Anda di halaman 1dari 15

REVISI

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI II

Topik : Semen Seng Fosfat


Kelompok : C5
Hari Praktikum : Kamis
Tanggal Praktikum : 22 Agustus 2019
Pembimbing : Titien Hary Agustantina, drg., M.Kes

Penyusun:
No. Nama NIM
1.​ ​ Naufal Zhaffrano Razan 021811133135
2.​ ​ Hafidzah Nareswari Padmarini 021811133136
3.​ ​ Zabrina Luthfiana Devi 021811133137
4.​ ​ Dewi Cahya Kesuma 021811133138
5.​ ​ Hana Syafa Kamila 021811133139

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
REVISI

2019
I. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat memanipulasi semen seng fosfat yang digunakan untuk basis
dan ​luting​ dengan benar.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengujian konsistensi semen seng fosfat sebagai
basis dan ​luting​ dengan benar.
c. Pengujian ​setting time​ semen seng fosfat sebagai basis dan ​luting​ dengan benar.

II. ALAT DAN BAHAN


2.1​ ​Alat
a. Plastic filling instrument
b. Spatula semen
c. Sendok takar
d. Kaca tipis
e. Glass slab
f. Jarum​ Gillmore
g. Celluloid strip
h. Stopwatch
i. Cetakan Sampel
j. Kuas kecil
k. Timbangan digital
2.2 Bahan
a. Vaselin
b. Bubuk semen seng fosfat
c. Cairan semen seng fosfat
REVISI

III. CARA KERJA


3.1 Semen seng fosfat sebagai ​luting
a. Alat dan bahan dipersiapkan di atas meja praktikum yang sudah dialasi
dengan kain putih.
b. Vaselin dioleskan secara tipis pada tepi cetakan sampel dengan kuas kecil.
Kemudian cetakan sampel diletakkan di atas kaca tipis yang sudah diberi
celluloid strip.​
c. Botol bubuk semen fosfat ditimbang dengan timbangan digital untuk
mengetahui berat awal bubuk
d. Botol bubuk diketukkan pada telapak tangan setelah berat awal bubuk
ditimbang.
e. Bubuk diambil menggunakan sendok takar dengan ukuran no.3, lalu dilakukan
pengambilan bubuk yang berlebihan.
f. Bubuk yang telah diambil diletakkan di atas ​glass slab​. Bubuk tersebut dibagi
menjadi tiga bagian dengan menggunakan spatula semen. Potongan pertama
lebih kecil dibandingkan potongan kedua dan ketiga. Botol bubuk semen seng
fosfat ditimbang lagi untuk mengetahui berat bubuk yang diambil.
g. Botol cairan ditimbang dengan timbangan digital untuk mengetahui berat
cairan awal.
h. B
​ otol cairan dipegang dengan posisi terbalik dan vertikal sempurna. Cairan

diteteskan tanpa menekan botol sebanyak tiga kali diatas ​glass slab d​ engan
jarak tidak terlalu jauh dari bubuk. Setiap satu kali tetes, botol dikembalikan
ke posisi tegak seperti semula, lalu dibalik untuk tetes berikutnya. Botol cairan
ditimbang lagi untuk mengetahui berat cairan yang diteteskan.
i. Bubuk bagian pertama didekatkan ke cairan lalu bersamaan dengan
diaktifkannya ​stopwatch​, bubuk diaduk menggunakan spatula semen dengan
gerakan memutar dan menekan pada 7 detik pertama lalu ​spreading sampai
detik ke 10. Tiap bagian bubuk diaduk selama 10 detik. Ketiga bagian yang
sudah tercampur diaduk sampai detik ke 40 sampai homogen.
REVISI

j. Untuk menguji konsistensi, adonan dikumpulkan menjadi satu, lalu spatula


ditempelkan di atas adonan dengan sudut 45⁰ terhadap ​glass slab​. Spatula
ditarik ke atas setinggi 1 inci (2,5 cm) maka adonan akan ikut terangkat tanpa
jatuh membentuk bentukan seperti ​string​. Konsistensi tersebut merupakan
konsistensi untuk luting.
k. Adonan dikumpulkan pada ujung spatula. Lalu, adonan dimasukkan ke dalam
cetakan sampel dan diratakan menggunakan ​plastic filling instrument​.
l. Cetakan sampel ditutup menggunakan ​celluloid strip lalu dengan kaca tipis.

Cetakan sampel ditunggu sampai ​celluloid strip dapat dilepaskan dengan


mudah,
m. Cetakan sampel dipindahkan ke bawah jarum ​Gillmore untuk uji ​setting time​.
Cetakan sampel mulai diuji saat bekas jarum yang dijatuhkan tidak terlalu
dalam. Jarum dijatuhkan di atas semen dengan ringan, lalu jarum diangkat
kembali. Tahap ini diulangi dengan interval 5 detik sampai tidak terlihat bekas
jarum pada permukaan semen.
n. Percobaan di atas dilakukan sebanyak 3 kali.
3.2​ ​Semen seng fosfat sebagai basis
Cara manipulasi semen seng fosfat sebagai basis sama seperti cara manipulasi semen
seng fosfat sebagai ​luting​. Yang membedakan adalah:
a. Rasio bubuk dan cairan semen seng fosfat sebagai basis lebih besar dibanding
sebagai ​luting, ​yaitu sebanyak 2 tetes cairan semen seng fosfat.
b. Konsistensi semen seng fosfat sebagai basis tercapai apabila adonan semen seng
fosfat menyerupai bentuk ​putty dan dapat dibentuk menjadi bola/bulatan dan tidak
melekat pada ​glass slab.​
REVISI

IV. HASIL PRAKTIKUM


Tabel 4.1 ​setting time ​semen seng fosfat yang di manipulasi sebagai basis

Percobaan Bubuk Cairan Setting time

1 0,32 g 0,11 8 menit 40 detik

2 0,32 g 0,12 8 menit 30 detik

3 0,32 g 0,14 8 menit

Rata-rata 0,32g 0,37g 8 menit 23 detik

Tabel 4.1 ​setting time ​semen seng fosfat yang di manipulasi sebagai ​luting

Percobaan Bubuk Cairan Setting time

1 0,34 0,2 15 menit 35 detik

2 0,36 0,2 13 menit 5 detik

3 0,30 0,2 13 menit 20 detik

Rata - rata 0,33 0,2 13 menit 56 detik


REVISI

V. PEMBAHASAN
5.1 Komposisi
Material seng fosfat ini umumnya tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan yang
dicampur dengan tangan. Komponen reaktif utama dari bubuknya adalah seng oksida.
Sejumlah kecil oksida lain seperti magnesium oksida juga dapat ditemukan. Cairan nya
pada dasarnya merupakan larutan asam fosfat yang ditambah dengan sejumlah kecil seng
oksida ​atau aluminium oksida ​sehingga menjadi larutan ​buffer​. Senyawa ini membentuk
fosfat yang dapat menstabilkan pH asam dan mengurangi reaktivitasnya (McCabe dan
Walls, 2008. hal 273).

5.2 Reaksi
Saat pencampuran bubuk dan cairan bersama, terjadi reaksi yang kuat, yaitu
menghasilkan pembentukan seng fosfat​ ​sebagai berikut:

3ZnO + 2H​3​PO​4​ + H​2​O → Zn​3​(PO​4​)​2​ · 4H​2​O

Hanya lapisan permukaan partikel seng oksida yang bereaksi, meninggalkan


ikatan inti yang tidak terlibat reaksi oleh matriks fosfat. Reaksi ini berlangsung dengan
cepat dan merupakan reaksi eksotermik meskipun laju reaksinya sedikit dipengaruhi oleh
adanya ​buffer ​dalam asam dan proses khusus penonaktifan bubuk seng oksida yang
melibatkan proses pemanasan dan ​sintering d​ engan oksida lain yang kurang reaktif
(McCabe dan Walls, 2008. hal 273).

5.3 Manipulasi
Reaksi antara seng oksida d​ an asam fosfat adalah reaksi eksotermik sehingga
membutuhkan proses pencampuran yang hati-hati untuk meminimalkan efek dari
pembentukan panas. Bubuk semen seng oksida harus didistribusikan pada lempengan
kaca dan dibagi menjadi beberapa bagian. Cairan tidak boleh didistribusikan pada
REVISI

lempengan sampai bubuk sudah didistribusikan dan dibagi, dan semen siap digunakan
karena air dari cairan akan menguap (Anusavice, Shen, dan Rawls, 2013. hal. 316).
Rasio perbandingan bubuk dan cairan tergantung pada pengaplikasian yang akan
​ emiliki rasio perbandingan bubuk dan
digunakan. Untuk basis, konsistensi seperti ​putty m
cairan sekitar 3,5:1 yang digunakan. Sedangkan untuk ​luting,​ cairan yang digunakan
lebih banyak sehingga rasio perbandingan bubuk dan cairan yang lebih rendah digunakan
untuk memastikan ​flow ​semen selama proses restorasi. Penurunan rasio perbandingan
bubuk dan cairan menghasilkan bahan yang lebih lemah, lebih mudah larut, dan lebih
mengiritasi (McCabe dan Walls, 2008. hal 273).
Manipulasi semen seng fosfat ​harus dimulai dengan menggunakan bagian terkecil
bubuk menggunakan spatula tipis dan dengan spatulasi yang cepat. Sebagian besar area
mixing slab h​ arus digunakan untuk menghilangkan panas. Aturan yang baik untuk diikuti
adalah melakukan penambahan bubuk selama 15 hingga 20 detik sebelum menambahkan
satu lagi, dan semua pencampuran harus diselesaikan dalam 1,5 hingga 2 menit. Setelah
bubuk benar-benar tercakup dan campuran ​creamy t​ elah dibuat, semen ditarik melewati
slab d​ engan bilah datar dari spatula pencampur dan perlahan-lahan diambil. Jika seutas
tali dapat melampaui 12mm (0,47 inci) hingga 19mm (0,75 inci) sebelum dipisahkan dari
spatula, semen dianggap cukup cair untuk menyemen ​prosthesis​. Jika tali melebihi
19mm, semen terlalu kental untuk ​prosthesis​. Viskositas semen yang lebih rendah pada
penyelesaian pencampuran ditunjukkan oleh ketinggian semen yang jauh lebih rendah
pada pemisahan ketika diangkat oleh spatula. Semen viskositas rendah memfasilitasi
restorasi ​multiple-unit cast ​(Anusavice, Shen, dan Rawls, 2013. hal. 316).

5.4 ​Setting Time


Lamanya ​setting time d​ ari semen seng fosfat dapat bervariasi, karena terdapat
empat teknik yang dapat memperlambat ​setting time ​dari semen seng fosfat, yaitu:
1. Glass slab yang tebal dapat memperbesar penyerapan panas yang dihasilkan
dari proses eksotermis dibandingkan dengan glass slab yang tipis.
REVISI

2. Glass slab dengan suhu dingin dapat mempercepat penyerapan panas yang
dihasilkan dari hasil proses eksotermis dibandingkan dengan glass slab
dengan suhu normal.
3. Teknik ​spreading ​saat manipulasi dapat memperbesar luas permukaan yang
dapat menyerap panas yang dihasilkan dari proses eksotermis dibandingkan
manipulasi hanya pada satu titik yang luas permukaannya lebih sempit.
4. Membagi bubuk jadi beberapa bagian saat manipulasi dapat memperkecil
panas yang dihasilkan dari proses eksotermis karena jumlah bubuk yang lebih
sedikit akan menghasilkan panas yang lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah bubuk yang banyak atau tidak dibagi menjadi beberapa bagian.

Dari hasil praktikum ini didapatkan konsistensi semen seng fosfat untuk
penggunaan ​base lebih pekat dibandingkan dengan konsistensi semen seng fosfat untuk
penggunaan ​luting. ​Pada penggunaan semen sebagai ​luting r​ asio bubuk dan cairan yang
digunakan lebih kecil dibandingkan dengan rasio bubuk dan cairan yang digunakan untuk
base​. Hal ini ​dibutuhkan untuk menghasilkan konsistensi semen ​luting ​yang encer agar
memudahkan pengisian mikroporositas antara gigi dan restorasi yang kasar. Sedangkan
pada ​base d​ ibutuhkan konsistensi yang pekat untuk melindungi pulpa gigi dari efek
termal, kimia, mekanik, dan galvanis.
Dari hasil praktikum ini juga didapatkan bahwa ​setting time ​semen ​luting l​ ebih
lama dibandingkan dengan ​setting time s​ emen ​base dengan rata-rata ​setting time ​untuk
luting ​selama 13 menit 56 detik, sedangkan untuk ​base s​ elama 8 menit 23 detik.
Perbedaan ​setting time t​ erjadi karena adanya perbedaan rasio dan bubuk antara semen
luting ​dan ​base. ​Rasio bubuk dan cairan yang digunakan pada manipulasi semen seng
fosfat sebagai ​luting l​ ebih kecil daripada sebagai ​base. ​Atau dalam arti jumlah cairan
yang digunakan pada manipulasi sebagai ​luting l​ ebih banyak dari pada ​base. ​Ketika
bubuk dan cairan dicampur maka asam fosfat akan melarutkan oksida seng yang bereaksi
dengan aluminium fosfat dan membentuk gel seng aluminofosfat (Anusavice, 2013).
Dalam reaksi, semakin sedikit cairan, maka partikel seng yang akan bereaksi dengan
REVISI

aluminium fosfat akan semakin sedikit, sehingga gel seng aluminofosfat (memiliki sifat
rapuh) yang terbentuk akan semakin sedikit, sementara matriks yang terbentuk jarak antar
partikelnya semakin rapat dan menyebabkan ikatan antar partikelnya semakin kuat. Hal
ini yang menyebabkan mengapa semen seng fosfat yang digunakan untuk basis memiliki
setting time yang cepat dan sifat mekanik yang lebih kuat. Semakin banyak cairan, maka
partikel seng yang akan bereaksi dengan aluminium fosfat akan semakin sedikit, sehingga
gel seng aluminofosfat yang terbentuk akan semakin banyak, sementara matriks yang
terbentuk jarak partikelnya akan lebih renggang dan rapuh. Hal ini mengapa semen seng
fosfat yang digunakan untuk ​luting ​memiliki ​setting time yang lebih lama dan juga sifat
mekanik yang lebih rendah.
Perbedaan ​setting time d​ engan selisih yang cukup signifikan dapat disebabkan
oleh kemampuan seorang pengamat dalam menilai kondisi ​setting dari semen yang
dimanipulasi, hal tersebut dapat dikompensasi dengan menggunakan alat bantu seperti
flash t​ elepon genggam yang diarahkan sedemikian rupa untuk mempermudah pengamat
dalam menilai kondisi ​setting s​ emen seng fosfat. Penggunaan alat bantu ataupun bantuan
seperti pengamatan dari individu lain tidak selalu mempermudah penilaian kondisi
setting. Bantuan pencahayaan tambahan yang tidak sesuai dan perbedaan dalam menilai
kondisi setting dapat menyebabkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah
dilakukan kurang sesuai dengan teori.

VI. KESIMPULAN
​ emiliki konsistensi yang
Semen seng fosfat yang dimanipulasi sebagai ​luting m
encer dan ​setting time ​yang lebih lama dibandingkan dengan semen seng fosfat yang
dimanipulasi sebagai basis. Sedangkan, semen seng fosfat yang dimanipulasi sebagai
basis memiliki konsistensi yang pekat dan ​setting time ​yang lebih cepat dibandingkan
dengan semen seng fosfat yang dimanipulasi sebagai ​luting.
REVISI

VII. DAFTAR PUSTAKA


Anusavice, K. J., Shen J., Rawls H. R. 2012. Phillip’s Science of Dental Material.
12​th​Eds. Missouri: Elsevier.

McCabe & Walls. 2008. Applied Dental Materials. 9​th​Edition. Blackwell:


Munksgaard.
REVISI

1. McCabeWalls, 2008.&
REVISI
REVISI

2. Anusavice, Shen, Rawls. 2012.


REVISI
REVISI

Anda mungkin juga menyukai