Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN TUTORIAL SGD 4

SKENARIO 2 BLOK 13
MATERIAL FILLING

TUTOR :
drg. Etny Dyah Harniati
Disusun Oleh :
KETUA : FIRDA RIZKI AMALIA (J2A015048)
SCRABLE : DWI PUTRO SETIYANTOMO (J2A015040):
ANGGOTA : DELILA RAHMA (J2A015014)
` TAQIA ZULFA (J2A015020)
ARIQO JAUZA ULHAQ (J2A015022)
YULIA AMANDA (J2A015024)
NAUFAL ARDI R. (J2A015041)
RAHMATUSSANI M. (J2A015042)
RIZKA FADIQTA AWWALIN (J2A015043)
AYU PURUDITA (J2A015044)
NYIEMAS AYU R. (J2A015046)
DELIANA RATIH EVA A. (J2A015050)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan laporan skenario yang berjudul Material
Filling.

Laporan skenario ini kami susun karena merupakan sebagian tugas yang telah
diberikan dan pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada beberapa
pihak media dan drg. Etny Dyah Harniati selaku dosen tutorial blok tiga belas
yang senantiasa membantu dan membimbing dalam pembuatan laporan skenario
pertama ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan ini pula kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan para
pembaca khususnya mahasiswa. Untuk menunjang pemahaman dan melatih
keterampilan mahasiswa, kami lampirkan beberapa jurnal dan buku. Dalam
pembuatan laporan ini telah disadari terdapat beberapa kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menyampaikan saran dan kritik guna penyempurnaan laporan tutorial
ini.

Semarang, 26 September 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
2.1 Bahan Tumpatan............................................................................................................3
2.2 Macam Bahan Tumpatan............................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................5
3.1 Skema................................................................................................................................5
3.2 Macam macam bahan tambalan sementara dan permanen, sifat,
keuntungan dan kekurangan, indikasi dan kontraindikasi, dan teknik
manipulasinya.................................................................................................................5
3.3 Syarat umum bahan restorasi.....................................................................................16
3.4 Alat-Alat yang digunakan dalam Penumpatan.....................................................16
3.5 Dalil (Ayat atau Hadits)................................................................................................21
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................22
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................22
4.2 Saran...................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang
kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi tidak hanya
membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga
mengembalikan fungsinya. Adapun yang menyebabkan rusaknya struktur gigi
dan memerlukan perbaikan yakni karies, aus akibat pemakaian, trauma dan
kelainan pertumbuhan.
Secara garis besar bahan restorasi gigi dapat dibedakan menjadi bahan
plastis dan non plastis. Restorasi plastis adalah teknik restorasi dimana
preparasi dan pengisian tumpatan dikerjakan pada satu kali kunjungan dan
tidak memerlukan fasilitas laboratorium. Yang termasuk restorasi plastis
adalah amalgam, komposit resin, silikat, dan glass ionomer cement.
Tumpatan plastis cenderung digunakan ketika struktur gigi cukup banyak
untuk mempertahankan integritas dengan bahan tumpatan.
Restorasi non plastis merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium
dental dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian
disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan
berulang dan penempatan tumpatan sementara. Restorasi rigid terdiri diri
inlay, onlay, mahkota full veneer, mahkota logam-porselen, dan mahkota
jaket porselen .
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa syarat bahan restorasi?
2. Apa saja alat alat yang digunakan untuk penumpatan?
3. Apa saja macam macam bahan tambalan sementara dan permanen, sifat,
keuntungan dan kekurangan, indikasi dan kontraindikasi, dan teknik
manipulasinya?

1
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami macam macam bahan
tambalan sementara dan permanen, sifat, keuntungan dan kekurangan,
indikasi dan kontraindikasi, dan teknik manipulasinya
2. Mahasiswa mampu mengetahui alat alat apa saja yang digunakan dalam
penumpatan
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara manipulasi dari bahan
bahan tumpatan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang dalil maupun hadits
1.4 Manfaat
Melalui penulisan laporan diharapkan para pembaca pada umumnya dan
para mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNIMUS khususnya dapat macam
macam bahan tambalan sementara dan permanen, sifat, keuntungan dan
kekurangan, indikasi dan kontraindikasi, komposisi,sediaan dan teknik
manipulasinya, serta mengetahui alat alat apa yang digunakan dalam
penumpatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Tumpatan


Perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan perkembangan bahan
material semakin meningkat dan beragam. Dalam beberapa tahun terakhir,
dokter gigi diuntungkan dari peningkatan yang signifikan dalam
perkembangan bahan estetik, termasuk keramik dan senyawa plastik. Namun
kehadiran dari bahan material baru ini tidak menghilangkan kegunaan dari
bahan restorasi tradisional seperti amalgam.
2.2 Macam Bahan Tumpatan
Bahan tumpatan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu bahan tumpatan direk
dan bahan tumpatan indirek. Bahan tumpatan direk adalah bahan yang
diletakkan segera kedalam kavitas gigi setelah dibersihkan dalam satu kali
kunjungan.Yang termasuk bahan tumpatan direk adalah amalgam, resin
komposit dan glass ionomer cement.
Amalgam merupakan campuran beberapa logam, yaitu air raksa, perak,
seng, tembaga dan beberapa logam lainnya yang ditambahkan untuk
meningkatkan sifat fisik dan mekanis amalgam.Sampai saat ini amalgam
adalah bahan tumpatan yang paling umum digunakan dan merupakan salah
satu bahan tumpatan yang tertua.
Amalgam memiliki sifat fisik yang dapat dilihat dari perubahan dimensi
diakibatkan oleh faktor saat manipulasi. Amalgam juga dapat menimbulkan
creep, korosi, tarnish dan memiliki mekanisme perlekatan secara mekanis
dengan gigi. Sifat lain yang dimiliki oleh amalgam adalah kekuatan tekan
bahan tersebut yang sangat besar sehingga dapat dipakai untuk waktu yang
lama dan pada tekanan pengunyahan yang besar.
Amalgam memiliki kelemahan dalam hal estetik karena warna bahan
tambalan amalgam sangat kontras dengan warna gigi. Selain itu kekhawatiran
tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini.
Resin komposit adalah suatu bahan tumpatan yang terdiri dari polimer
3
ditambah dengan bahan pengisi keramik. Untuk merekatkan bahan pengisi
keramik ke matriks resin plastis, bahan pengisi dilapisi dengan silane dan
bahan adhesif. Resin komposit umumnya digolongkan kedalam tiga tipe
utama berdasarkan ukuran, jumlah dan komposisi bahan pengisi anorganik
yaitu konvensional komposit, mikrofil komposit dan hibrid komposit. Saat ini
perkembangan pada komposisi komposit menghasilkan beberapa tipe
kategori hibrid termasuk flowable, packable, dan nanofill komposit.
Indikasi resin komposit digunakan untuk pit dan fisur sealant, lesi awal
klas I dan II menggunakan modifikasi preparasi gigi konservatif, restorasi
gigi klas I dan II ukuran sedang, restorasi klas V dan restorasi pada pasien
yang alergi atau sensitif terhadap logam.
Keuntungan dari resin komposit adalah estetik, preparasi minimal,
konduktivitas thermal yang rendah, dapat digunakan pada gigi anterior dan
posterior, melekat pada struktur gigi dan dapat diperbaiki. Kelemahan bahan
ini adalah dapat menyebabkan terjadinya karies sekunder akibat polimerisasi
shrinkage dan memiliki prosedur yang sulit dalam pengerjaannya.
Glass ionomer cement merupakan bahan tumpatan terdiri atas bubuk dan
liquid, bubuknya berupa bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan liquidnya
adalah asam poliakrilat. Material ini mampu berikatan secara fisiko kimia
dengan jaringan gigi, memiliki koefisien termal yang sama dengan dentin,
dan dapat melepas fluoride yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya
karies sekunder dimana fluoride tersebut mengandung kalsium atau strontium
aluminosilikat. Indikasi glass ionomer cement digunakan pada restorasi gigi
permanen klas V, restorasi gigi desidui klas I-VI, rampan karies dan karies
botol, serta digunakan sebagai bahan luting dan semen.
Keuntungan dari glass ionomer cement adalah bahan ini dapat merekat ke
jaringan keras gigi secara kimia dengan cara pertukaran ion, biokompatibel,
antikariogenik, dan memiliki warna tumpatan yang sewarna dengan gigi.
Kelemahan bahan ini yaitu rapuh dan mudah aus, ketahanan pemakaian yang
rendah, dan sensivitas air pada waktu pengerasan memberikan efek terhadap
sifat fisik dan estetik.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Skema

RESTORASI

DEFINISI MACAM MACAM BAHAN TAHAP ALAT

INDIKASI&KONTRAINDIKASI KOMPOSISI KELEBIHAN&KEKURANGAN

SIFAT & SYARAT FAKTOR

3.2 Macam macam bahan tambalan sementara dan permanen, sifat,


keuntungan dan kekurangan, indikasi dan kontraindikasi, dan teknik
manipulasinya.
Tumpatan sementara
Dipakai pada caries profunda dimana caries sudah dekat sekali dengan
atap pulpa maka sterilisasi cavity tidakhanyadilakukan secara mechanis
saja.Untuk ini harus dilakukan sterilisasi chemis denganmemakai obat-
obatan kemudian cavity atasnya ditutup dengan tumpatan sementara.
Dipakai untuk menutup cavity selama tumpatan cor-coran belum selesai.
Macam macam bahan tumpatan sementara
1. Zinc Phosphat Cement
Selain dapat dipakai sebagai tumpatan sementara, pemakaian yang umum
adalah sebagai basis tumpatan dan juga untuk melekatkan pekerjaan logam
pada gigi (misalnya inlay).
Manipulasi :
reaksi antara powder dan liquid merupakan reaksi yang
exothermis artinya pada saat dicampur akan keluar panas. Powder
5
diaduk sedikit demi sedikit tadi agar panas yang terjadi diisap
oleh glass platE.
Konsistensi yang baik ialah bilamana campuran tadi disatukan di
spatel tidak lagi mengalir/ bergerak perlahan-lahan tapi juga tidak
terlalu keras. Kemudian semen dimasukkan ke dalam cavity
dengan memakai plastic filling instrument dan ditekan dengan
semen stopper. Semua alat-alat yang dipakai harus yang stainless
steel.
Kelebihan :
Mempunyai komposisi strength yang cukup baik dan kuat. Walau
tidak adesif pada enamel dan dentin tetapi semen ini sukar di
lepaskan pada jaringan gigi jika restorasinya di buka karena
semen ini saling mengunci dengan ketidak teraturan permukaan
gigi.
Semen ini memiliki sifat penyekat panas yang baik ketika di
gunakan dibawah restorasi logam.
Zinc phosphate semen ini mempunyai film semen yang paling
tipis dari yang lainnya.oleh karena ketebalanya dapat berukuran
minimal 10 mikrometer. ukuran ini merupakan sepuluh kali
diameter mikroorganisme yang terletak di sekeliling film semen
yang dapat membentuk plak.
Waktu kerja yang dapat di atur dan di kontrol
Dapat di camour dengan mudah
Semen ini mempunyai modulus of elastisitas yang baik.
Dalam penggunaanya sebagai bahan tambalan sementara maka
kekuatan yang diperoleh akan berlipat ganda dari zinc oxide
Zinc oxide dapat digunakan dalam menutup daerah-daerah
undercut yang kecil berupa ketidak teraturan permukaan kavita
namun sangat terbatas bila daerah tersebut tidak terletak di dekat
pulpa.
Semen ini dapat menahan trauma mekanis.
Jika semen ini digunakan dengan hati-hati maka semen ini akan
memberikan perlekatan yang efektif.
6

Zinc phosphate cement sesuai untuk penempatan semen pada


kanal sebelum pemasangan pasak karena waktu kerjanya yag
dapat di perpanjang.
Kekurangan :

Tidak memilik sifat adesif antar zinc phosphate cement dengan


struktur gigi atau bahan restorasi lain yang memakai semen ini.
Karena keasamanya yang dapat mengiritasi pulpa maka,dalam
penggunaan semen ini memerlukan perlindungan pulpa maka
dalam penggunaan semen ini memerlukan perlindungan pulpa.
Nilai pH dari zinc phosphate cemen ini rendah yakni di bawah 7
dan baru mencapai kenormalanya setelah kurang dari 48 jam.
Tensile strength yang rendah dari zinc phosphate cement ini di
bandingkan dengan strength comprosivenya menyebabkan semen
ini menjadi rapuh.
Bila akan menggunakan semen ini penggunanya sangat terbatas
karena kemampuanya engiritasi pulpa yang disebabkan karena
kandungan asam dari semen ini.
Meskipun komposisi dari cairan ini sama biasanya cairan tidak
dapat dipertukarkan untuk digunakan dengan bubuk yang
bermacam-macam komposisi cairan bersifat kritis dan perlu
sekali dalam memperhatikan petunjuk penggunaan dari pabrik
dalam pencampuran semen ini.
Efek anti bakteri dari semen ini sangat kecil
Keasaman dalam semen ini disamping dapat mengiritasi pulpa
juga dapat bertambahnya daya larut dari enamel.
Zinc phosphate cement ini membutuhkan undercut sebagai
retennsi untuk menahan pada t empatnya dari pada kavitas yang
besar. Karena semen ini memiliki sifat yang mudah pecah maka
semen ini kurang baik digunakan sebagai bahan tambalan
sementara.
Zinc phosphate semen cepat mengeras hal ini menyebabkan
suliitnya semen ini untuk ditamb ah sewaktu mencampurnya.
Semen ini mudah larut dalam mulut
7

Jenis semen ini dapat larut terutama di daerah plak


Zinc phosphate cement ini dapat pula menimbulkan dekalsifika si
enamel,di bawah band yang di sebabkan oleh kandungan asam
fosfat.
2. Fletcher
Adalah suatu bahan tumpatan sementara yang terdiri atas powder
dan liquid. Powder (Zn Sulfat, Zn Oxyde, Mastix) dan Liquid
(Alkohol, Aquades)
Manipulasi :
letakkan powder diatas mixing slab, menggunakkan cement spatel
membagi powder flatcher menjadi beberapa bagian untuk
memudahkan mengaduknya
memberi liquid fletchet pada powder fletcher
aduk powder dan liquid fletcher sampai bentuknya pasta
percobaan pertama : - warking time = 48 detik, setting time = 32
detik
3. Guttaperca
Adalah suatu bahan tunpatan sementara yang terbentuk dari karet
yang tidak difulkanisir.
Memakainya yaitu dengan memanaskan di atas api (spirtus
brander) setelah ujungnya lunak diletakkan di atas glass plaat
dan dipotong plastic filling instrument dimasukkan cavity.
Guttap lebih kuat daripada fletcher (Anusavice, 2003).
Kandungan utama gutaperca adalah oksida seng (75%). Duapuluh
persennya adalah gutaperca yang memberinya sifat unik yakni
plastis. Kandungan lainnya adalah pengikat, opaker dan pewarna.
Gutaperca tersedia dalam dua bentuk yaitu: standar dan
konvensional. Gutaperca standar dirancang sesuai dengan nomer
dan bentuk instrument endodontik.
Keuntungan :
pertama, karena sifat plastisnya, gutaperca beradaptasi secara
baik dengan dinding saluran akar yang telah dipreparasi;
kedua; relatif mudah diperlakukan dan dimanipulasikan meskipun
untuk tekhnik obturasi yang kompleks;
8

ketiga, mudah dikeluarkan dari saluran akar, baik sebagian untuk


pemasangan pasak maupun seluruhnya untuk perawatan ulang;
dan terakhir, toksisitasnya relative kecil dan stabil bila berkontak
dengan jaringan.
Kekurangan :
Tidak melekat pada dentin dan sedikit elastik, sehingga memantul
dan menjauh dari dinding saluran akar.
Gutaperca yang dipanaskan akan mengerut waktu mendingin.
Gutaperca yang dilarutkan dalam kloroform atau ekaliptol
mengerut pada waktu pelarut menguap karenanya harus
digunakan semen saluran akar untuk mengisi celah antara
gutaperca dengan dinding saluran akar.
Gutaperca juga harus dimasukkan kedalam saluran sebagian demi
sebagian.

4. Zink Oksida Eugenol


Sebagai bahan perekat sementara dan permanen restorasi,
digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik,
bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada
perawatan pulpotomi, restorasi sementara dan menengah.
Klasifikasi :
Empat jenis OSE, semen OSE:
Tipe1 digunakan untuk semen sementara.
Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-
alat yang dibuat di luar mulut.
Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan
panas.
Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas

Manipulasi :
Dicampur antara bubuk dengan liquid dan bubuk / pasta dan pasta
dengan komposisi seimbang agar didapat adonan berbentuk dempul
Komposisi :
Oksida seng dan eugenol
9
Kekurangan :
Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
Kelebihan :
daya antibakteri
kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran micro
memberikan perlindungan terhadap pulpa (Anusavice, 2003).
Sifat :
PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu
semen dental yang paling sedikit mengiritasi. Kekuatan semen
OSE tergantung pada tujuan kegunaaan dan pada formula yang
dirancang untuk tujuan tertentu

Tumpatan Permanen
Merupakan tumpatan yang langsung bisa dilakukan oleh dokter gigi dalam
satu kunjungan.
Macam macam bahan tumpatan permanen
1. GIC
Manipulasi :
a. Struktur gigi yang dipreparasi harus dibersihkan dengan pasta
pumis, dibilas, dan dikeringkan, namun jangan sampai mengalami
dehidrasi. Perngeringan yang berlebihan akan membuka ujung-
ujung tubulus dentin dan meningkatkan penetrasi cairan asam.
b. Prosedur pengadukannya yaitu bubuk dicampur dengan cairan
dalam jumlah yang besar dan diaduk dengan cepat selama 30-45
detik. Ratio bubuk : cairan yang dianjurkan bervariasi tergantung
mereknya, tetrapi umumnya berkisar antara 1,25-1,5 gram bubuk
per 1 ml cairan.
c. Penyemenan harus dilakukan sebelum semen kehilangan kilapnya.
Setelah mengeras kelebihan semen dapat dibuang dengan
mencungkil atau mematahkan semen menjauh dari tepi restorasi.
Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion
hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk
glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk
ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi
polimerisasi.
10
Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan
pada pengerasan selanjutnya. Secara garis besar terdapat tiga tahap
dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai
berikut.
1. Dissolution
Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-
ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium)
akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol).
2. Gelation/hardening
Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada
polianion pada grup polikarboksilat.
a. 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai
kalsium (fragile & highly soluble in water).
b. 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat
pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong &
insoluble).
3. Hydration of salts
Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks
yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca.
Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi
berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa
asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal
dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel
dari semen ionomer kaca.
Komposisi :
a. Bubuk untuk GIC pada umumnya terdiri dari :
Silica 41.9%
Alumina 28.6%
Aluminium Fluoride 1.6%
Calcium Fluoride 15.7%
Sodium Fluoride 9.3%
Aluminium Phosphate
b. Liquid :
Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan
konsentrasi antara 40-50%.
11

Indikasi :
Restorasi clas V, III dan persiapan gigi kelas I kecil.
Restoratif gigi sulung.
Untuk lutting inlay, onlay, mahkota, veeners, pin dan posting.
Sebagai pelindung bawah komposit dan amalgam.
Perawatan membangun.
Dalam teknik restoratif lainnya seperti teknik sandwich perawatan
restoratif atraumatik dan restorasi berikat.

Kontraindikasi :
Di daerah bantalan stres seperti kelas I, II dan IV persiapan.
Dalam kasus penggantian cuspal.
Pada pasien dengan xerostomia. Bernapas melLui mulut karena
pemulihan dapat menjadi buram, rapuh dan facture.
Di daerah yang membutuhkan estetika seperti pelapisan gigi
anterior.
Kelebihan :
Biokompatible karena molekul asam polyakrilic berukuran
besar mencegah bentuk asam menghasilkan respon pulpa.
Kekurangan :
Resistensi fraktur rapuh dan rendah.
Ketahanan aus rendah.
Radiopak tidak inheren.
Sensivitas air selama fase pengaturan mempengaruhi sifat fisik dan
estetika.
2. KOMPOSIT
Resin komposit merupakan bahan restorasi yang paling banyak
digunakan dalam bidang kedokteran gigi saat ini. Resin komposit terdiri
atas tiga komponen utama, yaitu matriks, ller, dan coupling agent,
serta memiliki keunggulan yaitu warna yang menyerupai warna gigi asli,
memiliki nilai estetis yang baik dan biokompatibilitas yang tinggi.
Kekurangan dari resin komposit yaitu adanya pengerutan pada saat
polimerisasi (polymerization shrinkage).
Pengerutan polimerisasi disebabkan komponen matriks pada resin
komposit.
12
Matriks resin komposit umumnya mengandung Bis-GMA. Resin
komposit dengan kandungan matriks tersebut digolongkan sebagai resin
komposit konvensional. Matriks resin komposit tersusun atas
monomermonomer yang memiliki ikatan karbon rantai ganda dan
terdapat jarak antar monomer. Saat terjadi polimerisasi monomer akan
berikatan satu sama lain untuk membentuk polimer dengan jalan
pemutusan ikatan karbon menjadi rantai tunggal. Pembentukan polimer
akan menghilangkan jarak antar monomer yang menyebabkan volume
dari resin komposit berkurang. Pengerutan pada saat polimerisasi
menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro yaitu celah antara
permukaan gigi dan resin komposit. Kebocoran mikro dapat
menyebabkan terjadinya karies sekunder, sensitivitas pasca penumpatan,
dan kegagalan restorasi.
Indikasi :
Untuk pemulihan ringan sampai sedang kelas I dan kelas II
persiapan gigi dari semua gigi.
Restorasi kelas III, IV, dan V prepartion dari semua gigi
khususnya bila estetika penting .
Estetik improvemen pricedures seperti laminasi, veneers, dan
penutupan diastema.
Sebagai pit dan fisura sealent.
Untuk belat periodontal gigi melemah atau gigi ponsel.
Untuk perbaikan mahkota keramik retak.
Untuk ikatan applianes ortodontik.
Kontraindikasi :
Ketika isolasi lapangan operasi sulit.
Di mana tekanan oklusal yang sangat tinggi yang hadir Ketika
dokter tidak melewati keterampilan teknis yang diperlukan untuk
restorasi.
Ketika lesi memperpanjang sampai ke permukaan akar.
Pasien dengan karies tinggi kerentanan.
Ketika persiapan meluas subgingiva.
Pasien dengan kebersihan mulut yang buruk.
13
Kelebihan :
Estetik.
Digunakan secara universal.
Lebih estetis.
Mempertahankan struktur gigi.
Berikatan pada struktur gigi dengan bahan bonding, menutup
margin restorasi dan memperkuat sisa struktur gigi.
Radiopak, mengevaluasi kontur, marginal adaptasi dan
membedakan antara restorasi, lesi karies dan struktur gigi sehat.
Kerugian :
Terjadi pengerutan saat polimerisasi.
Terjadinya lesi karies sekunder.
Dapat mengabsorbsi air.
Dapat menunjukkan keausan oklusal yang lebih besar didaerah
tinggi oklusal atau ketika semua kontak oklusal gigi berada
dimaterial komposit.
3. AMALGAM
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy)
yang salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan
untuk menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan
seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Dental amalgam
sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang
disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur,
terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang
berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu abu.
a. Klasifikasi Amalgam
Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis yaitu (Soraya,2010) :
1. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:
a. Alloy binary, contohnya : silver-tin
b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium
2. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:
a. Microcut, dengan ukuran 10 30 m.
b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 m.

14
3. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu
a. Alloy lathe-cut
Alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur,
b. Alloy spherical
Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana cairan
alloy diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat kecil.
Alloy ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga berbentuk
persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan yang
digunakan
c. Alloy spheroidal
Alloy spheroidal juga dibentuk melaui proses atomisasi

Manipulasi :
Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan cara mencampurkan
alloy amalgam dengan merkuri. Rasio powder alloy amalgam dengan
merkuri yang biasa digunakan adalah 1:1.1-3 Pada alloy spherical, rasio
powder : liquid biasanya lebih kecil, dengan kandungan merkuri sekitar
45%.
Proses selanjutnya adalah triturasi, yaitu pengadukan powder
dengan liquid yang dapat dilakukan secara manual menggunakan
mortar dan pastel maupun secara mekanis menggunakan amalgamator
dan kapsul. Hasil dari proses triturasi adalah didapatnya suatu massa
plastis yang disebut amalgam.
Setelah triturasi, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas
menggunakan amalgam carrier dan dilanjutkan dengan kondensasi yaitu
memberikan tekanan yang besar menggunakan amalgam stopper agar
dapat berkontak rapat dengan dinding kavitas. Kondensasi yang baik
perlu dilakukan untuk membuang kelebihan merkuri, karena merkuri
yang berlebihan dapat melemahkan struktur amalgam dan
menyebabkan porositas pada amalgam.
Prosedur selanjutnya adalah carving yang dilakukan untuk
mendapatkan kontur, kontak dan anatomi yang sesuai sehingga
mendukung kesehatan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya. Setelah itu
dilakukan pemolesan (polishing) dengan burnisher untuk meminimalisir
korosi dan mencegah perlekatan plak. Pemolesan dilakukan 24 jam
setelah penambalan, setelah tambalan cukup kuat.
Komposisi :
merkuri dan amalgam alloy
perak dan timah
tembaga
seng
Indikasi :
Untuk klas I dan klas II yang restorasi besar (terutama termasuk
restorasi berat oklusi yang tidak dapat diisolasi dengan baik atau
yang memperpanjang permukaan akar).
Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar,
dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.
The American Dental Association(ADA) mengindikasikan
kelayakan resin komposit untuk digunakan sebagai pit and fissura
sealant, resin preventif, lesi awal kelas I dan II yang menggunakan
modifikasi preparasi gigi konservatif, restorasi kelas I dan II yang
berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada tempat-tempat
yang memerlukan estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi
atau sensitif terhadap logam.
Kontarindikasi :
Gigi yang memerlukan estetika yang tinggi terutama pada gigi
anterior.
Kelebihan :
Kemudahan manipulasi
Chaacteristics fisik amalgam adalah enamel dan dentin comarabe
Teknik kurang sensitif
Penyegelan diri
Biokompatibel
Ketahanan aus yang baik
Murah
Berikatan dengan struktur gigi
Kekurangan :
Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan
warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan
atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.
15

Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi


tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat
menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak
membayang kehitaman.
Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata
alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan
tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah
penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa
sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Namun umumnya
keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang
setelah pasien dapat beradaptasi. Hingga kini issue tentang
toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara
tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi
penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.

3.3 Syarat Umum Bahan Restorasi


Harus mudah digunakan dan tahan lama
Kekuatan tensil cukup
Tidak larut ileh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di salam rongga
mulut
Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival
Mudah dipotong dan dipoles
Derajat keausan sama dengan email
Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder
Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin
Daya penyerapan airnya rendah
Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi

3.4 Alat Alat yang digunakan dalam penumpatan


1. INSTRUMEN PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS (OD Set)
Sonde, membantu mendiagnosis pada bagian yang susah . co : pit fisure
Exkavator, untuk membuang jaringan nekrotik pada gigi
Kaca mulut, untuk penglihatan tidak langsung
Pinset, untuk mengambil kapas

16

2. INSTRUMEN IRIGASI
Syringe (water dan air way ) , jarum suntik yang dibengkokan
3. INSTRUMEN PREPARASIA
Bur-bur utk preparasi akses . co : round , fisurre , inverted cone, flame ,
Endo Acces bur, Bur diamond fisur atau tapered dll.
4. INSTRUMEN CLEANING DAN SHAPING
Pinset, Untuk mengambil cotton roll atau benda kecil lainya.
Rotary instrument ( Gates Glidden Drills)
5. INSTRUMEN RESTORASI
Spatula :
a. besar untuk mencampur semen
b. kecil untuk mencampur liner
Glas plate Digunakan bersama stainless steel spatula sebagai alas
mencampur bahan tumpat
Ball aplikator untuk meletakkan bahan pada daerah terdalam dari
kavitas
6. ROTARI CUTTING INSTRUMEN
17
Alat yang digun akan dalam penumpatan Resin Komposit

1. Rubber dam karet pelindung gigi lain yang di g unakan sebelum


melakukan tu mpatan

2. Ball aplikator untuk meletakkan bahan pelindung pulpa pada daerah


terdalam dari kavitas
3. Rubber cup untuk pemolesan di awal sebelum di lakukan etsa dengan
menggunakan pumice yang di campur dengan air. Deng an tujuan untuk
menghilangka n debris , stain , plak , dan mencegah kontaminasi dengan
saliva.
4. Celluloid cro wn cetakan untuk memasukkan bahan tum patan
5. Wooden wedge
6. Light cure
7. Glass Plate Digunakan bersama stainless steel spatula sebagai alas
mencampur bahan tumpat selain SIK misalnya, RK (Resin Komposit)

17
8. Plastis instrumen untuk mengambil RK dan meletakkanya pada kavitas
9. Plastic instrumen untuk meletakkan tumpatan sementara , Digunakan
untuk memasukkan bahan tumpat ke dalam kavitas yang tidak dalam, co :
untuk bahan tumpat SIK dan RK
10. Round bur metal membuka kavitas , untuk menghilangkan jaringan
karies

11. Fissure bur meratakan dan menghilangkan dinding kavitas

12. Enhance polishing

13. Mikrobrush sikat kecil yang bisa digunakan untuk pengolesan etsa dan
bonding
14. Hand cutting instrumen finishing , membuang dan merapikan tumpatan
yang terdapat pada kavitas
15. Articulating paper kertas berwarna untuk memeriksa oklusi
18
16. Finishing strip menghaluskan tambalan serta memberi jeda/ jarak pada
kontak proksimal atau pada bagian interdental

17. Bur softlex untuk pemolesan atau polishing

18. Agate spatel Untuk mengambil bahan tambalan komposit

Alat yang digun akan dalam perawatan pulpotomi


19
Alat dan Bahan yang digunakan untuk Kaping pulpa direct

1. Condenser

memiliki dua bagian yaitu : a. Bagian halus digunakan untuk memadatkan


tumpatan SIK dan RK b. Bagian bergerigi digunakan un tuk memadatkan
tumpatan amalgam

2. Carver, Digun akan untuk mengukir tumpatan amalgam


3. Burnisher, Digunakan untuk menghaluskan permukaan tu mpatan
amalgam tetapi sifatnya hanya sementara
20
3.4 Dalil (Ayat atau Hadis)


( )
(5265)

Sesungguhnya Allah Azza Wajallah menghalalkan kalangan wanita dari


umatku sutera dan emas. Serta diharamkan bagi para lelakinya HR. NasaI,
5265 dinyatakan shoheh oleh Syekh Al-Albany di Shoheh Nasai
Kedua, Tidak diperbolehkan menambal atau mengikatnya dengan emas

kecuali kalau ada keperluan mendesak (dhorurat) karena asalanya adalah

tadi) (hadits Karena lelaki. untuk emas penggunaan haramnya nad

diperbolehkan karena ada keperluan mendesak (dhorurat). Sebagaimana diriwayatkan


:oleh Abu Dawud, 4232

- )
.

.(perang) Kulab bin Asad hidungnya terputus pada Bahwa Arfajah

Kemudian beliau membuat hidung (buatan) dari perak kemudian basi. Dan
.Nabi sallallahualihi wa sallam memerintahkan membutanya dari emas
Dinyatakan hasan oleh Syekh Al -Albany di Shoheh Abu Dawud Nawawi
rahimahullah dalam Al-Majmu (1/312) mengatakan, Perkataan pengarang
Kalau terpaksa (menggunakan) emas, maka diperbolehkan
mempergunakannya. Maka itu telah disepakati. Teman-teman kami
mengatakan, Diperbolehkan (membuat) hidung dan gigi dari perak. Begitu
juga untuk menguatkan gigi yang rusak diperbolehkan menggunakan emas

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara garis besar bahan tumpatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu
bahan tumpatan direk dan bahan tumpatan indirek. Bahan tumpatan direk
adalah bahan yang diletakkan segera kedalam kavitas gigi setelah dibersihkan
dalam satu kali kunjungan.Yang termasuk bahan tumpatan direk adalah
amalgam, resin komposit dan glass ionomer cement, sedangkan yang
termasuk bahan tumpatan indirek adalah onlay, overlay, dan inlay.

Selain itu, bahan tumpatan juga ada yang bersifat sementara dan bersifat
permanen. Yang bersifat sementara biasanya digunakan pada caries profunda
dimana caries sudah dekat sekali dengan atap pulpa maka sterilisasi kavitas
tidak hanya dilakukan secara mechanis saja. Untuk ini harus dilakukan
sterilisasi chemis dengan memakai obat-obatan kemudian kavitas ditutup
dengan tumpatan sementara. Untuk tumpatan permanen merupakan tumpatan
yang dapat langsung diaplikasikan dalam satu kali kunjungan.

Jenis bahan tumpatan mempengaruhi nilai estetik pada gigi, untuk gigi
anterior disarankan untuk pengaplikasian bahan tumpatan permanen resin
komposit atau GIC, sedangkan untuk gigi posterior dengan beban kunyah
yang besar dan tidak terlalu mempengaruhi nilai estetik maka dapat
digunakan bahan tumpatan jenis amalgam yang memiliki kekuatan mekanis
yang sangat tinggi terhadap gaya kunyah.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih jenis bahan


tumpatan antara lain, estetik pada gigi, tidak mengiritasi gigi dan jaringan
mulut, sesuai dengan indikasi, serta bahan tumpatan memiliki nilai mekanis
yang kuat terhadap gaya kunyah terutama untuk gigi posterior.
22
4.2 Saran

Berdasarkan kasus yang telah dibahas sebelumnya, Kami mahasiswa calon


dokter gigi harus mempertimbangkan jenis, macam, indikasi, kontraindikasi,
keuntungan dan kekurangan dari bahan tumpatan yang akan kita aplikasikan
ke pasien.

Pemilihan bahan tambal untuk gigi anterior mengedepankan nilai estetika


sehingga akan lebih bagus jika diaplikasikan bahan tambal sewarna dengan
gigi. Dan untuk gigi posterior yang menerima beban kunyah lebih besar
disarankan untuk memakai bahan tumpatan yang kuat seperti amalgam.
23
DAFTAR PUSTAKA

th
11 ed.,

Abyono. R. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta : EGC


Alga, Youla, Michael. Pengaruh waktu perendaman terhadap bahan tumpatan
glass ionomer cement dalam larutan asam asetat. Jurnal e-GiGi
(eG),Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016.
Anusavice, 2003, Phillips Science of Dental Materials,
St.Louise:Elsevier, p 283-292.
Baum, L. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC.
th
Cabe FJ, Walls AWG. 1984. Applied Dental Materials. 9 ed. USA : Blackwell
Scientific Publications.
Catra, Damajanty. 2015. Gambaran Penggunaan Bahan Tumpatan di Poliklinik
Gigi Puskesmas Kota Bitung Tahun 2014. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3,
Nomor 2, Juli-Desember 2015.
Catra, Mariati. 2015. Gambaran Penggunaan Bahan Tumpatan di Poliklinik Gigi
Puskesmas Kota Bitung Tahun 2014. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3,
Nomor 2, Juli-Desember 2015.
Diana Gabriella, dkk. 2016. Biocompatibility of a restorative resin-modified glass
ionomer cement applied in very deep cavities prepared in human teeth.
General Dentistry Self Instruction.
Dhurohmah, Rochman, Siti. 2014. Pengaruh Waktu Polishing dan Asam Sitrat
Terhadap Microleakage Pada Tumpatan Resin Komposit Nanofiller
Aktivasi Light Emiting Diode - In Vitro. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Islam Sultan Agung.
Gizela, Lampus. 2013. Gambaran Penggunaan Semen Ionomer Kaca Sebagai
Bahan Tumpatan Gigi di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Sam Ratulangi Pada Tahun 2011 Sampai 2012. Fakultas
Kedokteran Gigi Sam Ratulanggi.
M. Yanuar, Gusti. 2016. Kebocoran Mikro Akibat Efek Suhu Terhadap
Pengerutan Komposit Nanohybrid. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi Vol I.
No 2. September 2016.
Nurhapsari, Arlina. 2016. Perbandingan Kebocoran Tepi antara Restorasi Resin

24
Komposit Tipe Bulk-Fill dan Tipe Packable dengan Penggunaan Sistem Adhesif
Total Etch dan Self Etch. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Paul FREIMAN, Ioana LILE, dkk. 2012. The Colour of Composite Bonding.
Jurnal Medical Aradean (Arad Medical Journal) Vol. XV, issue 1-4, 2012,
pp. 148-152.
Phillips, Kenneth J. Anusavice. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10
ed. Jakarta : EGC.

Powers JM, Sakaguchi RL. 2003. CRAIGSS Restorative Dental Materials. th


Ratih A. 2001. Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi Estetik Pada
Tumpatan Komposit Gigi Anterior. Jakarta.
Ratri, Maika. 2015. Perbedaan Kekuatan Tarik Resin Komposit Nanofil Pada
Kavitas Kelas V dengan Bahan Adhesif Self-Etch dan Total-Etch. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Vanessa, Dinar, Juliarti. 2015. Gambaran Kekuatan Tekan Bahan Tumpatan
Semen Ionomer Kaca yang direndam dalam Minuman beralkohol. Jurnal
e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015.
25

Anda mungkin juga menyukai