MAKALAH TEKNOLOGI MANUFAKTUR II Dimas - TNPA DFT ISI
MAKALAH TEKNOLOGI MANUFAKTUR II Dimas - TNPA DFT ISI
CHEMICAL MACHINING
Disusun Oleh:
Dhani Leo Alromadhon (362236301030)
Dimas Rizky Dwi Anugro (362236301041)
PROGRAM STUDI D4
TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena dengan
karunia-Nya kami dapat meneyelesaikan makalah Teknologi Manufaktur II tentang
Chemical Machining ini dengan penuh kemudahan, Tanpa pertolongan-Mu mungkin
makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca
lebih memahami ap aitu Teknologi Manufaktur. Terkhususnya Mesin Non-konvensional
sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepaada dosen pembimbing Teknologi
Manufaktur II, Bapak Dian Ridlo Pamuji S,T, M.T yang telah membimbing kami dalam
belajar dan juga pembuatan makalah ini.
Akhir kata, Semoga makalah Teknologi Manufaktur II Chemical Machining ini
bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala
usaha kami.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Chemical machining, atau juga dikenal sebagai machining kimia, adalah proses
manufaktur yang menggunakan reaksi kimia untuk menghilangkan material dari
permukaan benda kerja. Proses ini dilakukan dengan mengaplikasikan bahan kimia
tertentu pada permukaan yang akan diolah untuk mengikis atau melarutkan material yang
tidak diinginkan.
Proses machining kimia umumnya melibatkan penggunaan larutan asam atau basa
yang dipilih berdasarkan jenis material yang akan diolah. Larutan kimia ini diterapkan
secara selektif pada permukaan benda kerja menggunakan metode penyemprotan,
pencelupan, atau metode lainnya. Bahan kimia ini bereaksi dengan material yang akan
dihilangkan, mengubahnya menjadi senyawa yang mudah dihapus atau melarutkan
material tersebut.
Machining kimia dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai bentuk dan profil
yang kompleks pada berbagai jenis material, termasuk logam dan non-logam. Proses ini
sering digunakan dalam industri manufaktur, terutama untuk pembuatan komponen
elektronik, peralatan presisi, dan alat-alat yang membutuhkan permukaan halus dengan
toleransi yang ketat.
Pada dasarnya proses CHM ini adalah suatu bentuk proses korosi yang terjadi
pada suatu metal akibat adanya suatu reaksi kimia yang mengubah metal tersebut secara
kimiawi menjadi senyawa geram yang mengandung unsur metal tersebut. Chemical
machining menggunakan prinsip serangan kimia dan cairan etching untuk menghilangkan
material dari benda kerja seperti batu, logam, dan keramik. Cairan etching yang
digunakan diantaranya asam, larutan alkalin biasanya disebut dengan reagents or
etchants.
5
Ada 3 proses machining yang termasuk metode chemical machining yaitu:
A. Chemical milling
Chemical milling, atau juga dikenal sebagai etching kimia, adalah proses
manufaktur yang digunakan untuk mengurangi ketebalan logam dengan
menggunakan reaksi kimia. Metode ini digunakan untuk menghasilkan komponen
dengan profil yang rumit atau permukaan yang tepat.
Setelah proses pengikisan selesai, bagian logam dicuci dan lapisan pelindung
dihapus. Proses ini menghasilkan komponen dengan profil yang diinginkan atau
permukaan yang lebih tipis. Chemical milling sering digunakan dalam industri
manufaktur pesawat terbang, elektronik, dan industri lainnya untuk menghasilkan
komponen dengan ketelitian tinggi.
A. Chemical blanking
Pengosongan lembaran logam. Aplikasi dari proses ini yaitu pada papan
printer, panel-panel dekorasi, dan lembaran logam tipis.
6
B. Photochemical blanking
Setelah sinar UV diaplikasikan pada film atau lembaran cetakan, area yang
terpapar oleh sinar UV dan blanking agent akan mengalami perubahan yang
memungkinkan bagian yang tidak diinginkan untuk dihapus. Proses ini dapat
melibatkan pemrosesan kimia tambahan seperti penggunaan pengembang dan
fiksatif untuk menghilangkan atau mempertahankan area yang diinginkan.
Langkah berikutnya adalah lapisan bahan kerja yang telah dibersihkan dengan
bahan masking. Bahan masking yang dipilih harus siap masker stripable, yang
secara kimiawi ditembus dan cukup untuk tetap kokoh pada abrasi kimia selama
etsa.
7
3. Scribing of the mask
4. Etching
Langkah ini adalah proses penghilangan pelapis bahan dari benda kerja, dan
inspeksi dari dimensi dan kualitas permukaan yang selesai sebelum pengemasan.
6. Pelapisan
Dalam proses pengerjaan secara relatif, dibutuhkan suatu material pelindung pada
bagian benda kerja tersebut, sedemikian rupa sehingga tidak terjadi reaksi kimia antara
bagian yang terlindung itu dengan zat pelarut kimia. Material pelindung inilah yang
disebut dengan etchant resistant material atau lebih dikenal dengan istilah maskant.
Berdasarkan cara pemakaiannya, maka maskant ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
8
1. Cut and peel maskant.
Cut and peel maskant dalam chemical machining adalah metode perlindungan
yang digunakan untuk melindungi bagian tertentu dari benda kerja selama proses
kimia machining. Maskant adalah lapisan tipis yang diterapkan pada permukaan
benda kerja untuk melindungi area yang tidak ingin terkena paparan bahan kimia
selama proses machining.
Proses ini dimulai dengan penerapan maskant pada permukaan benda kerja
yang akan dilindungi. Maskant biasanya berbentuk lembaran atau film tipis yang
dapat dilekatkan pada permukaan benda kerja. Setelah maskant diterapkan, proses
machining kimia dilakukan, yang melibatkan penggunaan bahan kimia tertentu
yang akan menghilangkan atau mengubah material di sekitar area yang tidak
dilindungi oleh maskant.
Cut and peel maskant adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam
chemical machining untuk melindungi area yang spesifik pada benda kerja.
Metode ini memungkinkan penggunaan bahan kimia yang tepat untuk
menghilangkan material yang tidak diinginkan tanpa merusak atau mempengaruhi
area yang dilindungi oleh maskant.
2. Photoresist maskant.
9
Kekurangan proses Chemical Machining:
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Bagiasna, Komang, & Yuwono, Sigit, “Proses – Proses Non Konvensional”, Diktat
Kuliah, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, ITB.
Brener, Harry S.PE. Threaded Fastener Mechanical Component Handbook, Section
10.
Los Angeles: pp.10.1,10.41
D.M. Allen, The state of the art of photochemical machining at the start of the
twenty-first
Century, Proceedings of the Institution of Mechanical Engineers. Part B.
Journal of
Engineering Manufacture 217 (2003) 643-650.
E. Paul DeGarmo, J.T. Black, Ronald A. Kohser, “Materials And Proceeses In
Manufacturing”,8, Prentice-Hall of India, New Delhi, 2002.
Ensen, Walterl, Failures of Mechanical Fasterners, Metal Handbook, Volume 10.
ASM
Handbook Committee: Oill O.p
G.F. Benedict. Nontraditional Manufacturing pz
11