Anda di halaman 1dari 16

Page |i

MAKALAH
INDUSTRI KERAMIK
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Dasar II
Dosen pengampu : Vetty Megantari M.Si

Disusun oleh
Jihan Febrina (1201213084)
Michael Rizky Swtiawan (1201213471)
Sri Devi Maharani (1201213355)
Arsyana Oktavia Prameswari (1201213009)
Hifzhan Akhmad Hasya (1201210411)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2022
P a g e | ii

ABSTRAK

Industri keramik di Indonesia menurut Kementerian Perindustrian


(KEMENPERIN) menilai bahwa akan mampu bersaing dipasar perdagangan
Internasional, sebab proses produksi maupun pemasaran sudah melakukan
penerapan teknologi yang canggih ke beberapa belahan dunia. Pada karya tulis ini
dilakukan analisis terhadap Industri Keramik. Keramik sendiri merupakan suatu
seni dan pengetahuan dalam membuat dan menggunakan hasil padat yang sebagian
besar komponennya adalah bahan non organik yang bukan logam Analisis
dilakukan dari berbagai sudut pandang yaitu bahan baku, proses, dan produk.
Pertama diketahui bahan baku utama yang digunakan yaitu lempung, feldspar, dan
pasir. Ditinjau pula karakteristik fisik dan kimia, proses kimia atau konversi kimia,
dan implementasi prinsip kimia dari masing-masing bahan baku. Kedua produk,
produk yang dihasilkan dari berbagai bahan baku yang disebutkan di atas
menghasilkan produk berupa keramik yang mempunyai karakteristik fisik dan
kimia. Diketahui pula bagaimana storage management yang dilakukan produsen
terhadap produksi yang dihasilkan. Ketiga Proses, diketahui analisis proses
pembuatan keramik dan identifikasi produk primer yang dihasilkan, juga peluang
adanya produk sampingan atau produk sekunder. Disamping berkembang pesatnya
Industri Keramik, revolusi industry juga ikut berkembang sehingga munculah IR 4.0
yang dimana menghasilkan tantangan dan peluang tersendiri bagi Industri Keramik.
Dilakukan pula analisis terhadap salah satu sector industry keramik yang termasuk
sepuluh besar di dunia, yaitu PT. Arwana Citramulia Tbk. Sebagai bukti nyata
Industri Keramik di Indonesia. Didalam artikel ini dapat digunakan beberapa
metodemetode penulisan yaitu metede secara deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan sumber data sekunder dari literatur seperti buku dan jurnal yang
relevan.

Kata Kunci : Industri Keramik, Karakteristik Kimia dan Fisika, Revolusi Industri.
P a g e | iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala kasih, dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun karya tulis dengan judul “Industri Keramik” yang digunakan sebagai salah
satu bentuk tugas mata kuliah Kimia Dasar II, pada program studi Teknik Industri , Telkom
University
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu, penyusun
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar 2,
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Atas kerjasama kami, maka disusunlah makalah ini, semoga dengan tersusunnya makalah ini
diharapkan dapat berguna bagi kita semua, serta dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan alam
tentang kimia, dan menjadi salah satu nilai yang berkah dalam Mata Kuliah Kimia Dasar 2.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Penulis
mengharapkan dan mengucapkan terimakasih atas segala saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
P a g e | iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1
I.I Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
I.I Perumusan Masalah...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
II.I Pengertian Industri Keramik......................................................................................................... 2
II.II Bahan Baku Keramik .................................................................................................................. 2
II.II.I Karakteristik Kimia dan Fisik ................................................................................................. 2
II.II.II Proses Kimia ......................................................................................................................... 4
II.II.III Implementasi Prinsip Kimia ................................................................................................. 4
II.III Produk Keramik .......................................................................................................................... 5
II.III.I Keramik Konvensional .......................................................................................................... 5
II.III.II Keramik Termaju ................................................................................................................. 6
II.III.III Karakteristik Keramik ......................................................................................................... 6
II.III.IV Storage Management ........................................................................................................ 6
II.IV Proses Industri Keramik ............................................................................................................. 7
II.IV.I Analisis Proses...................................................................................................................... 7
II.IV.II Identifikasi Produk ........................................................................................................ 8
II.IV.III Peluang Produk Sampingan ............................................................................................... 9
II.V Tantangan dan Peluang Industri Keramik Melalui IR 4.0 ............................................................ 9
II.VI Review Perusahaan Industri Keramik di Indonesia .................................................................. 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 11
III.I Kesimpulan................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ v
Page |1

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Perkembangan teknologi saat ini mengalami perkembangan yang begitu pesat.
Perkembangan tersebut meliputi didalam struktur, komposisi, sifat-sifat fisik dan mekanik.
Sifat-sifat fisik yaitu berkaitan dengan berat jenis material tersebut, yang dimana sifat mekanik
berkaitan dengan kemampuannya untuk digunakan di dalam produk Teknik. Para engineer,
material dewasa ini sedang giat-giatnya mengadakan penelitian terhadap bahan- bahan yang
terbuat daripada non metal. Salah satunya adalah keramik.
Ditinjau dari kata keramik yang berasal dari kata bahasa Yunani keramos yang berarti
bahan yang dibakar, maka yang disebut produk keramik adalah mencakup macam-macam
produk yang dibuat melalui proses pembakaran.
Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari pengolahan
bahan tambang seperti kaolin, feldspar, pasir silika dan tanah liat (clay) melalui tahapan
pembakaran dengan suhu tinggi (sekitar 1.300 oC).
Industri keramik yaang terdiri dari ubin (tile), saniter, perangkat rumah tangga
(tableware), genteng telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung
pembangunan nasional melalui penyediaan kebutuhan domestik, perolehan devisa
dan penyerapan tenaga kerja.
Keramik pada dasarnya terbuat dari tanah liat dan umumnya digunakan untuk Perabot rumah
tangga dan bata untuk pembangunan perumahan. Pada masa kini keramik tidak lagi hanya
terbatas penggunaanya untuk keperluan tradisional seperti tersebut diatas, malah sekarang
keramik telah mengalami kemajuan dan di kenal dengan bahan keramik termaju bahan keramik
sudah digunakan dalam bidang Teknik Elektro, Sipil, Mekanik, Nuklir bahkan bahan keramik
ini digunakan juga dalam bidang Kedokteran. Bahan keramik sebagian sudah digunakan dalam
motor bakar seperti untuk komponen-komponen mesindiesel misalnya untuk turbo (harge, klep
dan kepala piston).

I.I Perumusan Masalah


1. Apa itu Industri Keramik?
2. Apa karakteristik, proses kimia, dan implementasi prinsip kimia dari bahan baku keramik?
3. Apa karakteristik dan bagaimana storage management dari produk keramik?
4. Bagaimana proses pembuatan keramik sert analisis produk utama dan sampingannya ?
5. Bagaimana tantangan dan peluang Industri Keramik melalui IR 4.0?
Page |2

BAB II PEMBAHASAN

II.I Pengertian Industri Keramik


Keramik berasal dari kata “greek” yaitu keramos, yang bermaksud lempung yang di
bakar pada temperatur tinggi (lebih dari 1500 °C). Ada pendapat lainnya menyatakan bahwa
keramik berasal dari kata “keramikos” yaitu segala hasil yang terbuat dari lempung tanah liat.
Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh Kingery, keramik merupakan suatu seni dan
pengetahuan dalam membuat dan menggunakan hasil padat yang sebagian besar
komponennya adalah bahan non organik yang bukan logam. Berdasarkan pengertian ini,
keramik adalah suatu bidang ilmu yang mencakup bidang seperti tembikar, porselin,
refraktori, lempung struktur, pelincir, semen, kaca, bahan bermagnet bukan logam,
feroelektrik, superkonduktor dan berbagai bahan non organik lainnya.
Sedangkan sejarah pembuatan keramik merupakan salah satu proses industri yang
paling tua dalam sejarah manusia. Barang-barang yang ditemukan ada yang berasal daritahun
1500 SM, dan cukup maju di masa 10 abad kemudian. Akhir-akhir ini dikembangkan pula
proses baru untuk pembuatan bata dari limbah penambangan, kerak tanur, dan berbagai ragam
bahan lain yang sekarang menumpuk.

II.II Bahan Baku Keramik


Tiga bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk keramik klasik, atau
‘triaksial’, adalah lempung, feldspar dan pasir.

II.II.I Karakteristik Kimia dan Fisik


A. Lempung
Secara umum sifat fisik lempung yaitu antara lain ukuran butiran
halus lebih kecil dari 0,002 mm, permeabilitas rendah, kenaikan air kapiler
tinggi, bersifat sangat kohesif, kadar kembang susut yang tinggi dan proses
konsolidasi lambat.
Adapun sifat kimia lempung. Berdasarkan analisis kimia lempung,
kandungan mineral yang mendominasi adalah silika (SiO₂) berkisar 40-50%
dan alumunium (Al₂O₃) berkisar 28-40%. Sedangkan mineral-mineral lain
hadir dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Kandungan mineral yang
terkandung dalam lempung memiliki peranan yang penting dan berbeda
dalam pembuatan badan keramik. Silika (SiO₂) berfungsi sebagai pembentuk
kerangka badan keramik setelah dibakar, kandungan alumunium (Al₂O₃)
menunjukkan bahwa lempung cukup plastis, hal ini didukung oleh uji indeks
keplastisan TiO₂ berfungsi memberikan warna pada badan keramik.
Kandungan oksida besi (Fe₂O₃) berpengaruh terhadap kekuatan dan tingkat
kehalusan permukaan keramik setelah pembakaran. Kandungan CaO dan
MgO berfungsi sebagai mineral yang akan memberikan hasil bakaran
keramik tidak mudah retak atau pecah.
B. Feldspar
Seluruh jenis feldspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir
sama, yaitu:

• Kekerasan : 6-6,5 skala mohs


• Berat jenis : 2,4-2,6 gram/ml
Page |3

• Warna : Putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau


Di alam sulit ditemukan feldspar ideal. Hampir semua kalium
feldspar mengandung unsur natrium baik terinklusi atau interlock dengan
albit yang disebut feldspar partitik. Demikian pula albit selalu mengandung
sejumlah kecil campuran unsur kalium dan unsur kalsium. Sebaliknya
anortit(Ca-feldspar) tidak pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Feldspar
partitik dan feldspar albita dalah feldspar komersial. Untuk membedakan
alkali feldspar dari feldspar plagioklas dapat dilakukan dengan menggunakan
asam fluoride serta larutan natrium kobalt nitrit dan dengan bantuan
mikroskop akan terlihat permukaan kalium feldspar berwarna kuning cerah
dan permukaan feldsparplagioklas berwarna merah. Cara ini sering disebut
dengan teknik staining (pewarnaan). Kemudian cara fisika biasanya
dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-X.
C. Pasir
Adapun sifat fisik tanah pasir diantaranya tanah pasir memiliki
struktur butir tunggal, yaitu campuran butirbutir primer yang besar tanpa
adanya bahan pengikat agregat. Tekstur tanah pasir adalah kasar, karena
tanah pasir mengandung lebih dari 60% pasir dan memiliki kandungan liat
kurang dari 2%. Partikelpartikel pasir mempunyai ukuran yang lebih besar
dan luas permukaannya yang kecil dibandingkan fraksi debu dan liat.
Porositas tanah pasir bisa mencapai lebih dari 50% dengan jumlah pori-pori
mikro, maka bersifat mudah merembeskan air dan gerakan udara didalam
tanah menjadi lebih lancar. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan) pasir sangat kecil, sehingga mudah terkikis oleh air dan
angin.
Tanah pasir memiliki KTK (Kapasitas Tukar Kation) rendah
dibandingkan dengan tanah liat atau debu. Hal ini disebabkan tanah pasir
memiliki kandungan lempung dan humus yang sangat sedikit. Kapasitas
Tukar Kation Tanah tanah pasir pantai berkisar 2– 4 me/g. Tanah pasir di
daerah pantai cenderung bersifat basa karena kandungan garamnya yang
tinggi dan sedikitnya partikel liat serta kurangnya bahan organik. Kelebihan
garam dalam tanah dapat menurunkan potensial air larutan tanah dan
menyebabkan tumbuhan kekurangan air meskipun hidup pada lingkungan
yang banyak air. Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan
efek yang menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi serta
penambahan biomassa tumbuhan.
Dari ketiga bahan utama pembuatan keramaik tersebut, terdapat sifat-sifar
penting dari segi industry keramik yaitu,

Sifat Kaolinit Feldspar Flint


Rumus Al2O3.2SiO2.2H2O K2O.Al2O3.6SiO2 SiO2
Plastisitas Plastik Non plastic Non plastic
Fusibilitas Refraktori Perekat mudah lebur Refraktori
Titik Cair 1785°C 1150°C 1710°C
Ciut Pada Sangat ciut Lembur Tidak ciut
Pembakaran
Page |4

II.II.II Proses Kimia


Semua produk keramik dibuat dengan mencpurkan berbagai kuantitas bahan
baku yang tersebut diatas, membentuknya dan memanaskannya sampai suhu
pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 700°C untuk beberapa jenis glasial luar, tetapi
banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu setinggi 2000°C. Pada suhu
vitrifikasi terjad sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi konversi kimia.
1. Dehidrasi, atau penguapan air kimia pada suhu 150-650°C.
2. Kalsinasi, misalnya CaCO3 pada suhu 600-900°C.
3. Oksidasi besi fero dan bahan organik pada suhu 350-900°C.
4. Pembentukan silika pada suhu 900°C atau lebih
Beberapa diantara perubahan awal tersebut cukup sederhana, misalnya
kalsinasi CaCO3 dan dehidrasi serta dekomposisi kaolinit. Reksi-reaksi lain, misalnya
pembentukan silikat, cukup rumit dan berubah-ubah sesuai dengan suhu dan
perbandingan penyusunnya.
Produk keramik hampir semua mempunyai sifat refraktori, artinya tahan
terhadap panas, dan tingkat kerefraktorian dari suatu produk tertentu bergantung pada
perbandingan kuantitas oksida refraktori terhadap oksida fluks didalamnya. Oksida
refraktori yang terpenting adalah SiO2, Al2O3, CaO dan MgO, disamping ZrO2,
TiO2, Cr2O3, serta BeO yang lebih jarang dipakai. Oksida fluks yang terpenting
adalah Na2O, K2O, B2O3 dan SnO2, disamping fluorida yang juga digunakan dalam
komposisi beberapa fluks tertentu.
Pewaris umum dalam semua produk keramik adalah lempung (biasanya
kaolinit), dan karena itu reaksi kimia yang berlangsung pada pemansan lempung
sangat penting artinya. Efek yang pertama dari panas ialah mendorong air hidrasi
keluar; ini terjadi pada suhu 600 sampai 650oC dengan menyerap sejumlah besar
kalor, meninggalkan suatu campuran amorf alumina dan silica, seperti terlihat dari
penelitian sinar X.
Al2O3.2SiO2.2H2O → Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
Bahkan, sebagian besar alumina dapat diekstraksi dengan asam klorida pada
tahap ini. Jika pemanasan dilanjutkan, alumina amorf tersebut berubah dengan cepat
pada suhu 940oC menjadi alumina kristal, yaitu γ-alumina sambil mengeluarkan
sejumlah besar kalor. Pada suhu yang sedikit lebih tinggi, mulai kira-kira 1000oC,
alumina dan silica bergabung membentuk mulit (3Al2O3.2SiO2). Pada suhu yang
lebih tinggi lagi, silika yang tersisa berubah menjadi kristobalit kristal. Jadi,
keseluruhan reaksi fundamental yang terjadi pada pemanasan lempung adalah :
3(Al2O3.2SiO2.2H2O) → 3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6 H2O

II.II.III Implementasi Prinsip Kimia


Keramik terdapat fasa kompleks yang merupakan senyawa unsur metal dan
non metal yang terlihat secara ionik maupun kovalen. Keramik pada umumnya
mempunyai struktur kristalin dan sedikit elektron bebasnya. Susunan kimia keramik
sangat bermacam-macam yang terdapat senyawa yang sederhana hingga campuran
yang kompleks pada dasarnya bahan baku keramik adalah :
Page |5

• Bahan Plastis
Bahan ini berupa tanah liat (argiles) dengan kandungan mineral yang
bersifat liat dan mineral tambahan yang berasal dari endapan kotoran.
Mineral ini berupa silikat, Mg, Fc, bersifat kapur dan alkalis.
• Bahan Fondant (Pelebur)
Bahan ini berupa feldspar (kelompok mineral tektosilikat pembentuk
batuan yang membentuk 41% kerak Bumi). dengan kandungan alumina
silikat alkalin beraneka ragam yang terdapat :
1. Ortose : (Si3Al) O8 K, Potassis
2. Anorthite : (Si3Al) O8 Ca, Kalsis

• Bahan Penghilang Lemak


Bahan ini adalah bahan baku yang mudah dihaluskan dan koefisien
penyusutannya sangat rendah. Biasanya bahan ini berfungsi sebagai penutup
kekurangan-kekurangan yang ada, karena plastisitas yang eksesip dari tanah
liat, terdiri dari silika SiO2 atau kuarsa yang berbeda bentuknya.
• Bahan Tahan Panas
Bahan ini terdapat bahan yang mengandung Mg dan silikat
aluminium.

II.III Produk Keramik


Keramik dibagikan kepada dua kumpulan utama yang berdasarkan jenis bahan,
metode pembuatannya dan jenis penggunaannya. Dua kumpulan tersebut adalah:

II.III.I Keramik Konvensional


1. Keramik ini biasanya di bagikan kepada empat bagian mengikut fungsinya, yaitu:

• Keramik /erstruktur
Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik. Antara bahan
yang termasuk di dalam golongan ini ialah aluminium, silikonkarbida, silikon
nitrida, komposit dan bahan yang dilapisi dengan keramik. Bahan ini sangat
potensi digunakan di dalam mesin diesel sebagai pistondan ruang pra
pembakaran, turbocharge dan turbin gas. Keramik ini digunakan juga sebagai
bahan penyekat ruang pembakaran bersuhu tinggi dan mata pahat potong
logam (Cutting tool).

• Keramik Putih
Yaitu jenis keramik yang biasanya bewarna putih dan mempunyai
tekstur jaringan yang halus. Keramik ini dibuat dari bahan dasar lempung
kualitas terpilih dan fluks dalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada
suhu (1200-1500°C) di dalam tanur (kiln). Contohnya keramik tanah,
porselin, keramik china, ubin keramik putih, dan sebagainya.

• Keramik Refraktori
Yakni keramik yang mencakup bahan-bahan yang digunakan untuk
menahan pengaruh termal, kimia dan fisik. Refraktori dijual dalaam bentuk
bata tahan api, bata silica, magnesit, dan sebagainya.
Page |6

Yang termasuk dalam kategori keramik ini mempunyai fungsi


elektromagnetik, optik dan juga fungsi kimia yang berkaitan dengan
penggunaannya secara lansgsung.

II.III.II Keramik Termaju


Dibagin kedalam empat jenis berdasarkan bahan dasarnya, yaitu:

• Keramik Oksida : Alumunium, Zirkonium, Titanium, Barium Titanat,


• Keramik non oksida : Silikon Karbida, S, Nitrida, Borida, dan lain-lain,
• Keramik Komposit : Fiber Reinforced Komposit, Whisker-Reinforced
Komposit.
• Keramik Kaca : Silika, Natrium Oksida, Kalium Oksida, Kalsium
Oksida, Kobalt Oksida, dan lain-lain.

II.III.III Karakteristik Keramik


Keramik memiliki sifat kimia dan kimia . Yang membedakan mereka dengan
material lain seperti logam dan plastic. Industri keramik merubah sifat keramik
dengan cara mengontrol jenis dan jumlah material yang digunakan dalam proses
pembuatannya.
A. Sifat Kimia
Keramik industry Sebagian besar adalah oksida (senyawa ikatan oksigen).
Akan tetapi ada juga senyawa carbide (senyawa ikatan karbon dan logam berat),
nitride 9senyawa ikatan nitrogen, boride (senyawa ikatan boron), dan silida
(senyawa ikatan silicon). Sebagai contoh, pembuatan keramik alumunium
menggunakan 85-99% alumunium oksida sebagai bahan utama dan
dikombinasikan dengan berbagai senyawa kompleks secara kimia. Beberapa
contoh senyawa kompleks adalah barium titanat (BaTiO₃) dan zine ferrit
(ZnFe₂O₄). Material lain yang dapay disebut juga sebagai jenis keramik adaah
berlian dan garphit dari karbon.
Keramik lebih resisten terhadap korosi disbanding plastic dan logam.
Keramik biasanya tidak bereaksi dengan Sebagian besar cairan, gas, alkali, dan
asam. Jenis-jenis keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan beberapa
diantaranya masih dapat digunakan pada temperature mendekati titik lelehnya.
Keramik juga stabil dalam waktu yang lama.

B. Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan karbon, oksigen, atau nitrogen dengan
material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan
keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang
ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga
tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian,
diikuti boron nitride pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya.
Alumunium oksida dan silicon karbida bisa digunakan untuk memotong,
menggiling, dan menghaluskan material-material yang keras.

II.III.IV Storage Management


Permasalahan yang dihadapi Industri Keramik biasanya adalah aliran produk
yang masuk dan keluar gudang tidak terencana sesuai dengan semestinya. Apabila
Page |7

aliran produk tidak lancar maka akan menghambat proses aliran produk yang
disimpan digudang maupun yang akan keluar dari gudang.
Gudang merupakan salah satu penunjang dan bagian penting dari suatu
sistem produksi. Kondisi gudang harus dirancang agar barang daat mengisi kapasitas
ruang secara maksimal dan menyebabkan banyak produk-produk tidak tertampung.
Maka dalam mengatasi masalah ini digunakan Metode Shared Storage.
Penggunaan metode Shared Storage bertujuan untuk menata produk di
gudang dengan jumlah produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan dengan
jarak yang lebih dekat. Dengan metode shared storage permintaan pelanggan akan
dapat dipenuhi secara efisien dan pengiriman tepat waktu. Karena poduk yang
memiliki nilai throughput paling tinggi akan ditempatkan pada tumpukan dengan
jarak terdekat ke pintu pengeluaran gudang, sehingga produk dengan permintaan
sebesar apapun, dan dalam waktu sesingkat apapun sesuai dengan kapasitas produksi
akan dapat dipenuhi secara lebih efisien dan tepat waktu. Hal ini dapat dilakukan
karena dengan metode shared storage. Penerapan dengan menggunakan metode
shared storage ini sangat baik diterapkan pada perusahaan, karena perusahaan
berproduksi make to order yang membutuhkan aktivitas tinggi di gudang dan
pengiriman tepat waktu.

II.IV Proses Industri Keramik


II.IV.I Analisis Proses
• Pembentukan
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan
untuk meekatkan bubuk keramik dan menjadikannya mudah
dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan untuk mendapatkan
kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi
bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan
(molding). Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting,
pressure casting, injection molding, dan extruction. Setelah dibentuk,
keramik kemudian dipanaskan dengan proses yang dikenal dengan
nama densifikasi (densification) agar material yang terbantuk lebih
kuat dan padat.
1. Slip Casting.
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang
berlubang. Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang
berlubang-lubagng kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air.
2. Pressure Casting.
Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan
diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi
lapisan solid keramik yang berbentuk seperti cetakan.
3. Injection Molding.
Proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan
rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik
melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk
keramik didinginkan dan mengeras sesuai dengan bentuk cetakan.
Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian
keramik dipisahkan.
4. Extrusion.
Page |8

Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik


dipanaskan didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-
baling yang memutar dan mendorong material panas tersebut
kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk
dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini
digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern.
• Densifikasi
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan
sebuah keramik menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk,
keramik dipanaskan pada tungku (furnace) dengan temperatur antara
1000 sampai 1700oC. Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk
menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek
keramik menyusut hingga 20% dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses
pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan
mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.

II.IV.II Identifikasi Produk


Semakin berkembangnya dunia teknologi, industri keramik juga ikut
berkembang. Bahkan saat ini, hasil olahan keramik telah digunakan pada berbagai
bidang ilmu seperti keperluan ilmu science dalam pembuatan bio cramics.

Produk Bahan Karakteristik Bahan Baku Manfaat Teknik Olah


Baku Fisik Kimia Bahan Baku
Keramik Lempung cenderung kandungan Kandungan Pembentukan
berbutir halus mineral yang mineral yang dan
permeabilitas mendominasi terkandung Densifikasi
rendah, adalah silika dalam
kenaikan air (SiO₂) berkisar lempung
kapiler tinggi, 40-50% dan memiliki
bersifat sangat alumunium peranan yang
kohesif, kadar (Al₂O₃) penting dan
kembang susut berkisar 28- berbeda
yang tinggi 40%. dalam
dan proses pembuatan
konsolidasi badan
lambat. keramik.
Berwarna :
abu-abu,
coklat, merah,
kuning,
Feldspar Kekerasan : 6- Mengandung pemberi sifat
6,5 skala mohs unsur natrium fluks dalam
Berat jenis : baik terinklusi formulasi
2,4-2,6 atau interlock keramik
gram/ml dengan albit
Warna : Putih yang disebut
keabu-abuan, feldsparpartitik.
merah jambu,
coklat, kuning
dan hijau
Pasir Ukuran butir Kapasitas Mengandung
pasir yaitu Tukar Kation mineral
Page |9

0,002 mm – Tanah tanah magnetic


2,0 mm. pasir pantai 21% dan non-
Tekstur tanah berkisar 2– 4 magnetik
pasir sangatlah me/g. 79%
kasar karena
tanah pasir
mengandung
lebih dari 60%
sedangkan
kandungan liat
kurang dari
2%.

II.IV.III Peluang Produk Sampingan


Adapun produk sampingan atau produk sekunder dari hasil proses produksi
Industri Keramik.
1. Alat-alat yang terbuat dari alumina serta silikon nitrida dimanfaatkan sebagai
pembentukan dan pemotongan logam serta penghancur logam.
2. Untuk tipe keramik zirconias, silikon nitrida dan karbida dimanfaatkan sebagai
saluran rotorturbocharger pada saat temperatur tinggi.
3. Keramik dapat dimanfaatkan sebagai insulator yaitu aluminum oksida (AlO3).
Jika bersifat semikonduktor dapat menggunakan barium titanate (BaTiO3).
Terkhusus keramik yang bersifat superkondukto digunakan tembaga oksida.
4. Sebagai pelapis pelindung dari panas pada pesawat menggunakan
keramik dari campuran semen dan logam.
5. Pemanfaatan biomedical yang berjenis alumina porous dapat dimanfaatkan untuk
implant pada bagian tubuh manusia serta yang berkaitan pada jaringan tubuh.
6. Dalam pembangkit tenaga nuklir dapat memanfaatkan butiran uranium yang
terbentuk dari gas UF6.
7. Industri yang menggunakan metode feldspar ataupun juga tanah liat ini biasanya
juga digunakan bagi indusri yang khusus membuat bahan bangunan

II.V Tantangan dan Peluang Industri Keramik Melalui IR 4.0


Tingkat persaingan pada lingkungan industri dan bisnis di Indonesia kini semakin
ketat. Hal ini sejalan dengan revolusi industri generasi ke-4 yang memiliki skala, ruang
lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Pada dasarnya, revolusi industry 4.0
menggabungkan mesin, alur kerja dan sistem dengan penerapan jaringan cerdas di sepanjang
prosesnya.
Tidak dipungkiri dengan adanya IR 4.0 memunculkan berbagai tantangan di berbagai
sector salah satunya Industri Keramik. Tantangan itu hadir dari arus produk impor yang
masuk ke Indonesia. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab kondisi tersebut.
Pertama, bertambahnya pesaing di tingkat nasional maupun internasional. Kedua, lahir dan
bermunculannya produk keramik sejenis dengan harga yang lebih murah. Ketiga, teknologi
produksi pada industri keramik di Indonesia sudah usaha sehingga kapasitas produksi yang
terbatas. Keempat, standar kualitas produk yang rendah khususnya untuk pasar ekspor.
Terakhir, sulitnya pengadaan bahan baku dengan kualitas memadai standar.
P a g e | 10

Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan tantangan, tetapi juga
peluang bagi Sektor Industri Keramik. Pada dasarnya juga, perubahan seperti revolusi
industri, dilakukan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan hal-hal yang sudah ada
sebelumnya. Dengan cara menghadirkan teknologi industry 4.0 perlu penerapan praktik
terbaik (best practice) dan penggunaan teknologi terkini guna menghasilkan efisiensi produk.
Hal ini bertujuan agar sektor ini mampu mengkombinasikan teknologi digital di antaranya
dalam proses produksi, desai, hingga quality controlCaranya yaitu, memodernisasi pabrik
dengan penggunaan teknologi digital printing dan peralatan produksi yang mampu
menciptakan keramik dengan ukuran besar sesuai tren pasar saat ini di luar negeri maupun
domestic.
Himbauan untuk sektor industry keramik agar semakin berkontribusi terhadap
perekonomian nasional dan menjadi salah satu motor penggerak percepatan pertumbuhan
ekonomi daerah, karena industry keramik merupakan salah satu sektor unggulan yang
diprioritaskan pengembangannya karena berbasis sumber daya alam local serta telah memiliki
struktur keterkaitan dan kedalaman yang kuat.

II.VI Review Perusahaan Industri Keramik di Indonesia


Industri Keramik di Indonesia memiliki keunggulan dan potensi yang cukup besar.
Selama 30 tahun terakhir, perkembangan industri keramik nasional menjadi salah satu
industri unggulan dalam negeri dan prospek industry keramik nasional memiliki peluang
cukup besar untuk jangka waktu cukup panjang.
Hal itu seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat,
teurtama untuk jenis tile atau ubin karena didukung oleh pertumbuhan pembangunan baik
properti maupun perumahan.
Salah satunya yaitu PT Arwana Citramulia Tbk sebagai produsen keramik yang
masuk 10 besar di dunia. Perusahaan ini telah membangun pabrik kelima dengan kapasitas
produksi 8 juta meter persegi per tahun tersebut telah selesai dibangun dan berproduksi sejak
Agustus 2016, dengan nilai investasi sebesar Rp 300 miliar.
Menteri Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT. Arwana Citramulia Tbk.
yang melakukan kontribusi terhadap industri keramik nasional. Industri keramik nasional
menunjukkan kinerja positif melalui nilai penjualan yang tumbuh sekitar 10 sampai 15 persen
dengan volume mencapai 385 sampai 402 juta meter persegi pada tahun 2016. Sebanyak 87
persen produksi keramik nasional di pasarkan di dalam negeri, serta sisanya di ekspor ke
negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika.
Dengan program pemerintah dalam meningkatkan pembangunan properti dan
perumahan, diharapkan pula meningkatkan konsumsi keramik nasional. PT Arwana
Citramulia Tbk diharapkan menjadi industri manufaktur yang menopang perekonomian
Indonesia.
P a g e | 11

BAB III PENUTUP

III.I Kesimpulan
• Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari pengolahan
bahan tambang seperti lempung, feldspar, pasir silika dan tanah liat (clay) melalui
tahapan pembakaran dengan suhu tinggi (sekitar 1.300 oC)
• Tiga bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk keramik klasik, atau
‘triaksial’, adalah lempung, feldspar dan pasir. Dimana ketiga bahan baku tersebut
mempunyai karakteristik fisika dan kimia, proses kimia, dan implementasi kimia.
• Dengan bahan baku utama dihasilkan produk berupa keramik. Industri Keramik
merubah sifat keramik dengan cara mengontrol jenis dan jumlah material yang
digunakan dalam proses pembuatannya.
• Storage Management pada Industri Keramik umumnya menggunakan Metode Shared
Storage
• Ada dua tahapan proses dalam produksi keramik yaitu pembentukan dan densifikasi.
Untuk membedakan hasil produk primer dan sekunder dilakukan identifikasi produk.
• Tantangan yang dihadapi Industri Keramik melalui IR 4.0 adalah arus produk impor
yang masuk ke Indonesia.Disamping tantangan ada peluang dari IR 4.0 yaitu :
optimasi, kustomisasi , mengedepankan penelitian.
• Salah satu perusahaan di ektor industry keramik adalah PT Arwana Citramulia Tbk,
sebagai salah satu produsen keramik yang masuk 10 besar di dunia.
Page |v

DAFTAR PUSTAKA

Advertising, Adiona. 2022. PELUANG DAN TANTANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0,


http://www.adiona.co.id/en/articles/62-peluang-dan-tantangan-revolusi-industri-4-0, diakses
pada tanggal 25 Maret 2022.
Arifianti, Rian., Rivani., dan Raharja Jaja, Sam’un. 2018. STRATEGY OF DEVELOPMENT OF
CERAMIC INDUSTRY WITH ANALYTIC HIERARCHY PROCESS: STUDY ON
CERAMIC INDUSTRY CENTER IN PURWAKARTA, INDONESIA. Vol.3, No.3, (hlm.
.229-240). AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan
Kewirausahaan.
Arung Desitna, Desan. 2014. Feldspar. Skripsi. Mataram : Universitas Muhammadiyah Mataram.
Astuti, A. 1997. Pengetahuan Keramik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
David, Fred R, 2006, Manajemen Strategi, Jakarta: Salemba Empat.
Dewi, Maulida E. 2018. Pengaruh Penambahan Material Feldspar Terhadap Kualitas Keramik
Gerabah. [Skripsi]. Lampung : Universitas Lampung.
Febriyani, Jualiani. 2011. PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK. Skripsi. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Fitria, Andriati., dan Jurdilla, Pamela. 2018. Analisis Industri Keramik di Indonesia. Padang :
Universitas Negeri Padang.
Hidayati, Nurul. 2019. KARAKTERISASI BAHAN BAKU DAN KERAMIK TRADISIONAL
DENGAN XRD, SEM EDX. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Hurtabalian, Martha., dan Siagian, Henok. 2021. STUDI PEMBUATAN KERAMIK BERPORI
BERBASIS CLAY DAN KAOLIN ALAM DENGAN ADITIF ABU SEKAM PADI.
Volume 12(1): 14 – 23. Jurnal Saintika.
Irma. 2011. Proses Industri Kimia (keramik), http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/04/proses-
industri-kimia-keramik.html, diakses pada 25 Maret 2022.
ITG.ID., ‘’Tantangan Industri 4.0.’’, https://itgid.org/tantangan-revolusi-industri-4-0/., 27 Maret 2022.
16:30.
Kurniawan Eko, Adi., dan Anggriawan. 2011. INDUSTRI KIMIA BERKAITAN DENGAN
INDUSTRI KERAMIK. Makalah. Bandar Lampung : Universitas Malahayati.
Oktaviani Fitri., Putri Dwi, Fauzia., dan Silmi Hana Fathrani. 2013. Bahan Keramik. Makalah.
Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
Suwardono. 2002. Mengenal Keramik Hias. CV. Yrama Widya. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai