Dalam dunia industri oil and gas WPS merupakan hal yang wajib disiapkan sebelum
proses pembuatan engineering produk pendukung seperti tanki, pressure vessel, heat
exchanger, dll.
PQR (Procedure Qualification Record) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari WPS.
Dalam pembuatan WPS ada dua variabel yang harus dipertimbangkan, yaitu variabel
penting dan variabel tidak penting.
Variabel penting adalah varibel yang harus diperhatikan, jika ada perubahan terhadap
variabel tersebut maka wajib dilakukan pengujian atau test.
Variabel penting :
1. T(tebal plate) atau t(tebal bahan las yang terdeposisi)
2. P Number yang terkualifikasi (material grouping)
3. A Number
4. Proses PWHT
5. Perubahan proses las
6. Perubahan suhu preheating.
Variabel tidak penting adalah variabel yang jika dilakukan perubahan tidak akan
mempengaruhi hasil sehingga tidak perlu dilakukan pengujian.
Variabel tidak penting :
1. Design kampuh las
2. Root gap
3. Perubahan diameter kawat las
4. Perubahan arah pengelasan
5. Perubahan polaritas arus
6. Perubahan metode gouging.
1. WPS / PQR
7. TIPS PENGELASAN
8. SAFETY
9. PRAKTEK
Visual :
dlm 12 length
dlm 12 length
Crack : Zero
Under cutting external + Internal : a. <2 dlm 12 length, b. < 1/6 weld length
Radiography :
Baja karbon adalah paduan besi (Fe) dan karbon. Biasanya kadar karbon tidak melebihi 1%,
Mn tidak melebihi 1.65%, Cu dan Si masing-masing tidak melebihi 0.60 %.
Semua baja karbon ini (Carbon ssteel) dapat dilas dengan bermacam-macam proses
pengelasan :
Proses pengelasan SMAW
Proses pengelasan GTAW
Proses pengelasan FCAW
Proses pengelasan GMAW
Proses pengelasan SAW, dengan menggunakan elektroda yang sesuai pada kadar karbonnya
ataupun elektroda yang tercantum pada WPS (Welding Procedure specification).
Retak las yang mungkin terjadi pada baja karbon dengan pelat/pipa yang tebal dapat
dihindari dengan pemanasan mula (preheating). Dan makin tinggi tebal pelat dan makin
besar tegangan penahan, suhu pemanasan mula makin tinggi.
Semua baja karbon ini (Carbon Steel) termasuk material Pre. 1. Dan di dalam proses
pengelasan pemakaian kawat las (Electrode) harus sesuai dengan jenis materialnya
beserta kadar karbonnya. Di sini kami cantumkan jenis-jenis kawat las yang dipakai pada
proses pengelasan carbon steel.
Jika container / pack dibuka hanya untuk digunakan periode 8 jam apabila ada sisa, harus
disimpan di oven.
Jika elektroda, container dibuka, elektroda basic harus disimpan pada oven temperature 120o C
150o C selama 8 jam, untuk weld steel elektroda.
Sewaktu pelaksanaan pengelasan, elektroda las harus selalu berada dalam quiver (s) dan
dalam keadaan panas, kabel quiver selalu terpasang pada power elektrik tension.
Hal yang penting dalam pemilihan elektroda las pada pengelasan SMAW & GTAW
untuk baja carbon adalah : - Kekuatan logam dasar
- Komposisi kimia logam dasar
- Posisi pengelasan
- Sumber tenaga
- Bentuk sambungan
- Tebal dan bentuk logam dasar
- Kondisi atau spesifikasi pemakaian
- Efisiensi produksi
Pemilihan material untuk difit-up harus benar-benar material yang baik dan bagus dan
disyaratkan oleh WPS, seperti material spec. , material class dan P. number serta heat
numbernya material tersebut. Setelah benar-benar material layak untuk difit-up, terlebih
dahulu perisapkan kampul las yang benar dan baik yang disyaratkan juga oleh WPS,
persiapan kampul las yang salah dapat mengakibatkan cacat-cacat las. Untuk
menghasilkan sambungan las yang baik persiapan kampul harus baik yang dibuat
menurut spesifikasi yang telah ditentukan. Persiapan kampul las yang baik dan benar
adalah :
1. Root opening (gap antara logam yang akan dilas)
2. Root face
3. Groove face (permukaan kampul las)
4. Groove angle (sudut kampul dari logam yang akan di las)
5. Tack weld yang kuat serta antara root gap diberi bridge untuk dilas.
6. Dibersihkan, bebas dari kotoran-kotoran, debu serta benda-benda yang lain pada joint
yang akan dilas.
7. Apabila diisyaratkan perlu pemanasan awal, harus dilakukan sesuai dengan aturan di
dalam WPS.
FIT-UP
a. Fit-up (penyetelan) adalah kegiatan dimana fitter (pipe fitter) menyiapkan / merangkai
dan menyambung bagian-bagian yang akan mengalami proses pengerjaan selanjutnya,
yaitu proses pengelasan.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyetelan / Fit-up adalah :
Persyaratan tentang ketidak lurusan (miss aligment) dari sambungan las (butt joint groove
weld) untuk pipa dan tube.
Jarak antara sambungan
Tebal/besarnya root face, sudut alur las/bevel (groove angle)
Identifikasi material
Kebersihan permukaan sambungan
Tack weld / las ikat
WPS
Cara pengikatan (bridging)
Penguat (temporary holding bor)
Pengalaman.
c. Kualitas fit-up dan tack welding akan memberikan bantuan kontribusi yang sangat besar,
terhadap hasil pekerjaan selanjutnya yaitu pengelasan.
Jika fit-upnya baik akan baik dan sebaliknya jika jelek maka hasil akhir pengelasan juga
tidak baik.
Cara pembersihannya adlah dengan menggunakan sikat kawat (baja karbon atau stainless
steel), gerinda atau cairan pembersih (aceton) atau dengan pemanasan menggunakan
heating torch, jika perlu (agar terjadi penguapan). Sebab kotoran-kotoran tersebut di atas
dibersihkan untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan las selama pengelasan
berlangsung, dan jika tidak dibersihkan, maka hasil pengelasan pada logam las akan
terjadi diskontinyuitas (discontinuity) yang berupa gelembung-gelembung udara kecil
yang tertinggal di dalamnya yang disebut poros (porosity).
Kotoran-kotoran tersebut juga mengandung unsur-unsur yang dapat menghasilkan gas
seperti H2 dan O2 yang mana pada saat proses pengelasan gas-gas tersebut dapat bereaksi
atau terlarut di dalam logam las.
Hal lain yang sangat berbahaya adalah H2 yang terlarut dalam logam las yang dapat
menyebabkan terjadinya retak las / crack (under bead crack).
Retak las tersebut baru dapat dideteksi setelah selang waktu 48 jam (delayed cracking).
Dan jika pembersihan ini tidak dilakukan, maka akan dapat menyebabkan diskontinyuitas
yang berupa inklusi terak / slag inclusion, yaitu tertinggalnya terak las di dalam logam las
yang tidak sempat keluar ke permukaan logam las.
Menentukan urutan pengelasan yang benar, teratur dan rapi dapat menghasilkan
pengelasan yang baik dan hasilnya akan baik pula. Urutan penegelasan yang simetri
dapat mengurangi perubahan bentuk. Perubahan memanjang dan perubahan pulir dapat
dikurangi dengan menggunakan urutan pengelasan meloncat.
1.0. Tujuan
Proses welding pada carbon steel terutama piping dapat dilakukan dengan benar dan
menghasilkan nutu yang baik dengan mengacu ke standard dan spesifikasi pihak client.
2.0. Rujukan
- TOTAL spesification for process piping : SP-TCS-611 Rev. 6
- ASME B.31.3
- ANSI B31.3
3.0. Tindakan
3.1. Welder harus mempersiapkan alat-alat kerja yang diperlukan :
Welding rectifier c/w cable welding dan ground (cable massa c/w clamp)
Holder (stang las welding for GTAW & c/w tungsten)
Welding rods (electroda) untuk carbon steel, sesuai dengan proses las. : - Untuk proses
las SMAW
- Untuk proses las GTAW
Quiver untuk proses las SMAW
Grinding machine 4 diameter c/w disc. : - Cap brush
- Hand brush
Cipping hammer
Welding helmet (kap las) c/w classes
Regulator argon
Gas argon untuk carbon steel (W.G. 99.96 %)
Welding gloves
Dll yang diperlukan.
4.0. Foreman welder harus melakukan pengecekan/melihat (mempersiapkan) WPS
yang akan digunakan dan memberikan arahan kepada welder yang ditunjuk
mengenai pelaksanan pengelasan tersebut.
Type electrode/welding rods yang digunakan
Diameter electrode/welding rods yang digunakan
Type joint yang digunakan
Proses welding yang akan dikerjakan
Pemakaian pre-heating atau tidak jika diperlukan
Pemakaian pre-heating atau tidak ,jika diperlukan diberi tahu berapa oC yang ditentukan
(WPS).
Voltase dan amper rectifier yang harus disetting.
Weaving maksimum harus 2 kali diameter electrode yang digunakan.
Lakukan drying pada sambungan GTAW atau pipa < 20 diameter harus mengikuti sequence
welding seperti berikut.
4.2. Lakukan filler weld hingga ketebalan rata dengan ketebalan pipa.
Untuk pipe > 3 diameter dan ketebalan > 3/8 filler weld harus menggunakan SMAW
(lihat/cocokan pada WPS).
Untuk pipe < 3 diameter, filler weld harus menggunakan GTAW.
Untuk filler weld dengan menggunakan SMAW, maka pada setiap pass weld
(penggantian pass weld), maka harus dibersihkan dengan menggunakan grinding mechine
dan brush.
Welder harus menjamin bahwa masing-masing pass weld telah dibersihkan sampai
bersih, sehingga tidak timbul slag inclusion defect pada saat jointed dilakukan NDT.
Welder harus menjamin bahwa interpass temperature weld masih di bawah maksimum
interpass temperature yang diijinkan di dalam WPS dengan melakukan checking
menggunakan temperature stick.
Start welding harus dilakukan di tempat agak jauh ( 25 mm) dari tempat stop weld
sehingga tidak terjadi porosity.
Welder harus menjamin bahwa tidak terjadi porosity akibat wind (angin) dan elektrode.
Sequence welding harus mengikuti item 4.1.
Welder harus menjamin tidak terjadi under cut pada tahapan ini.
4.4. Untuk peneglasan weldolet dan sebagainya, maka sequence harus mengacu
ke view plan.
4.5. Foreman harus melakukan pengawasan pada tahapan-tahapan root weld, filler weld dan
capping weld sehingga tidak terjadi defect weld.
4.6. Foreman dan welder harus menjamin bahwa hasil welding sudah sesuai dengan aturan
WPS, dan secara visual dapat diterima oleh quality inspector dengan memastikan hal-hal
sebagai berikut :
Root weld : Tidak terjadi lack of fusion, incomplete penetration
dan concove (low weld).
Filler weld : Masing-masing pass weld, diawasi sehingga tidak terjadi
slag dan porosity.
Capping weld : Tidak terjadi under cut, porosity, slag, spatter dan low
weldment (minimal 3 mm ketebalan cap weldment).
4.7. Foreman harus mengecek apakah stamp number welder sudah ditulis di sebelah
sambungan/joint welded, dan kalau belum Foreman wajib menulis stamp number welder
tersebut.
4.8. Foreman harus membuat daily welding report dan ditanda tangani oleh Supervisor.
4.9. Foreman harus ikut menjamin bahwa hasil quality welding yang diproduksi oleh welder
di bawah kontrolnya baik.