Anda di halaman 1dari 17

Nama :Meisy Aristin

NIM :03031382126123
Shift/kelompok :Selasa (13.00-16.00) WIB/V
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikroorganisme adalah makhluk kecil yang tidak dapat dilihat dengan
menggunakan mata telanjang. Mikroorganisme berkembang biak dengan
sendirinya, dan juga dapat dilakukan dengan bantuan manusia. Ilmu tentang cara
mengklasifikasikan mikroorganisme sangatlah penting, karena tidak semua
mikroorganisme itu baik karena ada juga mempunyai dampak negatif. Klasifikasi
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara observasi dengan cara mengkultur
mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme dapat tumbuh secara mandiri atau
buatan. Selama pertumbuhannya, mikroorganisme dapat berkembang biak di satu
medium atau lebih. Mikroorganisme yang dapat ditumbuhkan oleh manusia dari
matriks disebut juga dengan media kultur. Media kultur harus memenuhi beberapa
persyaratan tertentu yang bertujuan untuk kelangsungan hidup mikroorganisme.
Medium pertumbuhan suatu bakteri sangat bergantung pada berbagai
faktor, salah satu yang terpenting adalah nutrisi yang ada pada substrat. Proses
pemilihan jenis medium sangat mempengaruhi karakteristik dan respon mikroba.
Perbedaan karakteristik dan respon tersebut membuat media yang digunakan harus
disesuaikan dengan lingkungan mikroba yang bersangkutan. Media distribusi
nutrisi mikroorganisme berbeda-beda tergantung jenis makanannya dan tergantung
keseimbangan mikroorganisme. Sumber makanan mikroorganisme tersebut juga
bisa dari alami atau buatan, misalnya dari campuran bahan-bahan kimia.
Penting untuk mengetahui cara bagaimana cara menggunakan medium
sebagai alternatif pertumbuhan dan perkembangan mikroba yang baik dan benar
untuk memisahkan kultur campuran. Penelitian dilakukan mengenai transfer atau
perpindahan mikroorganisme dari suatu tempat ke tempat yang lain, proses ini
sering disebut juga dengan proses inokulasi. Pengamatan tentang inokulasi ini
sangat penting untuk dilakukan, selain bagaimana mikroorganisme dapat tumbuh.
Hal tersebut penting untuk mengetahui bagaimana mikroorganisme berpindah dari
satu lingkungan ke lingkungan lainnya. Mempelajari pengaruh metode inokulasi
yang digunakan dalam sterilisasi dan metode pengamatan pertumbuhan
mikroorganisme dalam medium juga merupakan suatu hal yang penting.

1
2

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana pengaruh jenis media yang digunakan terhadap
perkembangan mikroba?
2) Bagaimana hasil dari proses inokulasi pada medium cair?
3) Bagaimana hasil dari sterilisasi dengan menggunakan autoklaf?

1.3. Tujuan
1) Mengetahui pengaruh jenis media yang digunakan terhadap
perkembangan mikroba.
2) Mengetahui hasil dari proses inokulasi pada medium cair.
3) Mengetahui hasil dari sterilisasi autoklaf.

1.4. Manfaat
1) Dapat menambah pengetahuan terkait pengaruh jenis media yang
digunakan terhadap perkembangan mikroba.
2) Dapat memperbanyak acuan dalam kajian ilmiah terkait hasil dari proses
inokulasi pada medium cair.
3) Dapat memberi wawasan terkait hasil dari sterilisasi autoklaf.

1.5. Hipotesis
1) Media biakan yang memiliki nutrisi cukup akan memperngaruhi
perkembangan mikroorganisme (Amran dkk, 2021).
2) Hasil dari proses inokulasi pada medium cair dapat disimpulkan bahwa
medium cair dapat digunakan untuk mengembangkan jamur (Toy dan
Puspita, 2019).
3) Sterilisasi autoklaf dapat membunuh mikroorganisme karena pemanasan
dapat menyebabkan denaturasi protan termasuk enzim-enzim di dalam sel
pada suhu 121°C selama 15 menit (Istini, 2020).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Medium dan Inokulasi


Medium didefinisikan sebagai substansi cairan yang disiapkan agar
bakteri tersebut dapat ditumbuhkan sehingga bakteri tersebut dapat dilihat dan juga
dipelajari. Medium juga berperan sebagai tempat isolasi, perbanyakan
mikroorganisme, pencacahan mikroba, dan pengujian jaringan fisik (Mayasari,
2020). Medium ini didukung dengan disusun berdasarkan komponen penting
seperti karbohidrat, asam amino, mineral, pH dan air. Karakteristik pada medium
memenuhi banyak kriteria pertumbuhan, seperti sumber energi metabolik dan
makanan. Energi metabolik dapat diperoleh melalui proses fermentasi, respirasi dan
fotosintesis. Seiring pertumbuhan tubuh, salah satu dari tiga proses produksi energi
metabolik harus terjadi. Media sederhana yang hanya mengandung garam
anorganik dan berbagai sumber karbon organik (seperti gula atau glukosa)
merupakan lingkungan yang baik bagi kesehatan kehidupan mikroorganisme.
Medium pertumbuhan mikroba atau mikroorganisme digunakan untuk
mengisolasi, perbanyakan, analisis sifat fisiologis, dan juga perhitungan jumlah
mikroorganisme. Media pertumbuhan harus memiliki semua zat atau nutrisi yang
diperlukan untuk sintesis di dalam tubuhnya. Beberapa nutrisi yang harus
dikandungnya antara lain karbon, nitrogen, belerang, mineral, dan bahan organik
(Pratiwi, 2022). Media pertumbuhan mikroba harus mengandung unsur-unsur dasar
yang diperlukan bagi mikroba. Unsur utamanya adalah C, H, O, N, S, P, K, Mg, Fe,
Mn, Ca, dan unsur hara. Mikroba menggunakan nutrisi dari lingkungan dalam
bentuk molekul kecil yang dirancang untuk menghasilkan komponen seluler.
Sejumlah mikroorganisme memerlukan pasokan nutrisi karbondioksida.
Bermanfaat untuk mendorong reaksi biosintetik dan proses pertumbuhan, misalnya
penilaian kemolitotrofik. Jenis makanan mikroba berbeda-beda, sehingga untuk
menumbuhkan mikroba di laboratorium perlu menyediakan media yang berbeda-
beda. Media tersebut akan mempunyai segala kebutuhan untuk pertumbuhan
mikroorganisme, seperti sumber energi, sumber ion organik, sumber nitrogen, serta
vitamin dan antibiotik. Antibiotik adalah bahan khusus yang ditambahkan ke dalam
suatu proses untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba patogen.

3
4

Media tumbuh adalah tempat yang dipersiapkan untuk pertumbuhan


mikroorganisme. Komposisi media tanam menentukan proses pertumbuhan
mikroorganisme yang akan dibudidayakan. Media pertumbuhan yang digunakan
pada awal inokulasi adalah agar nutrient karena dapat menumbuhkan banyak
mikroba yang ada pada sampel. Langkah inokulasi mikroba dapat menggunakan
media yang diperkaya atau media selektif. Keterampilan pekerja sangat
menentukan keberhasilan suatu inokulasi mikroba dan mampu menginokulasi
mikroba ke dalam media, baik berupa media cair, padat, maupun semi padat.
Inokulasi adalah proses suatu pemindahan mikroorganisme dari suatu kultur lama
ke suatu kultur baru yang tingkatnya lebih tinggi dari kultur sebelumnya, sehingga
diperoleh suatu kultur yang dapat digunakan untuk kajian mikrobiologi.
Prinsip utama inokulasi adalah dengan cara membagi suatu campuran dari
mikroorganisme sehingga tercipta zona yang berbeda antara mikroorganisme satu
dengan mikroorganisme lainnya. Inokulasi juga dapat dibuat dengan menumbuhkan
mikroorganisme pada media agar. Pertumbuhan diusahakan untuk menyebarkan
mikroorganisme tersebut sehingga setiap selnya menjadi tumbuh dan membentuk
suatu senyawa mikroorganisme. Mikroorganisme memiliki kebutuhan oksigen
yang berbeda-beda pada setiap bagian tubuhnya. Kebutuhan oksigen bergantung
pada respirasi sel atau kemampuan bernapas mikroorganisme hidup (Ariadi dkk,
2021). Media harus mengandung air yang cukup untuk menjaga tingkat kelembaban
dalam proses perubahan atau metabolisme serta dapat juga mengandung sumber
karbon, mineral, vitamin dan gas, serta tekanan osmotiknya harus isotonik.
Saat menentukan proses pertumbuhan bakteri, perlu diketahui bahwa
masih banyak jenis media untuk pertumbuhan. Media pertumbuhan bakteri dapat
dibedakan berdasarkan nutrisinya menjadi media padat (sintetis) siap pakai dan
media kompleks (non sintetik) (Tias dan Wuryandari, 2019). Media yang dibuat
secara kimia (sintetis) adalah media yang dibuat dari sejumlah senyawa-senyawa
organik dan anorganik tertentu yang mana didefinisikan dalam kimia murni. Media
yang dibuat secara kimia meliputi kaldu anorganik sintetik dan kaldu garam
glukosa. Media kompleks (non-sintetis) adalah media yang komposisi kimianya
tidak dapat diketahui. Hal ini tersusun atas komposisi tumbuhan dan hewan yang
komposisi kimianya bervariasi. Contoh media kompleks adalah kaldu nutrisi.
5

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Mikroorganisme


Mikroba dapat berada di berbagai kondisi lingkungan karena eubakteria
berukuran kecil dan mudah beradaptasi, membutuhkan tempat yang kecil, dan
membutuhkan nutrisi pada jumlah yang sedikit. Spesies pada mikroba ini yang
berbeda dari eubacteria dapat tumbuh pada rentang lingkungan yang sangat luas.
Mikroba juga dapat melindungi dirinya dengan beradaptasi terhadap pengaruh
faktor eksternal. Kehidupan dalam mikroba atau bakteri tidak hanya akan
dipengaruhi faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan saja, namun dapat
juga dipengaruhi keadaan. Lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Faktor selain itu dapat dipengaruhi
oleh suhu, kelembaban, oksigen, pH, tekanan hidrostatik, cahaya dan radiasi serta
nutrisi (Rastina dkk, 2022). Berikut ini merupakan faktor dari luar atau eksternal
yang dapat mempengaruhu laju terjadinya pertumbuhan suatu mikroorganisme:
2.2.1. Suhu
Suhu optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme berbeda-beda
tergantung jenis mikroba itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), bakteri dapat
berkembang biak dan tumbuh dengan cepat. Sedangkan pada suhu rendah atau
tinggi masih dapat berkembang biak, namun dalam ukuran kecil dan tidak secepat
pada suhu optimum. Sel mikroba tidak dapat mengontrol suhu di habitatnya,
mikroba hanya kemampuan beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Kisaran suhu
untuk pertumbuhan mikroba dibagi menjadi tiga (Rizqina, 2022). Pertama, suhu
maksimum adalah suhu tertinggi dimana pertumbuhan dan metabolisme dapat
terjadi, jika suhunya di bawah suhu maksimum, pertumbuhan akan terhenti. Kedua,
suhu ideal berada sedikit di antara suhu minimum dan maksimum, yang merupakan
proses pertumbuhan dan metabolisme tercepat. Ketiga, suhu minimum dimana
mikroba masih dapat tumbuh dan melakukan metabolisme, namun jika suhu lebih
rendah dari suhu tersebut maka akan menghambat pertumbuhan mikroba.
2.2.2. Kelembaban
Kelembapan penting untuk pertumbuhan bakteri, bakteri memerlukan
kelembapan yang tinggi, umumnya untuk terjadinya pertumbuhan bakteri yang baik
diperlukan kelembapan diatas 85%. Udara kering juga dapat membunuh bakteri,
namun kelembapan minimum yang diperlukan untuk mendukung terjadinya
6

pertumbuhan bakteri bukanlah nilai yang nyata. Kadar air atau kelembapan yang
ada dan terjadi, sebenarnya tidak dapat mempengaruhi terjadinya pertumbuhan
bakteri. Metabolisme pada umumnya memerlukan air untuk dapat bertahan hidup.
Sel individu tidak mungkin hanya berisi isolasi untuk cairan internal dari
lingkungan. Sebagian besar sel hanya dapat bertahan beberapa jam tanpa air, hanya
organisme yang dapat larut dalam air yang bertahan pada kondisi dorman dalam
kondisi kering. Oleh karena itu, pengaruh kelembaban tinggi atau rendah bisa
mendorong terjadinya pertumbuhan suatu mikroorganisme (Attirmidzi, 2022).
2.2.3. Oksigen
Oksigen dapat mempengaruhi terjadinya pertumbuhan mikroorganisme.
Kebutuhan oksigen pada beberapa bakteri mencerminkan mekanisme yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan
oksigennya, bakteri dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu pertama, bakteri
anaerob yang tumbuh hanya pada tekanan oksigen sangat rendah dan oksigen
beracun. Kedua, anaerob aerotoleran yang tidak mati dan terpapar oksigen. Ketiga,
anaerob fakultatif yang dapat tumbuh baik dalam kondisi aerob maupun anaerob.
Keempat, aerob obligat yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
Kelima, mikroaerofil yang tumbuh paling baik dalam oksigen rendah dimana
tekanan yang tinggi dapat menghambat pertumbuhannya (Rizqina, 2022).
2.2.4. Power of Hydrogen (pH) Lingkungan
Lingkungan dengan asam tinggi (alkali) seperti pH Eubacteria memiliki
pH optimum dimana pH tersebut berada pada pertumbuhan eubacteria yang lebih
baik. Power of Hydrogen (pH) optimal untuk eubacteria mendekati pH 7 atau
netral. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada pH di atas atau di bawah 7,
tergantung pada kemampuannya untuk mentolerir tingkat asam atau basa.
Eubacteria dibagi menjadi acidophiles, yaitu eubacteria yang seperti asam, tumbuh
paling baik pada pH 0,1 hingga 5,4. Power of Hydrogen pembenihan juga
mempengaruhi bakteri, sebagian besar tunas patogen memiliki pH ideal 7,2 hingga
7,6. Sekalipun benih pertama baik untuk terjadinya perkecambahan bakteri,
pertumbuhan bakteri berikutnya akan terbatas karena produk metabolisme dari
bakteri itu sendiri. Hal ini terjadi terutama pada bakteri fermentasi yang
menghasilkan asam organik dengan bersifat menghambat dalam jumlah besar.
7

2.2.5. Tekanan Hidrostatik


Eubacteria dapat hidup pada tekanan tinggi, terutama pada kedalaman,
tetapi ia akan mati jika dibiarkan selama beberapa jam di laboratorium pada tekanan
atmosfer standar, yang disebut barofilik. Kondisi ini dapat terjadi pada membran
dan enzim. Tekanan tinggi diperlukan untuk mempertahankan molekul enzim.
Tekanan hidrostatik mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan. Tekanan
hidrostatik 1 hingga 400 atmosfer tidak mempengaruhi metabolisme atau
pertumbuhan mikroba. Tekanan hidrostatik yang lebih besar dapat menghambat
sintesis ribonucleic acid (RNA), deoxyribonucleic acid (DNA) dan protein,
mengganggu membran sehingga metabolisme mikroba berkurang (Setiana, 2022).
2.2.6. Cahaya dan Radiasi
Cahaya matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Bakteri lebih
menyukai kondisi gelap karena sinar matahari langsung dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Hubungan antara cahaya dan jumlah mikroba berbanding
terbalik (Febriana, 2021). Semakin besar cahaya yang digunakan mikroba, maka
jumlah mikroba akan semakin sedikit dan semakin kecil cahaya yang digunakan,
maka jumlah mikroba akan semakin banyak. Sinar gamma dan sinar ultraviolet
dapat menyebabkan perubahan struktur deoxyribonucleic acid (DNA) sel yang
dapat berujung pada kematian. Eubacteria yang tahan terhadap radiasi tingkat
tinggi dapat digunakan untuk membersihkan area yang terkontaminasi radiasi.
2.2.7 Nutrisi
Nutrisi adalah bahan kimia yang dilepaskan dari lingkungan yang
digunakan untuk aktivitas seluler seperti metabolisme dan pertumbuhan. Bakteri
membutuhkan nutrisi dasar untuk bertahan hidup. Nutrisi yang digunakan untuk
pertumbuhan bakteri harus mempunyai sumber karbon, sumber nitrogen, mineral
berupa sulfur dan fosfat. Adapun faktor pertumbuhannya antara lain meliputi asam
amino, purin, pirimidin, dan vitamin. Kebutuhan pertumbuhan bakteri tergantung
pada jenis bakterinya. Beberapa bakteri dapat menumbuhkan berbagai jenis
makanan dan beberapa memerlukan makanan khusus untuk pertumbuhannya.
Kebutuhan pertumbuhan bakteri tergantung pada jenis bakterinya, beberapa bakteri
dapat tumbuh pada berbagai makanan, sementara bakteri lainnya merupakan
bakteri spesialis yang hanya membutuhkan jenis makanan tertentu untuk tumbuh.
8

2.3. Sifat-Sifat pada Mikroba


Mikroba atau mikroorganisme adalah makhluk hidup atau organisme yang
sangat kecil. Ilmu yang mempelajari tentang mikroba atau mikroorganisme adalah
mikrobiologi. Mikroba berperan sebagai produsen, konsumen dan pengurai.
Mikroorganisme menghasilkan produk dari bahan organik dengan menggunakan
energi matahari. Mikroorganisme yang memiliki peran sebagai produsen adalah
alga dan bakteri fotosintetik. Mikroorganisme yang mengkonsumsi pangan adalah
mikroba yang memanfaatkan zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
penghasil makanan tersebut, contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Mikroba
pereduksi adalah jenis mikroba yang menguraikan makhluk hidup dan sisa-sisa
makhluk hidup menjadi makhluk hidup sehingga keluarlah sifat-sifat kimianya.
Contoh mikroba pereduksi adalah bakteri dan jamur (Apriyanto dkk, 2022).
Sel mikroba yang berukuran lebih kecil adalah unit struktural biologi.
Beberapa mikroba hanya mempunyai satu sel (uniseluler), sehingga satu sel
mikroba melakukan pekerjaan seluruh tubuh. Kebanyakan mikroba bersifat
multiseluler. Pada mikroba multiseluler, seringkali terjadi pembagian kerja antar sel
atau kelompok sel, meskipun organisasi selulernya tidak sempurna. Organisme
kecil disebut mikroorganisme, makhluk hidup yang tergolong mikroba yaitu seperti
bakteri, jamur, kapang (most), khamir (yeast), parasit, protozoa dan virus.
Bakteri didefinisikan sebagai mikroorganisme tunggal yang menunjukkan
struktur seluler prokariotik (tanpa selubung inti). Jamur merupakan organisme yang
dapat hidup pada lingkungan dan juga kondisi yang berbeda-beda. Jamur
mendapatkan nutrisinya dari lingkungan tempatnya tumbuh. Jamur tumbuh dalam
dua bentuk utama, seperti ragi dan kapang. Perkembangan jamur dihasilkan dari
produksi bola berfilamen multiseluler. Khamir (yeast) adalah jamur eukariotik
uniseluler yang reproduksi jantan dan betinanya dimulai dengan pertunasan atau
pembelahan. Protozoa adalah mikroorganisme bersel tunggal yang ditemukan di air
laut, air tawar, lahan basah, dan di tubuh organisme lain. Virus adalah
mikroorganisme kecil yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop elektron yang
menginfeksi sel makhluk hidup. Sifat atau ciri suatu mikroorganisme dapat
diketahui dari morfologinya, sifat kimianya, pertumbuhan zat hara esensial,
metabolismenya, sifat antigenik, genetik dan patogeniknya (Mawarti dkk, 2022).
9

2.4. Macam-Macam Teknik Inokulasi


Teknik penanaman mikroba harus memperhatikan kebutuhan nutrisi agar
mikroba dapat tumbuh dengan baik. Isolasi bakteri melibatkan isolasi bakteri dari
alam dan menumbuhkannya di media segar sebagai kultur murni. Metode kultur
mikroba pertama-tama berupaya untuk menjamin bahwa semua perangkat di
lingkungan tetap steril untuk menghindari kontaminasi. Klasifikasi mikroba di luar
lingkungan akan bertujuan untuk mendapatkan kultur mikroba yang tidak lagi
tercampur dengan mikroba lain disebut kultur murni. Prinsip isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dari mikroba lainnya dari campuran mikroba yang
berbeda (Badaring dkk, 2020). Banyak metode yang digunakan untuk mengisolasi
kultur murni mikroorganisme, yaitu metode gores (streak plate method), metode
tuang (pour plate method), metode tebar (spread plate method), dan tusukan.
Metode inokulasi dengan gores adalah pemindahan mikroorganisme
dengan menggunakan jarum untuk menggores pada medium baru dimana
terkandung biakan starter. Cara ini lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan dari
segi waktu, namun memerlukan keterampilan yang baik. Inokulum disebarkan ke
dalam media nutrisi agar nutrisi dalam cawan petri dengan menggunakan jarum
pindah (lup inokulasi). Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran.
Prinsip dasar pengenceran adalah mengurangi jumlah mikroorganisme sehingga
hanya satu sel yang terlihat di dalam tabung pada satu waktu. Contoh suspensi
berupa campuran berbagai spesies yang dilarutkan dalam tabung tersendiri.
Metode inokulasi dengan metode penuangan cair merupakan suatu
metode untuk menumbuhkan mikroorganisme. Bantuan pada media agar dengan
cara mencampurkan bahan cair dengan produk kultur bakteri. Sel-selnya tersebar
dengan baik dan tetap sehat pada permukaan agar atau bagian dalam agar
(Damayanti dkk, 2020). Metode tebar (spread plate method) merupakan suatu
metode untuk mengisolasi mikroba dengan cara memperbanyak kultur mikroba
dengan cara disebar atau disebar pada permukaan agar padat. Metode tebar atau
spread plate method dilakukan dengan menyebarkan kultur mikroba. Metode tusuk
adalah dengan menusuk atau menusuk ujung jarum yang mempunyai lingkaran
berisi inokulum, kemudian dimasukkan ke dalam media. Bahan yang digunakan
biasanya dalam tabung reaksi kimia atau sejenisnya yang telah ditusuk dengan baik.
10

2.5. Penggunaan dan Spesifikasi Medium


Media kultur merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan mikroorganisme. Dasar itulah dilakukan eksperimen untuk
memperdalam pengetahuan tentang penciptaan dan sterilisasi media budaya.
Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang pada suatu benda yang disebut
dengan media kultur (Pujiati, 2022). Pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme
memerlukan benih yang disebut juga dengan metode kultur. Mengembangkan
molekul biologis harus memahami kebutuhan dasar mikroorganisme dan mencoba
merancang suatu sistem yang dapat menghasilkan hal baik bagi mikroorganisme.
Nutrisi sangat penting untuk pertumbuhan bakteri dalam media kultur. Bakteri non-
akar ini seharusnya berada di permukaan larutan nutrisi cair. Pertumbuhan bakteri
tersebut juga dapat menyebabkan jumlah sel yang memproduksinya meningkat.
Bakteri dapat bertahan hidup dengan baik pada media sederhana yang
hanya mengandung garam anorganik dan sumber karbon (seperti gula). Bakteri
memerlukan media tradisional yang kompleks dan akan menambahkan darah atau
zat kompleks lainnya. Perbedaan antara media nutrisi yang digunakan untuk kultur
dengan media kultur mikroba adalah sel-sel yang diperoleh dari semua makhluk
hidup yang dikultur tidak dapat tumbuh. Suatu bahan yang tersusun dari campuran
nutrisi yang digunakan untuk membudidayakan mikroorganisme biasanya sering
disebut juga dengan media (Kholifah, 2021). Mikroorganisme menggunakan media
nutrisi berupa molekul-molekul kecil yang dikemas dalam struktur seluler.
Media yang banyak mengandung vitamin penting bagi mikroorganisme,
terutama sumber karbon dan nitrogen yang jelas. Glukosa sering digunakan sebagai
sumber karbon, dan garam amonium digunakan sebagai sumber nitrogen anorganik.
Perbedaan besar antara sel hewan dan sel kultur adalah bahwa mereka tumbuh
secara vertikal pada permukaan tempat mereka menempel. Media kultur biasanya
tersedia dalam bentuk cair dan sel bakteri, seperti Escherichia coli, ditemukan
dalam media padat atau media kultur cair. Media yang tidak diketahui juga
mengandung bahan kompleks, seperti ekstrak ragi atau hidrolisat kasein, dimana
bahan kimia yang digunakan tidak diketahui. Lingkungan memiliki peran penting
bagi kehidupan mikroorganisme dimana untuk memastikan bahwa mikroorganisme
yang diuji adalah mikroorganisme yang dibutuhkan atau diharapkan.
11

2.6. Penelitian Terkait


Penelitian yang dilakukan Toy dan Puspita (2019) mengangkat topik
mengenai “Media Cair Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Akar Putih
(Rigidoporus microporus)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara
penggunaan media cair untuk menumbuhkan jamur putih (Rigidoporus
microporus). Media cair yang digunakan adalah Potato Dextrose Liquid (PDL) dan
Potato Sucrose Liquid (PSL) serta isolat jamur akar putih. Sampel yang digunakan
adalah isolat jamur akar putih dari Perkebunan Karet Merbuh dan Blimbing yang
ada di Jawa Tengah. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa metode cair dari
ekstrak kentang bisa digunakan untuk mengembangkan jamur akar putih.
Ekstrak kentang yang ditambahkan dekstrosa dan ekstrak kentang yang
ditambahkan sukrosa dapat digunakan untuk mengembangkan jamur akar putih.
Keunggulan sistem irigasi antara lain pertumbuhan jamur akar putih pada musim
tanam yang pendek, risiko polusi yang rendah, dan kemudahan panen. Pada air cair
pada kondisi statis, jamur akar putih akan tumbuh di permukaan. Kondisi homogen,
jamur akar putih akan tumbuh pada larutan atau suspensi. Disimpulkan, jamur akar
putih dapat tumbuh pada media cair baik dalam kondisi statis maupun homogen.
Penelitian selanjutnya dari (Haukongo dkk, 2021) telah membahas
mengenai pengaruh substrat yang berbeda sebagai media budidaya jamur.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pentingnya produksi jamur di tingkat
lokal dengan menggunakan bahan alternatif sebagai substrat dibandingkan dengan
negara lain sebagai studi kasus. Hasil analisa deskriptif mendapatkan penggunaan
substrat yang berbeda telah terbukti signifikan daripada penelitian sebelumnya.
Studi berkelanjutan mendapatkan bahwa dengan berbagai kemungkinan substrat
untuk budidaya jamur dapat menghasilkan suatu ide yang lebih baik tentang
substrat terbaik untuk digunakan. Oleh karena itu, para petani didorong untuk
menggunakan substrat yang telah tersedia secara lokal dari produk samping
pertanian yang melimpah dan juga layak secara ekonomi. Budidaya jamur
memberikan pendapatan besar bagi negara berkembang dan perlu diperhatikan
bahwa substrat yang berbeda jenis dapat mempengaruhi parameter jamur. Selain
itu, substrat pada jamur yang bekas dapat digunakan sebagai alternatif untuk bahan
baku pakan yang akan meminimalkan suatu pencemaran pada lingkungan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Kompor listrik
4) Autoklaf
5) Spatula
6) Jarum oase
7) Nyala Bunsen
8) Cawan petri
3.1.2. Bahan
1) Kentang yang baik 100 gr
2) Dextrose 5 gr
3) Agar-agar 10 gr
4) Nutrient Broth 7 gr
5) Air suling (Aquadest) 1000 mL
6) Medium yang telah jadi
7) Kultur murni
8) Jarum atau kawat
9) Alkohol

3.2. Prosedur Percobaan


3.2.1. Agar Kentang Dekstrosa (AKD)/Potato Dextrose Agar (PDA) untuk
menumbuhkan jamur.
1) Kentang dicuci kemudian dipotong-potong kecil dan dimasak selama 1
jam. Volume air dijaga supaya tetap dengan ditambahkan air suling 500
mL.
2) Kentang yang tadinya sudah dimasak selanjutnya disaring dan dekstrose
dimasukkan ke dalam filtrat kentang serta agar-agar sampai larut dengan
baik.

12
13

3) Larutan dituangkan ke dalam tabung sesuai dengan kebutuhan, lalu kapas


disumbatkan.
4) Kemudian disterilkan dalam autoklaf (121oC/15 lbs) selama 15 menit.
3.2.2. Nutrient Broth.
1) Nutrient Broth dilarutkan dalam 500 mL air suling sehingga menjadi
larutan yang homogen.
2) Larutan dipanaskan hingga larutan medium mendidih, pemanasan
ditunggu selama 15 menit.
3) Larutan dituangkan ke dalam tabung sesuai dengan kebutuhan, lalu kapas
disumbatkan.
4) Kemudian disterilkan dalam autoklaf (121oC/15 lbs) selama 15 menit.
3.2.3. Sterilisasi dengan Autoklaf
1) Autoklaf diisi dengan air suling sebanyak 3-5 liter, lalu dipanaskan hingga
semua udara keluar dari autoklaf.
2) Disiapkan Alat dan bahan yang akan disterilkan dan diletakkan pada rak
dari autoklaf.
3) Rak dimasukkan ke dalam autoklaf, ditutup rapat kecuali klep udara
supaya udara yang mungkin masih ada dalam autoklaf dapat keluar,
karena jika dalam autoklaf masih ada udara sedangkan klep masih ditutup
rapat, maka sterilisasi tidak dapat mencapai suhu dan tekanan yang
diharuskan (121oC/15 lbs).
3.2.4. Inokulasi
1) Tabung yang berisi jamur dan tabung medium dalam lemari laminating
disiapkan.
2) Jarum oase dipanaskan sampai berpijar dan didiamkan sebentar.
3) Sumbat tabung jamur dibuka, kemudian dilewatkan dekat nyala bunsen.
4) Jamur diambil dengan menggunakan jarum oase.
5) Sumbat tabung medium dibuka dan mulut tabung dilewatkan pada nyala
api bunsen.
6) Ujung jarum oase yang telah membawa jamur dengan menggesek-
gesekkannya pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan arah dari
bawah ke atas medium dimasukkan.
14

7) Tabung medium kemudian disumbat lagi,


8) Tabung yang telah ditanami kemudian disimpan.
9) Bentuk jamur yang terjadi dapat diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Amran, M., Nuraini., dan Mirzah. 2021. Pengaruh Media Biakan Fermentasi
dengan Mikroba yang Berbeda terhadap Produksi Maggot Black Soldier
Fly (Hermetia illucens). Jurnal Peternakan. Vol. 10(1): 41-50.
Apriyanto, M., Novitasari, R., dan Mardesci, H. 2022. Dasar Mikrobiologi Pangan.
Jakarta: CV. A.A Rizky.
Ariadi, H., Wafi, A., dan Madusari, B. D. 2021. Dinamika Oksigen Terlarut (Studi
Kasus Pada Budidaya Udang). Indramayu: Penerbit Adab.
Attirmidzi, M. R. 2022. Analisis Perbedaan Pengaruh Suhu dan Kelembaban
Terhadap Angka Kuman pada Ruangan ber AC dan Tidak ber AC di
Puskesmas Banjar Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan.
[SKRIPSI]. Tanjungkarang (IDN). Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Badaring, D. R., Fiqriansyah, M., dan Bahri, A. 2020. Identifikasi Morfologi
Mikroba pada Ruangan Water Closet Jurusan Biologi Universitas Negeri
Makassar. Prosiding Seminar Nasional Biologi FMIPA UNM. Makassar,
8 Agustus 2020: Hal. 161-168.
Damayanti, N. W. E., Abadi, M. F., dan Bintari, N. W. D. 2020. Perbedaan Jumlah
Bakteri pada Wanita Lanjut Usia Berdasarkan Kultur Mikrobiologi
Menggunakan Teknik Cawan Tuang dan Cawang Sebar. The Journal of
Medical Laboratory. Vol. 8(1): 1-4.
Febriana, N. S. 2021. Pengaruh Lama Penyinaran Lampu Ultraviolet Terhadap
Penurunan Angka Kuman Udara di Laboratorium Jurusan Analis
Kesehatan. [SKRIPSI]. Yogyakarta (IDN). Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Haukongo, K. N., Horn, L. N., dan Tjiurutue, M. C. 2021. Effects of Different
Substrates as Medium for Mushrooms Cultivation. Academia Journal of
Food Research. Vol. 9(2): 032-037.
Istini. 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesian Journal of
Laboratory. Vol. 2(3): 41-46.
Kholifah, I. F. 2021. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Cilembu Sebagai Media
Alternatif untuk Diagnostik Pertumbuhan Candida albicans. [SKRIPSI].
Jombang (IDN). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika.
Mawarti, H., Soputra, D., Kusumawati, I., Sarimusrifah, S., Wijayanti, C. D. W.,
Syafii, F., Yunus, R., Kristianto, S., dan Fauzi, A. Z. 2022. Mikrobiologi.
Jombang: Yayasan Kita Menulis.
Mayasari, U. 2020. Mikrobiologi. Bandung : Media Sains Indonesia.
Pratiwi, P. H. 2022. Campuran Infusa Ubi Jalar (Ipomoea Batatas), Infusa Kacang
Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) Dan Ekstrak Ragi Sebagai Media
Alternatif Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli. [SKRIPSI]. Yogyakarta
(IDN). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Pujiati. 2022. Teknik Pengamatan Mikroba. Madiun: UNIPMA Press Universitas
PGRI Madiun.
Rastina., Siregar, E. G., Muharani, F., Fakhrurrazi., Ismail., Darniati., Herrialfian.,
Ayuti, S. R., dan Makmur, A. 2022. Efek Penambahan Cuka Aren (Arenga
pinnata) pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Terhadap Jumlah Mikroba
dan Waktu Awal Pembusukan. Jurnal Ilmiah Biologi. Vol. 10(2): 849-861.
Rizqina, A. S. 2022. Perbedaan Konsentrasi Air Rebusan Daun Afrika (Vernonia
amygdalina Del) Terhadap Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri
(Escherichia coli). [SKRIPSI]. Denpasar (IDN). Poltekkes Kemenkes
Denpasar.
Setiana. 2022. Uji Sterilitas Sediaan Aseptis dengan Metode Sterilisasi Filtrasi
Terhadap Kontaminasi Mikroorganisme di dalam Holding Tank.
[SKRIPSI]. Bandung (IDN). Universitas Al Ghifari.
Tias, P. D. A., dan Wuryandari, W. 2019. Aktivitas Antifungi Seduhan Daun Pandan
Wangi (Pandanus amaryllifolius Rxb.) Terhadap Pertumbuhan Candida
albicans dengan Metode Sumuran. [SKRIPSI]. Malang (IDN). Akademi
Farmasi Putera Indonesia Malang.
Toy, B. A. I., dan Puspita, D. 2019. Media Cair Sebagai Media Pertumbuhan Jamur
Akar Putih (Rigidoporus microporus). Jurnal Biosains dan Edukasi. Vol.
1(1): 1-4.
LAMPIRAN CEK PLAGIARISME

Gambar 1. Hasil Cek Plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai