Anda di halaman 1dari 9

ISOLASI MIKROORGANISME

Juniar Rina Handayani1, Rahmat Taufiq2, Ade Kartika3


Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung 40614
Jl. A.H. Nasution no. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat.
Email: juniar.rina@gmail.com
Abstrak. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Untuk melakukan
hal tersebut, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga jenis
lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut.
Teknik isolasi mikroba dibedakan menjadi tiga macam, yaitu cara penuangan, cara
penggoresan, dan cara penyebaran. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu
isolasi pada agar cawan, isolasi pada medium cair, dan isolasi sel tunggal. Pada praktikum
isolasi mikroorganisme dilakukan dua tipe perlakuan, yaitu menumbuhkan bakteri dengan
media NA dan menumbuhkan jamur dengan media PDA. Bakteri yang akan ditumbuhkan
adalah bakteri pada air, daun, dan tanah. Jamur yang diamati adalah jamur pada tempe,
roti kadaluarsa, dan udara.

Kata Kunci: isolasi, mikroba, bakteri, jamur, dan medium.

Teori Dasar penelitian. Prinsip dari isolasi mikroba


adalah memisahkan satu jenis
Isolasi mikroba merupakan
mikroba dengan mikroba lainnya yang
suatu teknik untuk menumbuhkan
berasal dari campuran bermacam-
mikroba diluar dari lingkungan
macam mikroba. Untuk melakukan hal
alamiahnya. Jenis mikroorganismenya
tersebut, haruslah di mengerti jenis-
dapat berupa bakteri, khamir, jamur,
jenis nutrien yang disyaratkan bakteri
kapang dan lain sebagainya. Populasi
dan juga jenis lingkungan fisik yang
mikroba di lingkungan sangat
menyediakan kondisi optimum bagi
beranekaragam sehingga dalam
pertumbuhan bakteri tersebut (Istianah,
mengisolasi diperlukan beberapa tahap
2018).
penanaman sehingga berhasil
Pentingnya mengisolasi suatu
diperoleh koloni tunggal yang akan
mikroba dari lingkungan seperti pada
diperbanyak untuk suatu tujuan
makanan (subtrat padat), minuman
(subtrat cair) atau pada diri sendiri
dilakukan karena banyaknya menghindari kontaminasi
mikroba/bakteri yang sulit untuk mikroorganisme lain (Fifendy, 2017).
diamati atau dibedakan secara Teknik isolasi mikroba
langsung oleh panca indera. Sehingga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
dengan isolasi akan mempermudah cara penuangan, cara penggoresan, dan
melihat dan mengamati bentuk-bentuk cara penyebaran. Cara penungan
pertumbuhan mikroba pada beberapa merupakan teknik isolasi bakteri yang
medium yang berbeda-beda serta bertujuan untuk menentukan perkiraan
melihat morfologi dari mikroba jumlah bakteri hidup dalam suatu
tersebut. Media harus mangandung cairan. Hasil perhitungan jumlah
senyawa-senyawa hara yang penting bakteri pada cara penuangan
untuk pertumbuhan mikroba. Media dinyatakan dalam koloni. Cara
juga harus memberikan lingkungan penggoresan bertujuan untuk membuat
yang cocok bagi pertumbuhan seperti garis sebanyak mungkin pada
pH, tekanan osmosis, oksigen dan lain- permukaan medium pembiakkan,
lain. Pada umumnya semua media dengan jarum ose yang terlepas pada
untuk pertumbuhan mikroba terdapat garis-garis tersebut semakin lama
dalam dua bentuk yaitu media cair dan semakin sedikit, sehingga pada garis
media padat (Gandjar, 2006). terakhir koloni yang terbentuk akan
Dalam memindahkan bakteri terpisah agak jauh. Cara penggoresan
dari satu tempat ke tempat lain harus dilakukan dengan menuangkan
menggunakan prosedur aseptik. terlebih dahulu medium agar pada
Aseptik dalam hal ini berarti bebas cawan petri steril. Jarum ose yang
dari septis, yaitu kondisi digunakan dipanaskan dahulu hingga
terkontaminasi karena terdapat memijar, setelah itu disentuhkan pada
mikroorganisme lain yang tidak koloni bakteri yang akan diisolasi,
dikehendaki. Teknik aseptis ini sangat kemudian digoreskan pada medium
penting apabila bekerja dengan yang tersedia. Mengingkubasi selama
bakteri, selain melindungi laboran juga 2x24 jam pada suhu ruang, lalu
melakukan pengamatan. Dengan
menggunakan metode cawan gores sehingga diperoleh individu spesies
keuntungan yang didapat adalah hemat yang dapat dipisahkan dari organisme
bahan dan waktu. Metode cawan gores lainnya. Terdapat beberapa cara dalam
yang dilaksanakan dengan baik akan metode isolasi pada agar cawan, yaitu
dihasilkan terisolasinya metode gores kuadrat dan metode agar
mikroorganisme seperti yang cawan tuang metode gores kuadran,
diinginkan. Cara penyebaran memiliki bila metode ini dilakukan dengan baik
tujuan yang sama dengan cara akan menghasilkan terisolasinya
penuangan, hal yang membedakan mikroorganisme, dimana setiap koloni
adalah teknik penuangan suspensi berasal dari satu sel, metode agar
sampel dan medium. Isolasi dengan tuang berbeda dengan metode gores
penyebaran diawali dengan kuadran, cawan tuang menggunakan
pengenceran sampel. Pengenceran medium agar yang dicairkan dan
sampel dilakukan sama seperti pada didinginkan yang kemudian
cara penuangan. Medium yang telah dicawankan. Pengenceran tetap perlu
dipersiapkan dituangkan ke dalam dilakukan sehingga pada cawan yang
cawan petri steril kemudian ditunggu terakhir mengandung koloni-koloni
hingga memadat, setelah itu suspensi yang terpisah di atas permukaan atau
sampel dituangkan di atas permukaan di dalam cawan. Isolasi pada medium
agar. Penyebaran suspensi sampel cair, metode ini dilakukan pada saat
dilakukan dengan menyebarkan mikroorganisme tidak dapat tumbuh
suspensi dengan batang drugalsky pada agar cawan, metode ini
yang telah dipanaskan terlebih dahulu memerlukan pengenceran, semakin
(Istianah, 2018). tinggi pengenceran maka peluang
Terdapat berbagai cara untuk mendapatkan satu sel semakin
mengisolasi mikroba, yaitu isolasi besar. Isolasi sel tunggal, metode ini
pada agar cawan, isolasi pada medium dilakukan pada saat mikroorganisme
cair, dan isolasi sel tunggal. Isolasi berukuran besar dan tidak dapat
pada agar cawan dilakukan dengan diisolasi dengan metode agar cawan
prinsip mengencerkan mikroorganisme atau media cair, sel tersebut dipisahkan
dengan menggunakan pipet kapiler Metode
yang sangat halus ataupun
a. Alat dan Bahan
mikromanipulator yang dilakukan
Pada praktikum kali ini alat-alat
secara aseptis (Puspita, 2012).
yang digunakan adalah cawan petri,
Selain teknik pertumbuhan
mikropipet, mortar dan alu, gelas ukur,
bakteri atau teknik isolasi, juga
gelas kimia, pembakar spiritus,
terdapat teknik inokulasi yang
alumunium foil, dan plastik wrap.
merupakan suatu teknik pemindahan
Pada praktikum kali ini bahan-
suatu biakan tertentu dari medium
bahan yang digunakan adalah Potato
yang lama ke medium yang baru
Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar
dengan tujuan untuk mendapatkan
(NA), akuades, daun, air, tanah, udara,
suatu biakan yang murni tanpa adanya
roti kadaluarsa, dan tempe.
kontaminasi dari mikroba yang lain.
b. Cara Kerja
Isolasi suatu galur murni dapat
Pada praktikum isolasi
dilakukan secara bertingkat. Tingkat
mikroorganisme dilakukan dua tipe
pertama bebas dilakukan secara
perlakuan, yaitu menumbuhkan bakteri
manual yaitu dengan cara sejauh
dengan media NA dan menumbuhkan
mungkin mengencerkannya, seringkali
jamur dengan media PDA. Bakteri
sampai 10-4 atau 10-6. Tingkat kedua
yang akan ditumbuhkan adalah bakteri
adalah dengan menggunakan media
pada air, daun, dan tanah. Jamur yang
yang bersifat selektif bagi mikroba
diamati adalah jamur pada tempe, roti
tertentu. Tingkat ketiga dari koloni
kadaluarsa, dan udara.
yang seolah-olah yang sudah mungkin
Untuk menumbuhkan bakteri pada
masih perlu untuk diencerkan kembali
air, pertama air dilakukan pengenceran
atau diisolasi ulang agar dapat lebih
bertingkat, setelah itu dipindahkan
menyakinkan. Selanjutnya diperlukan
dengan menggunakan mikropipet ke
berbagai metode karakteristik sebagai
dalam media NA yang sudah
pembuktian bahwa galur isolat yag
mengeras. Sedangkan bahan tanah
diperoleh benar-benar galur murni
harus dihaluskan terlebih dahulu lalu
(Dali, 2013).
dilakukan pengenceran bertingkat dan Tempat Ramai

dipindahkan ke media NA. Sedangkan (Dokumen


Pribadi, 2019)
daun harus direndam dengan akuades
2. Roti
kemudian dipotong kecil-kecil dan Kadaluarsa
langsung diletakkan di atas media NA.
Koloni
Untuk menumbuhkan jamur udara,
Aspergillus
media PDA diletakkan di dua tempat
sp.
berbeda, yaitu tempat ramai dan (Mizana,
tempat sepi kemudian didamkan dalam 2016)
(Dokumentasi
keadaan terbuka. Untuk menumbuhkan Pribadi, 2019)

jamur pada tempe dan roti kadaluarsa Tempe


harus dilakukan pengencerean Koloni
bertingkat terlebih dahulu kemudian Rhizopus
diletakkan di atas media PDA. sp.
(Virgianti,
Hasil Pengamatan dan Pembahasan 2015)
(Dokumentasi
Pribadi, 2019)
1. Jamur (PDA)

No Foto Literatur Keterangan 2. Bakteri (NA)


Pengamatan No Foto Literatur Keterangan
1. Udara Pengamatan

Koloni 1 Air

Penicillium . Koloni

sp. Salmonell
a enterica
Tempat Ramai (Simanjuntak,
(Dokumen 2015) (Dokumen (Puspita, 2014)
Pribadi, 2019) Pribadi, 2019)
2. Tanah banyaknya tingkat pengenceran
tergantung kepada perkiraan jumlah
Koloni mikroba dalam sampel. Digunakan
Pseudomo perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan
nas sp. pengenceran pertama dan selanjutnya,
(Lambui, 2017)
(Dokumentasi
sehingga pengenceran berikutnya
Pribadi, 2019) mengandung 1/10 sel mikroorganisma
3. Daun dari pengenceran sebelumnya.
Koloni Teknik penanaman bakteri
Bacillus yang digunakan adalah spread plate,
subtilis yaitu teknik prnanaman dengan
menyebarkan suspensi bakteri di
(Rudin, 2015)
(Dokumentasi permukaan agar diperoleh kultur
Pribadi, 2019)
murni. Teknik ini menggunakan media
agar yang sudah mengeras, sehingga
Pembahasan bakteri akan tumbuh di permukaan
saja. Media yang digunakan adalah
Pada praktikum mengenai
Nutrient Agar (NA), karena
isolasi mikroorganisme, praktikan
mikroorganisme yang akan ditanam
menumbuhkan bakteri pada air.
adalah bakteri.
Sampel air diambil dari air keran
dengan teknik aseptis. Sampel tidak Menurut Andhikasdp, 2014
langsung dimasukkan ke dalam media kelebihan metode spread plate yaitu
tetapi dilakukan pengenceran koloni bakteri dapat tumbuh dengan
bertingkat terlebih dahulu. baik karena penyebarannya merata di
permukaan medium agar padat dan
Menurut Yunita, 2015 teknik
bakterimemperoleh nutrien yang
pengenceran bertingkat dilakukan
cukup. Pengerjaan metode ini juga
untuk memperkecil atau mengurangi
sederhana danmudah dilakukakan.
jumlah mikroba yang tersuspensi
Kelemahan metode spread plate yaitu
dalam cairan. Penentuan besarnya atau
koloni bakteri sulitdiisolasi karena Menurut Bintang Sarana
koloni bakteri saling menumpuk dan Medika, 2018 Salmonella merupakan
tidak terpisah secara merata.Metode salah satu genus bakteri yang menjadi
ini juga hanya dapat untuk penyebab utama penyakit bawaan
menumbuhkan bakteri aerob, makanan di seluruh dunia. Pada
sedangkanbakteri anaerob tidak dapat umumnya bakteri ini biasa ditemukan
ditumbuhkan melalui metode ini di bagian organ pencernaan pada
manusia dan hewan.
Pada hari pertama, koloni
bakteri pada media belum terlihat dan Simpulan
media masih seperti keadaan awal. Hal
Berdasarkan percobaan yang
ini menunjukkan belum adanya
telah dilakukan mengenai isolasi
pertumbuhan bakteri.
mikroorganisme dapat disimpulkan
Pada hari kedua, sudah terdapat bahwa dalam melakukan pemisahan
beberapa koloni tetapi jumlahnya mikroba dari campurannya digunakan
masih sedikit dan koloni bakteri hanya metode pengenceran bertingkat, hal ini
terletak pada sisi-sisi media. Selain itu dilakukan supaya mikroba yang
juga terdapat beberapa binatang kecil dibiakkan tidak terlalu banyak
berterbangan yang hidup di dalam sehingga akan akan memudahkan
media. penghitungan koloni.

Setelah tiga hari, koloni bakteri Daftar Pustaka


pada media sudah banyak tumbuh dan
Andhikasdp. 2014. Kelebihan Metode
menyebar di atas permukaan agar dan
Pour Plate. [Online]. Tersedia:
binatang masih ada. Menurut Puspita,
https://www.coursehero.com/file/p1
2014 koloni bakteri dengan ciri-ciri
ig1gc/Kelebihan-metode-pour-
kecil, moderate, berwarna putih, dan
plate-yaitu-pengerjaannya-lebih-
berbentuk irrengular digolongkan
mudah-dan-sederhana/. [1 April
sebagai bakteri Salmonella enterica.
2019].
Bintang Sarana Medika. 2018. Bakteri Mizana, D.K., Netty S., Arni A. 2016.
Dalam Air dan Penanganannya. Identifikasi Pertumbuhan Jamur
[Online]. Tersedia: Aspergillus Sp pada Roti Tawar
https://www.bisamed.co.id/bakteri- yang Dijual di Kota Padang
dalam-air-dan-penanganannya/. [1 Berdasarkan Suhu dan Lama
April 2019]. Penyimpanan. Jurnal Kesehatan
Andalas. Vol 5 (2). Hal 355-360.
Dali, F. A. 2013. Isolation and
Identification of Bacteria in the Puspita, F dan Viara R. 2014. Laporan
Rotifer Mass Culture Medium. Isolasi Bakteri Mikrobiologi Dasar.
Journal of Natural Sciences [Online]. Tersedia:
Research. Vol 3(5). Hal 123-127. https://www.academia.edu/1013060
1/Laporan_Isolasi_Bakteri_Mikrob
Fifendy, M. dan M. Biomed. 2017.
iologi_Dasar._ [29 Maret 2019].
Mikrobiologi. Depok: Kencana.
Puspitasari, F. D., Maya S., Nengah
Gandjar, I., Wellyzar S., Ariyanti O.
D.K. 2012. Isolasi Dan
2006. Mikrobiologi: Dasar dan
Karakterisasi Bakteri Aerob
Terapan. Jakarta: Yayasan Obor
Proteolitik Dari Tangki Septik.
Indonesia.
Jurnal Sains Dan Seni ITS. Vol
Istianah, N., Agustin K.W., Feronika 1(1). Hal 1-4.
H.S. 2018. Teknologi Bioproses.
Rudin, B. 2015. Laporan Praktikum
Malang: UB Press.
Mikrobiologi Kehutanan IV Isolasi
Lambui, O dan Magfirahtul J. 2017. Mikroba Pada Jaringan Daun.
Isolasi Dan Identifikasi Bakteri [Online]. Tersedia:
Tanah di Hutan Sekitar Danau https://www.academia.edu/1922498
Kalimpa’a, Kawasan Taman 1/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKR
Nasional Lore Lindu, Sulawesi OBIOLOGI_KEHUTANAN_IV._IS
Tengah. Online Journal of Natural OLASI_MIKROBA_PADA_JARIN
Science. Vol 6 (1). Hal 73 – 82. GAN_DAUN. [29 Maret 2019].
Simanjuntak, N., Siti K., Riza L. 2015. Jurnal Biosfera. Vol 32 (3). Hal
Keanekaragaman Kapang Udara di 162-168
Ruang Perkuliahan Fakultas
Yunita, M., Yusuf H., Rini Y. 2015.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Analisis Kuantitatif Mikrobiologi
Alam Universitas Tanjungpura
Pada Makanan Penerbangan
Pontianak. Jurnal Protobiont. Vol
(Aerofood ACS) Garuda Indonesia
4 (2). Hal 55-62.
Berdasarkan TPC (Total Plate
Virgianti, D.P. 2015. Uji Antagonis Count) Dengan Metode Pour Plate.
Jamur Tempe (Rhizopus Sp) Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
terhadap Bakteri Patogen Enterik. dan Biosistem. Vol 3(3). Hal 237-
248.

Anda mungkin juga menyukai