Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

“PERBENIHAN BAKTERI”

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :

Putra 20140700075
Adrikina Syahrotaubiya 20160710003
Baiq Alifa Fadhlillah 20160710016
Brian januar T 20160710021
Catriona Alfreda Gani 20160710023
Delsiana Dawa 20160710032
Henrie Kurniawan S 20160710051
Jennifer Karina 20160710056
Maria Octaviany Ngambut 20160710062
Raysha Teresa Lubis 20160710079
Stephani Brigitta E.S 20160710087
Zhafirah Maulidya Sardi 201607100100

UNIVERSITAS HANG TUAH

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

SURABAYA 2017
I. LATAR BELAKANG

Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran


sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berdampak positif maupun negatif bagi
kehidupan manusia .unntuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus
dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan
alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh
manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga
macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroogranisme untuk
tmbuh dan berkembang biak pada media tersebut. Mikroograniesme memanfaatkan
nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen selnya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk
mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi
media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi
mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu
media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam
meda dapat dilakukan isolasi, penyimpanan (stock), penguji sifat-sifat fisiologis
dan perhitungan jumlah mikroba.

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan praktikum Perbenihan Bakteri antara lain:

 Mengisolasi bakteri dari bahan pemeriksaan

 Mengidentifikasi bakteri

 Penyimpanan (stock) bakteri

 Membawa bahan pemeriksaan sebagai media transport sehingga bakteri tetap


hidup sampai pada waktu pemeriksaan. (Parisihni DKK,2017)
III. LANDASAN TEORI

Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara


serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi
atau zatzat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga
digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba.

Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan


kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu
: susunan makanannya (media 25 harus mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat/metabolisme, juga mengandung sumber
karbon, mineral, vitamin dan gas), tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat
keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai
dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan
mikroba, yaitu: sumber energi (contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik
essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin.

Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi media


sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti, medium ini
biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Media non
sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat diketahui
dengan pasti, media ini digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari
taksonomi mikroba. Berdasarkan konsistensinya media dapat dibedakan menjadi :
media cair, media padat, dan media semi padat.

Berdasarkan konsistensinya media perbenihan dapat dibagi menjadi:

1) Media Cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat. Media ini
digunakan unruk membiakkan kuman, uji fermentasi dan uji-uji lainnya. Adanya
pertumbuhan mikroorganisme pada media cair ditunjukkan dengan adanya
kekeruhan.
2) Media Padat

Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat oemadat
kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan
menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, miring dan
media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai
wadahnya, media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan
media lempeng menggunakan plate sebagai wadanya. Media ini umumnya
digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri.

Media padat ini dibuat dengan menambahkan bahan padat seperti agar atau
gelatin. Pertumbuhan mikroorganisme pada media padat ditunjukkan dengan
adanya koloni yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristiknya, dapat
diisolasi untuk perbenihan kultur murni. (Parisihni, 2017)

3) Media Semi Padat

Media semi padat merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang
seharusnya, kurang lebih 0,3-0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan
tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup anaerobik serta melihat motilitas bakteri (pergerakan
bakteri)

MACAM-MACAM TEKNIK INOKULASI BAKTERI

Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktorfaktor nutrisi serta


kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang
anaerob sangat berbeda dengan yang aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah
memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya
sebagai biakan murni dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara
menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain
untuk pertumbuhannya.

Mikroba jarang terdapat di alam dalam keadaan murni. Kebanyakan merupakan


campuran bermacam-macam spesies mikroba. Macam-macam cara mengisolasi dan
menanam mikrobia adalah : 1). Spread plate method (cara tebar/sebar), 2). Streak
platemethod (cara gores), 3). Pour plate method (cara tabur), 4) Inokulasi bakteri dari
media padat ke media agar miring, 5) Inokulasi Bakteri dari biakkan media padat ke
media cair, 6) Inokulasi bakteri dari biakan media padat ke media semi padat.

1) Spread plate method (cara tebar/sebar)


Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar
yang telah memadat.
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba.
Karena konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka
pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada
satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni).
Koloni mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung.
Alat dan bahan: 1. Spreader/batang bengkok/batang Drigalsky 2. Pipet
volume, lampu bunsen 3. Media NA dalam cawan petri 4. Kultur murni bakteri
5. Larutan pengencer (BPW atau NaCl fisiologis 0,9%)
Cara Kerja: 1. Buatlah pengenceran 10-1 – 10-6 dari kultur murni
bakteri dengan larutan pengencer. 2. Ambil tabung reaksi yang mengandung
kultur murni bakteri, buka dan bakar leher tabung. 3. Pindahkan 0,1 ml kultur
bakteri secara aseptis ke permukaan media NA dalam cawan petri. 4. Bakar
spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alkohol, biarkan dingin. 5.
Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan biarkan
sampai permukaan agar mengering (lihat Gambar 1). 6. Setelah permukaan agar
mengering, selanjutnya inkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada suhu
kamar dan amati pertumbuhannya. 7. Bandingkan pertumbuhan dari tiap-tiap
pengenceran dan bandingkan pertumbuhannya dengan hasil teknik spread plate
pada percobaan 2 (sterilisasi secara filtrasi).

2) Pour PlateMethod (Cara Tabur)

Cara ini dasarnya ialah menginokulasi medium agar yang sedang mencair
pada temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan 31 yang mengandung
mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi
akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin
berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
Metode ini bertujuan untuk menghitung jumlah konsentrasi sel bakteri
pada sampel dan mengetahui efek berbagai kondisi lingkungan terhadap
ketahanan dan pertumbuhan sel bakteri.
3) Streak PlateMethod (Cara Gores)

Tujuan: mendapatkan koloni kuman yang terpisah. Pada masing-masing


koloni kuman dapat dipelajari sifat dan identifikasi lebih lanjut.
Alat dan bahan: 1. Media NA dalam cawan petri 2. Kultur murni bakteri
3. Jarum ose 4. Lampu bunsen
Cara kerja: 1. Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen,
kemudian dinginkan. Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores pada
permukaan media agar dalam cawan petri. 2. Ambil 1 ose kultur murni bakteri
dan goreskan pada permukaan media agar dimulai pada satu ujung. Perhatikan
teknik penggoresan! (lihat Gambar 3, 4, 5, 6). Ose disentuhkan pada
permukaan media agar dalam cawan petri, sewaktu menggores ose dibiarkan
meluncur di atas permukaan agar. 3. Setiap kali menggoreskan ose untuk
kuadran berikutnya, pijarkan ose terlebih dahulu dan biarkan dingin. 4.
Inkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan amati
pertumbuhannya.
4) Inokulasi bakteri dari media padat ke media agar miring
Tujuan: untuk memperoleh biakan murni dan menimpan biakan kuman dalam
waktu lama (stock culture)
5) Inokulasi Bakteri dari biakkan media padat ke media cair
Tujuan : memperbanyak bakteri yang berasal dari satu koloni terpisah untuk
dapat dilakukan uji selanjutnya.
6) Inokulasi bakteri dari biakan media padat ke media semi padat.
Tujuan : Mengetahui adanya pergerakan kuman. Pada media semi padat bakteri
motil akan tampak tumbuh menyebar pada sekitar area penanaman.

IV. HASIL

Setelah melakukan percobaan perbenihan bakteri dan dibiakkan selama 24 jam,


ada beberapa hasil dan bisa kita dapat dan amati yaitu:

 Bakteri Staphylococcus Aureus dapat berkembang biak dengan baik di media


padat yang mengandung nutrient agar. Cara perbenihan bakteri yang kita
gunakan adalah streaking dan spreading/spread plate. Streaking bertujuan untuk
melihat koloni bakteri yang terpisah serta mengindektifikasi bakteri tersebut.
Sedangkan metode spreading bertujuan untuk menghitung jumlah bakteri dalam
satu media.Setelah 24 jam, kita dapat melihat bahwa pada media nutrient
agar,jarak antara satu bakteri dengan bakteri yang lain ada yang rapat dan ada
juga yang jarang/renggang. Hal ini dikarenakan sifat bakteri tersebut yang
bekoloni sehingga bakteri tersebut membentuk koloni-koloni yang terikat satu
dengan yang lain akibatnya di beberapa sisi ada bagian-bagian yang sulit
dihitung jumlah bakterinya karena sifat mereka yang berkoloni.

 Selain itu,bakteri Staphylococcus Aureus juga dapat berkembang biak dengan


baik pada media padat yang lain yaitu media padat yang mengandung nutrient
agar slant. Media nutrient agar slant ini berbentuk miring/diagonal pada tabung
reaksi dengan tujuan untuk memperoleh biakan murni serta menyimpan bakteri
dalam waktu lama (stock culture).Setelah 24 jam, kita dapat melihat bahwa pada
media nutrient agar slant,jarak antara satu bakteri dengan bakteri yang lain
sangat sempit sehingga bakteri pada media ini tidak memungkinkan untuk
dilakukan penghitungan. Hal ini dikarenakan sifat mereka yang berkoloni
ditambah lagi tempat media yang memiliki luas permukaan yang sempit yaitu di
dalam tabung reaksi.

V. PEMBAHASAN
Bakteri Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri bola berpasang-pasangan atau berkelompak


seperti buah anggur dengan diameter antara 0,8 mikron-1,0 mikron, non motil, tidak
berspora dan bersifat gram positif. Namun, kadang-kadang ada yang bersifat gram
negatif yaitu pada bakteri yang telah difagositosis atau pada biakan tua yang hamper
mati. Bakteri Staphylococcus sering ditemukan sebagai mikroflora normal pada kulit
dan selaput lendir pada manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia
maupun pada hewan. Jenis bakteri ini dapat memproduksi enterotoksin yang
menyebabkan pangan tercemar dan mengakibatkan keracunan pada manusia. Bakteri ini
dapat diisolasi dari klinik, carriers, pangan dan lingkungan.

Secara klinis, Staphylococcus merupakan genus paling penting dari family


Micrococcaceae. Genus ini dibagi menjadi dua kelompok besar : aureus dan non-
aureus. S.aureus dikenal sebagai penyebab infeksi jaringan lunak, seperti toxic shock
syndrome (TSS) dan scalded skin syndrome (SSS), yang dapat diketahui dari spesies
Staphylococcus yang memberikan hasil positif pada tes koagulase. Beberapa strain
mampu menghasilkan protein toksin yang sangat stabil terhadap panas yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia.

Bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu tubuh manusia dan juga pada pangan
yang disimpan pada suhu kamar serta menghasilkan toksin pada suhu tersebut. Toksin
ini disebut enterotoxin karena dapat menyebabkan gastroensentris atau radang lapisan
saluran usus.

Staphylococcus ada di udara, debu, limbah, air, susu, pangan, peralatan makan,
lingkungan, manusia dan hewan. Bakteri ini tumbuh dengan baik dalam pangan yang
mengandung protein tinggi, gula tinggi, dan garam. Manusia dan hewan adalah tempat
pertumbuhan yang utama. Staphylococcus ada dalam saluran hidung dan kerongkongan
serta pada kulit dan rambut pada 50% atau lebih individu yang sehat. Resiko lebih
tinggi terjadi pada mereka yang sering berhubungan dengan individu yang sakit atau
kontak dengan lingkungan rumah sakit. Walaupun pengolah pangan merupakan sumber
pencemaran pangan yang utama, peralatan dan lingkungan dapat juga menjadi sumber
pencemaran S.aureus

Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 350C – 370C


dengan suhu minimum 6,70 C dan suhu maksimum 45,40C. Bakteri ini dapat tumbuh
pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum 7,0 – 7,5. Untuk pertumbuhan optimum
diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin,
sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada
media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein.
Keracunan makanan Staphylococcus adalah penyakit dari usus-usus yang
menyebabkan mual, muntah, diare, dan dehidrasi. Ia disebabkan oleh memakan
makanan-makanan yang dicemari dengan racun-racun yang dihasilkan oleh
Staphylococcus aureus. Gejala-gejala biasanya berkembang dalam waktu satu sampai
enam jam setelah memakan makanan yang tercemar. Penyakit biasanya berlangsung
untuk satu sampai tiga hari dan menghilang dengan sendirinya. Pasien-pasien dengan
penyakit ini adalah tidak menular, karena racun-racun tidak ditularkan dari satu orang
kelainnya.

Pada praktikum perbenihan ini bakteri yang digunakan adalah bakteri


Staphyloccocus aureus yang ditanam di media nutrient agar. Pada praktikum pertama,
dilakukan inokulasi bakteri dari media nutrient agar ke media BHI dengan cara
streaking. Tujuannya adalah untuk mendapatkan koloni kuman yang terpisah. Cara
kerjanya adalah dengan mengambil satu sengkelit biakan kuman, lalu menggoreskan
sengkelit pada permukaan agar. Pertama menggoreskannya secara rapat pada media (A),
lalu sterilkan diatas api dan biarkan dingin, lalu melakukan penggoresan kedua dengan
melewati goresan terakhir dengan tidak begitu rapat (B). Sengkelit disterilkan lagi
dengan memanaskan diatas api dan didinginkan. Lalu penggoresan ketiga dilakukan
melewati goresan terakhir dengan tidak rapat (C). Setelah itu diinkubasikan pada suhu
37 derajat celcius.

C B

Hasil percobaan didapatkan koloni berwarna putih daerah A dan B didapatkan


koloni terpisah yang banyak sedangkan pada daerah C hanya didapatkan sangat sedikit
koloni. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurang sterilnya sengkelit dan saat
penggoresan melewati goresan terakhir tidak sesuai prosedur karena beberapa spesies
bakteri tidak dapat diisolasi di dalam kultur yang murni.

Pada percobaan kedua dilakukan inokulasi bakteri dari media nutrient agar ke
media agar miring. Tujuannya adalah untuk medapatkan biakan murni dan sebagai
penyimpanan biakan kuman dalam waktu lama/stock culture. Pertama dilakukan
pengambilan satu koloni bakteri dari media nutrient agar menggunakan sengkelit, lalu
melakukan penggoresan pada media agar miring secara zig-zag mulai dari bagian
bawah ke mulut tabung. Hasil percobaan didapatkan koloni bakteri yang banyak dengan
betukan zig-zag berwarna putih pada media agar miring.

VI. KESIMPULAN

Staphylococcus aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya


terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan Staphylococcus aureus
pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika
resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon, adanya penyakit, luka /
perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga
terjadi pelemahan inang.

Di Praktikum kali ini, kami menggunakan 2 cara, yaitu cara streaking dan bidang
miring.Cara streaking tujuannya adalah untuk mendapatkan koloni kuman yang terpisah
dan Cara Bidang Miring tujuannya adalah untuk medapatkan biakan murni dan sebagai
penyimpanan biakan kuman dalam waktu lama/stock culture.
DAFTAR PUSTAKA

Sanders E, 2012. Aseptic Laboratory Techniques : Plating Methods. Journal of


Visualized Experiments p. (63), e3064, doi:10.3791/3064 (2012)

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4846335/

Panduan Praktikum Mikrobiologi.2016.Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma


Available at: https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/PanduMikroBio.pdf

Parisihni K, Sari RP, Damaiyanti DW, Andriani D.2017. Modul Praktikum Blok IKGT
II. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

http://www.academia.edu/11974936/JENIS-JENIS_MEDIA_DAN_MACAM-
MACAM_MEDIA

LAMPIRAN
Gambar 1. Inokulasi Bakteri Ke Media Padat Dengan Cara Streaking

SEBELUM

SESUDAH

Gambar 2. Inokulasi Bakteri Pada Media Miring

Anda mungkin juga menyukai