Anda di halaman 1dari 8

Sandblasting

Sandblasting adalah suatu proses pengerjaan permukaan logam dengan cara menembakkan abrasive ke
permukaan logam dengan tekanan tertentu dan kecepatan yang relatif tinggi. Proses sandblasting bertujuan agar
permukaan logam menjadi kasar, sehingga cat atau bahan pelapis lain dapat menempel pada permukaan logam
dengan baik, tidak mudah terkelupas, dan terhindar dari korosi. Tumbukan pasir/partikel kecil ke permukaan
material dengan kecepatan relatif tinggi mengakibatkan terjadinya deformasi plastis pada permukaan material
sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan topography permukaan material atau perubahan kekasaran
permukaan. Besarnya perubahan kekasaran permukaan bergantung ada kecepatan/tekanan semprotan, ukuran
partikel, sifat mekanis partikel dan durasi proses tumbukan

Gambar. 1 Hasil proses sandblasting

2.5.1. Macam-macam sandblasting

1. Dry Sandlasting Biasa digunakan untuk benda yang berbahan metal / besi yang tidak beresiko menghasilkan
percikan api pada saat penyemprotan , seperti pada tiang pancang, bodi pada rangka mobil, bodi kapal laut, dan
lain sebagainya.

2. Wet Sandblasting Biasa digunakan untuk benda yang berbahan metal / besi yang dapat beresiko terbakar atau
terletak di daerah yang beresiko tinggi dalam hal kebakaran, seperti tangki bahan bakar atau kilang minyak
(offshore). Wet sandblasting ini dicampurkan dengan bahan kimia khusus anti karat yang dapat meminimalisir
percikan api pada proses sandblasting dilakukan.

2.5.2. Macam-macam abrasif material untuk sandblasting


Macam- macam dari abrasif material dibagi menjadi 2 macam, yaitu
1. Metal Abrasif antara lain yaitu steel shoot, steel grit,dan wire cut carbon.
2. Non Metal Abrasif antara lain pasir silika, aluminium oksida, silikon, karbida, glass bead, dan walnut sheel.

2.5.3. Parameter yang mempengaruhi proses sandblasting


Parameter yang bisa mempengaruhi proses Sandblasting antara lain:

1
1. Ukuran butir ( mesh ) Ukuran butir berkaitan dengan bentuk profil permukaan yang terbentuk. Pada butiran
yang kecil, bentuk profil permukaan yang dihasilkan cenderung lebih halus dibandingkan dengan ukuran butir
yang lebih besar.
2. Sudut penyemprotan Sudut penyemprotan adalah besarnya sudut yang digunakan dalam penyemprotan antara
nozzle dengan benda kerja yang disemprotkan sudut yang biasa digunakan dalam penyemprotan antara 600 -
1200 . Sudut 900 terhadap permukaan menghasilkan tumbukan yang paling besar.
3. Tekanan penyemprotan Tekanan penyemprotan mempengaruhi daya dari abrasifnya. Semakin besar tekanan
yang digunakan, maka daya abrasifnya juga semakin besar.
4. Jarak penyemprotan Jarak penyemprotan adalah jarak antara nozzle dengan benda kerja yang disemprot. Jarak
penyemprotan bisa diatur sesuai dengan hasil yang diinginkan.
5. Waktu penyemprotan Waktu penyemprotan permukaan dapat mempengaruhi kekasaran permukaan benda kerja.
Semakin lama penyemprotan, maka permukaan yang dihasilkan semakin kasar. Rentang waktu yang digunakan
ketika proses penyemprotan biasanya didasarkan pengalaman operator. Dalam beberapa kasus waktu yang
diperlukan selama 40 – 80 detik untuk setiap luasan penyemprotan.

2.5.4. Prinsip kerja sandblasting


Prinsip kerja dari proses ini adalah mengalirkan udara bertekanan dari kompresor kemudian udara bertekanan
tersebut dihubungkan melalui dua pipa. Pipa pertama menuju tabung pasir sedangkan pipa kedua dihubungkan
langsung menuju nozzle. Ujung nozzle akan menghasilkan udara bertekanan dan pasir yang akan mengkikis
kotoran yang melekat pada benda kerja.,Namun secara detail pekerjaan Sandblasting dilakukan dengan cara :

1. Membersihkan plat yang akan di Sandblasting dengan cara manual, yaitu dengan membersihkan permukaan
dengan amplas,cairan untuk menghilangkan kotoran atau media alat lain untuk menghilangkan kotoran yang
menempel pada material

2. Mempersiapkan alat dan bahan seperti kompresor, bak pasir, selang, nozel dan permukaan benda kerja sendiri.

3. Pasir yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam bak pasir, pasir harus dalam keadaan kering. Kapasitas pasir
yang dimasukkan seharusnya adalah 80% dari volume bak pasir, hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko
pasir yang terbuang akibat tumpah. Untuk pengisian kembali dapat dilakukan setelah volume berkurang hingga
40% yang mana di kapal menggunan media pasir silika untuk menghilangkan material ter kontaminasi seperti
karat,cat,garam dan oli.

4. Setelah pasir dimasukkan ke dalam bak pasir maka katup bak pasir dibuka. Katup inilah yang menjadi jalur
keluar bak pasir sebelum dan selama di beri tekanan udara.

5. Menyalakan mesin kompresor. Mesin yang digunakan di kebanyakan galangan di Indonesia adalah mesin
kompresor listrik yang sumber energinya berasal dari generator listrik.

6. Pasir bertekanan akan keluar melalui nosel. Tekanan pasir pada ujung nosel akan berkurang tergantung
panjang selang yang digunakan. Semakin pendek selang maka semakin besar pula tekanannya.

7. Penggunaan nozel tidaklah sembarangan. Nozel tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan terlalu jauh dengan
plat yang akan dibersihkan.

8. Plat yang terkena sandblasting akan mengikis. Pengikisan ini akan menumbulkan tekstur kasar yang sangat
berpengaruh pada hasil pengecatan setelah sanblasting.

2
9. Setelah semua plat selesai di sanblasting maka sebelum dilakukan pengecatan permukaan plat harus
disemprotkan udara bertekanan guna menghilangkan debu-debu yang kemungkinan masih menempel pada
permukaan plat.

10. Jika semua tahapan Sandblasting sudah selesai maka boleh dilakukan pengecatan.
11. Vacuum Test

Vacuum Test merupakan test yang dilakukan pada daerah jalur lasan (welding seams) untuk mengetahui
ada tidaknya kebocoran atau crack. Vacuum Test ini dilakukan hanya pada welding seams yang ditemukan
pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada pipa.

Gambar 4.23 Vacum Test

Setelah proses welding, untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran maka dilakukan vacuum test, yakni pada
daerah welding seams yang baru tersebut dipasang vacuum tester (alat untuk Vacuum Test). Setelah alat
tersebut terpasang, alat tersebut kemudian di vakumkan (disedot udara di dalamnya) sehingga menghasilkan
daya hisap yang tinggi.

Proses Hydro Testing Pada Sistem Pipa

Pada Pekerjaan pipa untuk bisa mengetahui kebocoran dari sistem perpipaan tersebut salah satunya
dengan melakukan hydro test atau hydro static.

3
Definisi dari  Hydro test atau Hydro static adalah suatu cara untuk mendeteksi adanya kebocoran pada
sambungan jalur pipa. 

Metode pengujian menggunakan media air, bahkan terkadang di beri pewarna untuk memudahkan
proses pemeriksaan agar supaya lebih jelas terlihat.

Tekanan uji yang diperlukan pada jalur pipa tersebut adalah 1.5 x design, untuk memastikan tidak
adanya kerusakan dan terjadi kebocoran pada sistem perpipaan apabila pada kondisi tidak normal.

Persiapkan sebelum melakukan hydro test;


1.  Memastikan pekerjaan pemasangan piping telah diselesaikan sesuai          
     dengan design, spesifikasi dan drawing yang berhubungan dengan sistem 
     perpipaan tersebut.

2.  Membentuk team atau tenaga kerja untuk pekerjaan hydro testing ini,  sehingga ada personal yang
bertanggung jawab untuk masing-masing 
tugasnya (performing authority). 

Pastikan semua pekerja yang melakukan tugas hydro testing mengerti dan memahami proses pengujian
dan faktor keselamatannya

3.  Mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan untuk mencapai target 


    waktu penyelesaian testing tersebut
4.  Memastikan bahwa sebelum pelaksanaan pekerjaan testing tersebut
     sudah mengikuti prosedur safety sesuai dengan Permit to works (PTW), TRA (Task Risk Assessment)
dan HIT (Hazzard Identification) serta sudah disahkan oleh penanggung jawab pengujian pipe line
tersebut. 
    
    Melakukan Pemasangan barikade dengan jarak minimum 3 (tiga) meter dari lokasi pengujian, dan aman
bagi pekerja serta peralatan yang dipergunakan.
    Memasang tanda-tanda informasi bahwa sedang dilakukan pengujian line pipa dan equipment

5. Melakukan tool box meeting sebelum melakukan pekerjaan, untuk 


    memastikan pekerjaan hydro testing sudah sesuai dengan prosedur

6. Pekerja yang terlibat harus menggunakan Alat Pelindung diri (APD)   yang sesuai untuk pekerjaan
pengujian tersebut

Selanjutnya menyiapkan test paket atau hydro test package. 


Test paket adalah suatu kumpulan beberapa dokumen yang memberikan panduan serta menjelaskan
keterangan dari proses penyelesaian jalur atau line tersebut yang akan dilakukan pengujian.

Pada Test Paket menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut;


1. Nomor Test Paket 
2. Penandaan pada gambar isometrik 
3. Penandaan pada drawing atau gambar P & ID
4. Lembaran Summary welding seperti hasil NDT, RT, MT
5. Inspection and Test record (ITR)
    
Inspection and test record (ITR) berisi informasi tentang;

 Pre-hydrotest line walk, 


 NDT Clearance, 

4
 Presure Test/Flushed, 
 Reinstatement, 
 Acceptancem Records 
 Alange management, 
 removal temporary 
 punch list 

Persiapan Hydro Testing;


Untuk persiapan pengujian harus memastikan smua Valve untuk buka tutup berfungsi dengan baik, dan
valve di buka dengan posisi setengahnya. 

Pastikan semua temporary support di pasang dengan benar, dan letak posisi Vent dan Drain Vent telah
terpasang dengan benar.

Peralatan yang sudah terpasang sebelumnya dan tidak masuk dalam proses pengujian, dipastikan
sudah terlepas dan terisolasi dari jalur yang akan di uji. Seperti di pasang blind flange, skillet atau
spade

Periksa kembali untuk memastikan blind sudah terpasang terpasang sesuai dengan ukuran,
rating  tekanan maksimal pengujian, dan pada posisi yang terikat dengan kuat sesuai dengan standard
flange manajement.

Peralatan yang dipergunakan


Semua peralatan yang akan dipakai sudah sesuai dengan standard dan sudah di periksa oleh petugas
yang berwenang serta di sertifikasi baik dari vendor maupun dari pihak QC department. 

Peralatan yang dipergunakan untuk melakukan hydro static adalah; 


Spade atau skillet
Blind flange
Manifold
Gasket
Pressure indicator
Alat Recorder
Haskle Pump
Stud bolts
Hoses dan kelengkapan konektornya
Valve pengatur
Media air dan pewarna untuk mempermudah pemeriksaan

4.5 Proses Levelling


Dengan perlakuan proses levelling yang diberikan pada wrangwrang pondasi mesin akan mencegah dan
mengurangi angka deformasi sehingga nilai yang mengalami kenaikan dan penurunan dengan dilakukannya
kegiatan levelling membuat nilai tersebut menjadi selevel atau sama, membuat ketinggian wrang posisi portside
dan starboard side sama rata setiap framenya.Dengan batas toleransi (tolerance) yang diijinkan saat proses
levelling yakni hingga < 2mm setiap kenaikan atau penurunan frame. Berikut ini proses levelling pondasi mesin
5
yang dilakukan di PT.Dumas Tanjung Perak Shipyard. 1. Mempersiapkan alat theodolite,diletakkan sejauh
±2meter dari building birth kemudian theodolite disetel. 2. Melihat gambar kerja ukuran ketinggian pondasi
mesin dari keel sampai dengan engine bed, salah satu frame dijadikan acuan pengerjaan levelling. 3. Meteran
ditarik dari keel sampai dengan baseline (tanah) dan ditembak dengan theodolite.Kedua wrang posisi portside
dan starboard side diukur ketinggiannya dengan meteran, meteran ditarik dari sisi pinggir wrang ke baseline. 4.
Jika salah satu sisi wrang bertambah atau berkurang dari ukuran yang terdapat pada gambar kerja maka
ketinggian tidak sama dan dilakukan proses levelling. 5. Dongkrak dipasang dan dikaitkan pada wrang.Jika wrang
sisi kiri mengalami deformasi maka pada wrang sisi kanan dongkrak diletakkan. Dongkrak ditarik sampai
menyentuh angka yang sama antara sisi portside dan starboard side. 6. Setelah sama maka kedua sisi portside
dan starboard side diberi bracket dengan dilas pada center girder.Dengan memberikan bracket penahan
diharapkan posisi yang telah sama tadi tidak berubah nilainya. 7. Dilakukan menyeluruh dari frame 16 s/d frame
25. x Setelah proses leveling selesai wrang pada pondasi mesin dapat dilas penuh tanpa melepas bracket
penahan.Proses levelling dimulai dari wrang 1000mm dari center line hingga wrang 2000mm dari center line.

JANGKAR KAPAL (SHIPS ANCHOR)

Jangkar merupakan alat labuh yang mempunyai bentuk dan berat khusus yang akan diturunkan
kekedalaman air sampai dengan dasar, sehingga pada saat jangkar diturunkan maka kapal sangat
terbatas pergerakkannya dengan posisi jangkar dan panjang rantai yang diturunkan, hal ini untuk
menahan supaya kapal tidak bergerak dan tetap dalam posisinya, gerakan kapal diakibatkan oleh :

1. Dorongan akibat arus air dibagian bawah garis air kapal


2. Dorongan angin terhadap bagian kapal diatas garis air 
3. Dorongan akibat pergerakan pitching dan rolling karena gelombang

Dorongan tersebut secara umum akan ditahan oleh sistim jangkar lengkap dengan perlengkapan
mesin jangkar yang kadang kala didaerah tertentu juga ditambah dengan tali tambat lain
(mooring rope) supaya kapal benar-benar tidak berubah posisinya. Jangkar dirangkaikan dengan
rantai jangkar yang pergerakan turun dan naik diatur dengan menggunakan Mesin Jangkar (Anchor
windlass) yang dipasang diatas forecastle deck.

6
Nama Jangkar sesuai penempatannya pada kapal dan kegunaan yang disesuaikan dengan daerah
operasi kapal.
Biasanya kapal-kapal besar seperti kapal niaga pelayaran besar (ocean going ship) dilengkapi
dengan tiga tipe Jangkar :

JANGKAR UTAMA/HALUAN (BOWER ACHOR)


Merupakan jangkar utama (seluruh kapal diatas 250 dwt ) dilengkapi dua buah Jangkar haluan yang
diposisikan dikiri (PS) dan kanan (SB) haluan kapal. Jangkar ini digunakan pada saat
berlabuh didaerah labuh (anchorage area).

Kedua jangkar tersebut memilik berat yang sama yang Berat nya diatur sesuai dengan ketentuan
Klasifikasi. Untuk kapal pelayaran besar dilengkapi pula dengan Jangkar cadangan, hal ini
diperlukan karena apabila salah satu jangkar utama hilang maka untuk penggantian akan lebih
mudah, karena jangkar cadangan memilik ukuran berat dan bentuk yang sama.

JANGKAR ARUS (STREAM ANCHOR)


Untuk kapal pelayaran besar (ocean going ship) ukuran tertentu dilengkapi dengan satu buah
Jangkar arus yang dipasang dibagian buritan kapal (aft ship). Jangkar ini digunakan untuk
membantu jangkar haluan pada saat berlabuh didaerah yang memiliki arus yang sangat kuat, dan
untuk menahan posisi kapal bagian buritan supaya tetap dalam posisinya.

Jangkar arus ini ditempatkan digeladak buritan kapal, jangkar arus memilik berat minimum
lebih kurang sepertiga berat jangkar haluan, pada kapal-kapal ukuran besar berat jangkar
arus/buritan sama dengan berat Jangkar Haluan/utama.

JANGKAR CEMAT (KEDGES ANCHOR)


Pada kapal tertentu dilengkapi dengan Jangkar cemat yang memilik berat setengah berat
Jangkar Arus. Jangkar cemat digunakan untuk membebaskan kapal pada saat kapal kandas
didasar yang berpasir.

JENIS JANGKAR (ANCHOR TYPES)

STOCKLESS ANCHOR, merupakan jenis jangkar haluan yang banyak digunakan pada kapal –
kapal ukuran besar, jankar tipe ini memiliki tiang jangkar yang dapat bergerak Jangkar type ini
sangat efektif bekerjanya, pada saat jangkar diturunkan maka bagian lengan akan bergerak
kearah bawah dikarenakan adanya engsel pada bagian mahkota jangkar (crown), lengan dapat
bergerak dengan sudut mencapai 45 derajat. Dengan posisi demikian maka bagian lengan
jangkar akan menancap ke dasar laut lebih efektif.
Sehingga pada saat tertarik oleh rantai jangkar dengan posisi tiang jangkar sejajar dasar laut maka
jangkar akan semakin menancap.

Untuk melepas dan mengangkat jangkar, posisi rantai jangkar ditarik tegak dan saat tiang
jangkar pada posisi kearah tegak maka lengan jangkar akan terungkit sehingga cengkeraman
jangkar lepas dan jangkar ditarik keatas.
DANFORTH STOCK ANCHOR, merupakan jenis jangkar yang memilik daya
cengkeram lebih baik dibanding dengan Stockless Anchor, namun karena adanya
tongkat jangkar maka kedua lengan jangkar tidak dapat menancap kedasar laut.
Selain hal tersebut tiang jangkar tidak dapat langsung masuk ke Hawse Pipe (urlup
jangkar) dikapal. Jangkar jenis ini biasanya dipakai oleh kapal-kapal jenis khusus
dengan ukuran panjang kapal sampai 100 ft.

MUSHROOM ANCHOR, jangkar jenis ini hanya digunakan untuk kapal-kapal


tertentu yang banyak beroperasi didaerah sungai atau didaerah perairan yang
memiliki dasar yang berlumpur. Karena bentuknya menyerupai mangkuk maka jenis
ini akan bekerja baik pada daerah lumpur.

Masih banyak jenis jangkar yang digunakan pada kapal, dikarenakan jangkar
merupakan perlengkapan kapal yang diatur oleh peraturan Klasifikasi maka jangkar
kapal harus memilik sertifikat yang dikeluarkan oleh Klasifikasi.

Anda mungkin juga menyukai