SKENARIO 2 BLOK 13
MATERIAL FILLING
TUTOR :
drg. Etny Dyah Harniati
Disusun Oleh :
KETUA : FIRDA RIZKI AMALIA (J2A015048)
SCRABLE : DWI PUTRO SETIYANTOMO (J2A015040):
ANGGOTA : DELILA RAHMA (J2A015014)
` TAQIA ZULFA (J2A015020)
ARIQO JAUZA ULHAQ (J2A015022)
YULIA AMANDA (J2A015024)
NAUFAL ARDI R. (J2A015041)
RAHMATUSSANI M. (J2A015042)
RIZKA FADIQTA AWWALIN (J2A015043)
AYU PURUDITA (J2A015044)
NYIEMAS AYU R. (J2A015046)
DELIANA RATIH EVA A. (J2A015050)
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan laporan skenario yang berjudul Material
Filling.
Laporan skenario ini kami susun karena merupakan sebagian tugas yang telah
diberikan dan pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada beberapa
pihak media dan drg. Etny Dyah Harniati selaku dosen tutorial blok tiga belas
yang senantiasa membantu dan membimbing dalam pembuatan laporan skenario
pertama ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini pula kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan para
pembaca khususnya mahasiswa. Untuk menunjang pemahaman dan melatih
keterampilan mahasiswa, kami lampirkan beberapa jurnal dan buku. Dalam
pembuatan laporan ini telah disadari terdapat beberapa kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menyampaikan saran dan kritik guna penyempurnaan laporan tutorial
ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
2.1 Bahan Tumpatan............................................................................................................3
2.2 Macam Bahan Tumpatan............................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................5
3.1 Skema................................................................................................................................5
3.2 Macam macam bahan tambalan sementara dan permanen, sifat,
keuntungan dan kekurangan, indikasi dan kontraindikasi, dan teknik
manipulasinya.................................................................................................................5
3.3 Syarat umum bahan restorasi.....................................................................................16
3.4 Alat-Alat yang digunakan dalam Penumpatan.....................................................16
3.5 Dalil (Ayat atau Hadits)................................................................................................21
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................22
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................22
4.2 Saran...................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami macam macam bahan
tambalan sementara dan permanen, sifat, keuntungan dan kekurangan,
indikasi dan kontraindikasi, dan teknik manipulasinya
2. Mahasiswa mampu mengetahui alat alat apa saja yang digunakan dalam
penumpatan
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara manipulasi dari bahan
bahan tumpatan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang dalil maupun hadits
1.4 Manfaat
Melalui penulisan laporan diharapkan para pembaca pada umumnya dan
para mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNIMUS khususnya dapat macam
macam bahan tambalan sementara dan permanen, sifat, keuntungan dan
kekurangan, indikasi dan kontraindikasi, komposisi,sediaan dan teknik
manipulasinya, serta mengetahui alat alat apa yang digunakan dalam
penumpatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Skema
RESTORASI
Manipulasi :
Dicampur antara bubuk dengan liquid dan bubuk / pasta dan pasta
dengan komposisi seimbang agar didapat adonan berbentuk dempul
Komposisi :
Oksida seng dan eugenol
9
Kekurangan :
Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
Kelebihan :
daya antibakteri
kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran micro
memberikan perlindungan terhadap pulpa (Anusavice, 2003).
Sifat :
PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu
semen dental yang paling sedikit mengiritasi. Kekuatan semen
OSE tergantung pada tujuan kegunaaan dan pada formula yang
dirancang untuk tujuan tertentu
Tumpatan Permanen
Merupakan tumpatan yang langsung bisa dilakukan oleh dokter gigi dalam
satu kunjungan.
Macam macam bahan tumpatan permanen
1. GIC
Manipulasi :
a. Struktur gigi yang dipreparasi harus dibersihkan dengan pasta
pumis, dibilas, dan dikeringkan, namun jangan sampai mengalami
dehidrasi. Perngeringan yang berlebihan akan membuka ujung-
ujung tubulus dentin dan meningkatkan penetrasi cairan asam.
b. Prosedur pengadukannya yaitu bubuk dicampur dengan cairan
dalam jumlah yang besar dan diaduk dengan cepat selama 30-45
detik. Ratio bubuk : cairan yang dianjurkan bervariasi tergantung
mereknya, tetrapi umumnya berkisar antara 1,25-1,5 gram bubuk
per 1 ml cairan.
c. Penyemenan harus dilakukan sebelum semen kehilangan kilapnya.
Setelah mengeras kelebihan semen dapat dibuang dengan
mencungkil atau mematahkan semen menjauh dari tepi restorasi.
Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion
hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk
glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk
ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi
polimerisasi.
10
Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan
pada pengerasan selanjutnya. Secara garis besar terdapat tiga tahap
dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai
berikut.
1. Dissolution
Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-
ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium)
akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol).
2. Gelation/hardening
Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada
polianion pada grup polikarboksilat.
a. 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai
kalsium (fragile & highly soluble in water).
b. 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat
pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong &
insoluble).
3. Hydration of salts
Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks
yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca.
Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi
berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa
asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal
dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel
dari semen ionomer kaca.
Komposisi :
a. Bubuk untuk GIC pada umumnya terdiri dari :
Silica 41.9%
Alumina 28.6%
Aluminium Fluoride 1.6%
Calcium Fluoride 15.7%
Sodium Fluoride 9.3%
Aluminium Phosphate
b. Liquid :
Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan
konsentrasi antara 40-50%.
11
Indikasi :
Restorasi clas V, III dan persiapan gigi kelas I kecil.
Restoratif gigi sulung.
Untuk lutting inlay, onlay, mahkota, veeners, pin dan posting.
Sebagai pelindung bawah komposit dan amalgam.
Perawatan membangun.
Dalam teknik restoratif lainnya seperti teknik sandwich perawatan
restoratif atraumatik dan restorasi berikat.
Kontraindikasi :
Di daerah bantalan stres seperti kelas I, II dan IV persiapan.
Dalam kasus penggantian cuspal.
Pada pasien dengan xerostomia. Bernapas melLui mulut karena
pemulihan dapat menjadi buram, rapuh dan facture.
Di daerah yang membutuhkan estetika seperti pelapisan gigi
anterior.
Kelebihan :
Biokompatible karena molekul asam polyakrilic berukuran
besar mencegah bentuk asam menghasilkan respon pulpa.
Kekurangan :
Resistensi fraktur rapuh dan rendah.
Ketahanan aus rendah.
Radiopak tidak inheren.
Sensivitas air selama fase pengaturan mempengaruhi sifat fisik dan
estetika.
2. KOMPOSIT
Resin komposit merupakan bahan restorasi yang paling banyak
digunakan dalam bidang kedokteran gigi saat ini. Resin komposit terdiri
atas tiga komponen utama, yaitu matriks, ller, dan coupling agent,
serta memiliki keunggulan yaitu warna yang menyerupai warna gigi asli,
memiliki nilai estetis yang baik dan biokompatibilitas yang tinggi.
Kekurangan dari resin komposit yaitu adanya pengerutan pada saat
polimerisasi (polymerization shrinkage).
Pengerutan polimerisasi disebabkan komponen matriks pada resin
komposit.
12
Matriks resin komposit umumnya mengandung Bis-GMA. Resin
komposit dengan kandungan matriks tersebut digolongkan sebagai resin
komposit konvensional. Matriks resin komposit tersusun atas
monomermonomer yang memiliki ikatan karbon rantai ganda dan
terdapat jarak antar monomer. Saat terjadi polimerisasi monomer akan
berikatan satu sama lain untuk membentuk polimer dengan jalan
pemutusan ikatan karbon menjadi rantai tunggal. Pembentukan polimer
akan menghilangkan jarak antar monomer yang menyebabkan volume
dari resin komposit berkurang. Pengerutan pada saat polimerisasi
menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro yaitu celah antara
permukaan gigi dan resin komposit. Kebocoran mikro dapat
menyebabkan terjadinya karies sekunder, sensitivitas pasca penumpatan,
dan kegagalan restorasi.
Indikasi :
Untuk pemulihan ringan sampai sedang kelas I dan kelas II
persiapan gigi dari semua gigi.
Restorasi kelas III, IV, dan V prepartion dari semua gigi
khususnya bila estetika penting .
Estetik improvemen pricedures seperti laminasi, veneers, dan
penutupan diastema.
Sebagai pit dan fisura sealent.
Untuk belat periodontal gigi melemah atau gigi ponsel.
Untuk perbaikan mahkota keramik retak.
Untuk ikatan applianes ortodontik.
Kontraindikasi :
Ketika isolasi lapangan operasi sulit.
Di mana tekanan oklusal yang sangat tinggi yang hadir Ketika
dokter tidak melewati keterampilan teknis yang diperlukan untuk
restorasi.
Ketika lesi memperpanjang sampai ke permukaan akar.
Pasien dengan karies tinggi kerentanan.
Ketika persiapan meluas subgingiva.
Pasien dengan kebersihan mulut yang buruk.
13
Kelebihan :
Estetik.
Digunakan secara universal.
Lebih estetis.
Mempertahankan struktur gigi.
Berikatan pada struktur gigi dengan bahan bonding, menutup
margin restorasi dan memperkuat sisa struktur gigi.
Radiopak, mengevaluasi kontur, marginal adaptasi dan
membedakan antara restorasi, lesi karies dan struktur gigi sehat.
Kerugian :
Terjadi pengerutan saat polimerisasi.
Terjadinya lesi karies sekunder.
Dapat mengabsorbsi air.
Dapat menunjukkan keausan oklusal yang lebih besar didaerah
tinggi oklusal atau ketika semua kontak oklusal gigi berada
dimaterial komposit.
3. AMALGAM
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy)
yang salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan
untuk menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan
seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Dental amalgam
sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang
disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur,
terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang
berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu abu.
a. Klasifikasi Amalgam
Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis yaitu (Soraya,2010) :
1. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:
a. Alloy binary, contohnya : silver-tin
b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium
2. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:
a. Microcut, dengan ukuran 10 30 m.
b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 m.
14
3. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu
a. Alloy lathe-cut
Alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur,
b. Alloy spherical
Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana cairan
alloy diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat kecil.
Alloy ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga berbentuk
persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan yang
digunakan
c. Alloy spheroidal
Alloy spheroidal juga dibentuk melaui proses atomisasi
Manipulasi :
Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan cara mencampurkan
alloy amalgam dengan merkuri. Rasio powder alloy amalgam dengan
merkuri yang biasa digunakan adalah 1:1.1-3 Pada alloy spherical, rasio
powder : liquid biasanya lebih kecil, dengan kandungan merkuri sekitar
45%.
Proses selanjutnya adalah triturasi, yaitu pengadukan powder
dengan liquid yang dapat dilakukan secara manual menggunakan
mortar dan pastel maupun secara mekanis menggunakan amalgamator
dan kapsul. Hasil dari proses triturasi adalah didapatnya suatu massa
plastis yang disebut amalgam.
Setelah triturasi, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas
menggunakan amalgam carrier dan dilanjutkan dengan kondensasi yaitu
memberikan tekanan yang besar menggunakan amalgam stopper agar
dapat berkontak rapat dengan dinding kavitas. Kondensasi yang baik
perlu dilakukan untuk membuang kelebihan merkuri, karena merkuri
yang berlebihan dapat melemahkan struktur amalgam dan
menyebabkan porositas pada amalgam.
Prosedur selanjutnya adalah carving yang dilakukan untuk
mendapatkan kontur, kontak dan anatomi yang sesuai sehingga
mendukung kesehatan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya. Setelah itu
dilakukan pemolesan (polishing) dengan burnisher untuk meminimalisir
korosi dan mencegah perlekatan plak. Pemolesan dilakukan 24 jam
setelah penambalan, setelah tambalan cukup kuat.
Komposisi :
merkuri dan amalgam alloy
perak dan timah
tembaga
seng
Indikasi :
Untuk klas I dan klas II yang restorasi besar (terutama termasuk
restorasi berat oklusi yang tidak dapat diisolasi dengan baik atau
yang memperpanjang permukaan akar).
Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar,
dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.
The American Dental Association(ADA) mengindikasikan
kelayakan resin komposit untuk digunakan sebagai pit and fissura
sealant, resin preventif, lesi awal kelas I dan II yang menggunakan
modifikasi preparasi gigi konservatif, restorasi kelas I dan II yang
berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada tempat-tempat
yang memerlukan estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi
atau sensitif terhadap logam.
Kontarindikasi :
Gigi yang memerlukan estetika yang tinggi terutama pada gigi
anterior.
Kelebihan :
Kemudahan manipulasi
Chaacteristics fisik amalgam adalah enamel dan dentin comarabe
Teknik kurang sensitif
Penyegelan diri
Biokompatibel
Ketahanan aus yang baik
Murah
Berikatan dengan struktur gigi
Kekurangan :
Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan
warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan
atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.
15
16
2. INSTRUMEN IRIGASI
Syringe (water dan air way ) , jarum suntik yang dibengkokan
3. INSTRUMEN PREPARASIA
Bur-bur utk preparasi akses . co : round , fisurre , inverted cone, flame ,
Endo Acces bur, Bur diamond fisur atau tapered dll.
4. INSTRUMEN CLEANING DAN SHAPING
Pinset, Untuk mengambil cotton roll atau benda kecil lainya.
Rotary instrument ( Gates Glidden Drills)
5. INSTRUMEN RESTORASI
Spatula :
a. besar untuk mencampur semen
b. kecil untuk mencampur liner
Glas plate Digunakan bersama stainless steel spatula sebagai alas
mencampur bahan tumpat
Ball aplikator untuk meletakkan bahan pada daerah terdalam dari
kavitas
6. ROTARI CUTTING INSTRUMEN
17
Alat yang digun akan dalam penumpatan Resin Komposit
17
8. Plastis instrumen untuk mengambil RK dan meletakkanya pada kavitas
9. Plastic instrumen untuk meletakkan tumpatan sementara , Digunakan
untuk memasukkan bahan tumpat ke dalam kavitas yang tidak dalam, co :
untuk bahan tumpat SIK dan RK
10. Round bur metal membuka kavitas , untuk menghilangkan jaringan
karies
13. Mikrobrush sikat kecil yang bisa digunakan untuk pengolesan etsa dan
bonding
14. Hand cutting instrumen finishing , membuang dan merapikan tumpatan
yang terdapat pada kavitas
15. Articulating paper kertas berwarna untuk memeriksa oklusi
18
16. Finishing strip menghaluskan tambalan serta memberi jeda/ jarak pada
kontak proksimal atau pada bagian interdental
1. Condenser
( )
(5265)
- )
.
Kemudian beliau membuat hidung (buatan) dari perak kemudian basi. Dan
.Nabi sallallahualihi wa sallam memerintahkan membutanya dari emas
Dinyatakan hasan oleh Syekh Al -Albany di Shoheh Abu Dawud Nawawi
rahimahullah dalam Al-Majmu (1/312) mengatakan, Perkataan pengarang
Kalau terpaksa (menggunakan) emas, maka diperbolehkan
mempergunakannya. Maka itu telah disepakati. Teman-teman kami
mengatakan, Diperbolehkan (membuat) hidung dan gigi dari perak. Begitu
juga untuk menguatkan gigi yang rusak diperbolehkan menggunakan emas
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara garis besar bahan tumpatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu
bahan tumpatan direk dan bahan tumpatan indirek. Bahan tumpatan direk
adalah bahan yang diletakkan segera kedalam kavitas gigi setelah dibersihkan
dalam satu kali kunjungan.Yang termasuk bahan tumpatan direk adalah
amalgam, resin komposit dan glass ionomer cement, sedangkan yang
termasuk bahan tumpatan indirek adalah onlay, overlay, dan inlay.
Selain itu, bahan tumpatan juga ada yang bersifat sementara dan bersifat
permanen. Yang bersifat sementara biasanya digunakan pada caries profunda
dimana caries sudah dekat sekali dengan atap pulpa maka sterilisasi kavitas
tidak hanya dilakukan secara mechanis saja. Untuk ini harus dilakukan
sterilisasi chemis dengan memakai obat-obatan kemudian kavitas ditutup
dengan tumpatan sementara. Untuk tumpatan permanen merupakan tumpatan
yang dapat langsung diaplikasikan dalam satu kali kunjungan.
Jenis bahan tumpatan mempengaruhi nilai estetik pada gigi, untuk gigi
anterior disarankan untuk pengaplikasian bahan tumpatan permanen resin
komposit atau GIC, sedangkan untuk gigi posterior dengan beban kunyah
yang besar dan tidak terlalu mempengaruhi nilai estetik maka dapat
digunakan bahan tumpatan jenis amalgam yang memiliki kekuatan mekanis
yang sangat tinggi terhadap gaya kunyah.
th
11 ed.,
24
Komposit Tipe Bulk-Fill dan Tipe Packable dengan Penggunaan Sistem Adhesif
Total Etch dan Self Etch. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Paul FREIMAN, Ioana LILE, dkk. 2012. The Colour of Composite Bonding.
Jurnal Medical Aradean (Arad Medical Journal) Vol. XV, issue 1-4, 2012,
pp. 148-152.
Phillips, Kenneth J. Anusavice. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10
ed. Jakarta : EGC.