Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

PEMBUATAN MEDIUM

OLEH:
SAMUEL SEFYANTONY
NIM. 2206111988
AGROTEKNOLOGI-B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBUATAN MEDIUM

OLEH:
SAMUEL SEFYANTONY
NIM. 2206111988

MENGETAHUI
30 Maret 2023

ASISTEN I ASISTEN II

TESSA LONIKA VALENCIA NABILLA YOLANDA


NIM. 1806124924 NIM. 1906111911

CO ASISTEN CO ASISTEN

NABILA ANNASTASYA FEBY PEBRIANA FIKH RYYA


NIM. 2106113194 NIM. 2106110593
I. JUDUL
Judul kegiatan praktikum mikrobiologi ini adalah pembuatan medium dan

pengencer larutan.

II. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah memperkenalkan beberapa cara pembuatan

medium perkembangbiakan bakteri dan jamur dengan menggunakan media PDA

dan NA.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku, pena, timbangan

analitik, kawat kasa asbes, cutter, penggaris, Erlenmeyer batang pengaduk dan

kompor.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah NA instan 5 gr,

kentang 100 gr, aquades, agar powder, dan dextrose.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

Media adalah substrat tempat mikroorganisme dapat tumbuh dan bergantung

pada lingkungannya. Kehidupan mikroba tergantung pada nutrisi yang ada di

substrat atau media dan faktor lingkungan yang sesuai. Bakteri dapat tumbuh

dengan baik jika media memenuhi syarat yaitu harus mengandung semua unsur

hara yang dapat digunakan oleh bakteri dengan mudah (Hafrah, 2009). 

Media pertumbuhan mikroba adalah bahan yang terdiri dari campuran nutrisi

yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme

menggunakan media nutrisi yang terdiri dari sejumlah molekul kecil yang

dirangkai untuk membentuk komponen seluler. Dengan media tumbuh,


dimungkinkan untuk mengisolasi mikroorganisme dalam kultur murni dan juga

mengontrol komposisi media tumbuh (Sani, 2010). 

Media pertumbuhan mikroba adalah bahan yang terdiri dari campuran nutrisi

atau nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.

Mikroorganisme menggunakan nutrisi yang ada di lingkungan dalam bentuk

molekul-molekul kecil yang dirangkai membentuk komponen seluler. Dengan

media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan mengisolasi mikroorganisme dalam

kultur murni dan juga dengan memanipulasi komposisi media pertumbuhan.

Komponen dasarnya adalah air (H2O) yang merupakan pelarut agar-agar (rumput

laut) dimana agar-agar tersebut berperan sebagai media pengompres (Suharni,

2008). 

Media dibagi menjadi dua jenis menurut komposisi kimianya, yaitu media

sintetik dan media non sintetik atau kompleks. Media sintetik dibuat dari bahan

kimia dengan kemurnian tinggi dan ditentukan secara tepat, sedangkan media non

sintetik tidak dapat diketahui secara pasti, Media berfungsi untuk tempat

tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi

dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus

disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi

(Hadioetomo, 2010).  

Dalam medium harus ada nutrisi yang merupakan kebutuhan dasar dari

mikroorganise yang meliputi air, karbon, energi dan mineral. Air sangat berperan

penting karena air merupakan komponen dasar protoplasma, jalan masuknya

nutrien kedalam sel, dan juga reaksi enzimatik. Air yang baik digunakan dalam
pembuatan medium organisme adalah air suling, karena kalau air sadah yang

digunakan untuk pembuatan medium yeng terbentuk dari ekstrak dari ekstrak

daging dan pepton maka akan terbentuk endapan fosfat dan magnesium fosfat.

Dengan adanya endapan tersebut maka akan menghambat bagi pertumbuhan

biakan yang di tanam dalam medium (Dwidjoseputro, 2010).

Pertumbuhan adalah penambahan teratur semua komponen sel atau tubuh.

Mitosis adalah hasil pertumbuhan sel pada organisme uniseluler, sedangkan

meiosis adalah peningkatan jumlah individu. Misalnya meiosis pada bakteri akan

mengakibatkan bertambahnya jumlah sel itu sendiri, pada organisme multiseluler

atau multisel, meiosis tidak mengakibatkan bertambahnya jumlah individu tetapi

hanya sampai pembentukan jaringan atau bertambahnya ukuran tubuh. Ketika

membahas pertumbuhan mikroba, kita harus membedakan antara pertumbuhan sel

individu dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi.

Pertumbuhan bakteri seringkali dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang

pengaruhnya juga akan memberikan gambaran mengenai kurva pertumbuhan

(Darkuni, 2011). 

Perubahan faktor lingkungan dapat menyebabkan perubahan sifat morfologi

dan fisiologis. Memang, selain menyediakan nutrisi yang tepat untuk aktivitasnya,

bakteri juga membutuhkan faktor lingkungan yang memungkinkan untuk tumbuh

secara optimal. Bakteri tidak hanya berbeda dalam kebutuhan nutrisinya, tetapi

juga menunjukkan respons yang berbeda. Untuk membiakkan berbagai

mikroorganisme, diperlukan kombinasi nutrisi yang tepat dan faktor lingkungan

(Pelczar dan Chan, 2007). 


Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi juga

oleh kondisi lingkungan. Bakteri dapat menyebabkan pH lingkungan tempat

tinggalnya, suatu perubahan yang disebut perubahan kimia. Faktor lingkungan

dapat dibedakan menjadi faktor biotik dan faktor abiotik. Dimana faktor biologis

meliputi organisme hidup, hal ini meliputi adanya asosiasi atau kesamaan

kehidupan antar mikroorganisme yang dapat berupa simbiosis, sinergisme,

antibiosis, dan sitologi. Sedangkan faktor abiotik terdiri dari unsur-unsur fisik

(misalnya: suhu, atmosfer, pH, tekanan osmotik, kelembaban, gelombang cahaya

dan pengeringan) dan bahan kimia (misalnya: adanya senyawa toksik atau

senyawa kimia lainnya) (Hadioetomo, 2001). 

Kehidupan di bumi tidak hanya mencakup yang dapat dilihat dengan mata

telanjang, tetapi juga mikroorganisme berukuran kecil yang hanya dapat diamati

dengan bantuan teknik dan peralatan khusus yang terpisah. Mikroorganisme

adalah organisme hidup yang sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi

kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

memberikan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan. orang (Kusnadi,

2003). 

Menurut Warisno dan Dahana (2009), media PDA merupakan media padat

yang terdiri dari 3 komponen utama yang terbuat dari bahan sintetik dan bahan

alami yaitu kentang, dekstrosa dan agar. Kentang digunakan sebagai sumber

karbohidrat, vitamin dan energi. Dekstrosa sebagai sumber energi tambahan.

Selama ini, agar-agar digunakan sebagai kompres. 


Berdasarkan komposisinya, PDA termasuk dalam media semisintetik karena

tersusun atas bahanalami kentang dan bahan sintetik dextrose dan agar. Kentang

mengandung karbohidrat, vitamin, dan mikronutrien lain yang dapat dimanfaatkan

oleh cendawan. Sedangkan dextrose sebagai karbohidrat sederhana menjadi

sumber energi yang dapat segera digunakan. Komponenagardalam media

berfungsi sebagai bahan pemadat. Masing-masing dari ketiga komponentersebut

sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme

terutama cendawan (Octavia & Wantini, 2017).

Nutrient Broth (NB) adalah media cair yang bahan dasarnya adalah ekstrak

daging sapi dan pepton. Perbedaan konsentris antara agar nutrisi dan kaldu nutrisi

adalah agar nutrisi dalam bentuk padat dan kaldu nutrisi dalam bentuk cair. PDA

merupakan media tumbuh yang umum digunakan dalam mikrobiologi, terbuat

dari kentang (infus kentang) dan dekstrosa. Berdasarkan komposisinya, PDA

termasuk dalam media semi sintetik karena terdiri dari bahan alami (kentang) dan

bahan sintetik (dekstrosa dan agar). Karena kegunaannya, media NA (Nutritional

Agar) termasuk dalam kategori media umum, karena ini adalah media yang paling

umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Berdasarkan bentuk

mediumnya, medium ini padat karena mengandung agar-agar sebagai bahan

pemadat. Media padat biasa digunakan untuk mengamati kenampakan atau

morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016). 

Komposisi media SDA adalah 10 g pepton mikologi, 40 g glukosa dan 15 g

agar. Mycological Peptone berfungsi menyediakan nitrogen dan sumber vitamin

yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba dalam media SDA, glukosa sebagai

sumber energi dan bertindak sebagai agen kompresif. Sebagian besar jamur terjadi
di alam dan tumbuh dengan cepat pada sumber nitrogen dan karbohidrat

sederhana. Secara tradisional, agar Sabouraud, yang mengandung glukosa

terdenaturasi dan pepton (pH 7,0), telah digunakan karena tidak mendorong

pertumbuhan bakteri yang cepat (Kustyawati, 2009).

V. CARA KERJA

II.1PDA (potato dextrose agar)

1. Dikupas kulit kentang dan dipotong dengan ukuran 2 x 3 dan dicuci.

2. Dimasukkan kentang kedalam 500 ml aquades dan direbus hingga

lunak.

3. Disaring kentang terbut dan diambil ekstraknya dari hasil rebusan.

4. Ditambahkan agar-agar dan amoxciline ke dalam ekstrak kentang tadi.

5. Dimasak hingga mendidih dan bebuih sambil di aduk.

6. Ditutup dengan aluminium foil dan disterilkan dengan autoklaf.

II.2NA (nutrient agar)

1. Digunakan NA instan sebanyak 5 gram.

2. Ditambahkan 250 ml aquades.

3. Dimasak sampai mendidih dan berbuih sambil di aduk.

4. Ditutup dengan aluminium foil.

5. Didinginkan baru dimasukkan ke kulkas pemnyimpanan media.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


gambar 1.Media potato dextrose agar

PDA adalah media yang dibuat dari bahan alami yang direbus dan bahan

sintetik dari glukosa, sehingga PDA tergolong media semi alami. PDA ini

termasuk media dengan homogenitas tinggi karena dicampur dengan agar. Media

ini termasuk media umum yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semua

bakteri. PDA dapat digunakan untuk membiakkan jamur dan kapang.

Pada praktikum ini, praktikan membuat suatu media alami, yaitu media

PDA (Potato Dextrose Agar). Bahan alami media ini adalah kentang dan bahan

kimianya adalah gula danagar-agar. Sumber nutrisi untuk menunjang

pertumbuhan bakteri dalam media PDA adalah kentang (ekstrak), agar-agar dan

gula.

Media PDA yang dapat digunakan untuk menangkap dan menumbuhkan

bakteri harusmemenuhi kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan yang

dibutuhkan bakteri tersebut. Selainitu, media PDA yang digunakan tidak boleh

terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya seperti bakteri. Media yang

terkontaminasi biasanya disebabkan oleh kesalahan pada saat pensterilan didalam

autoklaf sehingga terdapat mikroorganisme lain seperti bakteri dalam media yang

dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan bakteri yang diinginkan.


Pembuatan media harusdilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dan teliti agar

media tersebut tidak terkontaminasi.

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang

digunakan untuk mengembangbiak kan dan menumbuhkan jamur dan khamir.

Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga

agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur

dan khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah

mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti

industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA

untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka. Untuk

memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur

kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik

untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).

gambar 2. natrium agar

NA (nutrient agar) digunakan sebagai media pertumbuhan

bakteri.Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient

agar),dimana dalam pembuatan NA instant terlebih dahulu dengan cara


menimbangbahan yang sudah tersedia dan diproduksi secara paten kedalam

neracaanalitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan

bahankedalam erlenmeyer 250 ml, dimana bahan tersebut adalah aquades 150

ml,NA 4,2 gram menggunakan microwave dan sesekali diaduk, tujuan

daripemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan NA

denganaquades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari

NAdan aquades. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna

darikeruh menjadi kuning kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen.

NA (Nutrien Agar)
adalah medium yang
digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. NA
di buat dengan komposisi
agar–agar yang sudah
dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai
nutrisi padat yang
digunakan untuk
menumbuhkan bakteri.
Fungsi agar–agar hanya
sebagai
NA (Nutrien Agar)
adalah medium yang
digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. NA
di buat dengan komposisi
agar–agar yang sudah
dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai
nutrisi padat yang
digunakan untuk
menumbuhkan bakteri.
Fungsi agar–agar hanya
sebagai
NA (Nutrien Agar)
adalah medium yang
digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. NA
di buat dengan komposisi
agar–agar yang sudah
dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai
nutrisi padat yang
digunakan untuk
menumbuhkan bakteri.
Fungsi agar–agar hanya
sebagai
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media

pertumbuhan bakteri. NA di buat dengan komposisi agar-agar yang sudah


dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan

untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar-agar hanya sebagai pengental namun

bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu

tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki

komposisi yaitu agar-agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu

950C (Sandra, 2013).

VII. PENUTUP

II.3 Kesimpulan.

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa PDA

merupakan media yang digunakan untuk pertumbuhan cendawan dan kapang

sedangkan NA merupakan media yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri.

Pembuatan media pertumbuhan bakteri dan jamur harus menggunakan media

yang mengandung nutrisi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan kedua jenis

mikroorganisme tersebut. Sarana tersebut ada yang terbuat dari bahan alami dan

ada juga yang instan dan juga memiliki proses pembuatan yang hampir sama

namun perbedaannya terletak pada bahan yang digunakan. 

II.4 Saran

Diharapkan pada praktikan lebih memperhatikan ketersediaan alat serta bahan

yang akan digunakan dalam praktikum sehingga praktikum dapat berjalan dengan

baik, diharapkan melakukan pengecekan terhadap alat-alat yang akan digunakan

sehingga tidak terjadi kerusakan yang dapat berakibat fatal.

II.5
DAFTAR PUSTAKA

Darkuni, M. Noviar.2011. Mikrobiologim "Pertumbuhan Bakteri". FMIPA


Iniversitas Negeri Malang. Malang

Dwijeoputro, D. 2010) Dasar-dasar Mikrobiologi. Djamban, Jakarta.

Hadioetomo, 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia. Jakarta

Hafrah. 2009. Mikrobiologi Umum. Program Studi Biologi. UIN AlauddinMakassar.


Makassar.

Kusnadi. Common text mikrobiologi. Jakarta: EGC, 2009.

Kustyawati, M. E. 2009. Kajian Peran Yeast Dalam Pembuatan Tempe. Universitas


Lampung, 29.

Octavia, A. dan Wantini, S. 2017. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus


Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari Singkong
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, Vol. 6 No. 2.

Pelczar, MJ dan ECS. Chan, 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologiilid Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press).

Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum, Jakarta: Erlangga


Sani, Aulia. 2010. Hypertension Current Perspektive. Jakarta: Medya Crea.

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM. Yogyakarta.


Suharni, Theresia Tri. 2008. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Atma
Jaya. Yogyakarta.

Warisno dan Kres Dahana. 2009. Inspirasi Usaha Membuat Aneka Nata. Agromedia
Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai