Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

BLOK 2 : BIOMEDIS
“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
LABORATORIUM”

DISUSUN OLEH

Nama : Wirman Londong Allo


Stambuk : N10122075
Kelompok : 06
Asisten Dosen : Efa Fauziah S.Nang

PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang.……………………………………………………………1
1.2 Tujuan praktikum …………………………………………………......... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………..3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM……..…………………………………...…6
3.1 Alat dan bahan……………………………………………………………6
3.2 Prosedur…………….………………………………………………….....7

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………....8
4.1 Alat laboratorium………………………………….……………………..8
4.2 Bahan laboratorium……………………………………..………………15
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………..16
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 16
5.2 Saran …………………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tempat untuk melakukan penelitian dan percobaan dengan menggunakan
berbagai macam jenis alat, bahan kimia, dan aktivitas yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan adalah laboratorium. Kecelakaan dalam laboratorium
dapat dicegah apabila orang yang masuk ke dalam dapat mengetahui dan
mengikuti prosedur kerja dengan aman dan baik. Keamanan laboratorium
merupakan hal yang fundamen untuk melindungi praktikan demi kelancaran dalam
melakukan suatu percobaan atau penelitian (Lating, 2021).

Tidak hanya pada bidang penelitian, laboratorium juga digunakan dalam


bidang Pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dan temui jika penyebarannya ada di
setiap jenjang, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Laboratorium juga memiliki jenis yang tidak sama. Ada jenis laboratorium secara
umum, seperti laboratorium biologi, fisika, kimia, dll hingga ke jenis
laboratorium secara spesifik, seperti laboratorium biokimia, histologi, anatomi,
dan sebagainya. Laboratorium dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dan
penelitian untuk kemaslahatan masyarakat (Astuti, 2020).

Pada saat di laboratorium, ada berbagai aturan yang harus kita terapkan
sebelum dan sesudah memasuki laboratorium. Hal ini bertujuan untuk menjaga
keamanan dan keselamatan diri terhadap risiko ancaman berbahaya ke depannya.
Tidak menghirup bahan kimia secara langsung serta tidak melakukan kontak
langsung dengan bahan kimia tanpa pengaman adalah salah satu Peraturan-
peraturan umum yang terdapat di setiap laboratorium. Selain itu juga, preparat
tidak boleh disentuh tanpa adanya perintah.

1
Di dalam laboratorium mahasiswa juga dapat mengembangkan
keterampilannya dalam hal pengamatan, pencatatan data, dan penggunaan alat.
Pemikiran kritis mahasiswa dapat berkembang dalam beranalisis terhadap hasil
data percobaan di dalam laboratorium. Sifat bertanggung jawab dan kejujuran
juga dapat terlatih di dalam laboratorium, seperti bertanggung jawab menjaga
alat-alat di dalam agar tidak rusak.

Untuk menunjang hal itu semua maka pengenalan terhadap penggunaan


alat-alat di dalam laboratorium dapat membantu proses praktikum atau
percobaan. Tanpa alat-alat, praktikum atau percobaan dalam mempelajari ilmu
biokimia tidak akan berjalan. Selain alat-alat yang terdapat di laboratorium,
adapula bahan yang digunakan, yaitu berupa bahan kimia yang tersimpan dan
digunakan dalam praktikum, penelitian, ataupun percobaan. Penggunaan bahan
kimia di dalam laboratorium juga tidak terlepas betapa pentingnya akan hal
tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari diadakannya praktikum pertama ini mengenai
pengenalan alat dan bahan laboratorium adalah:
1. Untuk mengenali alat-alat yang berada di Laboratorium Biokimia.
2. Untuk memahami fungsi dari alat-alat yang berada di Laboratorium Biokimia.
3. Untuk memahami cara penggunaan alat-alat yang berada di Laboratorium
biokimia.
4. Untuk memahami karakteristik bahan kimia dan cara penanganannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu tentang dasar kimiawi kehidupan adalah biokimia. Bios dalam Bahasa
Yunani memiliki arti “kehidupan”. Secara definisi biokimia mencakup berbagai
bidang seperti biologi sel, biologi molekular, dan genetika molekular. Hal ini terjadi
karena biokimia adalah pengetahuan tentang pentingnya kimiawi sel hidup, reaksi,
dan proses yang dialami oleh sel. Sel sendiri merupakan unit struktural makhluk
hidup (Rodwell, 2016).

Biokimia adalah dasar dari suatu ilmu, yaitu biologi. Hal ini terjadi karena
kehidupan bergantung terhadap reaksi biokimia. Molekul yang terdapat dalam
organisme dan sel hidup, reaksi individualnya, katalis enzimnya, ekspresi, dan
masing-masing proses metabolisme merupakan beberapa yang dipelajari dalam ilmu
biokimia (Rodwell, 2016).

Biokimia mencakup berbagai aspek dimulai dari kepentingan biomedik


hingga keselarasan antara biokimia dan kedokteran. Sebagian besar penyakit
memiliki dasar biokimia. Banyaknya penyakit yang merupakan sebuah manifestasi
dari kelainan gen, protein, reaksi kimia atau proses biokimia, yang masing-masing
dapat berpengaruh buruk terahadap fungsi-fungsi biokimia penting. Sehingga ilmu
biokimia sangat penting dalam menghadapi masalah yang mengancam
keberlangsungan hidup (Rodwell, 2016).

Tempat dengan perlengkapan serta alat-alat dan bahan untuk melakukan


berbagai percobaan, atau pengujian dalam memperoleh data ilmiah yang ingin
didapat ialah laboratorium. Proses menuntut ilmu dapat ditunjang melalui Alat-alat
dan bahan serta para laboran di laboratorium yang terdapat didalam laboratorium
(Dorland,2020).

Seorang mahasiswa harus memiliki kecakapan dalam menggunakan alat saat


melakukan percobaan dalam laboratorium. Hal ini bisa dilihat dari aspek
3
kepraktisannya. Kepraktisan diartikan sebagai mudah digunakan, dilakukan, dan
dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk secara jelas yang nantinya dapat diberikan atau
diawali oleh orang lain ketika menjalankan praktikum atau percobaan (Bari, 2020).

Tidak hanya alat-alat yang terdapat di dalam laboratorium, tetapi terdapat pula
bahan-bahan yang akan membantu jalannya praktikum atau percobaan, seperti bahan
kimia. Pengetahuan mengenai bahan kimia sangatlah fundamen karena bahan kimia
memiliki ciri spesifik tersendiri dan jika kita tidak mengetahuinya, maka dampak
buruk yang ditimbulkan sangat fatal karena bahan kimia memiliki regulasi khususnya
(Susanti, 2021).

Di dalam laboratorium terdapat banyak bahan-bahan kimia yang digunakan,


mulai dari bahan kimia yang bersifat lemah hingga kuat. Bahan-bahan kimia yang
bersifat kuat, mudah terbakar dan menguap, serta beracun dapat disimpan di lemari
asam. Lemari asam juga dapat berfungsi saat reagen berbahaya atau asam kuat
direaksikan, misalnya ketika sedang menggunakan asam sulfat yang memiliki sifat
korosif dan mudah menguap. Dalam hal ini, lemari asam mempunyai kekhususan
tersendiri yang membuat ia istimewa, seperti terdapatnya cerobong dengan kipas
hisap diujung untuk meregulasi bahan kimia yang terdapat didalamnya
(Cahyaningrum, 2020).

Menurut (Sangi dan Tanauma, 2018) keselamatan dan keamanan


Laboratorium kimia merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun
pengguna, memperhatikan keselamatan ketika berpraktikum merupakan sebuah usaha
untuk mencegah hal yang tidak diingikan terjadi. Sebagai mahasiswa harus
mengetahui dan memahami pengetahuan yang baik dalam penggunaan alat, bahan,
serta tentang pengelolaan keselamatan dan keamanan laboratorium.

Selama berada di dalam laboratorium maka wajib hukumnya memperhatikan


aturan di dalamnya, terutama saat bekerja dengan bahan kimia. Hal-hal yang perlu
diperhatikan, seperti menghindari kontak langung dengan bahan kimia, menghindari

4
hirup langsung bahan kimia, tidak mencicipi bahan kimia, dan sebagainya. Hal ini
bertujuan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi terhadap para pelaku
praktikan itu sendiri (Cahyaningrum, 2020)

5
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi

2. Tabung mikro

3. Penjepit tabung
4. Rak tabung reaksi
5. Pengaduk gelas/ batang pengaduk
6. Corong
7. Gelas arloji
8. Gelas ukur
9. Gelas piala/ gelas beker
10. Labu erlenmeyer
11. Labu ukur/ labu takar
12. Pipet volume/ pipet gondok
13. Pipet ukur
14. Pipet tetes
15. Mikropipet
16. Buret
17. Bola hisap (Suction bulp)
18. Botol semprot
19. Cawan porselen/ cawan penguap
20. Piring/ cawan tetes
21. Lumpang
22. Kasa asbes
23. Kaki tiga

6
24. Statif

25. Neraca analitik

26. Alat sentrifugasi


27. Vortex mixer
28. Pemanas air (waterbath)
29. Bunsen
30. Lemari asam
31. Spectrometer
Bahan:
1. Aquades

3.2 Prosedur
1. Menyiapkan dan mengenali alat-alat laboratorium Biokimia.

2. Mengenali fungsi alat-alat laboratorium Biokimia.

3. Menggunakan alat-alat laboratorium Biokimia.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Alat laboratorium


No Gambar Nama Fungsi

1 Tabung reaksi Digunakan untuk


mereaksikan bahan kimia
dalam jumlah sedikit

2 Tabung mikro Menampung volume


larutan 1,5 mL atau 3 mL,
berbentuk kerucut dan
berbahan plastik

3 Penjepit Untuk menjepit tabung


tabung reaksi ketika dalam
keadaan
panas/mereaksikan larutan
berbahaya

4 Rak tabung Sebagai tempat


reaksi meletekkan tabung reaksi

8
5 Pengaduk Batang pengaduk
gelas / batang berbahan gelas untuk
pengaduk mengaduk larutan

6 Corong Corong untuk memasukan


suatu cairan ke wadah
sempit

7 Gelas arloji Wadah unutk menimbang


zat berbentuk kristal dan
tidak higroskopis, penutup
gelas beker.

8 Gelas ukur Sebagai wadah larutan


yang memiliki ketelitian
volume yang rendah

9
9 Gelas piala / Sebagai wadah untuk
gelas beker mengaduk, mencampur,
menguapkan,
memekatkan, dan
memanaskan

10 Labu Digunakan untuk analisis


Erlenmeyer volumetri seperti titrasi
dan memanaskan larutan

11 Labu ukur / Wadah larutan dengan


labu takar ketelitian yang tinggi

12 Pipet volume / Digunakan untuk


pipet gondok mengambil dan
memindahkan larutan
dengan ketelitian volume
yang tinggi

10
13 Pipet ukur Untuk memindahkan
cairan atau larutan ke
dalam wadah dengan
berbagai ukuran volume

14 Pipet tetes Untuk


memindahkan/menambah
kan cairan sedikit demi
sedikit tanpa
memperhatikan
ketelitiannya

15 Mikropipet Untuk
mengambil/memindahkan
Larutan secara akurat
dalam skala mikro

16 Buret Untuk membantu


mengukur volume titrasi
ketika proses titrasi

11
17 Bola hisap Untuk membantu menarik
(suction bulp) dan mengeluarkan larutan
ke dalam pipet

18 Botol semprot Sebagai wadah


penyimpanan akuades

19 Cawan Untuk wadah menguapkan


porselen / larutan, mengabukan
cawan kertas saring, dan
penguap memijarkan endapan
sehingga terbentuk
senyawa stabil

20 Piring / Untuk mereaksikan zat


cawan tetes dalam jumlah kecil ( tidak
boleh dipanaskan)

12
21 Lumpang Untuk menghaluskan
bahan padat yang akan
digunakan

22 Kasa asbes Sebagai alas saat


melakukan proses
pemanasan

23 Segitiga Untuk penopang cawan


porselen porselen yang akan
dipanaskan diatas kaki tiga

24 Kaki tiga Untuk penopang wadah


pembakaran/pemanasan

13
25 Statif Sebagai alat penyangga
buret dengan bantuan
klem buret

26 Neraca Untuk mengukur massa


analitik suatu zat

27 Alat Untuk memisahkan


sentrifugasi campuran yang tidak
saling larut akibat gaya
sentrifugal dengan
kecepatan tinggi

28 Vortex mixer Untuk melakukan proses


homogenisasi larutan
dalam jumlah kecil

14
29 Pemanas air Untuk mempertahankan
(waterbath) suhu air selama selang
waktu yang ditentukan

30 Bunsen Wadah spirtus

31 Spektrometer mengukur transmitan atau


absorbans suatu sampel
sebagai fungsi panjang
gelombang, tiap media
akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang
tertentu

4.2 Bahan laboratorium


Aquades
Aquades merupakan air yang bersifat murni dan bebas dari zat-zat
pengotor sehingga biasa digunakan untuk membersihkan alat- alat laboratorium
dari zat pengotor, pelarut saat melarutkan senyawa.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Laboratorium merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah


penelitian. Oleh sebab itu, diperlukan pengenalan isi dan bahan yang
terdapat didalamnya.
5.1.2 Pengenalan tidak hanya mencakup mengenal namanya saja, tetapi juga
dengan fungsi, penggunaan, dan penanganannya.
5.1.3 Sebelum terpapar ke dalam laboratorium, mahasiswa wajib memiliki
pengetahuan mengenai alat dan bahan serta cara penyimpanan dan
penggunannya.
5.1.4 Keselamatan dan keamanan dalam laboratorium harus selalu menjadi
prioritas karena semua alat dan bahan dalam laboratorium memiliki
risiko tersendiri.

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum pertama saran yang dapat penulis berikan

yakni waktu yang disediakan untuk setiap peserta didik mencoba alat-alat di

laboratorium kurang sehingga setiap peserta didik tidak dapat mencoba semua

alat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. 2020. Manajemen Laboratorium yang cerdas, cermat, dan selamat.


Sukabumi: CV.Jejak.

Bari, A. J. I., Ibrahim, M. dan Yuliani, Y. 2020. ‘Pengembangan Instrument Penilaian


Kinerja Keterampilan Membuat Alat Laboratorium Respirometer Sederhana’.
JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi). 5(1), pp. 37–45. Doi:
10.31932/jpbio.v5i1.581.

Cahyaningrum, D. 2020. ‘Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja’.


Jurnal Pengetahuan Laboratorium Pendidikan. 2 (1) 2020, 35-40. e-ISSN:
2634-25IX, 56(2), pp. 153–159.

Dorland, A. W. Newman. 2020. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 30. Jakarta: EGC.

Lating, Z. 2021. Prespektif Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Pekerja


Laboratorium. Jawa Tengah: NEM.

Sangi, M. S. dan Tanauma, A. 2018. ‘Keselamatan dan Keamanan Laboratorium


IPA’. Jurnal MIPA. 7(1), p. 20. doi: 10.35799/jm.7.1.2018.18958.

Susanti, R, dkk., 2021. Teknik Pengelolaan Laboratorium. Edisi 1. Yogyakarta:


ANDI

17

Anda mungkin juga menyukai