Anda di halaman 1dari 36

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMBERSIH


PERMUKAAN MATRIAL DENGAN SISTEM SAND AND
AQUABLASTING SKALA UMKM

Diajukan sebagai syarat

untuk menyelesaikan studi Strata-1

SYAMSU ABDUL AZIZ MUTAQIN

201644087

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembersihan material dan part komponen sangat perlu dilakukan


oleh engineer dan teknisi hal tersebut dilakukan agar komponen yang
dipasang tidak meninggalkan kotoran yang dapat merusak sistem atau
mekanikal mesin , pembersihan pun banyak dilakukan sebelum
pengecatan seperti pengampelasan ,pengurindaan, pada permukaan
material dan part agar pengerjaan pengecetan mendapatkan daya rekat
yang kuat dan hasil maksimal, akan tetapi ada bagian yang sulit
dilakukan seperti menghilangkan karat ,cat atau oli pada permukaan
yang sulit dijangkau oleh pekerjaan manual.
Dari latar belakang di atas penulisan ini akan membuat hal yang
dapat mempermudah pekerjan dalam pengaplikasian pembersihan
pada matrial yang sulit dijangkau serta efisiensi dalam pembersihan
karat, cat atau oli yang menepel pada permukaan matrial yang akan di
cat ulang dan sebagai syarat kelulusan di Fakulas Teknik Universitas
Muhamadiyah Jakarta maka dibuatlah Tugas Akhir yang berjudul
“Mesin Pembersih Permukaan Material Bertekanan Angin Dengan
Metode Penyemprotan Pasir dan Air”
System kerja mesin yang akan dibuat menggunakan rangkaian pipa
dan tabung bertekanan angin yang akan mendorong air dan pasir
sehingga akan membersihkan dan menghilangkan material yang
permukaannya terdapat karat ,cat,oli maupun area permukan yang
sulit dijangkau .

2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul yang telah dijabarkan maka
dapat ditentukan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Perhitungan dan perencanaan alat pembersih material dengan pasir
dan air yang memanfaatkan tekanan angin
2. instalasi pipeing dan perancangan rangka
3. Pemilihan bahan material yang sesuai dan aman pada alat yang akan
dibuat

1.3 Perumusan Masalah


2. Bagaimana Perhitungan dan perencanaan alat pembersih material
dengan pasir dan air yang memanfaatkan tekanan angin agar bekerja
sesuai perencanaan?
3. Apakah instalasi piping yang tidak sesuai dapat mempengaruhi laju
aliran angina,pasir dan air?
4. Bagaimana menentukan material yang sesuai dan aman pada alat
yang akan dibuat?

1.4 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang harus dibatasi diantaranya:
1. Hanya membahas Perencanaan dan perhitungan out put pada air yang
bertekanan
2. Perhitungan pipeing dan kekuatan rangka pada alat yang akan dibuat
3. Hasil pengujian yang akan membandingkan material uji dari tekanan
pasir dan air

3
1.5 Tujuan
Dalam kesempatan penelitian ini penulis memiliki bebarapa tujuan
yaitu :
1. Dapat menentukan kecepatan aliran air dan tekanan angin pada alat
2. Untuk mengetahui efisiensi dari tekanan angin dan air
3. Pemilihan material dan in put tekanan yang dipilih dapat melebihi
angka aman penggunaan alat
1.6 Manfaat
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa manfaat yaitu :
a. Mahasiswa
1. Mengetahui tahapan proses pembuatan alat pembersih
permukaan material dengan pasir dan air yang menggunakan
tekanan angin
2. Mengetahui material yang digunakan untuk membuat alat
pembersih permukaan material
3. Dapat Mengetahui perhitungan alat yang direncanakan

b. Industri
1. Membantu masalah pembersihan permukaan material yang
berkarat cat,oli menjadi lebih cepat dan mudah.
2. Manfaat lain Menanbah wawasan tentang perkembangan
teknologi pembersihan permukaan material
3. Membuka peluang usaha dibidang pengecatan dan
pemberisihan permukaan material yang akan di cat

c. Insitut Universitas Muhamadiyah Jakarta Fakultas Teknik Jurusan


Teknik Mesin
1. Dapat memberikan tambahan informasi dari kegunaan alat
pembersih permukaan material
2. Dapat menjadi rujukan dalam penelitian selanjutnya dengan
tema yang serupa.

4
3. Menambah referensi dan informasi dari system tekanan angin,
dan air yang di hasilkan oleh mesin yang dibuat

BAB II
STUDILITERATUR
2.1 Tinjauan Pustaka
(Benjamin Krawczyk 2016) Dalam jurnal yang berejudul pengaruh Aqua
Blasting, Sandblasting dan Laser Engraving terhadap Ketahanan Korosi Baja
Tahan Karat Tipe 316 BHM Berg-und Hüttenmännische Monatshefte. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang pengaruh
perawatan finishing permukaan komersial pada pengembangan mikrostruktur dan
ketahanan korosi dari baja tahan karat tipe 316L. Peledakan aqua, peledakan pasir,
dan penerapan perlakuan ukiran kode batang laser diselidiki menggunakan Focus
Ion Beam, analisis fase sinar-X, pengukuran tegangan sisa sinar-X, dan
pengukuran kekasaran permukaan. Semua mikrostruktur permukaan kemudian
dinilai dengan uji korosi atmosferik pada suhu 50 ° C dan kelembaban relatif
30%. Peledakan aqua menghasilkan tegangan sisa permukaan tekan - 500 hingga -
600 MPa, tanpa bukti martensit yang diinduksi regangan. Sandblasting
menyebabkan tegangan sisa permukaan tekan - 700 MPa, juga tanpa bukti
martensit yang diinduksi regangan. Sampel yang mengalami pengukiran laser
memamerkan mikrostruktur dekat permukaan yang direkristalisasi, dengan
tegangan sisa permukaan tarik di urutan + 500 MPa.
Uji korosi atmosfer dilakukan dengan menggunakan konsentrasi MgCl2
38–772 µg / cm2, dengan mikroskop optik dan laser confocal diterapkan untuk
mengukur perkembangan produk korosi dari waktu ke waktu. Yang terakhir ini
berkorelasi dengan kedalaman serangan maksimum setelah paparan selama 370
hari paparan. Uji korosi atmosfer dengan kepadatan pengendapan melebihi 38
µg / cm2 MgCl2 menyebabkan pembentukan produk korosi dalam 24 jam
pertama paparan, dengan pengembangan produk korosi mengikuti hukum
pertumbuhan parabola. Lebih lanjut terlihat bahwa densitas deposisi yang lebih
tinggi menyebabkan lebih sedikit lokasi korosi lokal, tetapi dengan ukuran
dimensi yang lebih besar. Pengukiran laser menghasilkan jumlah lokasi korosi

5
yang lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan peledakan air, dengan MgCl2
diendapkan di atas antarmuka antara kedua perlakuan finishing yang
menunjukkan serangan preferensial pada mikrostruktur yang diukir dengan laser.

Gambar 2.1 Proses aqua blasting

(Andi Hendrawan, Lusiani 2019) Dalam jurnal yang berjudul


SANDBLASTING PADA KAPAL MV. BERLIAN INDAH Akademi Maritim
Nusantara. Sandblasting adalah salah satu metode termudah untuk menghilangkan
karat maupun kotoran seperti oli, cat, dan lain sebagainya pada permukaan atau
untuk merubah karakter permukaan material, baik untuk membuat lebih kasar
ataupun membuat lebih halus suatu permukaan, umumnya diaplikasikan pada
permukaan yang berbahan dasar logam. Sandblasting dilakukan dengan
menyemprotkan abrasive material, biasanya berupa pasir silika atau steel grit
dengan tekanan yang relatif tinggi pada suatu permukaan. Tujuan dan penelitian
ini adalah adalah untuk menjelaskan metode sanblasting Pada kapal MV. Berlian
indah. Metode yang dipergunkan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif
yaitu menjelaskan fenomena yang terjadi. metode pembersihan kapal yang
dilakukan dalam rangka perawatan kapal. Sandblasting sangat berkaitan dengan
proses pengecatan kapal. hampir disetiap pengerjaan sandblasting akan
dilanjutkan dengan pengerjaan pengecatan kapal.

6
Gambar 2.2 Ilustrasi sandblasting

(Fenoria Putri dan Indra HB 2019). Dalam jurnal yang berjudul ANALISA
PENGARUH TEKANAN KOMPRESSOR DAN SUDUT PENYEMPROTAN
PADA PROSES AQUABLASTING TERHADAP UJI KEKASARAN PADA
BAJA ST 50 Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar
Palembang. Permasalahan yang sering terjadi terhadap baja karbon rendah adalah
terjadinya korosi. Banyak macam cara yang digunakan untuk membersihkan
korosi tersebut, diantaranya pencelupan kedalam larutan asam, penyikatan dengan
sikat kawat, atau dengan penyemprotan partikel padat yang berupa pasir sebagai
zat abrasif atau yang disebut sandblasting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh proses sandblasting terhadap kekasaran permukaan. Proses
sandblasting ini sendiri seperti diketahui adalah suatu proses untuk pengelupasan
cat dan pengikisan korosi pada material. Dalam proses aquablasting ini biasanya
menggunakan air yang disemprotkan ke material dengan tekanan udara yang
bersumber dari kompresor udara. Pada penelitian ini proses aquablasting ini
dilakukan dengan variasi sudut ∠60˚, ∠45˚, ∠30˚ dan tekanan kompressor 5, 4
bar. Setelah dilakukan proses aquablasting maka dilanjutkan dengan uji kekasaran
permukaan material dengan menggunakan alat uji Surface Roughness Tester TR
200. Dalam uji kekasaran permukaan material, dilakukan pada tiga titik
permukaan pada tiap spesimen uji. Setelah dilakukan uji kekasaran permukaan
terhadap proses sandblasting dengan variasi sudut dan tekanan kompressor
didapatkan nilai kekasaran permukaan terendah pada ∠60˚, 5bar dengan nilai
kekasaran permukaan sebesar 4.094µm.

7
Gambar 2.3 Pengujian Aquablasting

(Rughby, Muhammad 2016) Pengaruh Penyemprotan Material Abrasif


Sandblasting Terhadap Ketebalan Cat dan Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja
Karbon Rendah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.Sandblasting biasanya
digunakan oleh perusahaan- perusahaan yang bergerak di bidang oil & gas,
industri, maupun fabrikasi guna membersihkan lapisan yang menutupi permukaan
suatu objek yang biasanya berbahan dasar metal/ besi dengan butiran pasir khusus
yang di tembakan langsung yang bertekanan tinggi ke objek tersebut. Di dalam
konstruksi baja, plat baja banyak di gunakan untuk di bidang konstruksi. Pelat
baja merupakan bahan bangunan yang sangat kuat dan dengan struktur butir yang
halus, maka dapat di lakukan pengerjaan dalam keadaan panas maupun
pengerjaan dingin. Kelemahan dari semua baja adalah korosi/karat. Korosi itu
sendiri terjadi akibat dari kerusakan atau memudarnya logam paduan oleh reaksi
kimia atau elektrokimia dengan lingkungan Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penyemprotan yang efektifdan efisien pada material abrasif
pada baja karbon rendah terhadap ketebalan cat dan laju korosi. Di dalam
metodelogi penelitian ini menggunakan dua bahan material abrasif yaitu garnet
dan steel grit. Penyemprotan yang dilakukan sebanyak satu kali, dua kali, dan tiga
kali penyemprotan dengan sudut penyemprotan sebesar 900 dan tekanan sebesar 6
bar . Hasil dari penelitian diketahui bahwa material abrasif steel grit pada
penyempotan dua kali menghasilkan ketebalan cat yang paling tinggi sebesar
198,5 μm dan menghasilkan laju korosi yang paling rendah sebesar 0,000000086
mm/year dibandingkan dengan penyemprotan garnet.

8
Gambar 2.4 Sandblasting
2.2 LandasanTeori

2.2.1 Teknik Dasar Perontokan Cat


Pengecatan merupakan salah satu cara pencegahan korosi. Untuk
meningkatkan hasil pengecatan yang baik, perlu dipilih jenis cat berdasarkan
penggunaan atau bahan kimia pengikatnya. Meskipun demikian, hasil pengecatan
yang baik tergantung pada kondisi permukaan, dimana cat itu akan diaplikasikan,
dengan kondisi permukaan yang baik maka cat akan melapisi logam dengan baik
pula sehingga akan mampu menghambat laju korosi yang terjadi. Selain melapisi
besi dengan menggunakan cat, ternyata ada juga yang menginginkannya untuk
membersihkan cat tersebut dengan alasan ingin merubah warna cat agar tidak
bosan dan terkesan monoton. Untuk di jaman yang sudah mulai berkembang, ini
banyak cara-cara yang bisa di jadikan sebagai refrensi dalam cara penghilang cat
pada kendaraan ataupun matrial.
A. Teknik Pembakaran
Teknik ini biasanya teknik yang palin banyak dikerjakaan oleh
tukang cat mobil, selain cepat teknik ini akan memakan waktu yang
relative singkat. Kelemahan teknik teknik ini kita akan banyak
menggunakan kenteng sehingga akan memakan waktu yang lama.
Disamping itu juga kekurangan teknik menghilangkan dempul dengan
dibakar akan mengakibatkan plat besi akan semakin urang lentur,
maka dari itu teknik ini sekarang jarang sekali kita gunakaan.

9
B. Teknik Gerinda
Cara menghilangkan cat pada kendaraan dengan gerinda masih
sering kita gunkan pada proses pengelontokan cat yang hanya untuk
daerah tertentu saja. Untuk pengrontokan cat seluruh bodi cara ini
kurang efektif karena disamping memakan waktu yang lama juga akan
menemui kesulitan pada area tertentu.
C. Teknik cairan kimia (remover)
Pada teknik ini kita hanya mengoleskan saja cairan kimia
(remover) keseluruhan bodi kemudian tunggu beberapa menit, setelah
beberapa menit kemudian kita bisa membersihkan nya dengan scrab.
Proses ini juga memakan waktu yang lumayan cepat dan praktis karena
plat bodi akan aman karena tidah ada proses pemanasan maupun
menggunakan gerinda yang kemungkinan sekali bisa mengenai plat
bodi aslinya.
D. Teknik blasting
 Blasting adalah proses pembersihan permukaan material dengan
menggunakan sistem penyemprotan udara bertekanan tinggi dengan
berbagai media seperti pasir, air, dan lain-lain. Blasting dapat
dikategorikan sebagai surface treatment yang banyak di aplikasikan
pada dunia keteknikan seperti pada pembuatan kapal, maintenance
system perpipaan, maintenance peralatan/mesin-mesin fluida dan lain-
lain. Skema pengerjaan dari system blasting ini tidak ada perbedaan,
yakni seperti digambarkan pada illustrasi gambar berikut.
2.3 Metode Blasting
 Proses pembersihan terhadap benda-benda kerja yang dihasilkan melalui
proses pengecoran terutama benda kerja yang dibentuk melalui cetakan pasir
diperlukan metoda-metoda khusus selain pembersihan secara manual atau
menggunakan alat bantu mekanik dan power tool seperti sikat, gerinda, ampelas
yang digerakkan dengan tenaga listrik atau pneumatic. Tentu saja alat-alat ini
memiliki keterbatasan terutama pada mekanismenya yang tidak memungkinkan
untuk selalu dapat menjangkau bagian-bagian yang rumit dari kontur benda kerja
tertentu. (Arifidya 2015)

10
Gambar 2.5 Blasting siklus

2.3.1 Jenis-Jenis Proses Blasting

1.         Sand Blasting


            Sand blasting ialah metoda pembersihan permukaan
dengan menyemprotkan pasir oleh udara yang bertekanan antara 6 – 7 kg/Cm2
kepermukaan benda kerja tekanan udara ini diperoleh dari air Compressor untuk
menekan pasir yang ditempatkan didalam tabung melaui slang. Dengan
penyemprotan ini semua partikel yang menempel pada casting akan terlepas
sehingga permukaan casting menjadi bersih dengan bentuk permukaan yang agak
kasar.
2.         Grit Blasting
            Grit blasting ialah cara pembersihan permukaan dengan menyemprotkan
bijih besi atau butiran partikel besi yang tajam. Prosesnya seperti yang dilakukan
pada sand blasting namun karena media yang disemprotkannya berbeda maka
akan menghasilkan kualitas permukaan yang lebih baik dan tidak menghasilkan
debu yang mengkontaminasi permukaan seperti yang terjadi pada Sand Blasting.
3.         Aqua Blasting, vapor blasting atau wet blasting (penyemprotan basah)
Aqua blasting (blasting uap), atau juga diketahui sebagai wet blasting
(blasting basah) dengan cepat telah menjadi pilihan nomor satu untuk permukaan
yang membutuhkan pengaplikasian dengan kualitas tertinggi. Kunci dari vapor
blasting adalah lapisan penutup yang dibuat melalui abrasive yang dialirkan
dengan air, memberikan hasil akhir yang lebih baik karena tindakan pembilasan
dari air.           

11
Prosesnya sama seperti pada sand blasting dan grit blasting akan tetapi
pada prose ini penyemprotan pasir yang dicampur dengan air serta unsur additive
sebagai bahan pencegahan (inhibitor). aqua Blasting digunakan pada daerah
pekerjaan dimana tidak dibolehkan terjadi percikan abunga api (spark), misalnya
proses area/ chemical area.

Gambar 2.6 aqua blasting

2.3 Sistem Komponen Aqua blasting

1. Kompresor

kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan


tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan
tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu system
proses yang lebih besar. merupakan salah satu komponen yang penting dari
sebuah sistem kompresi uap. Kompresor disini sebagai sumber tenaga untuk
menghasilkan angin yang dibutuhkan oleh alat penyemburan dan pernapasan.
Kompresor juga harus memiliki saluran penyaring air dan minyak karena kualitas
angin yang dihasilkan harus benar-benar kering dan tidak boleh mengandung
minyak yang nantinya dapat mengontaminasi permukaan yang akan dibersihkan.

12
Gambar 2.7 Kompresor blasting
mn
Pad = PsQs
n1 ([ PdPs ) n−1
mn ]
(−1 ) …...………………………………..…………………

(1)
PsQsC
Pad = ….…...………………………………..………………………...…………
60000
(2)

Dimana: 
Pad = daya untuk proses kompresi
m = jumlah tingkat kompresi
Qs = volume ke luar dari tingkat terakhir (m3/menit) ( dikondisikan tekanan dan
temperatur hisap)
ps = tekanan hisap tingkat pertama (N/m2)
pd = tekanan ke luar dari tingkat terakhir ( N/m2)
n = 1,4 (bar)
2. Selang udara
Untuk menggunakan udara bertekanan yang telah tersimpan dalam tabung
penyimpanan kompresor membutuhkan selang angin khusus yang digunakan
untuk menyalurkan angin dari kompresor ke pot blasting atau wadah pasir
abrasive. Selang ini pada umumnya terbuat dari karet dengan kemampuan tekanan
dan ukuran diameter yang bervariasi.

13
Gambar 2.8 Selang udara
m = A . v . q …………………………………………………………………… (3)
Dimana: 
M = massa udara
A = penampang (m2)
V = kecepatan ( m/dtk)
q = kepadatan udara (kg/m3)

3. PotBlasting
Mesin penyemburan atau alat penampung pasir atau air yang diperlukan
untuk melakukan pembersihan. Pasir abrasive dan air dengan tekanan angin yang
tinggi akan bersatu dalam mesin atau wadah ini yang biasa dinamakan blasting
pot.

14
Gambar 2.9 Potblasting

4. Selang blasting
Alat yang digunakan untuk menyalurkan tekanan angin dari potblasting ke
gunblasting. Ukuran selang blasting yang digunakan untuk penyemburan harus
memiliki diameter 4 kali lebih besar dari diameter blasting nozzle yang akan kita
gunakan. Selang ini membawa tekanan angin dan abrasive yang ditampung oleh
blasting pot sebab itu selang blasting harus memiliki ketahanan yang kuat. Selang
blasting juga harus memiliki tingkat fleksibelitas yang tinggi agar tidak sulit pada
saat digunakan untuk alasan keselamatan kerja gunakan selalu selang yang terdiri
dari tiga lapis atau three-play blast hose. Selang ini akan dilalui campuran fluida
dan angin yang bertekanan dengan perencanaan perhitungan sebagai berikut:

15
Gambar 2.10 Selang blasting

Δ v AvΔ t
Q= = =Av …………………………………………………………… (4)
Δt Δt
Dimana :
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)

v
Q= ...………………………………………………………………………… (5)
t
Dimana :
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)

5. Nozzle
Nozzle blasting yang berhubungan dengan jenis, ukuran dan bahan nozzle
blasting berhubungan erat dengan kecepatan produksi dan hasil pembersihan
permukaan. Terdapat 2 (dua) jenis nozzle blasting yaitu straight-bore dan venturi.
Venturi pada umumnya digunakan untuk permukaan yang lebar dan untuk
membersikan permukaan baru atau 16 pembersihan secara menyeluruh terhadap
permukaan lama. Sedangkan untuk jenis straight-bore digunakan untuk
pembersihan dengan permukaan kecil dan pembersihan pelapisan permukaan
pelapisan. Bahan nozzle ada yang terbuat dari kramik, tungsten, silicon, carbide,
dan boron silicon masing-masing memiliki ketahanan dari umur pemakaian yang

16
berbeda. (Wira Prasetio 2017)

Gambar 2.11 Nozzel blasting

1 1
p 1+ pv 12 = p2 + pv 22 ………………………………………………………
2 2
(6)
Dimana:
p = tekanan
ρ = densitas
v = kecepatan aliran
q = v1 ……………………………………………………………………………
(7)
Dimana:
q = laju aliran
A = area aliran

2.4 Pengertian Abrasive


Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk membersihkan dan
mengasarkan permukaan. Bahan ini disembur dengan menggunakan tekanan yang
tinggi dengan suatu alat yang sering dikenal dengan sebutan pot blasting atau
wadah abrasive. Selain tingkat kebersihan yang diperlukan suatu pelapisan dasar
umumnya menuntut kekasaran permukaan agar dapat merekat dengan baik
sehingga dapat memberikan perekatan dengan baik sehingga memberikan

17
perlindungan yang di harapkan. Pada prinsipnya menggunakan peristiwa
“impact”, partikel abrasive yang berkecepatan tinggi menabrak permukaan baja.
Akibat peristiwa impact ini maka kontaminan yang ada di permukaan seperti
karat, scale, kotoran, cat yang lama dapat di remove/di pindahkan dari permukaan.
Tetapi grease atau oil tidak dapat dibersihkan dengan metode ini sehingga
sebelum masuk kedalam proses blasting kontaminan tersebut harus di remove
terlebih dahulu dengan menggunakan solvent cleaning. Solvent cleaning di
gunakan untuk membersihkan permukaan dari kotoran seperti minyak grease,
kotoran debu, tanah dan paduan organik yang ada di permukaan. (Ascoatindo
2007)
2.4.1 Dry Abrasive blasting
Dry Abrasive blasting atau biasa disebut sandblasting adalah proses
penyemprotan abrasif material biasanya berupa pasir silika atau steel grit dengan
tekanan tinggi pada suatu permukaan dengan tujuan untuk menghilangkan
material kontaminasi seperti karat, cat, garam, oli, dll. Selain itu juga bertujuan
untuk membuat profil (kekasaran) pada permukaan material agar dapat tercapai
tingkat perekatan yang baik antara permukaan metal dengan bahan pelindung. Dry
Abrasive blasting adalah rangkaian kegiatan surface preparation dengan cara
menembakkan partikel dengan ukuran grit 18 – 40 seperti pasir silika, steel grit
atau garnet ke suatu permukaan dengan tekanan tinggi sehingga terjadi 9
tumbukan dan gesekan. Prinsip kerja dari pada Dry Abrasive blasting dengan
mengalirkan udara bertekanan dari kompresor kemudian udara bertekanan
tersebut dihubungkan melalui dua pipa. Pipa pertama menuju tabung pasir,
sedangkan pipa kedua dihubungkan langsung menuju nozzle. Selanjutnya ujung
nozzle menghasilkan udara bertekanan dan pasir yang akan mengikis kotoran
yang melekat pada benda kerja. Ada banyak jenis pasir dry abrasive blasting
sesuai kebutuhan pengguna diantaranya brown aluminium oxide, glass beads,
black silicon carbide, Aluminium cut wire, stainless steel shot, stainless steel cut
wire, plastic media, steel shot, steel grit, steel cut wire, garnet, copperslag,
corrondum.

18
Gambar 2.12 Dry abrasive blasting
2.4.2 Wet Abrasive blasting
Wet Abrasive blasting adalah proses yang sama dengan Dry Abrasive
blasting, bertujuan untuk membersihkan permukaan dan membentuk profil baru
pada permukaan logam, bedanya Wet Abrasive blasting di tambahkan campuran
air ke dalam campuran pasir. Air dapat diinjeksikan kedalam aliran abrasif blast
untuk mengontrol partikelpartikel yang disemprotkan selama proses blasting
berlangsung pada peralatan conventional air pressurized Abrasive blasting. Air
berfungsi untuk membantu 11 meremove kontaminan dari permukaan benda
kerja, membasahi abrasif material, mengurangi debu yang bertebaran di udara
akibat partikel abrasif yang pecah dan meniadakan loncatan api/spark.
Prinsip kerja dari Wet Abrasive blasting sama dengan Dry Abrasive
blasting. Wet Abrasive blasting atau vapor blast biasa di aplikasikan untuk area
khusus yang sangat sensitif terhadap percikan api dan debu, dan juga di ruang
produksi yang tidak memungkinkan adanya penghentian proses produksi sesaat.

Gambar 2.13 Wet abrasive blasting

19
Pada saat masuk ke potblasting bertekanan rendah, udara, air dan pasir
tersebut akan di kompresikan oleh kompresor sehingga ketika keluar dari
kompresor akan mengalami tekanan tinggi.
Besar kerja kompresi dapat dihitung dengan rumus :
W = u .w……………………………………………………………….. (8)
w = h2-h1………………………………………………………………... (9)

W = u. (h2-h1) ……………………………………………………... (10)

Dengan:
W = kerja kompresi (kW)
U = laju aliran massa refrigeran (kg/s)
w = besar kerja kompresi (kJ/kg)
h1 = enthalpy refrigerant saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = enthalpy refrigerant saat keluar kompresor (kJ/kg)

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sistematik Penelitian

3.1 Diagram Aliran


Diagram aliran merupakan suatu gambaran dasar yang digunakan dasar
dalam bertindak. Seperti pada proses perencanaan diperlukan suatu diagram alir
yang bertujuan dalam proses perencanaan. Proses rancang bangun alat serta
perhitungan konversi enrgi yang dihasilkan oleh alat sand and aqua blasting skala
umkm dalam diagram sebagai berikut:

mulai

Studi
Literatur

Persiapan alat dan bahan

Perencanaan alur peroses

Pembahasan cara kerja

Pengujian kerja
mesin

Analisa dan Pembahasan


21
kesimpulan

selesai

Gambar 3.9 diagram penelitian

3.2. Rencana Kegiatan


Dalam perencanaan prancangan alat serta prhitungna yang akan dilakukan
atara perpaduan air dan pasir yang mendapat tekanan tinggi dari udara yang
dihasilkan kompresor, pembuat alat sand and aqua blasting skala umkm ini di
buat dengan perencanaan dari gambar softwer solid work atau dari setudi litelatur
yang didapatkan untuk pengambilan data yang di perlukan, serta pengembangan
dari alat yang sudah ada dalam skala industrial.
3.2.1 Rencana Rangkaian Penelitian
Penelitian kerja alat sand and aqua blasting skala umkm ini memerlukan
waktu selama 4 bulan dari awal proses hingga laporan.
Tabel 3.1 Waktu penelitian simulasi

Minggu ke
No Jenis Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1
Identifikasi
masalah dan
1. peroses
pengerjaan
matrial

Pengumpulan
2. data, melakukan
pengujian

Analisa data
yang sudah
3. teruji dan
penyusunan
laporan

22
Presentasi hasil
pembuatan alat
4.
dan penyerahan
laporan

3.3 Metodologi Penelitian


Metode yang dilakukan meliputi pengambilan sumber data utama dari
litelatur alat sand and aqua blasting skala umkm serta pengembangan dari cara
kerja alat yang sudah ada, lalu data yang diperoleh dikelolah melalui analisa
pembuatan dan solid work untuk menjadikan rancangan proses kerja alat sand
and aqua blasting skala umkm. Untuk mengetahui cara kerja dari alat yang akan
dibuat dengan memadukan dua alat menjadi satu kesatuan alat serta
pemanfaatannya akan digunakan dalam skala umkm yang tidak ada di pasaran,
dengan skala tersebut mencoba mengembangkan kualitas pembuatan alat dari
model yang sudah ada di industial dan efisiensi, dari hasil rancangan perhitungan
yang di peroleh, data diolah kembali dan melihat perbedaan hasil dari simulasi
tersebut.
Selanjutnya melakukan metode perhitung bahan baku dari setiap
komponen yang terdapat pada matrial yang digunakan, agar alat yang ingin
dirancang ini mampu bekerja dengan optimal dan stabil serta hasil yang diperoleh
sesuai dengan target yang telah direncanakan.
Langkah berikutnya setelah melakukan analisa lalu diuji coba dengan cara
mensimulasi alat yang dibuat. Setelah proses uji coba selesai dan alat sand and
aqua blasting skala umkm bekerja dengan baik dan optimal, serta dilakukan
peneliti melakukan dokumentasi dari hasil percobaan tersebut.

3.4 Alat Dan Bahan


3.4.1 Alat yang digunakan

23
Dalam melakukan rancang bangun dan analisa perhitungan alat sand and
aqua blasting skala umkm ini diperlukan beberapa alat dan bahan yang
digunakan. Adapun alat-alat yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Alat tulis

Gambar 3.1 Alat tulis


Alat tulis diperlukan untuk membantu pendataan yang akan
dilakukan selama metodelogi penelitian sedang berjalan
2. Komputer

24
Gambar 3.2 Komputer
Alat ini digunakan sebagai penopang kerja yang dibutuhkan untuk
pembuatan desain gambar alat dan membantu pencariaan setudi litelatur
yang dibutuhkan dalam penulisan perencanaan alat yang akan dibuat.

3. Kalkulator

Gambar 3.3 Kalkulator


Diperlukan untuk membantu perhitungan yang akan di gunakan untuk
perencanaan perhitungan kerangka mesin.

25
4. Jangka sorong

Gambar 3.4 jangka sorong


Penggunaan jangka sorong di perlukan untuk pengukuran diameter
atau pengukuran yang lebih presisi

5. Meteran

Gambar 3.5 Meteran


Metera di gunakan dalam pembuatan alat sand and aqua blasting
untuk pengukuran matrial yang dibutuhkan untuk pembuatan alat.
6. Pressure gauge

26
Gambar 3.6 Pressure gauge
Penggunaan alat ini diperlukan untuk pengukuran tekan udara yang
terdapat pada tangki penyimpanan serta untuk pengontrolan tekanan yang
dihasilkan kompresor.

7. Mesin las

Gambar 3.7 Mesin las

27
Merupakan salah satu cara menyambung logam dengan caran
menggunakannya las busur listrik yang diarahkan kepermukaan logam yang akan
disambung. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung,
kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Alat ini sangat
digunakan untuk penyambungan kerangka yang akan dirancang.

8. Gerinda Tangan

Gambar 3.8 Gerinda tangan


Gerinda merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja.
Mesin gerinda disini untuk menghaluskan permukaan dari alat bekas dari proses
pengelasan dan juga pemotong beberapa komponen pendukung.

9. Bor

28
Gambar 3.9 bor tangan
Alat ini digunakan untuk pembuatan lubang atau pembuatan ulir pada
kerangka yang ingin di baut
10. Mesin bubut

Gambar 3.10 Mesin bubut


Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Fungsi mesin bubut disini yaitu untuk membuat
poros dan juga untuk membuat bentuk komponen yang diperlukan.

29
3.4.2 Matrial yang digunakan

Gambar 3.11 sand and aqua blasting

Tabel 3.2 kompenen

Matrial yang digunakan dalam proses pembuatan alat sand and aqua
blasting yang dibutuhkan ataupun mendukung dalam perencanaan adalah sebagai
berikut:
1. Aluminium
Merupakan komponen material dalam pembuatan kerangka luar alat sand
and aqua blasting yang akan dibuat

30
Gambar 3.12 Aluminium
Dimana Aluminium dibuthkan untuk persos tambahan komponen kerangka
yang dibutuhkan dan pembuatan kerangka dudukan matrial yang akn dibuat.

2. Stainless steel
stainless steel adalah nama universal perpaduan 2 logam, yang terdiri dari
Kromium dan Besi. Sering disebut juga dengan baja tahan karat karena sangat
tahan terhadap noda (berkarat). Stainless steel bisa bertahan dari serangan karat
karena interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri
dari besi, krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum
dalam jumlah yang cukup banyak.

Gambar 3.13 stainless steel

3. Regulator

31
Gambar 3.14 Regulator
adalah rangkaian komponen yang memiliki tugas mengatur output
pengisian. Meski fungsi utamanya mengatur output pengisian, sistem
pengaturan tegangan tidak pada arus output altenator melainkan pada
arus input rotor.
4. Katup otomatis

Gambar 3.15 Katup


Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur,
mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan,
padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup

32
sebagian dari jalan alirannya. Penggunaannya pada perencanaan alat
sand and aqua blasting sebagai pengatur tekanan udara atau air yang
keluar.

5. Tabung penyimpanan air dan pasir

Gambar 3.16 Tabung


Tabung ini digunakan untuk penyimpanan hasil air dan pasir yang di tekan
oleh udara yang dihasilkan oleh kompresor
6. Kompresor
alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida
mampu mampat, yaitu gas atau udar.

33
Gambar 3.17 kompresor blasting
Tujuan penggunaan alat ini untuk meningkatkan tekanan serta dapat
mengalirkan kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih
besar.
7. Pipa galvanis

Gambar 3.18 Pipa galvanis


  Pipa galvanis adalah pipa yang terbuat dari besi namun
diberikan lapisan seng sebagai zat kimia yang berfungsi untuk mencegah
korosi. Dengan adanya lapisan ini, pipa galvanis akan lebih awet

34
meskipun disimpan pada ruangan dengan suhu yang lembab sekalipun.
Proses pelapisan seng ini dilakukan dengan merendam bahan baja ke
dalam lelehan seng, proses ini disebut dengan galvanisasi hot dip. Dalam
perancangan alat ini pipa galvanis digunakan untuk aliran udara, pasir
dan fluida yang dihsilkan.

3.5 Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data

Dimana proses pengumpulan dan pengolahan data untuk memecahkan


permasalahan didalam perencanaan proses alat sand and aqua skala umkm dimana
menentukan matrial yang cocok serta perhitungan perpaduan matrial yang
digunakan untuk pembuatan alat agar efisien dan mudah dalam
pengaplikasiannya.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara diantaranya


melakukan analisis data dan simulasi pengujian alat yang cara kerjanya sama
dengan mesin yang ingin dibuat. Analisis data dan pengujian dilakukan dengan
perbandingan dari alat yang sudah dibuat sebelumnya dengan alat sand and aqua
blasting yang ingin di buat serta perancangan alat uji dengan gambar. Hal ini
dilakukan agar memperoleh stabilitas terbaik dari hasil alat uji yang ingin dibuat
dan simulasi pengujian dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan untuk
membuat alat sand and aqua blasting skala UMKM. Setelah dilakukan pengujian,
selanjutnya dilakukan analisis kembali dengan menggunakan pengujian
perhitungan untuk memperoleh data-data. Adapun data-data yang diperoleh
sebagai beriku :

1. Cara kerja alat sand and aqua blasting.


2. Komposisi perpaduan jumlah air dan pasir yang dapat ditekan oleh udara
dari kompresor
3. Kualitas yang dihasil dari proses kerja alat sand and aqua blasting yang
dibuat.
4. Stabilitas dan efisiensi dari proses kerja yang sudah ada.

35
Data yang diperoleh untuk dilakukan penggantian model rancang bangun
mesin serta prhitungan pembuat alat sand and aqua blasting skala umkm.

3.6 Hipotesa

Hasil dari perencanaan proses prhitungan alat sand and aqua blasting
skala umkm dengan cara kerja memadukan pasir, air yang akan berpadu pada satu
wadah penampung dan tekanan udara untuk menghasilkan tingkat efisiensi kinerja
alat serta pemanfaatan cara kerja alat yang sesuai dengan matrial yang akan di uji,
dalam skalan umkm alat ini belum ada yang membuat perpaduan dari dua alat
kerja menjadi satu kesatuan sand and aqua blasting serta perubahan model dari
alat yang pernah dibuat dalam dunia industri, yang diharapkan alat ini bisa lebih
praktis ,efisiens dan produktif dalam pengaplikasiannya sehingga dapat
mempermudah usaha kecil menengah dalam melakukan usahanya.

36

Anda mungkin juga menyukai