Oleh : SGD 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya kami dapat menyusun Student Project ini tepat pada waktunya.
Student Project ini membahas Literature Review dengan Judul Klasifikasi Dental
Ceramic.
Terima kasih kami ucapkan kepada drg. IGA Sri Pradnyani,
M.Biomedselaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan
serta bimbingan yang sangat berarti bagi penyusunan Student Project ini.
Penulis menyadari bahwa Student Project ini belum sempurna seperti yang
diharapkan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan keilmuan yang kami
miliki.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi kebaikan Student Project ini.
Semoga Student Project ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
MOE 69 MPa
4. Sifat biologis
a. Biokompatibilitas
Biokompatibilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan
dapat bertahan terhadap korosi, perubahan selama pemakaian serta
tidak menimbulkan reaksi penolakan terhadap jaringan tubuh. Ceramic
dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan temperatur mulut,
tidak larut dalam saliva, dan tidak mengiritasi jaringan mulut. Ceramic
menunjukkan biokompabilitas yang baik dengan jaringan lunak rongga
mulut (Datla, Alla, Alluri, Babu, dan Konakanchi, 2015).
Kaolin
Kaolin mirip dengan clay putih. Merupakan aluminium
silikat yang dihidrasi (Al2O3.2SiO2.2H2O). Kaolin berfungsi
sebagai bahan pengikat, memberikan opacity pada massa
(McCabe JF, 2008).
Silika
Silika diperoleh dengan menggiling quartz murni. Silika
bertindak sebagai kerangka yang kuat, memberikan kekuatan
dan kekerasan pada porcelain selama proses fusing. Silika juga
membuat porcelain tidak mengalami perubahan saat pembakaran
(McCabe JF, 2008)..
Feldspar
Merupakan mineral alami dan juga double silikat
potassium dan aluminium K2O.Al2O36SiO2. Feldspar berfungsi
sebagai flux, matriks dan lapisan permukaan. Ketika dicampur
dengan metal oksida dan dibakar pada temperatur yang tinggi,
dapat membentuk fase gelas yang dapat melembut dan bergerak
sedikit. Selama pembakaran, feldspar menyatu dan bertindak
sebagai matriks yang mengikat silica dan kaolin menjadi massa
yang solid (McCabe JF, 2008).
2.3.3 Berdasarkan Metode Pengolahan
Klasifikasi dental ceramic berdasarkan metode pengolahan
(processing methode) terdiri dari Powder/Liquid Building, Slip Casting,
Hot-Pressed Ceramic dan Glass CAD (Computer Aided Designing) –
CAM (Computer Aided Machining)
a. Powder/Liquid Building
Mencampur powder dan liquid ceramic adalah metode
pemrosesan secara konvensional. Metode kondensasi ini
menggabungkan inti ceramic atau logam dengan powder dan liquid
ceramic menggunakan spatula. Campuran dikondensasi dengan
getaran untuk menghindari adanya udara yang terjebak di dalamnya.
Pada proses tertentu dalam pembuatan ceramic untuk menghilangkan
kelembaban dilakukan proses yang disebut sintering. Sintering
adalah proses pemanasan dari partikel-partiel yang tersusun rapat
untuk memperoleh ikatan antar partikel serta difusi yang cukup
untuk menurunkan daerah permukaan atau kepadatan struktur
(Anusavice, 2004). Proses ini muncul pada temperatur diatas titik
softening dari ceramic dimana sebagian matriks kaca meleleh dan
partikel bubuk bergabung. Teknik ini umumnya digunakan untuk
pembuatan porcelain “jacket” crowns (PJC) dan restorasi veneer
(Hussain, 2004).
b. Slip Casting/Glass Infiltration
Metode fabrikasi slip-casting diperkenalkan pada 1990-an.
Teknik pengolahan ini melibatkan pembentukan porus slip casting
yang disintering dan kemudian disisipi dengan kaca berbasis
lantanum, menghasilkan dua interpenetrating continuous networks
yaitu a glassy fase dan infrastruktur kristal. Infrastruktur kristal bisa
menjadi alumina (Al2O3), spinel (MgAl2O4), atau zirkonia-alumina
(12 Ce-TZP-Al2O3). Restorasi yang diproduksi melalui metode ini
cenderung memiliki resiko cacat yang lebih rendah dari pemrosesan
dan memiliki kekuatan yang lebih besar dari porselen feldspathic
konvensional (Gregg A. Helvey, DDS, 2013).
c. Hot-Pressed Ceramic
Teknik hot-pressed diperkenalkan pada akhir 1980-an dan
mengizinkan teknisi gigi untuk membuat restorasi dengan wax.
Teknik yang umum digunakan adalah waxing restorasi untuk kontur
penuh dan penekanan panas (hot pressed) untuk menghasilkan
restorasi seperti pada gambar 1. Kemudian dilanjutkan dengan
pemotongan area incisalnya untuk membuat mamelon seperti terlihat
pada gambar 2. (Gregg A. Helvey, DDS, 2013).
Gambar 1. Hot Pressed Ceramic
Philip’s Craig’s
Ultra Low
Fusing <850oC <870oC
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah sebagai mahasiswa kedokteran gigi
sebaiknya agar mengetahui lebih mendalam mengenai penggunaan, komposisi,
metode dan suhu pengolahan, struktur mikro, translusensi, ketahanan terhadap
fraktur, dan kemampuan mengabrasi dari dental ceramic sehingga dapat
mengaplikasikan dental ceramic dengan baik dan tetap memperhatikan factor
seperti biaya,target kalangan pasien dan tempat lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 1996. Phillips’ Science of Dental Materials. 10th ed. Philadelphia,
PA: WB saunders
Arvindshenoy, Nina shenoy.Dental keramik. J ConsERV Dent 2010 OctDec, 13
(4) 195-203. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3010023/
Asgar K. 1998. Casting metals in dentistry: past-present-future. Adv Dent
Res.;2(1):33-43.
Datla, Srinivasa Raju; Alla, Rama Krishna; Alluri,Venkata Ramaraju; Babu,
Jithendra; dan Konakanchi,Anusha.Dental ceramic: Part II – Recent
Advances in Dental ceramic. 2015. American Journal of Materials
Engineering and Technology Vol. 3, No. 2, hh. 19-26. [Diakses pada 10
Meni 2019]. Tersedia di:
https://www.researchgate.net/publication/275465809_Dental_Ceramic_Pa
rt_II_-_Recent_Advances_in_Dental_Ceramic
Gregg A. Helvey, DDS, 2013. Classification of Dental Ceramic ‘An
understanding of dental ceramic classifications enables the clinician
toprovide the optimum in strength and esthetics’ [Diakses pada tanggal 10
Mei 2019] Tersedia di :
https://www.researchgate.net/publication/292150812
Helvey, G.A., 2013. Classification of dental ceramics. Inside Continuing
Education, 13, pp.62-8.
Hussain S. Textbook of Dental Materials. New Delhi: Jaypee Brothers
MedicalPublishers, 2004: 198-199.
Kenneth J, Anusavice,PhD, DMD. 2012. Dental ceramicIn Phillips Science of
Dental Materials Edisi ke-12. Florida: Saunders.
Leinfelder KF, Kurdziolek SM. 2004. Contemporary CAD/CAM technologies:
the evolution of restorative systems. Pract Proced Aesthet Dent;16(3):224-
231.
Manappallil JJ, George A, Kumar GV,et al. Basic Dental Materials. India: Jaypee
Brothers Medical Publishers, 1998: 331
Marquardt P, Strub JR. 2006. Survival rates of IPS Empress 2 all-ceramic crowns
and fixed partial dentures: results of a 5-year prospective clinical study.
Quintessence Int;37(4):253-259.
Mc Cabe JF, Walls AWG. Applied Dental Materials. 9th ed. Oxford: Blackwell
Publishing, 2008: 89-99
Rosenstiel SF, Land MF, dan Fujimoto J. 2006.Comperorary Fixed
Prosthodontics Edisi ke-4. St. loius: Mosby Inc.
Sembiring.“Bahan Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi”. Medan.
USU Press, 2006:181
Shenoy, A. and Shenoy, N., 2010. Dental ceramics: An update. Journal of
conservative dentistry: JCD, 13(4), p.195.