Anda di halaman 1dari 19

PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI

LAPORAN MINGGUAN

DISUSUN OLEH:
BIOLOGI/B

NAMA NIM
HILDIANA APRILIANI D.D 2007026040

PROGRAM STUDI BIOLOGI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA MOLEKULER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari mikroorganisme.
Mikroorganisme sendiri memiliki cabang ilmu dalam lingkup Biologi yaitu
mikrobiologi. Mikrobiologi adalah ilmu yang mendalami mengenai makhluk hidup
berukuran kecil. Organisme kecil ini sangat mini, sehingga hanya dapat diketahui
keberadaan mereka dengan alat canggih bernama mikroskop, tubuhnya sederhana dan
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. terdiri dari bakteri, archaea, fungi,
protozoa, alga mikroskopis dan virus. Lingkup ilmu mikrobiologi erat dengan
limgkup ilmu Bakteriologi, yakni ilmu yang mendalami tentang bakteri, Virologi
yakni Ilmu yang mendalami tentang virus, Mikologi yakni ilmu yang mendalami
tentang jamur dan alga serta parasitologi yakni ilmu yang membahas tentang parasit
Pembuatan media dan sterilisasi tentu sudah tidak asing lagi dalam
mikrobiologi. Medium sendiri adalah suatu bahan yang terformulasikan melalui
campuran nutrisi yang digunakan dalam penumbuhan mikroba. Pembuatan media
digunakan untuk uji perbanyakan, isolasi, uji sifat fisiologis, hingga perhitungan
banyak mikroba dan perpindahan specimen ke tempat pemeriksaan mikrobiologi.
Sterilisasi merupakan metode efisien yang deprogram khusus untuk membersihkan
sesuatu dari mikroorganisme atau memperlambat pertumbuhannya. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan panas yang cukup tinggi dan waktu yang lama untuk merusak
mikroba dan enzim sebagainya. Sterilisasi dilakukan dengan pembiakkan bakteri
secara aseptik untuk menghilangkan suatu organisme dari suatu peralatan yang kita
inginkan untuk terbebas dari mikroorganisme.
Oleh karena itu, dilaksanakannya praktikum pembuatan media dan sterilisasi ini
untuk mengetahui fungsi dari pembuatan media PDA, untuk mengetahui hasil dari
proses sterilisasi dan untuk mengetahui fungsi autoclave dalam percobaan pembuatan
media dan sterilisasi
1.2 Rumusan Masalah
- Apa fungsi dari pembuatan media PDA?
- Apa hasil dari proses sterilisasi?
- Apa fungsi autoclave dalam percobaan pembuatan media dan sterilisasi?

1.3 Tujuan Praktikum


- Untuk mengetahui fungsi dari pembuatan media PDA
- Untuk mengetahui hasil dari proses sterilisasi
- Untuk mengetahui fungsi autoclave dalam percobaan pembuatan media dan
sterilisasi

1.4 Manfaat Praktikum


- Dapat mengetahui fungsi dari pembuatan media PDA
- Dapat mengetahui hasil dari proses sterilisasi
- Dapat mengetahui fungsi autoclave dalam percobaan pembuatan media dan
sterilisasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Mikroorganisme


Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri
adalah organisme bersel tunggal yang tumbuh dengan pembelahan biner, yaitu sel
membelah secara simetris. Koloni bakteri adalah sekelompok bakteri sejenis yang
berkumpul bersama untuk membentuk koloni. Ketika mikroorganisme pembentuk
koloni tumbuh, dapat diasumsikan bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu
sel, sehingga penyebaran bakteri pada bahan dapat diamati dengan menghitung
jumlah koloni. Jumlah mikroba dalam suatu bahan dapat dihitung dengan cara yang
berbeda, tergantung pada bahan dan jenis mikroba.

2.2 Pengertian Alel Dominan dan Alel Resesif


Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses membunuh semua
organisme yang terdapat pada atau dalam suatu benda. Misalnya hal yang dilakukan
saat pertama kali melakukan transfer aseptik terhadap kultur bakteri, sebenarnya
mereka telah menggunakan salah satu dari metode sterilisasi, yaitu dengan cara
dibakar. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebas dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat merusak tanah atau koloni
mikroorganisme yang sedang tumbuh (Hadioetomo, 1990).
Sterilisasi adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai suatu
keadaan bebas dari mikroorganisme atau setiap proses yang dilakukan secara fisik,
kimia dan mekanis untuk membunuh semua bentuk kehidupan, terutama
mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi, baik dalam penelitian maupun
praktikum, kondisi steril merupakan syarat utama berhasil tidaknya suatu pekerjaan
laboratorium. Berdasarkan ini, setiap proses (baik fisik, kimia dan mekanik) yang
membunuh semua bentuk kehidupan, terutama mikroorganisme disebut dengan
sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan proses sterilisasi tidak sempurna, yang berarti telah
terjadi kontaminasi dan pengujian atau pekerjaan yang dilakukan adalah tidak valid.
Jika sterilisasi selesai maka spora bakteri yang merupakan bentuk kehidupan paling
resisten adalah mikroorganisme.

2.3 Pengertian Pembuatan Media


Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan ditumbuhkan pada substrat yang
disebut medium (jamak: media). Dengan adanya media kultur, aktivitas mikroba
dapat dipelajari dan dengan media kultur dapat diisolasi dengan kultur murni,
perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman
yang luas dalam tipe nutrient untuk mikroba yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya
berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media yang biasa
digunakan yaitu seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir dan agar. Bahan yang
paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar.
Media adalah zat dengan konsentrasi tertentu dalam bentuk cair, semi padat
atau padat yang mengandung bahan alami dan/atau buatan untuk mendukung
perkembangbiakan mikroorganisme (Andrews et al, 2004). Media yang digunakan
untuk pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme harus memenuhi persyaratan
mikroorganisme yang bersangkutan. Pada media tersebut mikroorganisme akan
melakukan aktivitas pertumbuhannya. Campuran berbagai bahan yang mengandung
nutrisi diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Nutrisi ini diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mikroba. nutrien tersebut dalam bentuk molekul
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan berbagai mineral dan
vitamin untuk pertumbuhan, reproduksi dan untuk produksi produk metabolisme

2.4 Unsur yang Mempengaruhi Pembuatan Media


Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan merupakan unsur yang
mempengaruhi dalam membentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media.
Kebutuhan akan nutrisi dan vitamin yang berbeda-beda pada tiap mikroorganisme.
Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan
nutrisi, meskipun semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses
metabolismenya, namun beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis
kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium. Selain
itu, garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh, serta
penambahan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya
seperti air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya.

2.5 Jenis-Jenis Media


Macam-macam media pertumbuhan mikroorganisme antara lain:
Media berdasarkan berdasarkan konsistensi atau kepadatannya yaitu medium
cair (broth/liquid medium). Media ini tidak mengandung agar misalnya NB (Nutrient
Broth), LB (Lactose Broth). Medium cair akan memberikan kesempatan bagi bakteri
untuk menyebar dan bercampur dengan semua nutrisi, sehingga lebih cocok untuk
mengoptimalkan pertumbuhan mikroba. Medium cair juga dapat digunakan untuk
menentukan karakter suatu mikroba berdasarkan kebutuhan oksigen. Kemudian
medium setengah padat (semi solid medium) yang mengandung agar 030,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Medium semi
padat dibuat dengan tujuan agar mikroba dapat menyebar ke seluruh media namun
tidak mengalami pencampuran sempurna jika dilakukan agitasi atau penggoyangan.
Lalu ada medium padat (solid medium) atau media semi padat yang menggunakan
bahan pemadatan (seperti pati, gelatin, selulosa dan agar). Untuk medium padat/solid,
dapat digunakan agar dengan konsentrasi 1,5%-1,8% (15 g agar/1 liter aquades).
Fungsi medium padat adalah untuk memudahkan penghitungan koloni mikroba
(Prescott, 2002).
Media berdasarkan komposisi bahannya yakni media sintetik/media terdefinisi
(synthetic media/defined media). Media ini adalah media yang seluruh
komposisinya diketahui, misalnya media yang diproduksi oleh pabrik yang telah
memiliki komposisi media yang detail dan jelas. Sarana sintetik digunakan dalam
penelitian tentang uji metabolisme suatu mikroorganisme. Banyak jenis
mikroorganisme kemoorganotrof heterotrof dapat tumbuh pada media sintetik dengan
glukosa sebagai sumber karbon dan garam amonium sebagai sumber nitrogen.
Kemudian ada media kompleks (complex media) yaitu media yang komposisinya
belum diketahui secara pasti, misalnya media yang telah dibuat secara mandiri
dengan bahan tertentu tetapi pembuatnya tidak mengetahui secara pasti komposisi
bahan tersebut secara pasti dan detail. Media ini mungkin mengandung bahan yang
komposisinya tidak diketahui, seperti pepton, ekstrak daging dan ekstrak ragi. Contoh
media kompleks adalah kaldu nutrisi, kaldu kedelai tryptic dan agar MacConkey
(Prescott, 2002).
Media berdasarkan tujuannya yakni media isolasi yaitu media umum yang
digunakan untuk mengisolasi mikroba dalam kultur murni. Media isolasi biasanya
mengandung semua mikroba yang dibutuhkan untuk tumbuh dan tergantung pada
tujuan isolasi misalnya agar darah atau agar coklat, NA, NB, PDA, TEA, PCA.
Kemudian media selektif (selective or inhibitory media) yang berfungsi untuk
menumbuhkan target atau mikroba yang diinginkan dan menekan pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan (background flora). Biasanya, media selektif memilih
mikroba target berdasarkan kelompok, genus atau spesiesnya, misalnya EMBA untuk
pemilihan E. coli, Baird parker untuk isolasi S. aureus; MRS untuk bakteri asam
laktat. Lalu ada media pengaya (enrichment media) yang termasuk media selektif
tetapi lebih berfungsi untuk memperbanyak mikroba sasaran sehingga mikroba yang
tidak diinginkan tidak dalam jumlah banyak selama kultur. Media pengaya harus
dalam bentuk cair dan digunakan pada awal tahap analisis. Misalnya untuk
memisahkan bakteri tifus (Salmonella typhi) dari kotoran atau feses manusia. Contoh
media pengaya adalah media Baird Parker Water (BPW). Terakhir ada media
peremajaan kultur (maintenance of cultures media) yang mengandung nutrisi pemacu
pertumbuhan, misalnya Nutrien Agar (NA) (Barrow, 1993).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mengenai percobaan Pembuatan Media dan Sterilisasi dilaksanakan
pada hari Kamis, 7 Oktober 2021 pada pukul 16.30-18.00 WITA secara daring
(Online) melalui aplikasi Zoom Meeting Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika
Molekuler, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah rak tabung reaksi,
tabung reaksi, spatula, gunting, autoclave, labu Erlenmeyer, neraca analitik, neraca
Ohaus, cawan Petri, wadah plastik, tip, hot plate, cutter, dan pinset

3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu agar bening
swallow, kentang, kertas lakmus, chloramphenicol, dextrose, alumunium foil,
aquades, kertas bekas, kapas, plastik HD, karet, dan tisu.

3.3 Prosedur percobaan


3.3.1 Pembuatan media
Mula-mula dipotong dan ditimbang kentang hingga berat 60 gram, kemudia
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan aquades sebanyak 300 ml. Lalu,
dipanaskan diatas hot plate, ditunggu kentang hingga lunak, setelah itu didapatkan
ekstrak kentang sebanyak 200 ml dan ke dalam erlenmeyer yang berbeda. Selanutnya,
ditimbang bahan-bahan media dengan menggunakan neraca analitik, yaitu agar-agar
sebanyak 4 gram, dextrose sebanyak 4 gram dan chloramphenicol sebanyak 0,75
gram, kemudian dicampurkan bahan bahan media tersebut ke dalam erlenmeyer yang
berisikan ekstrak kentang. Lalu dihomogenkankan dan di ukur pH ekstrak,
didapatkan hasil ekstrak sebesar 5 pH. Selanjutnya, ditutup kembali erlenmeyer
dengan kapas dan yang dilapisi oleh aluminium foil.

3.3.2 Sterilisasi
Mula-mula di siapkan peralatan yang akan digunakan untuk sterilisasi serta
bahan yang akan disterilisasi, kemudian diisi autoclave dengan menggunakan
aquades hingga gelang dasar autoclave. Selanjutnya, dimasukkan media yang
disterilkan serta alat yang akan disterilkan ke dalam autoclave, lalu ditutup autoclave
dengan benar. Setelah itu, diatur tombol autoclave pada arah R dan dibiarkan
sterilisasi pada suhu 121 derajat dan mencapai 1 atm, kemudian ditunggu proses
sterilisasi hingga 15 menit dibiarkan autoclave tertutup hingga tekanan autoclave
sama dengan tekanan udara luar, lalu dibuka dan keluarkan media dari autoclave.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4. 1.1 Tabel Fungsi Alat
No. Nama Alat Fungsi
1. Autoclave Untuk sterilisasi alat dan bahan dengan
prinsip air bertekanan
2. Mikropipet Untuk mengambil larutan atau suspensi
dalam takaran tertentu (micron atau mili)
3. Tip (Blue/Yellow tip) Wadah sementara untuk memindahkan
suspensi cair dengan mikropipet
4. Spatula Untuk mengambil bahan yang berupa benda
padat ataupun serbuk untuk ditimbang
5. Cawan petri Wadah media pembuatan bakteri dan jamur
6. Labu Erlenmeyer Wadah untuk pembuatan media
7. Tabung reaksi Wadah sampel pengujian
8. Gelas kimia Wadah larutan, suspense, atau media
9. Hot Plate Untuk memanaskan media
10. Alumunium foil Untuk menutupi erlenmeyer agar tidak
menguap
11. Gunting Untuk memotong kapas
12. Neraca analitik Untuk menimbang media
13. Rak tabung reaksi Sebagai tempat tabung reaksi
14. Corong kaca Untuk membantu memindahkan larutan
15. Mangkuk kecil Wadah untuk menimbang media
16. Cutter Untuk memotong media
17 Kentang Sebagai media
18 Aquades Sebagai pelarut
19 Dextrose Sebagai media penumbuh jamur
20 Agar Sebagai media pemadat
21 Chloramphenicol Sebagai antibiotik
22 Kantong plastik Sebagai pelapis cawan petri pada proses
sterilisasi dengan Autoclave agar tidak basah
oleh uap
23 Tissue Sebagai pembersih
24 Kertas lakmus Sebagai pengukur pH
25 Kapas Untuk menutupi erlenmeyer agar tidak
menguap
26 Kertas Untuk membungkus cawan petri
27 Karet Gelang Untuk mengikat plastik

4.2 Pembahasan
Sterilisasi adalah kegiatan menghilangkan suatu organisme, dalam konteks ini
merupakan mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
berada dalam suatu benda. Proses ini membutuhkan penerapan biocidal agent atau
proses langsung yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme. Sterilisasi
dirancang untuk membunuh mikroorganisme. Target proses ini menginaktifkan
tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme dari asam nukleat, protein atau
membran mikroorganisme tersebut. Distributor kimia untuk sterilisasi dikenal dengan
nama sterilant (Istini, 2020).
Ahli lain berpendapat bahwa sterilisasi adalah proses atau kegiatan untuk
menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme, termasuk spora, dari
suatu benda, lingkungan, atau dalam kondisi tertentu. Hal ini biasanya dilakukan pada
suhu tinggi atau penyaringan, tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan.
Sedangkan desinfeksi adalah penghancuran, penghambatan atau penghapusan
mikroba yang dapat menyebabkan penyakit atau masalah lain seperti pembusukan.
Hal ini umumnya dilakukan dengan bahan kimia. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu: sterilisasi terminal. Menurut PDA, teknik monografi dibagi menjadi 2,
yaitu proses overexcitation adalah proses sterilisasi yang melibatkan pemanasan uap
superheated pada suhu 121°C selama 15 menit. Penggunaan metode ini biasanya
lebih disukai untuk refraktori seperti anorganik. Dasar pemilihan metode ini adalah
yang lebih efisien, lebih cepat, dan lebih aman lahir. Sterilisasi bioburden adalah
metode sterilisasi yang dilakukan di bawah kontrol ketat dan pengendalian beban
kuman serendah mungkin di berbagai titik dari lini produksi sebelum mengalami
proses sterilisasi lain dengan sterilisasi yang SAL 106 adalah yg dibutuhkan. Dalam
proses ini, zat yang digunakan, ketika dipanaskan sampai suhu yang sangat tinggi,
mengalami degradasi konten. Contohnya adalah penggunaan dekstrosa, yang bila
dipanaskan menghasilkan hidrometil furfural (HMF), senyawa hepatotoksik (Putri
dkk, 2017). Sterilisasi digunakan dalam peralatan penelitian seperti kultur jaringan
tanaman, kultur sel bakteri, serta penilitan biologi molekuler berupa DNA dan RNA
(Istini, 2020).
Tahap-tahap sterilisasi yakni dimulai dari desinfeksi. Desinfeksi adalah proses
membunuh atau menghilangkan sel-sel vegetatif yang membuat infeksi namun tidak
mematikan sporanya. Zat kimia yang dapat mematikan sel vegetatif tetapi belum
tentu dapat mematikan bentuk-bentuk spora mikroorganisme penyebab penyakit
dikenal dengan nama desinfektan. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian instrumen
dan pengemasan. Penanganan instrumen steril dilakukan dengan cara meliputi
pengeringan dan pendinginan instrumen steril dan penyimpanan instrumen. Lalu ada
antisepsis yang berguna untuk mencegah tumbuhnya atau berkegiatannya
mikroorganisme baik dengan cara penghambatan/pembunuhan. Umumnya diterapkan
pada jaringan yang masih hidup. Tahap desinfeksi dapat melalui pemanasan yaitu
dengan merebus dan bisa juga pasteurisasi menggunakan bahan kimia (Putri, 2017).
Adapun fungsi alat pada percobaan ini yaitu autoclave berfungsi sebagai
sterilisasi alat dan bahan dengan uap air bertekanan, mikropipet yang berfungsi untuk
mengambil larutan atau suspensi dalam takaran yang sedikit (mikro/mili), tip
(blue/yellow) sebagai wadah sementara untuk memindahkan suspensi cair ke
mikropipet, cawan Petri berfungsi sebagai wadah larutan, suspensi atau media,
gunting digunakan sebagai pemotong kapas untuk tutup erlenmeyer, neraca analitik
sebagai pengukur massa sampel, digunakan untuk mengambil sampel berupa serbuk,
serta cutter yang berfungsi sebagai pemotong sampel.
Adapun fungsi bahan pada percobaan ini yaitu kentang, agar-agar, dextrose dan
chloramphenicol yang berfungsi sebagai sampel pada percobaan, aquades yang
berfungsi sebagai pelarut sampel, kertas berfungsi sebagai pembungkus petri,
aluminium foil yang berfungsi sebagai penutup erlenmeyer agar sampel yang sudah
cair tidak menguap keluar dan kertas pH universal yang berfungsi sebagai pengukur
PH sebelum dilakukan sterilisasi.
Adapun fungsi perlakuan dalam percobaan ini yaitu dibuat penutup erlenmeyer
dengan menggunakan gulungan kapas untuk menghambat pertumbuhan dan
menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan yang tidak
digunakan dalam percobaan ini untuk menciptakan suasana aseptis. Digunakan kater
untuk memotong kentang agar mempermudah kentang masuk ke dalam erlenmeyer
dan saat ditimbang sehingga beratnya 60 gram dan seimbang dalam takaran sampel,
dipanaskan kentang yang sudah dicampurkan dengan aquades di dalam erlenmeyer di
atas hot plate supaya sampel menjadi lunak diaduk sampel hingga homogen yang
berfungsi untuk mempercepat laju reaksi, ditutup erlenmeyer dengan menggunakan
kapas dan aluminium foil supaya mempercepat terjadinya sterilisasi, gunakan kertas
kosong untuk menutupi cawan Petri supaya tidak ada ada zat lain atau noda yang
menempel pada cawan Petri, autoclave diisi dengan aquades sampai setinggi gelang
pada dasar autoclave dengan tujuan untuk mempercepat reaksi dan pemanasan pada
saat sterilisasi.
Media atau medium adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan in vitro. Pemilihan sarana yang akan digunakan tergantung pada jenis
penyelidikan atau pemeriksaan. Fungsi media digunakan secara kualitatif untuk
mengisolasi dan mengidentifikasi mikroorganisme, secara kuantitatif untuk
memperbanyak dan menghitung jumlah mikroorganisme (Harti, 2014).
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan
jamur di laboratorium karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral
dengan pH 7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C (Cappucino,
2014)
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa fungsi
dari pembuatan media PDA atau Potato dextrose agar adalah untuk dapat
menumbuhkan atau membiakkan mikroorganisme yang berupa kapang atau
jamur.
- Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa asil
pengamatan pembuatan media pada percobaan pembuatan media dan sterilisasi
adalah media kentang dextrose agar sudah homogen, berwujud cair dan
berwarna kuning.
- Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa fungsi
dari autoclave yaitu untuk mensterilkan peralatan laboratorium menggunakan
prinsip uap untuk melakukan sterilisasi agar virus, bakteri, jamur, dan
organisme lainnya dapat mati.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya agar pembuatan media diganti atau
ditambahkan dengan ekstrak wortel agar hasil yang didapatkan lebih bervariasi.
5.1
DAFTAR PUSTAKA

Barrow, G.I., dan R. K. A. Feltham. 1993. Cowan and Steel’s Manual for the
Identification of Medical Bacteria Third Edition. United Kingdom: Syndicate
of the University of Cambridge.
Cappuccino, J.G. & Sherman N. (2014). Manual Laboratorium Biologi. Jakarta,
Indonesia: EGC
Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Jakarta:
Gramedia
Harti, A.S. 2014. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Istini. 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indoseian Journal Of Laboratory.
Vol 2(3): 41-46
Putri, M. H., Sukini, Yadong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
Rachmawaty, F, J. 2020. Media. Sleman: Universitas Islam Indonesia.
LAMPIRAN

(a). Autoclave (b). Mikropipet (c). Tip Blue

(
d). spatula
(e). Cawan Petrti (f). Labu Erlenmeyer

(h). Gelas Kimia (i). Tabung Reaksi (j). Gunting

(k (
(m). Agar
). Hotplate l). Kentang
(n (
(p). Aquades
). Chloramphenicol o). Dextrose

(
(r). Kapas (m). Kertas
q). Aluminium Foil

(
s). Plastik (t). Karet Gelang

Anda mungkin juga menyukai