201644087
FAKULTAS TEKNIK
2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul yang telah dijabarkan maka
dapat ditentukan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Perhitungan dan perencanaan alat pembersih material dengan pasir
dan air yang memanfaatkan tekanan angin
2. instalasi pipeing dan perancangan rangka
3. Pemilihan bahan material yang sesuai dan aman pada alat yang akan
dibuat
3
1.5 Tujuan
Dalam kesempatan penelitian ini penulis memiliki bebarapa tujuan
yaitu :
1. Dapat menentukan kecepatan aliran air dan tekanan angin pada alat
2. Untuk mengetahui efisiensi dari tekanan angin dan air
3. Pemilihan material dan in put tekanan yang dipilih dapat melebihi
angka aman penggunaan alat
1.6 Manfaat
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa manfaat yaitu :
a. Mahasiswa
1. Mengetahui tahapan proses pembuatan alat pembersih
permukaan material dengan pasir dan air yang menggunakan
tekanan angin
2. Mengetahui material yang digunakan untuk membuat alat
pembersih permukaan material
3. Dapat Mengetahui perhitungan alat yang direncanakan
b. Industri
1. Membantu masalah pembersihan permukaan material yang
berkarat cat,oli menjadi lebih cepat dan mudah.
2. Manfaat lain Menanbah wawasan tentang perkembangan
teknologi pembersihan permukaan material
3. Membuka peluang usaha dibidang pengecatan dan
pemberisihan permukaan material yang akan di cat
4
3. Menambah referensi dan informasi dari system tekanan angin,
dan air yang di hasilkan oleh mesin yang dibuat
BAB II
STUDILITERATUR
2.1 Tinjauan Pustaka
(Benjamin Krawczyk 2016) Dalam jurnal yang berejudul pengaruh Aqua
Blasting, Sandblasting dan Laser Engraving terhadap Ketahanan Korosi Baja
Tahan Karat Tipe 316 BHM Berg-und Hüttenmännische Monatshefte. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang pengaruh
perawatan finishing permukaan komersial pada pengembangan mikrostruktur dan
ketahanan korosi dari baja tahan karat tipe 316L. Peledakan aqua, peledakan pasir,
dan penerapan perlakuan ukiran kode batang laser diselidiki menggunakan Focus
Ion Beam, analisis fase sinar-X, pengukuran tegangan sisa sinar-X, dan
pengukuran kekasaran permukaan. Semua mikrostruktur permukaan kemudian
dinilai dengan uji korosi atmosferik pada suhu 50 ° C dan kelembaban relatif
30%. Peledakan aqua menghasilkan tegangan sisa permukaan tekan - 500 hingga -
600 MPa, tanpa bukti martensit yang diinduksi regangan. Sandblasting
menyebabkan tegangan sisa permukaan tekan - 700 MPa, juga tanpa bukti
martensit yang diinduksi regangan. Sampel yang mengalami pengukiran laser
memamerkan mikrostruktur dekat permukaan yang direkristalisasi, dengan
tegangan sisa permukaan tarik di urutan + 500 MPa.
Uji korosi atmosfer dilakukan dengan menggunakan konsentrasi MgCl2
38–772 µg / cm2, dengan mikroskop optik dan laser confocal diterapkan untuk
mengukur perkembangan produk korosi dari waktu ke waktu. Yang terakhir ini
berkorelasi dengan kedalaman serangan maksimum setelah paparan selama 370
hari paparan. Uji korosi atmosfer dengan kepadatan pengendapan melebihi 38
µg / cm2 MgCl2 menyebabkan pembentukan produk korosi dalam 24 jam
pertama paparan, dengan pengembangan produk korosi mengikuti hukum
pertumbuhan parabola. Lebih lanjut terlihat bahwa densitas deposisi yang lebih
tinggi menyebabkan lebih sedikit lokasi korosi lokal, tetapi dengan ukuran
dimensi yang lebih besar. Pengukiran laser menghasilkan jumlah lokasi korosi
5
yang lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan peledakan air, dengan MgCl2
diendapkan di atas antarmuka antara kedua perlakuan finishing yang
menunjukkan serangan preferensial pada mikrostruktur yang diukir dengan laser.
6
Gambar 2.2 Ilustrasi sandblasting
(Fenoria Putri dan Indra HB 2019). Dalam jurnal yang berjudul ANALISA
PENGARUH TEKANAN KOMPRESSOR DAN SUDUT PENYEMPROTAN
PADA PROSES AQUABLASTING TERHADAP UJI KEKASARAN PADA
BAJA ST 50 Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar
Palembang. Permasalahan yang sering terjadi terhadap baja karbon rendah adalah
terjadinya korosi. Banyak macam cara yang digunakan untuk membersihkan
korosi tersebut, diantaranya pencelupan kedalam larutan asam, penyikatan dengan
sikat kawat, atau dengan penyemprotan partikel padat yang berupa pasir sebagai
zat abrasif atau yang disebut sandblasting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh proses sandblasting terhadap kekasaran permukaan. Proses
sandblasting ini sendiri seperti diketahui adalah suatu proses untuk pengelupasan
cat dan pengikisan korosi pada material. Dalam proses aquablasting ini biasanya
menggunakan air yang disemprotkan ke material dengan tekanan udara yang
bersumber dari kompresor udara. Pada penelitian ini proses aquablasting ini
dilakukan dengan variasi sudut ∠60˚, ∠45˚, ∠30˚ dan tekanan kompressor 5, 4
bar. Setelah dilakukan proses aquablasting maka dilanjutkan dengan uji kekasaran
permukaan material dengan menggunakan alat uji Surface Roughness Tester TR
200. Dalam uji kekasaran permukaan material, dilakukan pada tiga titik
permukaan pada tiap spesimen uji. Setelah dilakukan uji kekasaran permukaan
terhadap proses sandblasting dengan variasi sudut dan tekanan kompressor
didapatkan nilai kekasaran permukaan terendah pada ∠60˚, 5bar dengan nilai
kekasaran permukaan sebesar 4.094µm.
7
Gambar 2.3 Pengujian Aquablasting
8
Gambar 2.4 Sandblasting
2.2 LandasanTeori
9
B. Teknik Gerinda
Cara menghilangkan cat pada kendaraan dengan gerinda masih
sering kita gunkan pada proses pengelontokan cat yang hanya untuk
daerah tertentu saja. Untuk pengrontokan cat seluruh bodi cara ini
kurang efektif karena disamping memakan waktu yang lama juga akan
menemui kesulitan pada area tertentu.
C. Teknik cairan kimia (remover)
Pada teknik ini kita hanya mengoleskan saja cairan kimia
(remover) keseluruhan bodi kemudian tunggu beberapa menit, setelah
beberapa menit kemudian kita bisa membersihkan nya dengan scrab.
Proses ini juga memakan waktu yang lumayan cepat dan praktis karena
plat bodi akan aman karena tidah ada proses pemanasan maupun
menggunakan gerinda yang kemungkinan sekali bisa mengenai plat
bodi aslinya.
D. Teknik blasting
Blasting adalah proses pembersihan permukaan material dengan
menggunakan sistem penyemprotan udara bertekanan tinggi dengan
berbagai media seperti pasir, air, dan lain-lain. Blasting dapat
dikategorikan sebagai surface treatment yang banyak di aplikasikan
pada dunia keteknikan seperti pada pembuatan kapal, maintenance
system perpipaan, maintenance peralatan/mesin-mesin fluida dan lain-
lain. Skema pengerjaan dari system blasting ini tidak ada perbedaan,
yakni seperti digambarkan pada illustrasi gambar berikut.
2.3 Metode Blasting
Proses pembersihan terhadap benda-benda kerja yang dihasilkan melalui
proses pengecoran terutama benda kerja yang dibentuk melalui cetakan pasir
diperlukan metoda-metoda khusus selain pembersihan secara manual atau
menggunakan alat bantu mekanik dan power tool seperti sikat, gerinda, ampelas
yang digerakkan dengan tenaga listrik atau pneumatic. Tentu saja alat-alat ini
memiliki keterbatasan terutama pada mekanismenya yang tidak memungkinkan
untuk selalu dapat menjangkau bagian-bagian yang rumit dari kontur benda kerja
tertentu. (Arifidya 2015)
10
Gambar 2.5 Blasting siklus
11
Prosesnya sama seperti pada sand blasting dan grit blasting akan tetapi
pada prose ini penyemprotan pasir yang dicampur dengan air serta unsur additive
sebagai bahan pencegahan (inhibitor). aqua Blasting digunakan pada daerah
pekerjaan dimana tidak dibolehkan terjadi percikan abunga api (spark), misalnya
proses area/ chemical area.
1. Kompresor
12
Gambar 2.7 Kompresor blasting
mn
Pad = PsQs
n1 ([ PdPs ) n−1
mn ]
(−1 ) …...………………………………..…………………
(1)
PsQsC
Pad = ….…...………………………………..………………………...…………
60000
(2)
Dimana:
Pad = daya untuk proses kompresi
m = jumlah tingkat kompresi
Qs = volume ke luar dari tingkat terakhir (m3/menit) ( dikondisikan tekanan dan
temperatur hisap)
ps = tekanan hisap tingkat pertama (N/m2)
pd = tekanan ke luar dari tingkat terakhir ( N/m2)
n = 1,4 (bar)
2. Selang udara
Untuk menggunakan udara bertekanan yang telah tersimpan dalam tabung
penyimpanan kompresor membutuhkan selang angin khusus yang digunakan
untuk menyalurkan angin dari kompresor ke pot blasting atau wadah pasir
abrasive. Selang ini pada umumnya terbuat dari karet dengan kemampuan tekanan
dan ukuran diameter yang bervariasi.
13
Gambar 2.8 Selang udara
m = A . v . q …………………………………………………………………… (3)
Dimana:
M = massa udara
A = penampang (m2)
V = kecepatan ( m/dtk)
q = kepadatan udara (kg/m3)
3. PotBlasting
Mesin penyemburan atau alat penampung pasir atau air yang diperlukan
untuk melakukan pembersihan. Pasir abrasive dan air dengan tekanan angin yang
tinggi akan bersatu dalam mesin atau wadah ini yang biasa dinamakan blasting
pot.
14
Gambar 2.9 Potblasting
4. Selang blasting
Alat yang digunakan untuk menyalurkan tekanan angin dari potblasting ke
gunblasting. Ukuran selang blasting yang digunakan untuk penyemburan harus
memiliki diameter 4 kali lebih besar dari diameter blasting nozzle yang akan kita
gunakan. Selang ini membawa tekanan angin dan abrasive yang ditampung oleh
blasting pot sebab itu selang blasting harus memiliki ketahanan yang kuat. Selang
blasting juga harus memiliki tingkat fleksibelitas yang tinggi agar tidak sulit pada
saat digunakan untuk alasan keselamatan kerja gunakan selalu selang yang terdiri
dari tiga lapis atau three-play blast hose. Selang ini akan dilalui campuran fluida
dan angin yang bertekanan dengan perencanaan perhitungan sebagai berikut:
15
Gambar 2.10 Selang blasting
Δ v AvΔ t
Q= = =Av …………………………………………………………… (4)
Δt Δt
Dimana :
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
v
Q= ...………………………………………………………………………… (5)
t
Dimana :
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
5. Nozzle
Nozzle blasting yang berhubungan dengan jenis, ukuran dan bahan nozzle
blasting berhubungan erat dengan kecepatan produksi dan hasil pembersihan
permukaan. Terdapat 2 (dua) jenis nozzle blasting yaitu straight-bore dan venturi.
Venturi pada umumnya digunakan untuk permukaan yang lebar dan untuk
membersikan permukaan baru atau 16 pembersihan secara menyeluruh terhadap
permukaan lama. Sedangkan untuk jenis straight-bore digunakan untuk
pembersihan dengan permukaan kecil dan pembersihan pelapisan permukaan
pelapisan. Bahan nozzle ada yang terbuat dari kramik, tungsten, silicon, carbide,
dan boron silicon masing-masing memiliki ketahanan dari umur pemakaian yang
16
berbeda. (Wira Prasetio 2017)
1 1
p 1+ pv 12 = p2 + pv 22 ………………………………………………………
2 2
(6)
Dimana:
p = tekanan
ρ = densitas
v = kecepatan aliran
q = v1 ……………………………………………………………………………
(7)
Dimana:
q = laju aliran
A = area aliran
17
perlindungan yang di harapkan. Pada prinsipnya menggunakan peristiwa
“impact”, partikel abrasive yang berkecepatan tinggi menabrak permukaan baja.
Akibat peristiwa impact ini maka kontaminan yang ada di permukaan seperti
karat, scale, kotoran, cat yang lama dapat di remove/di pindahkan dari permukaan.
Tetapi grease atau oil tidak dapat dibersihkan dengan metode ini sehingga
sebelum masuk kedalam proses blasting kontaminan tersebut harus di remove
terlebih dahulu dengan menggunakan solvent cleaning. Solvent cleaning di
gunakan untuk membersihkan permukaan dari kotoran seperti minyak grease,
kotoran debu, tanah dan paduan organik yang ada di permukaan. (Ascoatindo
2007)
2.4.1 Dry Abrasive blasting
Dry Abrasive blasting atau biasa disebut sandblasting adalah proses
penyemprotan abrasif material biasanya berupa pasir silika atau steel grit dengan
tekanan tinggi pada suatu permukaan dengan tujuan untuk menghilangkan
material kontaminasi seperti karat, cat, garam, oli, dll. Selain itu juga bertujuan
untuk membuat profil (kekasaran) pada permukaan material agar dapat tercapai
tingkat perekatan yang baik antara permukaan metal dengan bahan pelindung. Dry
Abrasive blasting adalah rangkaian kegiatan surface preparation dengan cara
menembakkan partikel dengan ukuran grit 18 – 40 seperti pasir silika, steel grit
atau garnet ke suatu permukaan dengan tekanan tinggi sehingga terjadi 9
tumbukan dan gesekan. Prinsip kerja dari pada Dry Abrasive blasting dengan
mengalirkan udara bertekanan dari kompresor kemudian udara bertekanan
tersebut dihubungkan melalui dua pipa. Pipa pertama menuju tabung pasir,
sedangkan pipa kedua dihubungkan langsung menuju nozzle. Selanjutnya ujung
nozzle menghasilkan udara bertekanan dan pasir yang akan mengikis kotoran
yang melekat pada benda kerja. Ada banyak jenis pasir dry abrasive blasting
sesuai kebutuhan pengguna diantaranya brown aluminium oxide, glass beads,
black silicon carbide, Aluminium cut wire, stainless steel shot, stainless steel cut
wire, plastic media, steel shot, steel grit, steel cut wire, garnet, copperslag,
corrondum.
18
Gambar 2.12 Dry abrasive blasting
2.4.2 Wet Abrasive blasting
Wet Abrasive blasting adalah proses yang sama dengan Dry Abrasive
blasting, bertujuan untuk membersihkan permukaan dan membentuk profil baru
pada permukaan logam, bedanya Wet Abrasive blasting di tambahkan campuran
air ke dalam campuran pasir. Air dapat diinjeksikan kedalam aliran abrasif blast
untuk mengontrol partikelpartikel yang disemprotkan selama proses blasting
berlangsung pada peralatan conventional air pressurized Abrasive blasting. Air
berfungsi untuk membantu 11 meremove kontaminan dari permukaan benda
kerja, membasahi abrasif material, mengurangi debu yang bertebaran di udara
akibat partikel abrasif yang pecah dan meniadakan loncatan api/spark.
Prinsip kerja dari Wet Abrasive blasting sama dengan Dry Abrasive
blasting. Wet Abrasive blasting atau vapor blast biasa di aplikasikan untuk area
khusus yang sangat sensitif terhadap percikan api dan debu, dan juga di ruang
produksi yang tidak memungkinkan adanya penghentian proses produksi sesaat.
19
Pada saat masuk ke potblasting bertekanan rendah, udara, air dan pasir
tersebut akan di kompresikan oleh kompresor sehingga ketika keluar dari
kompresor akan mengalami tekanan tinggi.
Besar kerja kompresi dapat dihitung dengan rumus :
W = u .w……………………………………………………………….. (8)
w = h2-h1………………………………………………………………... (9)
Dengan:
W = kerja kompresi (kW)
U = laju aliran massa refrigeran (kg/s)
w = besar kerja kompresi (kJ/kg)
h1 = enthalpy refrigerant saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = enthalpy refrigerant saat keluar kompresor (kJ/kg)
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mulai
Studi
Literatur
Pengujian kerja
mesin
selesai
Minggu ke
No Jenis Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1
Identifikasi
masalah dan
1. peroses
pengerjaan
matrial
Pengumpulan
2. data, melakukan
pengujian
Analisa data
yang sudah
3. teruji dan
penyusunan
laporan
22
Presentasi hasil
pembuatan alat
4.
dan penyerahan
laporan
23
Dalam melakukan rancang bangun dan analisa perhitungan alat sand and
aqua blasting skala umkm ini diperlukan beberapa alat dan bahan yang
digunakan. Adapun alat-alat yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Alat tulis
24
Gambar 3.2 Komputer
Alat ini digunakan sebagai penopang kerja yang dibutuhkan untuk
pembuatan desain gambar alat dan membantu pencariaan setudi litelatur
yang dibutuhkan dalam penulisan perencanaan alat yang akan dibuat.
3. Kalkulator
25
4. Jangka sorong
5. Meteran
26
Gambar 3.6 Pressure gauge
Penggunaan alat ini diperlukan untuk pengukuran tekan udara yang
terdapat pada tangki penyimpanan serta untuk pengontrolan tekanan yang
dihasilkan kompresor.
7. Mesin las
27
Merupakan salah satu cara menyambung logam dengan caran
menggunakannya las busur listrik yang diarahkan kepermukaan logam yang akan
disambung. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung,
kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Alat ini sangat
digunakan untuk penyambungan kerangka yang akan dirancang.
8. Gerinda Tangan
9. Bor
28
Gambar 3.9 bor tangan
Alat ini digunakan untuk pembuatan lubang atau pembuatan ulir pada
kerangka yang ingin di baut
10. Mesin bubut
29
3.4.2 Matrial yang digunakan
Matrial yang digunakan dalam proses pembuatan alat sand and aqua
blasting yang dibutuhkan ataupun mendukung dalam perencanaan adalah sebagai
berikut:
1. Aluminium
Merupakan komponen material dalam pembuatan kerangka luar alat sand
and aqua blasting yang akan dibuat
30
Gambar 3.12 Aluminium
Dimana Aluminium dibuthkan untuk persos tambahan komponen kerangka
yang dibutuhkan dan pembuatan kerangka dudukan matrial yang akn dibuat.
2. Stainless steel
stainless steel adalah nama universal perpaduan 2 logam, yang terdiri dari
Kromium dan Besi. Sering disebut juga dengan baja tahan karat karena sangat
tahan terhadap noda (berkarat). Stainless steel bisa bertahan dari serangan karat
karena interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri
dari besi, krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum
dalam jumlah yang cukup banyak.
3. Regulator
31
Gambar 3.14 Regulator
adalah rangkaian komponen yang memiliki tugas mengatur output
pengisian. Meski fungsi utamanya mengatur output pengisian, sistem
pengaturan tegangan tidak pada arus output altenator melainkan pada
arus input rotor.
4. Katup otomatis
32
sebagian dari jalan alirannya. Penggunaannya pada perencanaan alat
sand and aqua blasting sebagai pengatur tekanan udara atau air yang
keluar.
33
Gambar 3.17 kompresor blasting
Tujuan penggunaan alat ini untuk meningkatkan tekanan serta dapat
mengalirkan kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih
besar.
7. Pipa galvanis
34
meskipun disimpan pada ruangan dengan suhu yang lembab sekalipun.
Proses pelapisan seng ini dilakukan dengan merendam bahan baja ke
dalam lelehan seng, proses ini disebut dengan galvanisasi hot dip. Dalam
perancangan alat ini pipa galvanis digunakan untuk aliran udara, pasir
dan fluida yang dihsilkan.
35
Data yang diperoleh untuk dilakukan penggantian model rancang bangun
mesin serta prhitungan pembuat alat sand and aqua blasting skala umkm.
3.6 Hipotesa
Hasil dari perencanaan proses prhitungan alat sand and aqua blasting
skala umkm dengan cara kerja memadukan pasir, air yang akan berpadu pada satu
wadah penampung dan tekanan udara untuk menghasilkan tingkat efisiensi kinerja
alat serta pemanfaatan cara kerja alat yang sesuai dengan matrial yang akan di uji,
dalam skalan umkm alat ini belum ada yang membuat perpaduan dari dua alat
kerja menjadi satu kesatuan sand and aqua blasting serta perubahan model dari
alat yang pernah dibuat dalam dunia industri, yang diharapkan alat ini bisa lebih
praktis ,efisiens dan produktif dalam pengaplikasiannya sehingga dapat
mempermudah usaha kecil menengah dalam melakukan usahanya.
36