Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR AKHIR

ACARA 5

Nama/NIM : Rudi Nur Adnan/08041181722051 Kelompok : 1 (Satu)


Asisten : Angga Puja Asiandu Tanggal : 19-9-2018

I. Judul : Teknik Pemindahan Biakan Mikroba Secara Aseptik


II. Tujuan : Untuk menguasai teknik pemindahan bakteri dari suatu wadah
kewadah yang lain secara aseptik.

III. Prinsip Dasar


Karakteristik mikroorganisme dapat dipelajari dengan baik jika memiliki
biakan murni atau kultur murni. Biakan murni merupakan suatu kultur yang terdiri
dari satu macam mikroorganisme. Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut
sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai
mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan
mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan
dengan jasad tingkat tinggi (Sumarsih, 2003).
Beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu bahan biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik cawan gores
dan cawan tuang. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu
mengencerkan mikroorganisme sedemikian hingga spesies dapat dipisahkan dari
lainnya dengan anggapan spesies, tiap koloni terpisah yang tampak pada cawan petri
(Dwidjoseputro, 2008).
Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Pencemaran terutama berasal dari udara yang
banyak mengadung mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan ini
haruslah sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi
kontaminasi. Diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang
dibutuhkan ini disini yang disebut dengan teknik inokulasi biakan (Machmud, 2008 ).
IV. MetodePraktikum
4.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikumini adalah 1 rak tabung reaksi, 2 tabung
reaksi kosong bersumbat, 3 tabung berisi nutrient agar / PDA, 1 tabung agar miring
NA/PDA, biakanmurni Serratia marcescens yang terdapat pada agar miring, dan
jarum Ose.

4.2. Cara Kerja

Dua tabung reaksi disediakan, satu berisi medium steril dan tabung satunya
berisi biakan murni, lalu panaskan jarum ose diatas pembakar bunsen sampau seluruh
kawatnya berpijar merah dipegang dengan tangan kanan, biarkan jarum ose
mendingin selama 30 detik sebelum dipakai untuk mencegah matinya bakteri yang
akan dipindahkan, kemudian angkat dan sumbat kedunya tabung satu per satu,
angkatlah sumbat tabung 1 dengan jari manis lalu tabung berikutnya, lalu panaskan
mulut kedua tabung yang tidak bersumbat tersebut dengan cara melakukannya bolak
balik sebanyak dua kali diatas api.
6.2. Pembahasan
Isolasi menggunakan media padat (nutrien agar) karena dalam media padat
mikroba tersebut dapat membentuk koloni yang sama pada tempatnya. Menurut
Dwidjoseputro (2008), bahwa jika mikroba tersebut ditangkap oleh media padat
pada beberapa daerah yang terpisah maka mikroba yang hidup akan berkembang
menjadi satu koloni yang terpisah dan memudahkan untuk digunakan pada
pemisahan selanjutnya.
Isolasi mikroba dilakaukan dengan cara digores zigzag, maka seharusnya
setelah proses inkubasi mikroba hanya tumbuh pada daerah zig-zag tersebut. Menurut
Waluyo (2005), bahwa teknik pengerjaan yang dilakukan umumnya sama dengan
teknik pengerjaam yang dilakukan dalam analisa mikroba, yaitu jarum ose yang
digunakan pada kedua perlakuan harus dipijarkan di atas api segera sebelum dan
sesudah melakukan pemindahan.
Pemanasan dapat menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada pada
permukaan jarum. Bagian jarum yang dipanaskan sebaiknya dilakukan hingga ose
memijar dan slama proses pemindahan sebaiknya tabung reaksi dipegang dengan
tangan kiri dan jauh dari hembusan nafas. Menurut Dwidjoseputro (2008), bahwa
tabung dipegang sedater mungkn dan tabung tidak boleh terbuka terlalu lama karena
akan menyebabkan udara dari luar dapat masuk kedalam dan akan timbul mikroba
lain yang tidak diinginkan setelah diinkubasi, tabung reaksi atau cawan setiap kali
dibuka dan ditutup juga harus dipanaskan pada daerah bibirnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam isolasi bakteri, sebagaimana menurut
Pelczar (1996), bahwa jika membuka tutup tabung reaksi baik untuk menuangkan
agar atau menanam mikroba maka mulut tabung harus dilewatkan di atas api
untuk membunuh mikroba yang terdapat pada permukaannya, jika ingin membuka
cawan maka angkat penutup cawan hanya pada satu sisi saja dan cukup seluas
ruangan untuk menggores dengan ose atau untuk meletakkan mulut tabung saja.
Ketika ingin menuangkan agar maka agar tabung tidak menggesek cawan atau
tutupnya maka setelah menuangkan agar, tutup cawan dengan segera dan miringkan
cawan perlahan–lahan dari satu sisi ke sisi lain supaya agarnya menyebar dengan
merata.
Teknik Inokulasi pada media miring setiap perlakuan diusahakan dilakukan
secara aseptis (di dekat api bunsen). Menurut pendapat Dwidjoseputro (2008), bahwa
hal ini berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang digunakan tetap
steril. Arah zig-zag digunakan supaya memungkinkan koloni yang terbentuk tersebar
merata dan tampak jelas serta tidak bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk.
Inokulum digoreskan di permukaan media agar miring di dalam tabung reksi
yang telah disediakan menggunakan metode gores mulai dari sisi samping arah zig-
zag, dipanaskan di sekeliling mulut tabung dan segera ditutup dengan sumbat
kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme
lain. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar).
Menurut.Suriawiria (1980), bahwa fungsi penggunaan medium NA karena
komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi didalamnya yangmengandung
protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat adanya faktor
pertumbuhan yang tidak mampu disintesis mikroorganisme. Ditutup cawan petri,
dipanas di sekeliling cawan petri dan diisolasi dengan selotip bening. Perlakuan ini
berfungsi untuk mensterilisasi cawan petri dari mikroorganisme lain.
Keuntungan cawan gores adalah menghemat bahan dan waktu. Menurut
Dwidjoseutro (2008), bahwa tehnik menggores yang baik pada suatu area tertentu
pada poermukaan medium yang digores, sel bakteri akan terpisah satu dari yang
lainya. Kesalahan dilakukan mahasiswa saat memulai mempelajari mikrobiologi
yaitu tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga pengenceran
mikroorganisme kurang lanjut dancendrung untuk menggunkanan inokulen terlalu
banyal sehingga dapat pemisahan sel-sel yang digores.
Tehnik pemindahan bahan dan isolasi biakkan murni harus dilakukan secara
aseptik yaitu steril dan terbebas dari kontaminasi atapun baik dari tubuh maupuan
udara yang tentunya agar media yang dibiakkan benar-benar murni terbebas dari
bentuk-bentuk kehidupan lain. Menurut Soetato (1995), bahwa biakkan murni yaitu
media yang terdiri dari satu spesies mikroba saja.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A,dkk. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Dwidjoseputro. 2008. Dasar-dasar mikrobiologi. Bandung : Djambatan.

Dwidjoseputro. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Surabaya : Djambatan.


Irianto, K. 2013. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung : Yrama Widya.

Pelczar, Michaael, J. dan E., C., S., Chan. 1996. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Pelczar. 1996. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Soetarto. 1995. Penuntun praktikum mikrobiologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada Press.
Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian UPN Veteran.
Suriawiria U. 1980. Mikrobiologi Umum. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi umum. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
Press.

Anda mungkin juga menyukai