pada saat melakukan perhitungan harus teliti dan benar agar hasil yang
didapatkan maksimal
Daftar Pustaka
Dwidjosapoetra D. 2005. Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

HarleyPrescott:, 2002, Laboratory Exercises in Microbiology, Fifth Edition, The


McGrawHill Companies, 449 p.
Maulana,Puri.2012.http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pertumbuhanmikroba-kurva- laju
-lageksponensial-stasioner-bakteri-pengaruhkecepatan.html.
Mieke. 2010. http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/.
Nugie, Nugroho. 2011. http://onlineortho.blogspot.com/2011/01/pengambilansampel -bakteri-pengujian.html.

Nilai
Akhir:...........................................................................
....
Nama & Paraf

Anda mungkin juga menyukai