DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD FACHRIANKA
CIKA SEPTIANA
UNIVERSITAS PAMULANG
2022-2023
KATA PENGANTAR
Tidak lupa ucapan terimakasih saya tujukan kepada pihak-pihak yang turut
mendukung terselesaikannya makalah ini antara lain :
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................10-11
Daftar Pustaka..................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang
pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah banyak membawa pengaruh dan perubahan
berbagai aspek kehidupan. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi tentang
keramik, telah dapat diidentifikasikan struktur dan komposisi kimia penyusunya dan
bahan pencampur lain yang dapat membuat sifat keramik lebih baik, maka dapat
dihasilkan suatu produk keramik untuk berbagai kebutuhan industri mekanik,
elektronik, filter bahkan dipakai pada bidang teknologi ruang angkasa. Secara
fungsional produk keramik memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan
logam antara lain memiliki titik lebur yang tinggi, sangat keras, tahan korosi, lebih
ringan, bahan bakunya merupakan hasil alam dan mudah di jumpai. Kekuatan dan
kekerasan keramik dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk butiran serta jenis dan fasa
batas butiran, temperatur pemanasan, modal pembentukan. Keramik berpori telah
berhasil dibuat dan dimanfaatkansebagai filter dalam penuangan logam cair, sebagai
katalisator yang biasa di tempatkan dalam system gas buang kendaraan
bermotor(van Vlack dalam Nainggolan, 2008). Keramik berpori merupakan keramik
yang mempunyai pori-pori dengan distribusi ukuran tertentu dan porositas yang
relatif tinggi, secara luas keramik berpori insulasi termal dan sebagai bahan
bangunan. Material yang biasa digunakan sebagai bahan baku keramik berpori
adalah lempung dan senyawa oksida seperti alumina (Al2O3), silika (SiO2),
titania(TiO2), dan zirkonia (ZrO2). Pada umumnya penggunaan keramik berpori
dengan ukuran pori sekitar 10-800 µm sebagai filter, sedangkan keramik dengan
ukuran pori hingga 0,1 nm sebagai membran menggunakan material dengan
kandungan alumina yang tinggi karena 2 alumina mempunyai keunggulan pada
kekuatan, kekerasan dan ketahanan terhadap tekanan, panas, maupun bahan kimia.
1
Clay mengandung hidrated aluminium silica (Al2O3,SiO2,H2O) yang berfungsi
mempermudah proses pembentukan keramik, mempunyai sifat plastis mudah
dibentuk, mempunyai daya ikat bahan baku tidak plastis, dan juga dicampur dengan
kuarsa yang merupakan bentuk lain dari silika yang bertujuan untuk mengurangi
retak-retak dalam pengeringan. Zeolit merupakan batuan atau mineral alam yang
secara kimiawi termasuk golongan mineral silika dan dinyatakan sebagai alumina
silika terhidrasi berbentuk halus dan merupakan hasil produk sekunder yang stabil
pada kondisi permukaan karena berasal dari proses sedimentasi, pelapukan maupun
aktivasi hidrotermal. Zeolit telah banyak diaplikasikan sebagai absorben, penukar ion,
dan sebagai katalis menurut (Chetam dalam Sinaga, 2012).
Refraktori adalah bahan keramik yang dirancang untuk tahan terhadap suhu sangat
tinggi (melebihi 538°C) yang ditemui dalam manufaktur modern. Lebih tahan panas
dibandingkan logam, bahan ini digunakan untuk melapisi permukaan panas yang
ditemukan di banyak proses industri. Selain tahan terhadap tekanan termal dan
fenomena fisik lainnya yang disebabkan oleh panas, refraktori juga tahan terhadap
keausan fisik dan korosi yang disebabkan oleh bahan kimia. Oleh karena itu, mereka
penting untuk pembuatan produk petrokimia dan penyulingan bensin.
Produk tahan api umumnya terbagi dalam salah satu dari dua kategori besar: bentuk
yang telah dibentuk sebelumnya atau komposisi yang belum dibentuk, sering disebut
refraktori khusus atau monolitik. Lalu, ada serat keramik tahan api, yang menyerupai
isolasi perumahan, namun terisolasi pada suhu yang jauh lebih tinggi. Batu bata dan
bentuk adalah bentuk refraktori yang lebih tradisional dan secara historis
menyumbang sebagian besar produksi refraktori.
Refraktori tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan ini dapat ditekan atau
dibentuk untuk digunakan pada lantai dan dinding, diproduksi dalam bentuk dan
irisan yang saling bertautan, atau dilengkungkan agar sesuai dengan bagian dalam
ketel dan sendok. Beberapa bagian tahan api berukuran kecil dan memiliki geometri
yang rumit dan halus; yang lainnya, dalam bentuk balok pracetak atau fusi,
berukuran besar dan beratnya bisa mencapai beberapa ton
2
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
Dari penjelasan makalah ini kami sebagai penulis bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teknologi Keramik, disamping itu untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas, tentang
Pengaplikasian Teknologi Keramik Pada Temperatur Tinggi
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, dapat ditentukan
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Penting di sini untuk membedakan antara kelarutan dalam
air dan porositas. Beberapa keramik masih bersifat porous,
artinya masih dapat menyerap air, namun tidak larut dalam
air. Keramik dapat ditemukan dalam berbagai macam
produk dan aplikasi termasuk: ubin, batu bata, keramik
teknik yang digunakan pada perangkat elektronik, dan
komponen ruang angkasa
Terbentuknya minyak dan gas bumi menurut teori duplex dan teori
biogenetik bahwasanya minyak dan gas bumi terbentuk dari ragam jenis
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan
Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai
5
menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur
dalam jangka waktu yang lama, ribuan dan bahkan jutaan tahun. Akibat
pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan di atasnya,
maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah menjadi
bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Jenis oil refinery berikutnya adalah Kilang Hydro Skimming. Kilang ini
memiliki konfigurasi unit dan fasilitas yang lebih baik daripada kilang topping
oil. Karena pada kilang ini Dilengkapi dengan unit fungsional operasional
6
seperti hydrotreating, hydro-cracking, dan beberapa lainnya membuat kilang
ini lebih efisien dan produktif dibandingkan dengan kilang topping oil.
Jenis kilang Deep Conversion merupakan tingkatan lebih lanjut dari kilang
konversi. Kilang ini identik dengan kilang modern yang saat ini digunakan
untuk menghasilkan bahan bakar dengan kadar sulfur rendah sekaligus
tingkat kejernihan tinggi.
Minyak mentah yang diambil dari ladang minyak harus disuling dengan baik
sebelum digunakan. Proses penyulingan dan pengolahan, yang biasa
disebut dengan REFINARY adalah proses rekayasa kimia.Dikilang minyak
7
terlihat banyak menara baja bulat yang tinggi dan tungku perapian yang di
lilit pipa yang sangat panjang. Proses dasar pengilangan minyak adalah
Distilasi (penyulingan) dan cracking (pemecahan). Minyak mentah terdiri dari
bermacam-macam senyawa hidrokarbon. Setelah proses Distilasi, minyak
mentah akan dibawa ke proses konversi. Proses ini mengubah struktur dan
ukuran senyawa hidrokarbon yang telah dipisah pada proses Distilasi.
Eksplorasi
Eksplorasi merupakan unit bisnis yang paling awal dalam produksi minyak
dan gas bumi. Dalam unit bisnis eksplorasi, dilakukan aktivitas seperti
menilai prospek lahan, seismic, dan juga pengeboran sumur sebelum
akhirnya dibangun anjungan lepas pantai untuk menyalurkan hidrokarbon
dari bawah tanah. Biasanya aktivitas-aktivitas ini dilakukan secara khusus
oleh tim geologist atau geophysicist. Bahan mentah berupa hidrokarbon ini
kemudian akan diekstrak oleh perusahaan eksplorasi minyak dan gas bumi.
Ketika sebuah sumur sudah dinilai kering, maka sumur pun akan ditutup.
Dalam proses produksi, bahan mentah tersebut belum sampai ke tahap
produksi.
Upstream
Melanjutkan tahap eksplorasi, tabungan minyak dan gas dalam bumi yang
sudah diambil kemudian akan melalui proses produksi yang pertama. Inilah
yang disebut dengan unit bisnis upstream. Umumnya, perusahaan akan
menggabungkan unit bisnis eksplorasi dan upstream, atau yang biasa
dikenal dengan perusahaan E&P (exploration & production). Dalam
upstream juga dilakukan stabilisasi minyak dan gas bumi. Berbeda dengan
upstream yang berkutat pada produksi dan stabilisasi, downstream lebih
berhubungan dekat dengan end-to-end user.
Midstream
8
Setelah diproduksi, maka akan masuk ke unit bisnis midstream. Midstream
ini mencakup gas treatment, produksi LNG, regasification plants, dan sistem
pipeline pada minyak serta gas bumi. Selain itu, aktivitas dalam unit bisnis
midstream meliputi pemrosesan, penyimpanan, pemindahan, serta
pemasaran minyak, gas alami, dan juga natural gas liquids. Tidak sedikit
perusahaan minyak dan gas bumi yang mengintegrasikan upstream,
midstream, dan downstream sekaligus.
Refinery
Sesuai dengan namanya, unit bisnis refinery secara spesifik memproses
hidrokarbon, baik itu minyak atau kondensat lainnya, menjadi produk-produk
seperti bensin, diesel, sampai avtur. Minyak sendiri memiliki berbagai jenis,
mulai dari heavy oil, crude oil, hingga brand oil. Sementara contoh
kondensat yang paling sering ditemui adalah thinner. Di dalam refinery,
terdapat juga tangki penyimpanan serta terminal untuk distribusi. Produk-
produk yang dihasilkan di sini biasanya akan dimanfaatkan oleh perusahaan
petrokimia.
Petrochemical
Produk-produk yang dijual oleh perusahaan petrokimia merupakan produk-
produk dari refinery. Petrokimia menggunakan hidrokarbon seperti crude oil
dan gas alami sebagai komponen utama produksi. Namun, petrokimia juga
seringkali menggunakan gas petroleum serta gas oil. Kini, beberapa contoh
produk dari petrokimia sudah dipakai secara bebas. Misalnya seperti pupuk
tanaman, pupuk ujang, plastik, serta berbagai bahan kimia untuk sektor
industri.
Proses produksi
Setelah mengetahui ragam segmentasi bisnis dalam sektor minyak dan gas
bumi, saatnya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses produksinya.
Produksi minyak dan gas bumi ini bisa dilakukan di laut (offshore) maupun di
darat (onshore). Jenis-jenis anjungan lepas pantai pun cukup beragam, ada
9
yang fixed multi-platform, single platform, sampai floating production unit.
Benny menjelaskan bahwa floating production unit itu meliputi penarikan
minyak dari sumur yang kemudian akan diproses di dalam kapal. Produksi
minyak dan gas bumi selalu bermula dari sumur yang memiliki sejumlah
valve atau katup dari bawah ke atas untuk memudahkan penyaluran.
Kemudian setelah kepala sumur dialirkan, dilanjutkan ke tahap production
dan test manifolds yang berupa pipa besar. Dikarenakan bahan mentah
yang didapat dari dalam bumi itu berupa campuran gas, air, dan minyak,
maka akan dipisahkan secara gravitasi dalam tahapan ini. Gas akan naik ke
atas, sementara hidrokarbon lainnya akan turun ke bawah. Selanjutnya bisa
masuk ke second stage manifold untuk dikeringkan kembali atau langsung
menuju produksi. Setelahnya, berlanjut ke tahap gas compressors, di mana
gas yang diproduksi akan dikompres karena masih membutuhkan tekanan
tertentu. Sementara untuk minyak bumi akan dipompa. Kemudian, hasil dari
compressor ini akan dimeter dan dijual. Ada pula minyak yang akan
disimpan ke dalam tangki penyimpanan.
Untuk mendapatkan manfaat secara optimal dari minyak dan gas bumi, para ahli
melakukan sejumlah pengolahan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan.
Berdasarkan kebutuhan itu, muncul beberapa klasifikasi yang penting untuk
membedakan tipe minyak dan gas bumi yang dijadikan produk siap pakai.
1. Kondensat
10
2. Gas Kering
Klasifikasi produk yang kedua adalah gas kering. Gas kering merupakan
fluida yang berada di dalam sebuah reservoir dalam bentuk fase gas yang
kemudian tetap dalam kondisi gas ketika dialirkan. Gas alam dianggap
‘kering’ ketika terdiri dari hampir seratus persen metana murni.
3. Gas Basah
Klasifikasi ketiga adalah gas basah. Gas basah merupakan gas bumi
yang hampir seluruh komposisinya molekul metana. Biasanya,
kandungan metana gas basah berkisar antara 80 persen hingga 90
persen. Selain metana, kandungan gas basah adalah etana, pronana,
butana, dan komponen lainnya.
4. Minyak Ringan
Klasifikasi keempat adalah minyak ringan. Jenis minyak bumi ini berasal
dari hasil sulingan minyak bumi. Minyak bumi yang melalui proses
penguapan dan pengembunan pada tekanan atmosfer akan
menghasilkan minyak ringan. Kandungan kadar logam dan belerang
dalam minyak rendah. Selain logam dan belerang, minyak ringan hanya
memiliki sedikit kandungan gas bumi.
5. Minyak Berat
11
kebutuhan sehari-hari. Produk siap pakai itu misalnya untuk LPG, pupuk,
tinta, cat dan plastic.
Gas alam adalah bahan bakar fosil, meskipun emisi pemanasan global dari
pembakarannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan batubara atau minyak.
Gas alam memancarkan karbon dioksida (CO2) 50% – 60% lebih sedikit ketika
dibakar dalam pembangkit listrik gas alam yang baru dan efisien dibandingkan
dengan emisi dari pembangkit batubara baru.
2. Polusi Udara
Pembakaran yang lebih bersih daripada bahan bakar fosil lainnya, pembakaran
gas alam menghasilkan jumlah sulfur, merkuri, dan partikel yang dapat
diabaikan.Membakar gas alam memang menghasilkan nitrogen oksida (NOx),
yang merupakan prekursor asap, tetapi pada tingkat yang lebih rendah daripada
bensin dan solar yang digunakan untuk kendaraan bermotor.
Namun, terlepas dari manfaat ini, pengembangan gas tidak konvensional dapat
memengaruhi kualitas udara lokal dan regional. Beberapa area di mana
pengeboran terjadi telah mengalami peningkatan konsentrasi polutan udara
berbahaya dan dua dari enam “polutan kriteria” – partikel dan ozon ditambah
bahan pendahulunya – yang diatur oleh EPA karena efeknya yang berbahaya
pada kesehatan dan lingkungan.
Satu studi menemukan bahwa penduduk yang tinggal kurang dari setengah mil
dari lokasi sumur gas tidak konvensional berisiko lebih besar terkena dampak
kesehatan dari polusi udara dari pengembangan gas alam daripada mereka yang
tinggal lebih jauh dari lokasi sumur.
12
3. Kerusakan Lahan dan Satwa Liar
Konstruksi dan gangguan lahan yang diperlukan untuk pengeboran minyak dan
gas dapat mengubah penggunaan lahan dan merusak ekosistem lokal dengan
menyebabkan erosi dan memecah habitat satwa liar serta pola migrasi.
Ketika operator minyak dan gas membuka lahan untuk membangun landasan
sumur, jalur pipa, dan jalan akses, proses konstruksi dapat menyebabkan erosi
kotoran, mineral, dan polutan berbahaya lainnya ke aliran terdekat.
4. Polusi Air
Bahan-bahan radioaktif, metana, dan gas bawah tanah lainnya yang terjadi
secara alami kadang-kadang bocor ke pasokan air minum dari sumur-sumur
yang tidak dilapisi dengan benar.
Volume besar air yang digunakan dalam pengembangan minyak dan gas yang
tidak konvensional juga meningkatkan kekhawatiran karena kekurangan
ketersediaan air di beberapa daerah.
a. Air tanah
Ada beberapa kasus air tanah di dekat sumur minyak dan gas yang
terdokumentasi dengan cairan “fracking” (prinsip mengorek lubang bekas
penimbunan gas dan minyak) serta gas, termasuk metana dan senyawa organik
yang mudah menguap.
13
Salah satu penyebab utama kontaminasi gas adalah pembangunan sumur yang
tidak benar atau gagal yang memungkinkan gas bocor dari sumur ke air tanah.
Jalan potensial lain untuk kontaminasi air tanah adalah fraktur alami atau buatan
manusia di bawah permukaan, yang dapat memungkinkan gas liar bergerak
langsung antara formasi minyak dan gas dan pasokan air tanah.
Selain gas, air tanah dapat terkontaminasi dengan cairan rekahan hidrolik.
Dalam beberapa kasus, air tanah terkontaminasi dari kebocoran permukaan dan
tumpahan cairan rekahan.
b. Permukaan air
Tidak seperti risiko pencemaran air tanah, risiko pencemaran air permukaan
sebagian besar terkait dengan pengelolaan lahan pada pengelolaan bahan kimia
dan air limbah di lokasi atau di luar lokasi.
EPA telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 bahan tambahan kimia yang
digunakan untuk rekah hidrolik, termasuk asam (terutama asam klorida),
bakterisida, penghilang kerak, dan zat peredam gesekan.
Hanya mungkin selusin bahan kimia yang digunakan untuk sembarang sumur,
tetapi pilihan bahan kimia mana yang spesifik, tergantung pada geokimia dan
kebutuhan sumur itu.
Puluhan ribu galon untuk setiap sumur dari bahan tambahan kimia diangkut dan
disimpan pada bantalan sumur, jika tidak dikelola dengan baik, bahan kimia
dapat bocor atau tumpah dari wadah penyimpanan atau selama transportasi.
Lumpur bor, diesel, dan cairan lain juga bisa tumpah di permukaan.
Manajemen aliran balik atau air limbah yang tidak benar yang diproduksi pabrik
dapat menyebabkan kebocoran dan tumpahan.
14
Ada juga risiko air permukaan dari pembuangan air limbah yang disengaja oleh
pelaku yang buruk.
c. Penggunaan Air
Pertumbuhan rekahan hidrolik dan penggunaan volume air yang sangat besar
per sumur dapat menyaring pasokan air tanah dan permukaan
setempat, .khususnya di daerah yang kekurangan air.
Jumlah air yang digunakan untuk rekah hidrolik dapat bervariasi karena
perbedaan dalam geologi formasi, konstruksi sumur, dan jenis proses rekah
hidrolik yang digunakan.
EPA memperkirakan bahwa 70 miliar hingga 140 miliar galon air digunakan
secara nasional pada tahun 2011 untuk mengisi sekitar 35.000 sumur.
Tidak seperti penarikan air terkait energi lainnya, yang biasanya dikembalikan ke
sungai dan danau, sebagian besar air yang digunakan untuk pengembangan
minyak dan gas tidak konvensional yang tidak dapat dipulihkan.
Bergantung pada jenis sumur beserta kedalaman dan lokasinya, satu sumur
dengan pengeboran horizontal dapat membutuhkan 3 juta hingga 12 juta galon
air saat pertama kali retak, puluhan kali lebih banyak daripada yang digunakan
pada sumur vertikal konvensional.
Volume air serupa yang sangat besar dibutuhkan setiap kali sumur mengalami
“penyelesaian”, atau rekahan tambahan di kemudian hari untuk mempertahankan
tekanan sumur dan produksi gas.
Sumur serpih gas khas akan memiliki sekitar dua kali lipat kerja selama masa
produktifnya.
5. Gempa bumi
Pematahan hidraulik itu sendiri telah dikaitkan dengan aktivitas seismik dengan
magnitudo rendah (magnitudo kurang dari 2 momen (M) [skala besaran momen
sekarang menggantikan skala Richter]) tetapi kejadian ringan semacam itu
biasanya tidak terdeteksi di permukaan.
Setidaknya setengah dari gempa bumi 4,5 M atau lebih besar untuk menghantam
interior Amerika Serikat dalam dekade terakhir telah terjadi di daerah-daerah
yang berpotensi menimbulkan kegempaan akibat injeksi.
15
Meskipun dapat menjadi tantangan untuk mengaitkan masing-masing gempa
bumi dengan injeksi, dalam banyak kasus asosiasi ini didukung oleh waktu dan
lokasi kejadian.
2.8. Contoh Kasus Produksi Pada Kilang Minyak Dan Gas Bumi
Secara ringkas, ada beberapa kasus yang dapat dibahas pada makalah
Produksi Kilang Minyak dan Gas Bumi Ini salah satunya :
Perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengolahan minyak bumi akan terus
mendukung berbagai program pemerintah di dalam hal pengolahan minyak bumi.
Membangun industri hilir migas secara SBS (Small But Sustainable) dengan cara
mengajak para investor untuk mendukung upaya perusahaan dalam membangun
Kilang pengolahan minyak skala kecil (1000 – 10,000 barrel per hari).
Pembatasan produk kilang hanya terbatas pada bahan baku industri petrokimia
hilir dan BBM nonsubsidi yang masih diimpor oleh Indonesia. Teknologi kilang
yang adaptif terhadap bahan baku yang bervariasi dan mudah dipindahkan ke
dekat ladang minyak dengan produksi kecil dan prediksi nya terbatas.
Perusahaan dapat juga mengajukan kerjasama pembangunan mini refinery
berkapasitas 1.000 barrel per hari (bph) di lapangan minyak diberbagai provinsi,
agar bisnis dalam sektor kilang minyak ini dapat terus berkelanjutan di masa
depan. Hal ini penting karena minyak bumi dapat diolah dan dapat menghasilkan
produk-produk turunan berupa berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) serta
16
bahan baku industri petrokimia hulu. Saat ini beberapa produk turunan industri
petrokimia hilir sebagai produk unggulan karena zat tersebut merupakan bahan
baku untuk pembuatan obat-obatan serta peralatan medis seperti, alat suntik,
masker, serta APD di masa pandemi kemarin.
Seperti yang kita ketahui pada saat kondisi Pandemi Covid-19 Perusahaan
yang memproduksi Kilang Minyak di Indonesia mengalami penurunan. Apa
dampak yang dilakukan Perusahaan dalam menjaga kelangsungan bisnis pada
saat kondisi Pandemi Covid-19?
Industri minyak dan gas bumi berperan penting dalam ekonomi Indonesia,
sebagai sumber pendapatan untuk APBN dan sumber energi (khususnya BBM)
untuk menggerakkan berbagai sektor kehidupan di seluruh Indonesia. Selain
penurunan konsumsi, Covid-19 juga berdampak pada penurunan harga dan
produksi minyak dan gas bumi, termasuk penghentian kegiatan hulu dan
pengurangan kegiatan pengilangan. Dampak Covid-19 memukul berbagai sendi
kehidupan manusia, tidak terkecuali industri minyak dan gas bumi. Dibatasinya
pergerakan manusia secara langsung mengakibatkan penurunan permintaan
terhadap BBM. Dampak Covid-19 juga menyangkut berbagai hal lain dalam
industri minyak dan gas bumi.
Karena produksi minyak mentah tidak mungkin bisa diturunkan seketika, dalam
masa penurunan permintaan yang tajam tersebut akan terbentuk stock minyak
yang cukup besar, yang berpotensi membuat harga minyak turun. Kapasitas
penyimpanan minyak yang berada pada wilayah tertentu atau dikuasai
perusahaan tertentu bersifat terbatas, dan stock harus dipindahkan ke tempat
lain. Ini juga persoalan karena di tempat lain storage untuk menyimpan minyak
tersebut juga sudah penuh.
Dapat diringkas bahwa dalam pandemi Covid-19 di tahun 2020 industri minyak
mengalami penurunan permintaan, penurunan harga, dan kelebihan produksi
(karena produksi tidak bisa seketika dihentikan meskipun harga minyak sudah
terlalu rendah).
Di samping minyak bumi, industri gas bumi juga terpengaruh oleh pandemi
Covid19. Harga gas bumi, baik yang dijual dalam pipa-pipa transmisi maupun
sebagai LNG (liquefied natural gas) seringkali dikaitkan dengan harga minyak,
terutama untuk perjanjian jual-beli di masa yang agak lalu (namun masih berlaku
hingga sekarang). Ini berarti kecenderungan global turunnya harga minyak bumi
berdampak pula pada turunnya harga gas bumi secara global.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
18
pemahaman mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas,
tentang Produksi Kilang Minyak Bumi dan Gas di Indonesia
kesimpulan makalah Berdasarkan perumusan masalah yang telah
ditentukan, dapat disimpulkan tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk Mengetahui latar belakang dari kilang minyak bumi dan gas.
Mengetahui proses terbentuknya minyak bumi dan gas.
Mengetahui jenis-jenis dari kilang minyak bumi dan gas.
Mengetahui proses pengolahan dari minyak bumi dan gas.
Mengetahui proses produksi dari kilang minyak bumi dan gas.
Mengetahui klasifikasi industri minyak dan gas.
Mengetahui dampak dari adanya proses produksi minyak bumi
dan gas bagi lingkungan sekitar. Dapat menyelesaikan kasus
terkait produksi kilang minyak bumi dan gas.
DAFTAR PUSTAKA
19