NAMA
1. Risma Almufarrida Ihsani NIM 022011133084
2. Intan Rama Dhani NIM 022011133085
3. Celine Tamarani NIM 022011133087
4. Irene Salim NIM 022011133088
5. Diajeng Kinanthi Dewi Sekartaji NIM 022011133089
A B
Gambar 1.1 Bahan praktikum. A. Bubuk dan cairan semen seng fosfat, B. Vaselin
2.2 Alat
a. Glass slab (kaca tebal)
b. Kaca tipis
c. Spatula semen
d. Plastic filling instrument
e. Stopwatch
f. Cetakan sampel
g. Celluloid strip
h. Gunting/cutter
i. Jarum Gillmore
j. Timbangan analitik/digital
k. Sendok takar
l. Kuas
A B C D
E F G H
I J K
Gambar 1.2 Alat Praktikum. A. Glass slab, B. Kaca tipis, C. Spatula semen, D.
Plastic filling instrument, F. Stopwatch, G. Celluloid strip, H. Gunting/cutter, I.
Jarum Gillmore, J. Timbangan analitik/digital, K. Sendok takar, L. Kuas.
3. CARA KERJA
3.1 Manipulasi Semen Seng Fosfat sebagai Luting
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Cetakan disiapkan dengan dialasi dengan celluloid strip dan diletakkan di atas
kaca tipis.
c. Botol bubuk semen seng fosfat dilakukan tap pada telapak tangan secara pelan
dan berat botol bubuk semen seng fosfat ditimbang di atas timbangan digital,
dicatat sebagai berat awal bubuk.
d. Bubuk semen seng fosfat diambil 1 sendok takar, diambil secara ringan tanpa
penekanan dengan cara memposisikan sendok takar secara horizontal dan
meratakan kelebihan bubuk semen seng fosfat dengan sekat yang ada pada
botol.
e. Botol kembali ditimbang dan didapatkan sebagai berat akhir bubuk. Berat akhir
dan berat awal bubuk diambil selisihnya sebagai berat bubuk yang digunakan.
f. Semen yang sudah ditakar, diletakkan di atas glass slab dan dibagi menjadi 3
bagian tidak sama besar yaitu bubuk dengan jumlah sedikit, sedang, dan paling
banyak.
g. Botol cairan diambil dan diputar perlahan, tidak dikocok. Botol cairan
ditimbang di atas timbangan digital, dicatat sebagai berat awal cairan. Cairan
diteteskan secara vertikal di atas glass slab tanpa penekanan sebanyak 3 tetes
untuk semen seng fosfat sebagai luting.
h. Botol cairan ditimbang kembali untuk mendapatkan berat akhir cairan. Berat
akhir dan berat awal cairan diambil selisihnya sebagai berat cairan yang
digunakan.
i. Stopwatch dinyalakan dan bubuk bagian pertama mulai dicampur dengan cairan
menggunakan spatula semen selama 10 detik. Semen diaduk dengan dengan
gerakan memutar dan menekan spatula pada glass slab lalu dilakukan
spreading. Bubuk bagian kedua ditambahkan dan diaduk dengan cara yang
sama, demikian seterusnya pada bagian ketiga dilakukan pengadukan sampai
mencapai detik ke-30 hingga homogen (bubuk dan cairan telah tercampur
dengan sempurna).
j. Campuran bubuk dan cairan yang telah homogen dikumpulkan menjadi satu.
k. Konsistensi semen seng fosfat yang telah diaduk dilakukan pengujian.
Konsistensi semen seng fosfat sebagai luting dapat diketahui dengan spatula
diletakkan miring 45 derajat terhadap glass slab dan adonan semen ditarik ke
atas setinggi kurang lebih 1 inchi (2,5 cm). Ketika semen ikut terangkat tanpa
terputus, seperti tali (string), maka konsistensi untuk luting sudah didapatkan.
3.2 Manipulasi Semen Seng Fosfat sebagai Basis
a. Tahap persiapan alat dan bahan serta manipulasi dari poin a hingga h diulangi
dalam manipulasi semen seng fosfat sebagai basis. Pada tahapan poin g, jumlah
cairan yang digunakan untuk semen seng fosfat basis sebanyak 2 tetes
disiapkan.
b. Stopwatch dinyalakan dan bubuk bagian pertama mulai dicampur dengan cairan
menggunakan spatula semen selama 10 detik. Semen diaduk dengan dengan
gerakan memutar dan menekan spatula pada glass slab lalu dilakukan
spreading. Bubuk bagian kedua ditambahkan dan diaduk dengan cara yang
sama, demikian seterusnya pada bagian ketiga dilakukan pengadukan sampai
detik ke-30 hingga homogen (bubuk dan cairan telah tercampur dengan
sempurna).
c. Campuran bubuk dan cairan yang telah homogen dikumpulkan menjadi satu.
d. Konsistensi semen seng fosfat yang telah diaduk dilakukan pengujian.
Konsistensi semen seng fosfat sebagai basis tercapai apabila adonan dapat
dibentuk menjadi bola atau bulatan dan konsistensinya menyerupai putty.
3.3 Uji setting time semen seng fosfat
a. Adonan semen dimasukkan ke dalam cetakan sampel yang telah disediakan
dengan bantuan plastic filling instrument hingga penuh.
b. Permukaan adonan semen seng fosfat dilapisi dengan celluloid strip dan kaca
tipis.
c. Cetakan sampel yang telah dilapisi celluloid strip dan kaca tipis ditekan dengan
jari.
d. Kaca tipis dilepaskan dari permukaan dan ditunggu hingga celluloid strip sudah
dapat dilepas.
e. Jika celluloid strip sudah dapat dilepas, jarum Gillmore ditekan pada
permukaan adonan semen seng fosfat dengan interval 5 detik ketika mendekati
setting time (ketika dilakukan penekanan, bekas sudah hampir hilang).
Penekanan dengan jarum Gillmore dilakukan di tempat permukaan yang
berbeda.
f. Uji setting time dilakukan hingga tidak ada bekas cekungan dari jarum Gillmore
pada permukaan adonan.
4. HASIL PRAKTIKUM
a. Setting Time Semen Seng Fosfat sebagai Luting
5. PEMBAHASAN
5.1 Tinjauan Pustaka
5.1.1 Semen Kedokteran Gigi & Semen Seng Fosfat
Semen kedokteran gigi merupakan material yang akan mengalami set di
dalam rongga mulut. Semen kedokteran gigi digunakan untuk melekatkan suatu
protesa pada gigi yang sudah dipreparasi. Semen kedokteran gigi harus teruji
biokompatibilitas, keamanan dan efektifitasnya. Semen kedokteran gigi seharusnya
tidak menyebabkan kerusakan pada gigi dan mempunyai berbagai sifat yang sesuai
dengan tujuan penggunaanya (Anusavice, Shen, & Rawls, 2013, p. 309).
Semen kedokteran gigi tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan atau dua
pasta yang terpisah. Pada umumnya cairan bersifat asam (donor proton) dan bubuk
bersifat basa (alkali), pada umumnya terdiri dari suatu kaca/glass atau oksida
logam. Reaksi semen tergantung dari komposisinya, ada yang bereaksi asam basa,
reaksi hidrasi dan reaksi polimerisasi. Semen kedokteran gigi secara luas digunakan
untuk berbagai macam aplikasi. Kegunaan semen kedokteran gigi dapat
dikelompokkan sebagai berikut: pelindung pulpa, luting, restorasi, dan formula lain
(Anusavice, Shen, & Rawls, 2013, p. 309).
Semen seng fosfat merupakan semen konvensional berbahan dasar air yang
pertama kali ditemukan dalam literatur tahun 1879. Semen ini merupakan semen
luting tertua yang mempunyai catatan keberhasilan secara klinis. Formulasi semen
ini telah dimodifikasi selama beberapa tahun. Semen seng fosfat masih digunakan
di kedokteran gigi dan dianggap sebagai semen standar pembanding dari semen
yang lebih baru (Anusavice, Shen, & Rawls, 2013, p. 316).
Semen seng fosfat tersedia dalam beberapa bentuk, yaitu bubuk dan cairan
pada botol yang terpisah, bentuk kapsul dengan ukuran bubuk dan cairan yang
proporsional. Sediaan tersebut tersedia dalam beberapa warna, yaitu kuning, abu-
abu, coklat keemasan (golden brown), merah muda (pink), dan putih (Manappallil
JJ, 2016, p. 89).
Kegunaan semen seng fosfat dapat diaplikasikan sebagai berikut: luting
suatu restorasi (inlays, crowns, fixed dental prostheses, dll), high strength bases,
restorasi sementara, dan luting pada orthodontic bands dan brackets (Manappallil
JJ, 2016, p. 89).
Beberapa sifat penting dari semen seng fosfat meliputi: cepat setting, sifat
mekanik yang baik, ketebalan film rendah, kelarutan rendah, dan keasaman rendah
dari set semen. Persyaratan minimum dijelaskan oleh Spesifikasi ANSI-ADA 96
(ISO 9917 [2000]) (Powers & Wataha, 2017, p. 96).
5.1.2 Komposisi
Semen seng fosfat tersedia dalam sediaan bubuk dan cairan yang akan
dicampur saat akan digunakan. Bubuk semen seng fosfat mengandung >75% seng
oksida dan sekitar 13% kandungan magnesium oksida. Kandungan pada bubuk
tersebut melalui proses sintering dengan temperatur di atas 1000°C lalu dicampur
dengan bubuk radiopak agar semen seng fosfat dapat terlihat saat dilakukan
radiografi. Sediaan cairan semen seng fosfat mengandung 38 - 59% asam fosfat,
30 - 55% air, 2 - 3% aluminium fosfat, dan dalam beberapa cairan terdapat
kandungan seng fosfat hingga 10%. Cairan semen seng fosfat yang asam berfungsi
mengontrol pH bubuk yang basa serta berfungsi mengontrol kecepatan terjadinya
reaksi asam basa antara bubuk dan cairan (Anusavice, Shen, & Rawls, 2013, p.
316).
Saat bubuk dan cairan semen seng fosfat dicampur, asam fosfat melarutkan
partikel seng oksida pada area superfisial. Seng oksida yang bercampur dengan
asam fosfat menghasilkan suatu reaksi asam basa sehingga terbentuk asam seng
fosfat [Zn(H2PO4)2].
Kemudian diikuti oleh reaksi yang kedua, yaitu reaksi antara partikel seng
oksida dengan produk reaksi yang pertama, yaitu asam seng fosfat sehingga
menghasilkan senyawa seng fosfat yang terhidrasi. Reaksi ini merupakan reaksi
eksotermis.
Ketika dicampur, asam fosfat akan melarutkan seng oksida, yang bereaksi
dengan aluminium fosfat dan membentuk gel seng aluminofosfat pada sisa seng
yang tidak larut partikel oksida. Semen yang setting mengandung seng oksida yang
tidak bereaksi partikel terbungkus dalam matriks amorf seng aluminofosfat.
Hilangnya air dari cairan memperpanjang pengaturan reaksi, sementara
penggabungan air tambahan selama pencampuran mempercepat reaksi (Anusavice,
Shen, & Rawls, 2013, p. 316).
.
5.1.4 Manipulasi
Bubuk semen seng oksida harus diletakkan di atas glass slab dan dibagi
menjadi beberapa bagian. Botol bubuk dikocok dengan pelan dan botol cairan
diputar melingkar sebelum dikeluarkan isinya. Bubuk semen ditakar dengan sendok
yang disediakan oleh pabrik. Bubuk dibagi di salah satu sudut lempengan kaca
menjadi empat hingga enam bagian, tergantung pada produknya. Jumlah cairan
yang benar (sesuai aturan pabrik) dikeluarkan, diberikan dengan tetes seperti yang
diarahkan dalam instruksi, ke area lempengan yang jauh dari bubuk (Powers &
Wataha, 2017, p. 96).
Cairan tidak boleh dituangkan ke glass slab sampai bubuk dikeluarkan dan
dibagi, dan semen siap digunakan karena air dari cairan akan menguap.
Pencampuran semen seng fosfat harus dimulai dengan mengaduk bagian terkecil
dari bubuk dahulu menggunakan spatula tipis dan dengan spatulasi cepat. Sebagian
besar area pelat pencampur (glass slab) harus digunakan untuk menghilangkan
panas. Aturan yang baik untuk diikuti adalah mengaduk setiap penambahan bubuk
selama 15 hingga 20 detik sebelum menambahkan penambahan lainnya, dan semua
pencampuran bubuk harus diselesaikan dalam waktu 1,5 hingga 2 menit. Setelah
bubuk benar-benar tercampur, semen ditarik melintasi pelat dan bilah datar dari
spatula pencampur menyentuh campuran dan perlahan-lahan ditarik. Jika seutas
semen dapat diangkat 12 mm (1-2 inchi) hingga 19 mm (3-4 inchi) sebelum
dipisahkan dari spatula, semen dianggap cukup cair untuk luting protesa. Jika utas
melebihi 19 mm, semen terlalu kental untuk luting protesa dan campuran lain harus
dibuat (Anusavice, Shen, & Rawls, 2013, p. 316).
6. KESIMPULAN
Semen seng fosfat yang digunakan sebagai luting memiliki konsistensi yang
lebih rendah daripada sebagai basis. Semen seng fosfat yang digunakan sebagai
luting memiliki rata-rata setting time 16 menit 2 detik, yang lebih cepat 8 menit 30
detik daripada rata-rata setting time sebagai basis, yaitu 7 menit 32 detik.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J., Shen, C., Rawls, H.R. 2013. Phillips’ Science of Dental
Materials.ed ke-12: Elsevier, p. 309, 316.
Manappallil JJ, 2016. Basic Dental Materials. 4th ed. New Delhi, Jaypee Brothers
Medical Publishers (P) Ltd, p. 89.
Powers JM, Wataha JC. 2017. Dental Materials: Foundations and Applications.
11th ed. St. Missouri: Elsevier, p. 96.
Van Noort, Richard. 2013. Introduction to Dental Materials. 4th ed. Elsevier, p.
217.
LAMPIRAN
Anusavice, K.J., Chiayi, S., Rawls, H.R. 2013. Phillips’ Science of Dental
Materials.ed ke-12: Elsevier, p. 309, 316.
Manappallil JJ, 2016. Basic Dental Materials. 4th ed. New Delhi, Jaypee Brothers
Medical Publishers (P) Ltd, p. 89.
Powers JM, Wataha JC. Dental Materials: Foundations and Applications. 11th ed.
St. Missouri: Elsevier; 2017, p. 96.
Van Noort, Richard. 2013. Introduction to Dental Materials. 4th ed. Elsevier, p.
217.