Kelompok : PBL 12
Tugas Ketua :
Tugas Sekretaris :
Tugas Anggota :
i
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA……………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
2.1.5 Agar………………………………………………………... 9
2.1.6 Alginat………………………………….………………….. 11
ii
2.2.4 Gipsum Tipe IV …………………………………………… 22
2.6.1 Emery………………………………………………………. 37
iii
3.1 Peta Konsep Pembuatan GTSL ……………………………………………. 39
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 44
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Isue
Seorang penderita pria usia 60 tahun datang ke klinik dokter gigi minta
dibuatkan gigi tiruan. Pada pemeriksaan intra oral terdapat kehilangan gigi 15,
16, 17, 18, 24, 25, 26, 27, 28.
1.2 Penanganan
Dibuat gigi tiruan lepasan (GTSL) dengan bahan resin akrilik.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Silikon Kondensasi
Silikon Adisi
Elastomer
Polieter
Elastis Polisulfida
Agar
Hidrokoloid
Material Cetak Alginat
Cetak
Plaster of Paris
Compound
Komposisi :
2
2. Stannous octoate — catalyst
Manipulasi :
Reaksi Kimia :
Setting time :
Sifat :
3
3. Tear Strengh 3000 gm/cm
4. Dimension Stablility rendah
5. Curing shrinkage tinggi 0,4-0,6%
6. Hidrofobik
Kegunaan :
Kerugian :
Tidak tahan lama karena sifat yang tidak stabil dari orthoethyl silicates.
(Manappallil, 2010)
Komposisi :
Manipulasi :
Silikon disediakan dengan basis dan katalis dalam wadah besar (disebut
sausage) untuk dicampur dalam mixer mekanik dinamis dengan ujung
pencampuran dinamis. (Manappallil, 2010)
Reaksi Kimia :
4
Setting time :
Sifat :
Silikon adisi yang dikenal juga dengan sebutan polivinil siloksan (PVS)
merupakan bahan cetak yang sangat akurat sehingga sangat cocok digunakan
untuk mencetak pembuatan gigi tiruan cekat. (Zulkarnain, M., Sarah Devina,
2016)
Kegunaan :
Kerugian :
5
Kekurangannya terletak pada harga dari PVS mahal dan sifatnya yang
hidrofobik. (Zulkarnain, M., Sarah Devina, 2016)
2.1.3 Polieter
Komposisi :
Manipulasi :
Reaksi Kimia :
6
Setting time :
Sifat :
1. Hidrofilik
2. Stiff ( flexibilitas 0,3%)
3. Tear Strength yang baik (3000 gm/cm)
4. Dimensional stability yang baik
5. Curing shrinkage yang rendah (0,24%)
6. Permanent deformation yang rendah (0,8-1,6%)
7. Shelf life lebih dari 2 tahun
8. Bisa dilapisi dengan tembaga dan perak
Kegunaan :
Kerugian :
Stabilitas dimensi terbatas dan mempunyai rasa yang tidak enak (Powers,
John M., John C. Wataha, Yen-Wei Chen, 2017)
Melepaskan cetakan dari undercut sangat sulit karena memiliki sifat stif
yang kuat (Manappallil, 2010)
7
2.1.4 Polisulfida
Komposisi :
Manipulasi :
Reaksi Kimia :
Setting time :
Setting time dari material polisulfida adalah 12,5 menit pada suhu 37°C
(Manappallil, 2010)
Sifat :
8
1. High tear strength (4000 gm/cm)
2. Flexibilitas yang baik (7%)
3. Low hardness
4. Bisa dilapisi oleh tembaga dan silfer
5. Memiliki shelf life 2 tahun
6. Merupakan material yang sangat sticky
7. Dapat mencetak detail permukaan dengan baik
Kegunaan :
Kerugian :
2.1.5 Agar
Komposisi :
9
4. 1% potassium sulfat
5. 0,1% alkil benzoat
Manipulasi :
Sifat :
Kegunaan :
Agar digunakan sebagai material cetak (Powers, John M., John C. Wataha,
Yen-Wei Chen, 2017)
Keuntungan :
10
Kerugian :
2.1.6 Alginat
Komposisi :
11
Manipulasi :
Pengadukan alginate :
Pengadukan alginate dapat dilakukan dengan cara bubuk alginate dan air
diaduk dengan cepat sambil menekan adonan alginate pada dinding bowl
sampai halus dan homogen. Pengadukan juga dilakukan dengan cara
menekan spatula pada dinding bowl dengan cepat dan memutar perlahan
mangkuk karet hingga adonan menjadi halus (memutar spatula seperti angka
delapan)
Reaksi Kimia :
12
Setting time :
Sifat :
Bahan cetak alginat mempunyai sifat imbibisi yaitu menyerap air bila
berkontak dengan air sehingga bentuknya lebih mudah mengembang.
(Nasution, Sarah Arwita, 2017)
Kegunaan :
Keuntungan :
Kerugian :
13
Kerugian dari material Alginat : (Manappallil, 2010)
Komposisi :
Komposisi dari Plaster of Paris terdiri dari : (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
1. CaSO4. ½ H2O
2. Potassium-SO4 atau salt of strong acids (2,5%), berfungsi sebagai
accelerators dan mengurangi setting expansi
3. Salf of weak acids atau borax (0,25%), berfungsi sebagai retarders
4. Colouring agent
Manipulasi :
14
Reaksi Kimia :
Rumus kimia dari calcined calcium sulfat hemihydrate ditambah air adalah :
(Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Sifat :
Sifat impression plaster sebagai berikut : (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Kegunaan :
Digunakan untuk mencetak rahang tidak bergigi yang akan dibuat full
denture. (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
15
Komposisi :
Manipulasi :
Pencampuran dilakukan pada kertas tahan minyak atau pelat kaca. Dua
pasta dengan panjang dan lebar yang sama, satu dari masing-masing tabung
diperas ke pelat pencampuran. Spatula stainless steel yang fleksibel
digunakan. Kedua pasta dikumpulkan dengan spatula dan dicampur sampai
warna seragam (Manappallil, 2010)
Setting time :
Sifat :
Kegunaan :
Kerugian :
Rasa panas dikarenakan adanya eugenol dan iritasi pada jaringan mulut.
(Manappallil, 2010)
2.1.9 Compound
16
Komposisi :
Plasticizer seperti lak, asam stearat dan gutta percha ditambahkan untuk
meningkatkan plastisitas dan kemampuan kerja. (Manappallil, 2010)
Filler adalah partikel kecil dari bahan lembam yang memperkuat atau
meningkatkan sifat fisik banyak material. (Manappallil, 2010)
Manipulasi :
Sejumlah senyawa kecil dapat dilunakkan di atas api dan sejumlah senyawa
besar dilunakkan di dalam air hangat 56-75°C (Manappallil, 2010)
Sifat :
Kegunaan :
Keuntungan :
Kerugian :
17
1. Detail berkurang karena tingginya viskositas
2. Mengompres jaringan lunak selama proses mencetak.
3. Dimensional stability yang buruk.
4. Susah untuk dihapus ketika ada undercut yang keras.
5. Selalu ada kesempatan adanya overextension
2.2 Gipsum
Gipsum Tipe I
Gipsum Tipe II
Gipsum Tipe IV
Gipsum Tipe V
Komposisi :
Manipulasi :
18
Sifat :
Kurang rigid digunakan mencetak rahang tidak bergigi. (Yuliati, Anita, et.
al., 2015)
Kegunaan :
Plester kesan jarang digunakan lagi untuk membuat kesan gigi karena telah
diganti dengan bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer.
(Anusavice, 2013)
Kerugian :
Komposisi :
19
Manipulasi :
1. Setting time : semakin besar W/P ratio, maka semakin lama waktu
pengerasan. (0,45 to 0,5)
2. Viskositas : viskositasnya rendah
3. Compressive Strength : karena porus, kepadatan tinggi sehingga
kekuatan kompresi rendah.
Pengadukan :
Sifat :
Kegunaan :
20
Komposisi :
1. Alphahemihydrate
2. Materi pewarnaan 2 hingga 3%
3. K2SO4 — Accelerator
4. Borax—Retarder
Manipulasi :
21
Sifat :
memiliki kekuatan tekan minimal 1 jam 20,7 MPa (3000 psi), tetapi
tidak melebihi 34,5 MPa (5000 psi). Ini dimaksudkan untuk pembangunan
gips di pembuatan gigi palsu penuh agar sesuai dengan jaringan lunak.
disukai untuk gips yang digunakan untuk memproses gigi palsu karena batu
memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan ini dan gigi tiruan lebih mudah
untuk dihilangkan setelah diproses. (Anusavice, 2013)
Kegunaan :
Komposisi :
Sifat :
Komposisi :
α-hemihidrat (densite)
22
Manipulasi :
Setting time :
Sifat :
Kegunaan :
2.3 Malam
Malam Inlay
Malam Casting
Malam Boxing
Malam Carding
Malam
Malam Ultility
Malam Perekat
Malam Koreksi
Malam Mainan
23
2.3.1 Malam Inlay
Komposisi :
Sediaan :
warna biru tua, hijau, dan ungu sehingga kontras dengan warna gigi. Bentuk
batang/tongkat panjang 7,5 cm dan diameter 0,64 cm. Ada juga bentuk pelet
dan konus.
Sifat :
Memiliki akurasi dan kualitas casting sangat tergantung pada akurasi dan detil
pola malam, dengan demikian malam perlu memiliki sifat-sifat fisis yang
penting. Spesifikasi ANSI/ADA no. 4 untuk inlay direct dan indirect. Malam
bila dipanaskan akan mencair dan menguap, diharapkan tidak ada sisa,
sehingga akan menghasilkan casting yang sempurna. Residu maksimum
malam inlay adalah 0,10%. Ekspansi termal limer maksimal pada suhu 25 -
30 °C adalah 0,2% dan suhu 25-37 adalah 0,6%. Inlay pattern bertendensi
mengalami warp atau distorsi. Malam inlay terdiri dan 2 tipe, Tipe I Hard
untuk direct technic, dan Tipe II yang lebih lunak untuk indirect technic.
Kegunaan :
24
2.3.2 Malam Base Plate
Komposisi :
Manipulasi :
Sifat :
a. Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.
25
g. Tidak mewarnai gigi.
Kegunaan :
Komposisi :
Manipulasi :
Menekan lembut dengan kapas yang telah dibasahi air hangat sehingga
terbentuk bentukan malam yang diinginkan. (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Sifat :
Kegunaan :
26
2.3.4 Malam Boxing
Manipulasi :
Sifat :
Kegunaan :
Sifat :
27
Kegunaan :
untuk melekatkan elemen gigi porselin atau resin akrilik dalam kemasan
yang dijual. (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Komposisi :
Sebagian besar terdiri dari lilin lebah, proteleum, dan “Wax Softener”.
(Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Manipulasi :
Lilin dalam keadaan suhu ruangan bersifat mudah dibentuk, lunak, dan
lembek. (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Sifat :
Kegunaan :
1. lilin serbaguna
2. digunakan di bagian ortodonsia untuk menutupi kawat maupu bracket
3. pendukung bahan cetak
28
2.3.7 Malam Perekat
Sifat :
Kegunaan :
Komposisi :
Malam koreksi terdiri dari parafin, ceresin dan lilin lebah. Itu mungkin
juga mengandung partikel-partikel logam. Aliran pada 37 ° C adalah 100%.
Lilin ini mengalami distorsi selama pengangkatan dari mulut. Mereka harus
segera dituangkan. (Manappallil, 2010)
29
Manipulasi :
Sifat :
Dapat melakukan pencetakan dengan baik 100% pada suhu 37°C (suhu
tubuh) (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Kegunaan :
Komposisi :
30
Manipulasi :
Sifat :
Daya alir pada suhu 37° C adalah 2,5 % - 22 % sehingga menunjukkan bahwa
31rticulat rawan terhadap distorsi ketika dilepas dari rongga mulut.
Kegunaan :
Malam ini digunakan untuk pencatatan oklusi atau keadaan oklusi antara gigi
rahang atas dan rahang bawah. (Yuliati, Anita, et. al., 2015)
Malam yang biasa digunakan untuk bermain anak balita. Biasa disebut
plastisin. Plastisin merupakan suatu media yang terbuat dari tepung,
minyak, garam, pewarna makanan dan air sehingga sangat mudah
digunakan karena plastisin ialah benda lunak yang dapat diremas-remas,
dipipihkan, ditarik-tarik, ditekan-tekan, gulung-gulung dan bisa dibentuk
sesuai dengan imajinasi dan keinginan anak. Selain itu juga plastisin ini
sangat mudah didapatkan dan jika membuatnyapun tidak memerlukan biaya
yang besar, dengan demikian anak dapat berkreasi bebas dengan membuat
binatang, buah-buahan, membangun rumah-rumahan, gedung dan
31
sebagainya. Plastisin mainan bukan termasuk malam kedokteran gigi tetapi
membantu dalam pengerjaan pembuatan gigi tiruan. Malam ini digunakan
untuk material tambahan pada proses pemasangan gypsum pada articulator.
Resin Akrilik
Manipulasi :
32
dibentuk dengan penekanan
5. Stiff stage : rigid, sangat kering, tahan terhadap deformasi mekanik
Kecepatan terjadinya dough stage tergantung pada
a. Suhu
d. Berat molekul
1. Waterbath
- Cara pemanasan Combe (1992) :
a. Dipanasi 72oC selama 16 jam
b. Dipanasi 72oC selama 2 jam, dengan suhu dinaikkan sampai 100oC
selama 2 jam
Annusavice (2003) :
a. Dipanasi 74oC selama 8 jam atau lebih
b. Dipanasi 74oC selama 2 jam, dengan suhu ditingkatkan sampai dengan
100oC selama 1 jam atau lebih.
- Suhu dan waktu pemanasan harus dikontrol sebab bila :
a. Undercured, recidual monomer akan meningkat
b. Temperatur lebih besar dari 100,8oC, akan terjadi gaseous porosity.
2. Microwave
- Resin akrilik yang digunakan specially formulated resin
- Menggunakan kuvet khusus non metalic flask
- Keuntungan :
a. Waktu polimerisasi cepat
b. Sifat fisik dan ketepatan basis gigi tiruan sama dengan resin akrilik
33
konvesional.
Kegunaan :
Resin akrilik tipe heat cured merupakan salah satu bahan basis gigi
tiruan yang paling banyak digunakan sampai saat ini.
Keuntungan :
1. Sisa monomer
34
Sisa monomer dapat terbentuk karena proses curing pada suhu dan
waktu yang kurang. Sisa monomer berpengaruh pada berat molekul
rata-rata, walaupun telah dilakukan proses pembuatan akrilik dengan
benar. Pembuatan akrilik yang dilakukan pada suhu yang terlalu
rendah dan dalam waktu yang singkat menghasilkan sisa monomer
yang lebih besar.
2. Porositas
Porositas dapat memberi pengaruh yang tidak menguntungkan pada
kekuatan dan sifat-sifat optis resin akrilik.
3. Crazing
4. Goresan atau retakan mikro yang berdampak negatif terhadap estetika
dan sifat fisik gigi tiruan. Sisa monomer dapat menyebabkan
terpisahnya molekul-molekul primer.
5. Fraktur
Terjadi karena adanya impact (gigi tiruan jatuh pada permukaan
yang keras) dan fatigue (gigi tiruan mengalami bending secara
berulang-ulang selama pemakaian).
6. Pengerutan
Kepadatan resin akrilik berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g/cm ketika
monomer metilmetakrilat menjadi polimer sehingga terjadi pengerutan
volume sebesar 21%
2.3.2 Resin Akrilik Self Cured
35
Manipulasi :
36
3. Elastisitas tergolong kurang
4. Warna kurang stabil
5. Kurang kuat
6. Dapat menyebabkan iritasi
2.5 Material Separator
37
2.6 Material Polishing
2.6.1 Pumice
Komposisi :
Ini adalah material yang sangat mengandung silika dari asal vulkanik.
(Manappallil, 2010)
Kegunaan :
Penggunaannya berkisar dari menghaluskan gigi palsu hingga memoles gigi
di mulut. (Manappallil, 2010)
A. Cengkeram paradental
Indikasi:
2. Cengkeram Jackson
38
Disain cengkeram ini mulai dari palatal/lingual, terus ke oklusal di
atas titik kontak, turun ke bukal melalui di bawah lingkaran terbesar, naik
lagi ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual masuk retensi akrilik.
Indikasi:
Disainnya mulai dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak, turun
ke lingual dan terus ke retensi akrilik.
Indikasi:
4. Cengkeram S
Indikasi:
5. Cengkeram Kippmeider
Indikasi :
Fungsi :
39
hanya untuk menerusan beban kunyah dan stabilisasi
Indikasi:
Fungsi :
7. Cengkeram Roach
Indikasi:
B. Cengkeram Gingival
1. Cengkeram 2 Jari
Indikasi :
40
2. Cengkeram 2 Jari Panjang
Indikasi :
Gigi molar,premolar, dimana gigi yang deat diastema urang kuat (goyang
10)
3. Cengkeram ½ Jacson
Indikasi :
Indikasi:
Fungsi:
41
BAB 3
PETA KONSEP
42
Merebus Kuvet Hingga Air Panas
Malam Hilang
Finishing Emery
Polishing Pumice
43
BAB 4
PEMBAHASAN
Bahan yang digunakan berupa malam base plate dan resin akrilik self cured.
a. Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.
44
d. Mudah diukir pada suhu 23°C.
Setelah cetakan negatif terebentuk, barulah diisi dengan gipsum tipe III.
Penggunaan gypsum tipe III ini dikarenakan gypsum tipe ini memiliki
45
kekuatan yang cukup untuk membuat gigi tiruan dan dapat menghasilkan
cetakan postif yang dapat menyesuaikan detail jaringan lunak pada gigi.
Malam yang sudah terlapisi di model kerja akan hilang melalui proses
boiling (perebusan) menggunakan water bath. Bahan yang digunakan adalah
air panas.
4.9 Melapisi Gipsum dengan Separator
Sebelum mould dituang adonan akrilik, mould dilapisi oleh separator.
Separator yang digunakan adalah Cold Mould Seal. Separator berfungsi untuk
menghindari perlekatan permukaan gipsum dengan resin akrilik yang
menempel.
46
Setelah malam hilang, dibuatlah adonan resin akrilik untuk mengisi
tempat kosong bekas malam yang sudah hilang. Resin akrilik yang digunakan
adalah tipe heat cured karena memilik warna yang sama dengan jaringan di
sekitarnya serta memiliki dimensi yang baik dan stabil.
Kuvet kemudian direbus lagi menggunakan water bath. Setelah itu, gigi
tiruan sebagian lepasan (GTSL) dikeluarkan dari kuvet untuk selanjutnya di
finishing dan polishing.
4.13 Finishing
4.14 Polishing
47
BAB 5
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan sebuah gigi tiruan sebagian lepasan, hal pertama yang
dilakukan adalah melakukan pencetakan pada rahang, pada kasus ini yaitu
pada rahang atas karena terdapat edentulous free end. Hasil pencetakan ini
merupakan cetakan negatif yang nanti akan diisi gipsum untuk pembuatan
individual tray. Bahan yang digunakan untuk melakukan proses
pencetakan adalah alginat. Karena alginat itu mudah dimanipulasi,
menghasilkan cetakan dengan detail cukup baik dan serta memberikan rasa
nyaman kepada pasien selama proses setting, karena sekarang banyak
sekali inovasi alginat yang memberikan varian rasa dalam bubuknya.
Selain itu, alginat itu lebih mudah didapatkan dengan harga relatif murah.
Untuk selanjutnya dalam menciptakan cetakan positif dibutuhkan gipsum
tipe 2 untuk pembuatan model kerja. Penggunaan gipsum tipe 2 ini
dikarenakan untuk model studi tidak dibutuhkan suatu cetakan yang
mendetail serta harganya relatif lebih murah. Tahapan berikutnya adalah
membuat individual tray dengan jalan membetuk resin akrilik lembaran
sesuai dengan alur permukaan model studi. Pemilihan resin akrilik self
cure untuk membuat individual tray karena mudah dibentuk dan
dimanipulasi serta dapat mengeras dengan sendirinya. Lalu untuk
pencetakan rahang kedua digunakan elastomer silikon adisi dikarenakan
elastomer silikon adisi ini memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi.
Setelah cetakan negatif terebentuk, barulah diisi dengan gipsum tipe 3.
Penggunaan gipsum tipe 3 ini dikarenakan gipsum tipe ini memiliki
kekuatan yang cukup untuk pembuatan gigi tiruan dan dapat menghasilkan
cetakan postif yang dapat menyesuaikan detail jaringan lunak pada gigi.
Selanjutnya pemberian lapisan malam pada permukaan model kerja
dengan malam base plate. Malam base plate dipilih karena memiliki sifat
mudah dibentuk dan diukir serta tidak menimbulkan bekas warna pada
48
gigi. Setelah ditempatkan dalam kuvet dan dicor dengan gipsum, malam
pada model kerja ini akan hilang melalui proses boilling. Kemudian
pembuatan adonan resin akrilik untuk mengisi tempat kosong bekas
malam. Resin akrilik yang digunakan adalah tipe heat cured resin karena
memilik warna yang sama dengan jaringan di sekitarnya, serta memiliki
dimensi yang baik dan stabil. Setelah Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Double Free End telah terbentuk, selanjutnya dilakukan proses Finishing.
Material yang digunakan adalah carbide bur dan amplas halus. Carbide
burs digunakan untuk menghilangkan material sisa dan struktur gigi,
dipilih karena menciptakan permukaan yang lebih halus dibandingkan
diamond burs, dapat ditajamkan/diasah dan digunakan kembali, serta tahan
lama. Lalu, proses yang terakhir adalah Polishing menggunakan pumice.
Pumice dipilih karena tidak hanya dapat menghilangkan plak dan bakteri,
tetapi juga memoles kotoran/noda yang ada ketika GTSL terkena makanan
atau minuman, juga dapat menghindari pemudaran warna gigi akibat
merokok. Selanjutnya dipoles dengan bahan yang lebih halus yaitu
whitting untuk memberi kesan gigi yang putih dan bersih.
1.2 Saran
Menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, penulis meminta
kritik dan saran dari pembaca untuk membantu menyempurnakan makalah
ini. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.
49
DAFTAR ISI
Manappallil, J. J., 2010. Basic Dental Material. 3 ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers (P) Ltd.
Nasution, Sarah Arwita, 2017. Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah
Dilakukan Perendaman di dalam Larutan Bawang Putih 50%, 25% dan 12,5%.,
Medan: Repositori Institusi USU.
Powers, John M., John C. Wataha, Yen-Wei Chen, 2017. Dental Material :
Foundation and Application. 11 ed. Missouri: Elsevier.
Yuliati, Anita, et. al., 2015. BUKU AJAR ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
1. 1st ed. Surabaya: Airlangga University Press.
Zulfalina, Nazaria, & Irhamni, 2016. Optimalisasi Variasi Komposisi Batu Kapur
Lhoknga Aceh Besar sebagai Bahan Baku Material Dental Gipsum. JURNAL Teori
dan Aplikasi Fisika, 4(1), pp. 49-56.
50
Zulkarnain, M., Sarah Devina, 2016. Pengaruh Penyemprotan Daun Sirih Dan
sodium Hipoklorit Pada Cetakan elastomer Terhadap Perubahan Dimensi. Jurnal
Material Kedokteran Gigi, 5(2), pp. 37-44.
De Haantjes van Het Oosten, 2012. Under Artikel Kedokteran Gigi, Ilmu
Prostodonsia, Menu Dento Inkubator.
51