Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH DENTAL MATERIAL


TENTANG GLASS IONOMER

DOSEN MATA KULIAH:


Rita Herlina, S.Si.T, M.Pd
NIP. 196910061991032000

DIKERJAKAN OLEH:
Nurrizka Fadia Azzahra NIM. 211051062
Paulina Lili NIM. 211051065
Refi Fahlepi NIM. 211051072
Shinta Vidya Mudita NIM. 211051078
Sindy Vetra NIM. 211051080
Syalu Putri Nariska NIM. 211051084
Syia Manda Ervionita NIM. 211051086
Urai Varadiva Shania NIM. 211051091
Wira Yuda NIM. 211051094
Yogi NIM. 211051096
Wira Yuda NIM. 211051096
Najwa putri fiyan sakinah NIM. 211051099

PROGRAM STUDI D3 KESEHATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik.
Tugas ini merupakan bagian dari materi kuliah Dental Material tingkat 1. Pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Rita Herlina, S.Si.T, M.Pd selaku dosen dosen mata kuliah Dental Material.
Jika masih terdapat kekurangan pada tugas ini baik dari segi isi maupun dari
cara penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif demi perbaikan dimasa datang.
Akhir kata semoga tugas yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita semua. Amin.

Pontianak, 6 April 2022

(Penyusun)

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
2.1 Definisi Glass Ionomer................................................................................................2
2.1.1 Indikasi Glass Ionomer................................................................................................3
2.1.2 Kontra-Indikasi Glass Ionomer...................................................................................3
2.2 Klasifikasi Glass Ionomer...........................................................................................4
2.2.1 Luting dan Bonding.....................................................................................................4
2.2.2 Restorative...................................................................................................................4
2.2.3 Lining atau Base Cement.............................................................................................5
2.2.4 Fissure Sealent.............................................................................................................6
2.2.5 Orthodontic Cement....................................................................................................7
2.2.6 Core Build Up.............................................................................................................7
2.2.7 Flouride Realease........................................................................................................7
2.2.8 ART.............................................................................................................................7
2.2.9 Decidiu Restoration.....................................................................................................7
2.3 Mekanisme Perlekatan GIC pada Struktur Gigi.....................................................8
2.4 Manipulasi dari Glass Ionomer..................................................................................9
BAB III......................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dental Material merupakan suatu ilmu tentang bahan kedokteran gigi yang
mempelajari jenis bahan, komposisi, sifat, kegunaan dan cara penggunaannya. Tujuan
mempelajari dental material dan teknik memanipulasi adalah untuk mengetahui kriteria
pemilihan bahan-bahan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Dental Material dan
teknik-teknik menggunakannya saling terkait, tetapi dalam Dental Material bukanlah
“bagaimana menggunakan bahan tersebut”, melainkan mengapa bahan dan teknik
tertentu yang digunakan dalam bekerjanya seorang dokter gigi selain dan sesuai yang
dibutuhkan dimana hal ini berhubungan dengan keadaan sifat-sifat kimia, fisis, dan
mekanik.
Secara umum ada empat macam semen gigi yang biasa dipakai dalam dunia
kedokteran gigi yaitu: semen seng fosfat (zinc phosphate cement), semen
polikarboksilat (polycarboxylate cement), semen gelas ionomer (glass ionomer cement),
dan semen seng oksida dan eugenol (zinc oxide and eugenol cement) (Noort, 1994).
Salah satu bahan cement pada Dental Material yang akan dibahas pada makalah
ini yaitu, Glass Ionomer. Glass Ionomer merupakan salah satu bahan di bidang
kedokteran gigi yang digunakan sebagai semen luting. Glass ionomer cement (GIC)
adalah salah satu bahan restorasi di kedokteran gigi yang pertama kali diperkenalkan
oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Glass ionomer cement merupakan gabungan
dari semen silikat dan semen polikarboksilat dengan tujuan untuk mendapatkan sifat
translusen, pelepasan fluor dari semen silika, dan kemampuan melekat secara kimia
pada struktur gigi dari semen polikarboksilat (Meizarini et al, 2005; Noort, 2013).
Pada makalah ini akan membahas lebih lanjut megenai Glass Ionomer yang
digunakan dalam bidang Kedokteran Gigi sebagai bahan dental atau bahan
penambalan.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi Glass Ionomer?


2. Apa saja komposisi dari Glass Ionomer?
3. Apa saja klasifikasi atau tipe pada Glass Ionomer?
4. Apa saja sifat-sifat dari Glass Ionomer?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Glass Ionomer?

1.3 Tujuan

1. Kita dapat mengetahui definisi dari Glass Ionomer.


2. Kita dapat mengetahui komposisi dari Glass Ionomer.
3. Kita dapat mengetahui klasifikasi atau tipe pada Glass Ionomer.
4. Kita dapat mengetahui sifat-sifat dari Glass Ionomer.
5. Kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Glass Ionomer.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Glass Ionomer

Semen ionomer kaca adalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen utamanya
terdiri dari likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (Asam poliakrilat,
maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk berupa fluoroaluminosilicate glass (Anang,
Mariati.2015). Bahan ini bersifat anti kariogenik oleh karena mampu melepaskan
flourida, mempunyai thermal compatibility dengan enamel gigi, serta mempunyai
biokompatibilitas yang baik (Jurnal PDGI.2012).
Glass ionomer cement telah diaplikasikan dalam cakupan yang luas secara
klinis karena memiliki kemampuan untuk memodifikasi sifat fisiknya dengan cara
mengubah rasio bubuk atau cairan dan pembentukan kimiawi. Beberapa sifat yang
menguntungkan pada GIC dibandingkan bahan restorasi resin komposit berupa
perlekatan dengan struktur gigi tanpa membutuhkan bonding agent, sifat
antikariogenik karena melepaskan fluorida, kompatibilitas termal dengan enamel
gigi, biokompabilitas yang baik, dan toksisitas yang rendah (Lohbaeur, 2010;
Noort, 2013).

Penggunaan GIC menjadi kurang menguntungkan karena sifat mekanisnya


yang rendah, yaitu: kekuatan fraktur, kekerasan, dan kekasaran yang rendah serta
pemakaian yang terbatas di kedokteran gigi sebagai bahan tambal pada daerah
yang mendapat tekanan kunyah besar. Di daerah posterior gigi, glass ionomer
cement seringkali digunakan sebagai bahan tambalan sementara. Pasien dengan
risiko karies tinggi diindikasikan untuk ditambal menggunakan GIC mengingat
sifatnya yang melepaskan fluorida (Lohbaeur, 2010; Noort, 2013).
Berdasarkan penggunaannya glass ionomer cement memiliki beberapa
tipe. Tipe I untuk material luting dan bonding, tipe II sebagai bahan restorasi yang
membutuhkan estetik atau setting cepat, serta tipe III sebagai semen pelapik atau
basis. GIC tipe II secara umum mempunyai sifat lebih keras dan kuat 3
dibandingkan tipe I, karena mempunyai rasio bubuk terhadap cairan lebih tinggi.
Material ini sangat berguna dalam merawat pasien gigi anak yang mempunyai
risiko karies tinggi karena melepas fluor dan estetik dapat diterima, juga untuk
restorasi kelas III dan V pada dewasa. Keberadaan glass ionomer cement di dalam
rongga mulut menyebabkan bahan banyak berkontak dengan substansi, salah
satunya adalah pasta gigi (Meizarni dan Irmawati, 2005; McCabe, 2008).

2.1.1 Indikasi Glass Ionomer

Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa prevarasi kavitas.


• Penutupan / penumpatan pit dan fisura oklusal.
• Restorasi gigi decidiu.

3
• Restorasi lesi karies kelas V.
• Restorasi lesi karies kelas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual
atau palatinal belum melibatkan bagian labial.

2.1.2 Kontra-Indikasi Glass Ionomer

 Kavitas –kavitas yang ketebalannya kurang


 Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
 Lesi karies klas IV atau fraktur insisal
 Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan
factor estetika

2.2 Klasifikasi Glass Ionomer

Berikut adalah klasifikasi atau tipe pada Semen Glass Ionomer:

2.2.1 Luting dan Bonding

Fuji 1 aman digunakan dan efektif untuk segala prosedur luting cement. Isi
murni Glass Ionomer.

 Sifat dan Manfaat


Melekatkan restorasi indirect (crown, inlay), Paling baik untuk
merekatkan restorasi berbahan dasar logam pada permukaan dalam,
Beradaptasi terhadap pulpa dan jaringan gigi, sehingga mengurangi
risiko sensitis setelah pengerjaan, perlekatan sempurna dan member
penutupan tepi yang sempurna, Waktu pengerjaan panjang, hasil
pencampuran yang memudahkan dalam aplikasi sehingga dapat
melekatkan sekaligus banyak crown, Ukuran partikel kecil, Mudah
ditempatkan pada restorasi, Cepat mengeras/setting cepat, Radiopasitas
sempurna, Melepaskan fluoride dalam jangka lama, sehingga gigi tidak

4
linu dan tahan terhadap karies.
2.2.2 Restorative

Fuji II memberikan semua keuntungan yang dimiliki oleh glass ionomer,


sehingga menjadikan ideal untuk restorasi kelas III dan V, karies karena erosi dan
basis kavitas. Strontium based glass ionomer memberikan keuntungan lain seperti
memudahkan pengadukan memungkinkan terjadinya remineralisasi internal dan
memperkuat permukaan.

 Sifat dan manfaat:


Dapat mentoleransi kelembaban sehingga pemolesan dapat dilakukan
dengan menggunakan water spray, 20 menit sesudah pengadukan, radiopak
memudahkan diagnose post operative. Mudah handling-nya sehingga
pengadukan lebih mudah. Translusen sehingga warna mendekati warna gigi asli.
Dalam Pabrikan biasanya ada bentuk kapsul dan adukan manual. Kelarutan
rendah menjadikan restorasi lebih kuat dan tahan lebih lama. Sudah dilakukan uji
klinis jangka panjang yang menjamin kesuksesan sebuah restorasi.
Catatan:
Gunakan matriks selama setting dan aplikasikan GC Fuji Varnish atau Fuji
Coat LC untuk menambah daya tahan restorasi GC Fuji II
A. Restorative (Estetika) Auto Cured dan Resin
 Untuk aplikasi estetika dengan beban oklusal minimal
 Shade range excellent dan translucency
 Auto cure cement – prolonged setting reaction dan kehlangan air
sampai 24 jam setelah peletakan sehingga memerlukan perlindungan
terhadap lingkungan mulut
 Modifikasi resin tahan terhadap uptake air atau kehilangan air
 Radiopaque
B. Restorative Material
 Estetika tidak diperlukan tetapi dierlukan setting yang cepat dan sifat

5
fisik
 Radioaque
 Lebih tahan terhadap abrasi

2.2.3 Lining atau Base Cement

 Sifat utama kuat dan radiopasistas


 Auto cured atau resin modified
 Beberapa bahan lining mengandung zinc oxide yang cenderung
meningkatkan radiopasitas
 Sifat fisik berupa powder atau bubuk
 Setting time cepat karea sering digunakan dalam tumpatan “double
laminate” atau “sandwich”
 Radiopaque
 Klasifikasi tipe III ini dapat diperluas dengan melibatkan GIC non-
estetik

2.2.4 Fissure Sealent

Diaplikasikan pada permukaan oklusal gigi untuk menutup pit dan fissure.
Sebagai sealant yang bertindak sebagai agen kimia dan mekanis yang melepaskan
fluor sehingga dapat berfungsi sebagai perawatan profilaksis dan mencegah karies
gigi. Polimerisasi dengan sinar.
 Komposisi :
Bisphenol A Glycidyl methacrylate 35,6%, methacrylate groups, B.H.T,
silicium dioxide, sodium fluoride, calcium fluoride, catalyst.
 Keuntungan :
Mengandung fluor dalam bentuk sodium fluoride 2,43%=1,09% ion
fluor dan bentuk calcium fluoride0,40%=0,19% ion fluoride., Konsentrasi
sodium fluoride menyebabkan aksi awal yang cepat dan calcium fluoride
memberikan aksi yang lebih lama dan dalam polimerisasi sinar, Tingkat
perlekatan tinggi Mudah mengalir sehingga dapat menutup pit dan fissure,
Mengandung fluor sehingga mencegah karies, Sebagai bahan sealant.

6
2.2.5 Orthodontic Cement

2.2.6 Core Build Up

2.2.7 Flouride Realease

2.2.8 ART

Fuji IX merupakan bahan tambal glass ionomer yang dikembangkan secara


khusus
untuk mengembangkan teknik ART dengan kekuatan tekan yang lebih besar dan
ketahanan
pemakaian lebih baik yang memungkinkan dipakai pada gigi belakang. Paket
terpadu
meliputi cairan multifungsi yang digunakan sebagai kondisioner dan powder
untuk
membentuk semen.

7
2.2.9 Decidiu Restoration

 Sifat mekanis:
Compressive strength lebih rendah dari silikat Tensile strength lebih
tinggi dari silikat Hardness, lebih lunak dari silikat Fracture Toughness,
beban yang kuat, dapat terjadi fraktur.
 Sifat Kimia:
Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin,
perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi
dan ion COOH dari Semen Ionomer Kaca.
 Sifat Biologi:
Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang cukup baik
artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin kea
rah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm.
 Kelebihan:
Adhesi/Dapat berikatan secara kimiawi dengan gigi, dapat berikatan pula
dengan email dan dentin, Dapat melepaskan fluoride sehingga dapat
mencegah karies lebih lanjut, Tidak iritasi, Mempunyai sifat
biokompatibilitas yaitu mempunyai efek biologis yang baik terhadap
struktur jaringan gigi dan pulpa, sifat penyebaran panas sedikit, daya
larut yang rendah, bersifat translucent atau tembus cahaya, perlekatan
bahan secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan enamel,
mempunyai sifat anti bakteri terutama terhadap koloni streptococcus
mutant.
 Kekurangan
Mudah terpengaruh oleh air, mudah terjadi dehidrasi, kurang kuat
melekat pada porselein dan emas murni, manipulasi dan teknik
memasukkan ke dalam cavitas cukup sulit, Perbandingan ukuran bubuk
dan cairan kurang tepat, Warna kurang stabil atau tidak persis sama
dengan gigi, mudah berubah bentuk,

8
2.3 Mekanisme Perlekatan GIC pada Struktur Gigi

Retensi semen ionomer kaca terhadap jaringan gigi berupa ikatan fisiko kimia
tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimia berupa ikatan ion kalsium yang
berasal dari
jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil). Gugus Karboksil multiple membentuk
ikatan hydrogen yang kuat. Dan memungkinkan pasta semen untuk membasahi,
adaptasi dan melekat pada permukaan email. Air memegang peran penting selama
proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik
GIC. Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan GIC mengalami pelarutan dan
daya adhesinya terhadap gigi akan menurun dan juga rentan terhadap kehilangan air
beberapa waktu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimum , maka
selama proses pengerasan GIC perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi
kontaminasi dengan saliva dan udara dengan isolasi dan bahan yang kedap air.

2.4 Manipulasi dari Glass Ionomer

Dilakukan pada glass plat yang dilapisi paperpad menggunakan agaat spatel,
Perbandingan bubuk dengan cairan = 3: 1 (sesuai aturan pabrik)., waktu meneteskan
cairan posisi botol vertical, agar udara ke luar, kemudian dicampur dan diaduk dengan
cepat , posisi melipat, selesai dalam waktu 30- 40 detik.
Konsistensi adonan: Terlihat kental dan berkilat di permukaan/seperti permen
karet, asam poliakrilat masih basah dan dapat melekat ke struktur gigi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Adapun saran dari makalah ini, sebagai berikut:


1.

10
DAFTAR PUSTAKA

Smith, D. C. (1998). Development of glass-ionomer cement systems. Biomaterials,


19(6), 467-478.
Davidson, C. L. (2006). Advances in glass-ionomer cements. Journal of Applied Oral
Science, 14(SPE), 3-9.
Nicholson, J. W. (1998). Chemistry of glass-ionomer cements: a review. Biomaterials,
19(6), 485-494.
Anusavice, K. J. (2004). Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. EGC.
McCabe, J. F., & Walls, A. W. (2014). Bahan kedokteran gigi. EGC.

11
12

Anda mungkin juga menyukai