Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

ACARA PRAKTIKUM VI

ISOLASI DAN MEMBIAKKAN MIKROBA

Disusun Oleh :

Sabila Aulia Rahma / 22010319130023

Kelompok 4

Asisten : Vanesa Debora / 22010317120024

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
ACARA PRAKTIKUM VI

ISOLASI DAN MEMBIAKKAN MIKROBA

I. Tujuan
1.1 Mahasiswa memahami dan mampu mengisolasi mikroba dari berbagai
bahan dengan menggunakan teknik yang tepat
1.2 Mahasiswa mampu mengkultivasi mikroba pada media dan lingkungan
yang sesuai dengan sifat mikroba yang bersangkutan
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Isolasi Mikroba
Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari
medium atau lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium
buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni hasil isolasi
tersebut. Populasi bakteri dapat diisolasi menjadi biakkan atau kultur
murni, terdiri dari satu jenis bakteri yang dapat dipelajari morfologi,
sifat, dan kemampuan biokimianya. Dalam memindahkan bakteri dari
satu tempat ke tempat lain harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik
dalam hal ini berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi
karena terdapat mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki. Teknik
aseptik ini sangat penting apabila bekerja dengan bakteri, selain
melindungi laboran juga menghindari kontaminasi mikroorganisme lain
(Singleton & Sainsbury, 2006)
2.2 Teknik Isolasi Mikroba
Teknik isolasi dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan
pengenceran berseri yang dilakukan dengan membiakkan pada media
yang sesuai yaitu metode cawan tuang (menuangkan piring), atau cawan
gores (streak plate) dan teknik untuk menghitung jumlah sel mikrobia
yang telah diisolasi dengan menggunakan jumlah transfer
mikroorganisme menggunakan teknik agar miring (Colome,2001).
Beberapa cara atau metode yang dikenal untuk mendapatkan biakan
murni dari suaty biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua yang
paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan
tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan
maksud untuk memperoleh spesies individu, dengan anggapan setiap
koloni dapat dipisahkan dari satu jenis sel yang dapat dilihat
(Dwidjoseputro, 1990).
2.2.1 Pour Plate
Isolasi bakteri dengan cara penuangan bertujuan untuk
menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu
cairan. Hasil perhitungan jumlah bakteri pada cara penuangan
dinyatakan dalam koloni (Irianto, 2012).
Metode tuang terdiri atas penginokulasian biakan
campuran ke dalam tabung uji yang mengandung agar cair
yang telah didinginkan pada suhu 45o C isinya diaduk untuk
memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu
kemudian ditungkan ke dalam cawan petri steril dan
dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam
medium tujuan pada proses kedua untuk memperbaiki bakteri
satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi
koloni-koloni yang terkait dengan medium yang padat.
Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk
mendapatkan biakan murni. Piringan kedua dalam praktik
yang sering digores kembali dengan hewan yang dihasilkan
dari koloni yang diidolasi untuk memperoleh hasil yang
diperoleh adalah biakan murni ( Hadioetomo, 1993 ).
2.2.2 Streak Plate
Isolasi bakteri dengan cara penggoresan bertujuan
membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan medium
pembiakkan, dengan jarum ose yang terlepas pada garis-garis
tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis
terakhir koloni yang terbentuk akan terpisah agak jauh
(Irianto, 2012).
Cara penggoresan dilakukan dengan menuangkan terlebih
dahulu medium agar pada cawan petri steril. Jarum ose yang
digunakan dipanaskan dahulu hingga memijar, setelah itu
disentuhkan pada koloni bakteri yang akan diisolasi,
kemudian digoreskan pada medium yang tersedia.
Menginkubasi selama 2x24 jam pada suhu ruang, lalu
melakukan pengamatan (Barrow & Feltham, 1993).
2.2.3 Spread Plate
Tujuan dari isolasi bakteri dengan penyebaran serupa
dengan isolasi bakteri cara penuangan. Hal yang
membedakan kedua teknik tersebut adalah teknik penuangan
suspensi sampel dan medium. Isolasi dengan cara
penyebaran diawali dengan pengenceran sampel. Pengenceran
sampel dilakukan sama seperti pada cara penuangan. Medium
yang telah dipersiapkan dituangkan ke dlm cawan petri steril
tunggu hingga memadat, setelah itu suspensi sampel
dituangkan di atas permukaan agar. Penyebaran suspensi
sampel dilakukan dengan menyebarkan suspensi dengan
batang drugalsky yang telah dipanaskan terlebih dahulu
(Waluyo, 2007).
2.3 Kultivasi Mikroba
Kultivasi bakteri merupakan metode untuk melipatgandakan
jumlah mikroba dengan membiarkan mereka berkembang biak dalam
media biakan yang telah disiapkan di bawah kondisi laboratorium
terkendali. Kultur mikroba digunakan untuk menentukan jenis organisme
dengan kelimpaham dalam sampel yang diuji, atau keduanya, ini adalah
salah satu metode mikrobiologi yang digunakan sebagai metode
diagnosis untuk menentukan penyebab penyakit infeksi dengan
membiarkan agen infeksi berkembang biak dalam media yang telah
disiapkan (Hidayat dkk, 2006).
Media kultivasi mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat – zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi media berupa molekul – molekul kecil yang dirakit untuk
menyusus komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka dapat
dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
manipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat dkk, 2006).
2.3.1 Kultivasi Mikroba Aerob
Organisme aerob membutuhkan oksigen untuk respirasi
seluler, serta molekul oksigen bebas di sekitarnya untuk
pertumbuhan. Biakan cair atau media cair merupakan media
yang berbentuk cairan yang berada dalam tabung reaksi.
Didalam medium cair pertumbuhan mikroba terlihat dalam
berbagai bentuk, misalnya pada seluruh bagian medium
menjadi keruh, pertumbuhan pada permukaan terlihat seperti
kabut atau selaput seperti sel yang mengapung dipermukaan
media dan endapan pada bagian bawah media cair (Sanusi,
1999).
Biakan agar tegak dan biakan agar miring sama-sama
merupakan media padat. Media padat mengandung komposisi
agar sebesar 15%. Media padat digunakan untuk mempelajari
koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan
murni. Contoh media padat Nutrient Agar (NA); Potato
Detrose Agar (PDA); Plate Count Agar (PCA), dan lain-lain
(Yusmaniar, 2017).
Biakan agar tegak dalam pembuatannya dilakukan dengan
memposisikan tabung secara tegak secepatnya setelah
sterilisasi. Sedangkan biakan agar miring pembuatannya
dengan meletakkan tabung miring dengan kemiringan tertentu
dan dibiarkan sampai medium memadat. Kemiringan medium
dapat diatur sesuai tujuan seperti untuk penyimpanan (stock
culture) atau pembuatan suspense (Rakhmawati, 2012)
2.3.2 Kultivasi Mikroba Anaerob
Bakteri anaerob adalah patogen penting dalam banyak
infeksi yang berbeda. Kultur bakteri anaerob adalah metode
yang digunakan untuk menumbuhkan spesimen klinis secara
anaerob. Bakteri anaerob obligat hanya bisa hidup tanpa
adanya oksigen. Anaerob obligat akan hancur saat kontak
dengan atmosfer selama 10 menit (Shahanara, 2015).
III. Metodologi
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum mikrobiologi yang berjudul “Isolasi dan Membiakkan
Mikroba” dilaksanakan pada tanggal 23 April 2020 pada pukul 08.00
WIB secara online melalui microsoft teams.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Jarum ose bulat
2. Jarum tanam tajam
3. Cawan petri
4. Penangas air
5. Bunsen
3.2.2 Bahan
1. Medium NA tegak
2. Medium NA miring
3. Medium nutrient broth
4. Suspense bakteri
5. Biakan bakteri Bacillus subtilis
6. Biakan bakteri Escerichia coli
7. Akuades
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Goresan
1. Dicairkan medium NA dalam penangas air
2. Didinginkan sampai suhu ± 50o C
3. Dituangkan medium, secara aseptik ke dalam cawan petri
steri, dibiarkan sampai dingin dan padat
4. Diambil 1 ose suspensi bakteri secara aseptik dan
digoreskan jarum ose pada permukaan agar dengan
membentuk 3 pola goresan yang diputar 90o tiap
goresannya
5. Diberi nama media dan tangga; isolasi
6. Diinkubasikan pada suhu 37o C selama 48 jam atau 2 hari
7. Diletakkan cawan petri dalam posisi terbalik untuk
mencegah terjadinya tetesan air hasil kondensasi pada
permukaan medium
8. Dipilih koloni – koloni yang representatif, dan
dipindahkan secara aseptik ke dalam medium agar miring
yang sesuai dengan menggunakan jarum ose
9. Diinkubasikan pada suhu yang sesuai selama 24 – 48 jam
atau 1- 2 hari
3.3.2 Cara Taburan
1. Disuspensikan bahan yang mengandung bakteri,
diencerkan sampel untuk menurunkan konsentrasi
mikroba, agar diperoleh pertumbuhan koloni yang
terpisah sehingga memudahkan isolasi
2. Dicairkan medium NA dalam penangas air, didinginkan
sampai ± 50o C
3. Diinokulasikan secara aseptik satu ose suspensi bahan
yang mengandung bakteri dan dikocok secara hati – hati
agar suspensi bakteri tercampur rata dalam media
4. Dituangkan secara aseptik media agar yang telah
mengandung suspensi bakteri ke dalam cawan petri steril
dan diratakan
5. Setelah medium membeku, diberi keterangan (medium,
tanggal, bahan yang diisolasi)
6. Diinkubasikan pada suhu yang sesuai selama 24-48 jam
atau 1-2 hari
3.3.3 Cara sebar
1. Dipindahkan 0,1 ml suspensi berisi bakteri secara aseptis
ke permukaan media yang telah memadat dalam cawan
petri menggunakan pipet
2. Distterilisasi spreader/ batang bengkok/ batang drigalsky
dengan cara dicelupkan dalam alkohol 70%, kemudian
dibakar dengan dilewatkan diatas api, biarkan spreader
dingin
3. Ditebarkan/ disebarkan kultur bakteri dengan spreader
secara merata dan dibiarkan sampai permukaan agar
mengering
4. Setelah permukaan aga rmengering, diinkubasikan secara
terbalik selama 24 jam pada suhu kamar ataupun
inkubator
5. Diamati perubahannya
3.3.4 Biakan Agar Tegak
1. Disterilkan jarum tanam tajam di atas nyala api lampu
spiritus
2. Diambil biakan murni secara aseptis dengan
menggunakan jarum tanam tajam, dibuka sumbat tabung
dan dipanaskan mulut tabung pada api lampu spiritus
3. Diinokulasikan pada medium NA tegak dengan cara
menusukkan jarum tanam tajam sampai 2/3 dari dasar
tabung dan kemudian ditarik secara hati – hati
4. Disterilkan kembali jarum tanam tajam dengan
memijarkannya di atas api lampu spiritus
5. Diberi label pada tabung biakan menggunakan pensil
(nama bakteri dan tangga inokulasi)
6. Diikubasikan biakan pada suhu yang sesuai selama 24-48
jam
7. Diamati pertumbuhan yang terjadi
3.3.5 Biakan Agar Miring
1. Disterilkan jarum ose di atas nyala api lampu spiritus
2. Diambil biakan murni secara aseptis dengan
menggunakan ose, dibuka sumbat tabung dan dipanaskan
mulut tabung pada api lampu spiritus
3. Diinokulasikan pada medium NA tegak dengan cara
menggoreskan ose secara zig – zag pada permukaan
medium agar miring, dijaga jangan sampai permukaan
agar rusak terkena goresan, kemudian dipanaskan bibir
tabung dan ditutup kembali
4. Disterilkan kembali ose dengan dipijarkan di atas lampu
spiritus
5. Diberi label pada tabung biakan dengan pensil (nama
bakteri dan tanggal inokulasi)
6. Diinkubasikan biakan pada suhu yang sesuai
3.3.6 Biakan Agar Cair
1. Disterilkan jarum ose di atas nyala api lampu spiritus
2. Diambil biakan murni secara aseptis dengan
menggunakan ose, dibuka sumbat tabung dan dipanaskan
mulut tabunng pada api lampu spiritus
3. Diinokulasikan pada medium NB dengan cara
menggoyangkan ose untuk melepaskan mikroba yang
melekat. Dipanaskan bibir tabung dan ditutup kembali
4. Disterilkan kembali ose dengan memijarkannya di atas api
lampu spiritus
5. Diberi label pada tabung biakan dengan pensil (nama
bakteri dan tangga inokulasi)
6. Diinkubasikan biakan pada suhu yang sesuai
IV. Hasil pengamatan
4.1 Metode Isolasi Mikroba
No Metode Gambar dan Sumber Keterangan
1. Metode goresan Biakan tumbuh pada
goresan

(Saniati, 2016)
2. Metode taburan Biakan tumbuh pada
media NA yang disebar

(Sahlan, 2014)
3. Metode tuang Biakan tumbuh pada
media NA yang dituang
ke dalam cawan petri

(Puspita, 2014)
4.2 Kultivasi Mikroba
No Metode Gambar dan Sumber Keterangan
1. Biakan cair Biakan tumbuh pada
media cair, digunakan
untuk kultivasi mikroba
aerob

(Alex, 2013)
2. Biakan agar tegak Biakan tumbuh pada
medium berbentuk tegak
tumbuh pada area tusukan
jarum ose tajam,
digunakan untuk kultivasi
mikroba aerob

(Puspita, 2014)
3. Biakan agar miring Biakan tumbuh pada
media berbentuk miring
tumbuh pada goresan pd
permukaan agar
digunakan untuk kultivasi
mikroba aerob

(Puspita,2014)
4. Biakan agar cawan Biakan tumbuh pada
petri permukaan agar di cawan
petri, digunakan untuk
kultivasi mikroba aerob

(Yunilas, 2017)
V. Pembahasan
Praktikum ini berjudul “Isolasi dan Membiakkan Mikroba” dan
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 April 2020 pukul 08.00 WIB secara
online melalui microsoft temas dengan cara melihat video kemudian diskusi.
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami mengisolasi mikroba dari
berbagai bahan dengan menggunakan teknik yang tepat dan mengkultivasi
mikroba pada media dan lingkungan yang sesuai dengan sifat mikroba yang
bersangkutan.
Isolasi mikroba merupakan pengambilan mikroba dari lingkungannya
untuk kemudian ditumbuhkan dalam medium di laboratorium. Menurut
Pelczar (1986), prinsip isolasi mikroba yaitu memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang diperoleh dari campuran bermacam macam
mikroba. Menurut Talaro (1999), prinsip kerja isolasi bakteri cukup
sederhana yaitu dengan menginokulasikan sebagian kecil bakteri pada
medium tertentu yang dapat menyusutkan kehidupan bakteria. Pada
praktikum ini, ada 3 metode , yaitu streak metode, spread metode, dan pour
metode.
Streak metode yaitu dengan cara penggoresan bertujuan membuat garis
sebanyak mungkin pada permukaan medium pembiakkan. Tujuan
digunakannya metode ini adalah mengisolasi dan menanam mikroba untuk
mendapatkan koloni mikroba pada cawan agar sehingga mendapat koloni
terpisah dan biakan murni. Cara kerjanya yaitu dicairkan medium NA dalam
penangas air. Didinginkan sampai suhu ± 50o C. Dituangkan medium, secara
aseptik ke dalam cawan petri steri, dibiarkan sampai dingin dan padat.
Diambil 1 ose suspensi bakteri secara aseptik dan digoreskan jarum ose pada
permukaan agar dengan membentuk 3 pola goresan yang diputar 90o tiap
goresannya. Menurut Hadioetomo (1993), kelebihan dari metode ini adalah
hanya spesie tertentu yang bisa tumbuh, sehingga memudahkan bakteri
murni untuk tumbuh dan pengamatan morfologi koloni lebih baik.
Sedangkan kekuranggannya yaitu bentuk koloni sulit terlihat karena
keberadaan permukaan yang terbatas yaitu bagian atas dan hanya bakteri
aerob saja yang bisa tumbuh.
Pour metode yaitu dengan cara penuangan bertujuan untuk menentukan
perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan. Tujuan digunakan
metode ini adalah mengisolasi dan membiakkan mikroba untuk melihat
koloni mikroba yang tumbuh tersebar. Disuspensikan bahan yang
mengandung bakteri, diencerkan sampel untuk menurunkan konsentrasi
mikroba, agar diperoleh pertumbuhan koloni yang terpisah sehingga
memudahkan isolasi. Dicairkan medium NA dalam penangas air,
didinginkan sampai ± 50o C. Diinokulasikan secara aseptik satu ose suspensi
bahan yang mengandung bakteri dan dikocok secara hati – hati agar suspensi
bakteri tercampur rata dalam media. Dituangkan secara aseptik media agar
yang telah mengandung suspensi bakteri ke dalam cawan petri steril dan
diratakan. Setelah medium membeku, diberi keterangan (medium, tanggal,
bahan yang diisolasi). Diinkubasikan pada suhu yang sesuai selama 24-48
jam atau 1-2 hari. Pada metode ini dibutuhkan banyak media sehingga
termasuk boros bahan.
Spread metode yaitu dengan cara menuang media pada cawan petri
kemudian diratakan. Tujuan digunakannya metode ini adalah mengisolasi
dan membiakan mikroba untuk mendapat koloni mikroba yang terpisah
sehingga memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung. Dipindahkan 0,1 ml
suspensi berisi bakteri secara aseptis ke permukaan media yang telah
memadat dalam cawan petri menggunakan pipet. Distterilisasi spreader/
batang bengkok/ batang drigalsky dengan cara dicelupkan dalam alkohol
70%, kemudian dibakar dengan dilewatkan diatas api, biarkan spreader
dingin. Ditebarkan/ disebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata
dan dibiarkan sampai permukaan agar mengering. Setelah permukaan agar
rmengering, diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada suhu kamar
ataupun inkubator. Kemudian diamati perubahannya. Pada metode ini,
karena media dengan cara disebar, sehingga koloni koloninya lebih mudah
ditangkap.
Perbedaan dari ketiga metode tersebut dapat dilihat dari cara kerjanya.
Pada streak metode, ose yang sudah tertempel suspensi digoreskan pada agar
di cawan petri, pada metode pour suspensi diencerkan terlebih dahulu
kemudian baru dituang dan diratakan, sedangkan pada spread metode media
dituang pada cawan petri kemudian diratakan tanpa diencerkan terlebih
dahulu. Selain itu, pada metode gores biakan tumbuh pada goresan, pada
metode tuang media tumbuh pada medium NA yang dituang, sedangkan
pada metode sebaran media tumbuh pada medium NA yang disebar. Dari
ketiga metode tersebut, metode goreslah yang termasuk dalam kategori
susah, karena membutuhkan keterampilan untuk menggoreskannya. Dilihat
dari cara kerjanya, metode tuang membutuhkan banyak media daripada
metode gores karena perlu untuk menuangkan media ke cawan petri,
sedangkan pada metode gores hanya diambil sedikit dengan ose kemudian
digoreskan.
Tujuan dari isolasi bakteri dengan penyebaran serupa dengan isolasi
bakteri cara penuangan. Metode penggoresan memiliki keuntungan pada
bahan dan waktu. Dari ketiga metode tersebut yang paling sering digunakan
adalah metode penggoresan dan metode penuangan. Ketiga metode tersebut
memiliki prinsip yang sama yaitu didasarkan pada pengenceran dengan
maksud untuk memperoleh spesies individu agar setiap koloni dapat terpisah
dari satu jenis sel yang dapat diaamati. Jumlah koloni pada setiap metode
berbeda, dan bertambah seiiring bertambahnya hariPada pemindahan bakteri
cawan petri setelah agar baru , maka cawan petri tersebut harus dibalik.
Menurut Alam (2013), Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya tetesan
air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri.
Kultivasi mikroba merupakan metode untuk melipatgandakan jumlah
mikroba dengan membiarkan mereka berkembang biak dalam media biakan
yang telah disiapkan di bawah kondisi laboratorium terkendali. Menurut
Hidayat (2006), Tujuan dari kultivasi mikroba untuk melipat gandakan
jumlah mikroba. Dalam melakukan kultivasi mikroba harus pada keadaan
aseptik, hal ini ditujukan agar terhindar dari kehadiran mikroba yang tidak
diinginkan.
VI. Penutup
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari
medium atau lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada
medium buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni
hasil isolasi tersebut. Teknik yang digunakan ada 3 macam,
yaitu metode penggoresan, metode penyebaran, dan metode
penuangan.
6.1.2 Kultivasi mikroba merupakan metode untuk melipatgandakan
jumlah mikroba dengan membiarkan mereka berkembang
biak dalam media. Kultivasi mikroba dapat dilakukan dengan
berbagai macam biakan, yaitu biakan cair, biakan agar
miring, biakan agar tegak, dan biakan agar cawan petri.
6.2 Saran
Pada praktikum, diharapkan praktikam lebih teliti dan lebih
memperhatikan setiap teknik atau metode. Selain itu, dalam melakukan
praktikum para praktikan diharapkan menggunakan alat pelindung,
seperti alas kaki, handscoon, dan masker.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, M.S, Sarjono P.R, Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Nakteri Selulolitik Termofilik
Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Jurnal Chem Info.
1(1) :190-195.

Barrow, G.I dan R.K.A. Feltham. 1993. Cowan and Steel Manual for the Identification
of Medical Bacteria. New York : Cambridge Univeersity Press.

Colome, JS dkk. 2001. Latihan Laboratorium dalam Mikrobiologi. New York :


Perusahaan Penerbitan Barat.

Dwidjoseputro, S. 1990. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Hidayat, N., Padaga M.C, dan Suhartini S. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta :
Penerbit Andi.

Irianto, K. 2012. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I. Bandung :


Yurma Widya.

Pelczar, Michael, J., ECS Chan. 19886. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Sahlan, Ahmad Qi, dkk. 2014. Isolasi dan Karakterisasi Isolat Konsorsium Bakteri
Lahan Pertanian Sebagai Potensi Degradasi Pestisida Propoxur. Fakultas
Sins dan Matematika Universitas Diponegoro. Jurnal Biologi. 3(3) : 37.

Sanusi. 1999. LKM Mikrobiologi. Singaraja : STKIP Singaraja.

Singleton dan Sainsburry. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd
Edition. England : Jhon Wiley and Sons Sussex

Talaro KP dan A. Talaro. 1999. Yayasan Mikrobiologi Edisi Ketiga. Boston :


Perusahaan Bukit Mc Graw.

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UPT Penerbit UMM.

Yusmainar. 2017. Microbiologi dan Parasitologi. Jakarta : Kemenkes RI.


Mengetahui,

Praktikan Asisten Praktikum

Sabila Aulia Rahma Vanesa Debora


22010319130023 22010317120024

Anda mungkin juga menyukai