CHEMICAL MACHINING
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Proses Manufaktur II tentang Chemical
Machining ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak
dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca lebih
memahami apa itu Proses Manufaktur. Terkhususnya Mesin Non-konvensional sehingga
diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Proses
Manufaktur II, bapak Ir.H. Fusito,M.T yang telah membimbing kami dalam belajar dan
juga pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah Proses Manufaktur II Chemical Machining ini
bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala
usaha kami.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
2.1 Definisi Chemical Machining.......................................................................................................5
2.2 Prinsip dasar proses Chemical Machining....................................................................................5
2.3 Proses Chemical Machining..........................................................................................................7
2.4 Parameter-parameter dalam proses Chemical Machining..............................................................9
2.5 Klasifikasi dan Seleksi daripada ETCHANT RESISTANT MATRIALAS........................................9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Chemical Machining.......................................................................13
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Teknik pengerjaan semakin berkembang dan maju pada periode perang dunia kedua.
Proses chemical machining ini dikembangkan lebih intensif untuk proses produksi
masa. Pemakaian proses ini, misalnya dalam industri pesawat terbang untuk
mengurangi berat sayap dengan jalan melarutkan bagian-bagian yang tidak penting dari
pada sayap tersebut. Pada proses elektronika, proses ini dipergunakan untuk pembuatan
printed circuit dari pada suatu rangkaian elektronik.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada dasarnya proses CHM ini adalah suatu bentuk proses korosi yang terjadi pada
suatu metal akibat adanya suatu reaksi kimia yang mengubah metal tersebut secara
kimiawi menjadi senyawa geram yang mengandung unsur metal tersebut. Chemical
machining menggunakan prinsip serangan kimia dan cairan etching untuk
menghilangkan material dari benda kerja seperti batu, logam, dan keramik. Cairan
etching yang digunakan diantaranya asam, larutan alkalin biasanya disebut dengan
reagents or etchants.
5
Ada 3 proses machining yang termasuk metode chemical machining yaitu :
A. Chemical milling
Material masking diterapkan pada benda kerja. Material masking yang biasa
digunakan diantaranya elastomer seperti karet dan neoprene, dan plastic seperti
polyvinyl chloride, polyethylene, dan polystyylene. Material-material tersebut
digunakan agar tidak bereaksi dengan reagent. Jika diperlukan, maskant dilapisi atau
ditutupi.
Benda kerja disiram dengan etchants seperti sodium hidroksida (untuk benda
kerja alumunium), larutan hydrochloric dan nitric acids (untuk benda kerja baja),
dan iron chloride (untuk benda kerja stainless steels).
Setelah di machining, benda kerja dicuci karena masih ada sisa etchant Saat
diistirahatkan, material masking dihilangkan dan benda kerja dibersihkan Tambahan
6
proses finishing dapat dilakukan jika diperlukan Proses ini dapat diulang jika
diperlukan kedalaman yang bertingkat Aplikasi dari proses chemical milling
diantaranya komponen pesawat terbang, panel-panel peluru, dan perangkat
mikroelektronik
B. Chemical blanking
Pengosongan lembaran logam. Aplikasi dari proses ini yaitu pada papan
printer, panel-panel dekorasi, dan lembaran logam tipis
C. Photochemical blanking
Merupakan modifikasi dari chemical milling yaitu menghilangkan material
dengan teknik photografi. Sering disebut photoetching atau photochemical
machining. Material yang mampu dibentuk mampu setipis 0,0025 mm. Aplikasinya
pada pembuatan fine screen, printed circuit card, lapisan motor listrik, dan mask
untuk TV berwarna. Prosedur yang dilakukan yaitu :
Desain bagian benda kerja yang akan dikosongkan hingga perbesaran 100
kali. Sebuah photografi negative dibuat dan direduksi untuk mengatur ukuran akhir
benda kerja. Mereduksi negatif ini disebut dengan artwork.
Sheet blank dilapisi dengan material photosensitive dengan cara pencelupan,
penyemprotan, pengecoran dengan spin, pengecoran dengan roller. Kemudian
dikeringkan, rangkaian semua proses ini disebut emulsion.
Negative ditempatkan diatas blank yang telah dilapisi dan diarahkan ke sinar
ultraviolet yang akan mengkibatkan pengerasan pada benda kerja.
Blank dikembangkan. Kemudian blank dicelupkan ke reagent atau
disemprotkan dengan reagent. Masking material dihilangkan dari benda kerja. Pada
proses ini membutuhkan keterampilan pada pekerjanya, biaya peralatan rendah,
proses dapat otomatis, biaya medium untuk volum produksi tinggi
7
proses adhesi dari bahan penyamaran. Ada dua metode pembersihan: mekanika dan
kimia. metode yang paling banyak dipakai adalah proses pembersihan kimia karena
minim sekali untuk terjadi kerusakan pada material.
2. Coating with masking material
Langkah berikutnya adalah lapisan bahan kerja yang telah dibersihkan
dengan bahan masking. Bahan masking yang dipilih harus siap masker stripable,
yang secara kimiawi ditembus dancukup untuk tetap kokoh pada abrasi kimia
selama etsa.
3. Scribing of the mask
Langkah ini memberikan sistemasi rancangan untuk mengekspos daerah
yang menerima proses permesinan kimia. Pemilihan mask tergantung material yang
akan digunakan,jumlah bagian yang akan dihasilkan dan yang dikehendaki secara
detail geometrinya, pelapisan yang dangkal memerlukan toleransi dimensi dekat.
4. Etching
langkah ini merupakan langkah yang paling penting untuk menghasilkan
komponen yang diperlukan dari bahan lain .tahap ini dilakukan oleh jenis mesin
ethan dengan cara membenamkan material. material yang etchants menentukan
sistemasi dalam mesin. proses ini umumnya dilakukan untuk temperatur tinggi yang
bergantung pada materi yang dikerjakan, kemudian dibilas dan etchant bersih dari
permukaan mesin.
5. Cleaning masking material
Langkah ini adalah proses penghilangan pelapis bahan dari benda kerja, dan
inspeksi dari dimensi dan kualitas permukaan yang selesai sebelum pengemasan.
6. Pelapisan
Didalam proses pengerjaan secara relatif, dibutuhkan suatu material
pelindung pada bagian benda kerja tersebut, sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
reaksi kimia antara bagian yang terlindung itu dengan zat pelarut kimia, Material
pelindung inilah yang disebut dengan etchant resistant material atau yang lebih
dikenal dengan istilah maskant.
8
2.4 Parameter-parameter dalam proses CHM
Pada proses CHM, parameter yang digunakan adalah:
1. Material yang tahan zat penggores
2. Cairan penggores
3. Klasifikasi dan seleksi material yang tahan zat penggores
Cut and peel maskant ini banyak dipergunakan dalam industri pesawat
terbang. Material benda kerjanya adalah titanium dan baja paduan. Keuntungan-
keuntungan diperoleh dengan mempergunakan maskant jenis ini, diantaranya
adalah:
Kemampuan untuk melakukan proses pengerjaan pada elemen-elemen mesin
dengan bentuk yang tidak teratur (irregular-shape).
Cocok untuk elemen-elemen mesin yang membutuhkan kedalaman proses
pengerjaan sampai 10 mm.
Kemampuan untuk menghasilkan suatu bentuk permukaan yang bertingkat pada
permukaan benda kerja.
2. Photoresist maskant.
Maskant jenis ini sangat sensitive terhadap sinar ultraviolet. Benda kerja
dilapisi photoresist maskant dengan cara menambahkan ataupun menyemprotkan
maskant tersebut pada permukaan benda kerja dan kemudian dikeringkan. Karena
photoresist maskant mempunyai ketahanan yang kurang terhadap reaksi kimia,
maka proses CHM yang terjadi hanya mampu menghasilkan ke dalam proses
pengerjaan sekitar 2 mm.
Beberapa keuntungan dari pada photoresist maskant:
Memungkinkan proses CHM bisa dilakukan pada material yang sangat tipis.
Ketelitian benda kerja bias tinggi sekitar 15 µm.
Kecepatan produksi dari pada proses CHM dengan mempergunakan maskant ini
bias dipertinggi dengan teknik fotografi.
10
Daya tahan maskant terhadap zat pelarut kimia (etchant).
Maskant tersebut mudah dilepaskan pada akhir proses pengerjaan.
Bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diproses.
Pertimbangan ekonomi.
3. Screen-print maskant
Sebelum maskant ini dipasangkan pada permukaan benda kerja terlebih
dahulu permukaan tersebut diberi tirai dengan semacam sutera (silk). Dengan teknik
fotografi permukaan tirai tersebut diberi zat pelapis sesuai dengan pola dari pada
bagian-bagian yang akan mengalami proses pengerjaan CHM. Kemudian barulah
material benda kerja tersebut dicelupkan ke dalam maskant dan maskant ini tidak
akan melekat pada bagian-bagian yang telah dilapisi dan proses CHM hanya terjadi
pada bagian-bagian ini. Jadi urutan pengerjaan dengan mempergunakan screen-print
maskant adalah sebagai berikut:
11
Benda kerja dibersihkan dari debu dan minyak.
Pemasangan print-screen maskant seperti yang telah diuraikan di atas.
Pengerjaan dari pada pola bagian-bagian yang akan mengalami proses
pengerjaan CHM, dan juga pengeringan maskant.
Pelaksanaan proses CHM.
Dalam hal ini karakteristik dari pada screen-print maskant terletak diantara
photoresist maskant dan cut and peel maskant. Dengan mempergunakan screen-print
maskant, maka kedalaman proses pengerjaan bias mencapai 2 mm dan ketelitian +
100 µm.
Faktor-faktor yang menentukan didalam pemilihan maskant diantaranya adalah:
Daya tahan maskant terhadap zat pelarut kimia
Maskant tersebut mudah dilepaskan pada akhir proses pengerjaan
Bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diproses
Pertimbangan ekonomi
12
Membutuhkan keahlian operator yang relatif tinggi
Uap yang berasal dari etchant (zat pelarut kimia) adalah sangat korosif sehingga
peralatan yang dipergunakan dalam proses ini harus benar-benar terlandung.
Dalamnya proses pengerjaan sangat terbatas
Produktivitas relatif rendah.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari proses Chemical Machining adalah sebagai berikut:
1) Proses CHM mulai semakin dikenal sejak jaman dahulu sebelum perang dunia
kedua misalnya orang-orang Indonesia dahulu banyak menenerapkan proses ini
untuk membuat keris dan peralatan lainnya.
2) Prinsip dasar proses CHM ini yaitu adalah suatu bentuk proses korosi yang terjadi
pada suatu metal akibat adanya suatu reaksi kimia yang mengubah metal tersebut
secara kimiawi menjadi senyawa garam yang mengandung unsur metal tersebut
3) Permesinan kimia (Chemical Machining) digunakan untuk memproduksi bagian
mesin yang komplek pada aplikasi yang bervariasi seperti halnya bagian dekorasi.
Pengoperasian mesin harus dilakukan dengan hati-hati untuk mendapatkan
geometri yang diinginkann.
3.2 Saran
Pengoperasian mesin harus dilakukan dengan hati-hati untuk mendapatkan
geometri ataupun ukuran dan bentuk yang diinginkan serta dibutuhkan keahlian
operator yang relatif tinggi. Uap dari zat pelarut kimia adalah sangat korosif
13
sehinngga peralatan yang dipergunakan dalam proses ini harus benar-benar
terlindung.
14
DAFTAR PUSTAKA
A Vner, Sillney H. 1974. Introduction to Physical Metallurgy. Second Edition. New York:
Mc Graw Hill Kogakusha, Ltd.
Bagiasna, Komang, & Yuwono, Sigit, “Proses – Proses Non Konvensional”, Diktat
Kuliah, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, ITB.
Brenner, Harry S.PE. ThreadedF astener Mechanical Component Handbook, Section 1 O.
Los Angeles: pp.l0.1,10.41.
D.M. Allen, The state of the art of photochemical machining at the start of the twenty-first
century, Proceedings of the Institution of Mechanical Engineers. Part B. Journal of
Engineering Manufacture 217 (2003) 643-650.
E. Paul DeGarmo, J.T. Black, Ronald A. Kohser, “Materials And Processes In
Manufacturing”, 8th, Prentice-Hall of India, New Delhi, 2002.
Ensen, Walterl. Failures of Mechanical Fasterners, Metal Handbook, Volume 10. ASM
Handbook Committee: Oill O.p.
G.F. Benedict. Nontraditional Manufacturing Processes, Mercel Decker Inc., New York,
USA, 1987.
15