LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI II
Penyusun:
No. Nama NIM
1. Naufal Zhaffrano Razan 021811133135
2. Hafidzah Nareswari Padmarini 021811133136
3. Zabrina Luthfiana Devi 021811133137
4. Dewi Cahya Kesuma 021811133138
5. Hana Syafa Kamila 021811133139
UNIVERSITAS AIRLANGGA
REVISI
2019
I. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat memanipulasi semen seng fosfat yang digunakan untuk basis
dan luting dengan benar.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengujian konsistensi semen seng fosfat sebagai
basis dan luting dengan benar.
c. Pengujian setting time semen seng fosfat sebagai basis dan luting dengan benar.
diteteskan tanpa menekan botol sebanyak tiga kali diatas glass slab d engan
jarak tidak terlalu jauh dari bubuk. Setiap satu kali tetes, botol dikembalikan
ke posisi tegak seperti semula, lalu dibalik untuk tetes berikutnya. Botol cairan
ditimbang lagi untuk mengetahui berat cairan yang diteteskan.
i. Bubuk bagian pertama didekatkan ke cairan lalu bersamaan dengan
diaktifkannya stopwatch, bubuk diaduk menggunakan spatula semen dengan
gerakan memutar dan menekan pada 7 detik pertama lalu spreading sampai
detik ke 10. Tiap bagian bubuk diaduk selama 10 detik. Ketiga bagian yang
sudah tercampur diaduk sampai detik ke 40 sampai homogen.
REVISI
Tabel 4.1 setting time semen seng fosfat yang di manipulasi sebagai luting
V. PEMBAHASAN
5.1 Komposisi
Material seng fosfat ini umumnya tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan yang
dicampur dengan tangan. Komponen reaktif utama dari bubuknya adalah seng oksida.
Sejumlah kecil oksida lain seperti magnesium oksida juga dapat ditemukan. Cairan nya
pada dasarnya merupakan larutan asam fosfat yang ditambah dengan sejumlah kecil seng
oksida atau aluminium oksida sehingga menjadi larutan buffer. Senyawa ini membentuk
fosfat yang dapat menstabilkan pH asam dan mengurangi reaktivitasnya (McCabe dan
Walls, 2008. hal 273).
5.2 Reaksi
Saat pencampuran bubuk dan cairan bersama, terjadi reaksi yang kuat, yaitu
menghasilkan pembentukan seng fosfat sebagai berikut:
5.3 Manipulasi
Reaksi antara seng oksida d an asam fosfat adalah reaksi eksotermik sehingga
membutuhkan proses pencampuran yang hati-hati untuk meminimalkan efek dari
pembentukan panas. Bubuk semen seng oksida harus didistribusikan pada lempengan
kaca dan dibagi menjadi beberapa bagian. Cairan tidak boleh didistribusikan pada
REVISI
lempengan sampai bubuk sudah didistribusikan dan dibagi, dan semen siap digunakan
karena air dari cairan akan menguap (Anusavice, Shen, dan Rawls, 2013. hal. 316).
Rasio perbandingan bubuk dan cairan tergantung pada pengaplikasian yang akan
emiliki rasio perbandingan bubuk dan
digunakan. Untuk basis, konsistensi seperti putty m
cairan sekitar 3,5:1 yang digunakan. Sedangkan untuk luting, cairan yang digunakan
lebih banyak sehingga rasio perbandingan bubuk dan cairan yang lebih rendah digunakan
untuk memastikan flow semen selama proses restorasi. Penurunan rasio perbandingan
bubuk dan cairan menghasilkan bahan yang lebih lemah, lebih mudah larut, dan lebih
mengiritasi (McCabe dan Walls, 2008. hal 273).
Manipulasi semen seng fosfat harus dimulai dengan menggunakan bagian terkecil
bubuk menggunakan spatula tipis dan dengan spatulasi yang cepat. Sebagian besar area
mixing slab h arus digunakan untuk menghilangkan panas. Aturan yang baik untuk diikuti
adalah melakukan penambahan bubuk selama 15 hingga 20 detik sebelum menambahkan
satu lagi, dan semua pencampuran harus diselesaikan dalam 1,5 hingga 2 menit. Setelah
bubuk benar-benar tercakup dan campuran creamy t elah dibuat, semen ditarik melewati
slab d engan bilah datar dari spatula pencampur dan perlahan-lahan diambil. Jika seutas
tali dapat melampaui 12mm (0,47 inci) hingga 19mm (0,75 inci) sebelum dipisahkan dari
spatula, semen dianggap cukup cair untuk menyemen prosthesis. Jika tali melebihi
19mm, semen terlalu kental untuk prosthesis. Viskositas semen yang lebih rendah pada
penyelesaian pencampuran ditunjukkan oleh ketinggian semen yang jauh lebih rendah
pada pemisahan ketika diangkat oleh spatula. Semen viskositas rendah memfasilitasi
restorasi multiple-unit cast (Anusavice, Shen, dan Rawls, 2013. hal. 316).
2. Glass slab dengan suhu dingin dapat mempercepat penyerapan panas yang
dihasilkan dari hasil proses eksotermis dibandingkan dengan glass slab
dengan suhu normal.
3. Teknik spreading saat manipulasi dapat memperbesar luas permukaan yang
dapat menyerap panas yang dihasilkan dari proses eksotermis dibandingkan
manipulasi hanya pada satu titik yang luas permukaannya lebih sempit.
4. Membagi bubuk jadi beberapa bagian saat manipulasi dapat memperkecil
panas yang dihasilkan dari proses eksotermis karena jumlah bubuk yang lebih
sedikit akan menghasilkan panas yang lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah bubuk yang banyak atau tidak dibagi menjadi beberapa bagian.
Dari hasil praktikum ini didapatkan konsistensi semen seng fosfat untuk
penggunaan base lebih pekat dibandingkan dengan konsistensi semen seng fosfat untuk
penggunaan luting. Pada penggunaan semen sebagai luting r asio bubuk dan cairan yang
digunakan lebih kecil dibandingkan dengan rasio bubuk dan cairan yang digunakan untuk
base. Hal ini dibutuhkan untuk menghasilkan konsistensi semen luting yang encer agar
memudahkan pengisian mikroporositas antara gigi dan restorasi yang kasar. Sedangkan
pada base d ibutuhkan konsistensi yang pekat untuk melindungi pulpa gigi dari efek
termal, kimia, mekanik, dan galvanis.
Dari hasil praktikum ini juga didapatkan bahwa setting time semen luting l ebih
lama dibandingkan dengan setting time s emen base dengan rata-rata setting time untuk
luting selama 13 menit 56 detik, sedangkan untuk base s elama 8 menit 23 detik.
Perbedaan setting time t erjadi karena adanya perbedaan rasio dan bubuk antara semen
luting dan base. Rasio bubuk dan cairan yang digunakan pada manipulasi semen seng
fosfat sebagai luting l ebih kecil daripada sebagai base. Atau dalam arti jumlah cairan
yang digunakan pada manipulasi sebagai luting l ebih banyak dari pada base. Ketika
bubuk dan cairan dicampur maka asam fosfat akan melarutkan oksida seng yang bereaksi
dengan aluminium fosfat dan membentuk gel seng aluminofosfat (Anusavice, 2013).
Dalam reaksi, semakin sedikit cairan, maka partikel seng yang akan bereaksi dengan
REVISI
aluminium fosfat akan semakin sedikit, sehingga gel seng aluminofosfat (memiliki sifat
rapuh) yang terbentuk akan semakin sedikit, sementara matriks yang terbentuk jarak antar
partikelnya semakin rapat dan menyebabkan ikatan antar partikelnya semakin kuat. Hal
ini yang menyebabkan mengapa semen seng fosfat yang digunakan untuk basis memiliki
setting time yang cepat dan sifat mekanik yang lebih kuat. Semakin banyak cairan, maka
partikel seng yang akan bereaksi dengan aluminium fosfat akan semakin sedikit, sehingga
gel seng aluminofosfat yang terbentuk akan semakin banyak, sementara matriks yang
terbentuk jarak partikelnya akan lebih renggang dan rapuh. Hal ini mengapa semen seng
fosfat yang digunakan untuk luting memiliki setting time yang lebih lama dan juga sifat
mekanik yang lebih rendah.
Perbedaan setting time d engan selisih yang cukup signifikan dapat disebabkan
oleh kemampuan seorang pengamat dalam menilai kondisi setting dari semen yang
dimanipulasi, hal tersebut dapat dikompensasi dengan menggunakan alat bantu seperti
flash t elepon genggam yang diarahkan sedemikian rupa untuk mempermudah pengamat
dalam menilai kondisi setting s emen seng fosfat. Penggunaan alat bantu ataupun bantuan
seperti pengamatan dari individu lain tidak selalu mempermudah penilaian kondisi
setting. Bantuan pencahayaan tambahan yang tidak sesuai dan perbedaan dalam menilai
kondisi setting dapat menyebabkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah
dilakukan kurang sesuai dengan teori.
VI. KESIMPULAN
emiliki konsistensi yang
Semen seng fosfat yang dimanipulasi sebagai luting m
encer dan setting time yang lebih lama dibandingkan dengan semen seng fosfat yang
dimanipulasi sebagai basis. Sedangkan, semen seng fosfat yang dimanipulasi sebagai
basis memiliki konsistensi yang pekat dan setting time yang lebih cepat dibandingkan
dengan semen seng fosfat yang dimanipulasi sebagai luting.
REVISI
1. McCabeWalls, 2008.&
REVISI
REVISI