Anda di halaman 1dari 124

WELDING ENGINEERING

Proses SMAW

WELDING
TECHNOLOGY
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

DAFTAR ISI :

Pendahuluan SMAW

Prinsip Operasi SMAW


Peralatan SMAW
Material & elektroda
Parameter pengelasan

Desain dan persiapan


sambungan
Cacat las

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

SMAW
(SHIELDED METAL ARC WELDING )

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Pendahuluan

SMAW merupakan salah satu jenis proses las busur listrik elektrode
terumpan, menggunakan busur listrik sebagai sumber panas.

Panas yang timbul pada busur listrik terjadi antara elektrode dan benda
kerja, mencairkan elektrode dan benda kerja, membentuk paduan, membeku
sebagai logam las (weld metal)

Fluks yang terbakar pada saat proses akan terurai sebagian menjadi gas
dan melindungi logam las dari kontaminasi udara

Cairan fluks akan mengapung dan membeku pada permukaan las menjadi
terak (slag) melindungi logam las yang sudah membeku dari kontaminasi
udara, slag ini kemudian dibersihkan pada akhir proses pengelasan.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Pendahuluan
SMAW juga sering disebut sebagai Stick Electrode Welding.

Merupakan salah satu proses las yang paling tua dan penggunaan yang
simpel sehingga banyak digunakan.

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Prinsip Operasi

Shielded berarti mengacu pada kemampuan proses las


SMAW
untuk
menggantikan/melindungi
pengaruh
merugikan dari udara di sekitar area las

Metal berarti inti dari elektroda, yang merupakan substansi

utama logam cair pada weld pool.

Arc mengacu pada pelepasan plasma yang mengubah energi


listrik menjadi energi panas

Welding berarti penyambungan logam melalui fusi/ peleburan

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Prinsip Operasi

Proses SMAW menggunakan arus listrik

untuk menghasilkan busur las yang


mengubah energi listrik menjadi energi
panas

Panas yang dihasilkan dari busur las ini


dapat mencairkan sebagian dari logam induk
dan ujung dari elektoda.

Juru las harus menjaga panjang busur

las agar gap/jaraknya tetap antara ujung


elektroda dengan weld pool (kubangan
logam las cair) pada benda kerja
Moh. Syaiful Amri, S.ST.,
MT

Jumlah energi panas yang diubah


oleh busur las merupakan fungsi dari
arus pengelasan.

Proses SMAW

Prinsip Operasi

Juru las dapat menyalakan busur awal dengan cara mengoreskan ujung elektroda dengan
benda kerja, ketika busur sudah menyala kemuduan mengangkatnya perlahan dan
mempertahankan gap busur agar stabil.
Ketika busur las menyala terdapat aliran arus dari elektroda ke benda kerja apabila gap
busur kecil maka akan terjadi penurunan tegangan dan arus meningkat.
Aliran arus arus ini di bawa oleh plasma (gas/udara yang terionisasi) di sekitar busur, arus
listrik akan keluar dari kutub positif ke negatif, sebaliknya elektron akan mengalir dari kutub
negatif ke positif
Apabila menggunakan arus searah (DC), polaritas negatif maupun positif dapat digunakan.
DCEP (Direct Current Electrode Positive) elektroda dihubungkan dengan kutub positif, benda
kerja ke kutub negatif. DCEN (Direct Current Elektrode Negative) elektroda dihubungkan
dengan kutub negatif, benda kerja ke kutub positif

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Prinsip Operasi

Selaput pada elektroda (flux) berisi sejumlah

unsur penstabil busur seperti sodium dan potassium

Panas yang dihasilkan oleh busur akan


mencairkan core/logam dari ujung elektroda dan
selaput elektroda(flux) beberapa dari komposisi
selaput/flux akan menguap dan terdekomposisi serta
menghasilkan gas, sebagian sisanya akan mencair
dan mengapung di atas logam yang masih cair
melindungi/menutupi logam las cair kemudian
membeku bersama membentuk slag.

Slag ini harus dihilangkan setelah selesai


pengelasan.

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Prinsip Operasi

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Kelebihan
Peralatan relatif sederhana, murah dan
portabel
Elektroda multifungsi, menghasilkan
perlindungan dan sebagai logam pengisi
Tidak perlu gas pelindung dan serbuk flux
Tidak begitu sensitif terhadap hembusan angin
yang menjadi kendala pada proses las yang
menggunakan gas pelindung
Ukuran elektroda ideal, bisa menjangkau area
yang sulit (elektroda dapat ditekuk untuk
menjangkau area tertentu)
cocok untuk untuk logam dan logam paduan
yang banyak dan umum digunakan
Flexibel dan dapat diaplikasikan pada
bermacam-macam konfigurasi sambungan
serta posisi las.
Moh. Syaiful Amri, S.ST.,
MT

Keterbatasan
Tidak cocok untuk logam dengan temperatur
cair rendah seperti: timah, timah hitam, seng
dan paduannya
Tidak cocok untuk logam-logam reaktif seperti:
titanium, tantalum, niobium(columbium) karena
perlindungan yang dihasilkan tidak cukup
untuk mencegah kontaminasi logam las
Deposition rate rendah karena penggunaan
arus maksimum terbatas (flux bisa rontok
sebelum waktunya jika arus
besar/overheating) serta ukuran elektroda
terbatas (230-460 mm)
Efisiensi deposisi rendah karena adanya stub
loss (bagian ujung lektroda yang tidak
terkonsumsi)

Proses SMAW

Peralatan

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Peralatan
1. Power Sources

Mentransfer arus dan tegangan dengan karakteristik listrik tertentu


yang membuat terbentuknya busur las.

ada 2 tipe sumber daya yang digunakan dalam proses las SMAW :

1. Mesin statis yang mengkonversi energi yang disuplay oleh


PLN
2. Motor generator (pembangkit) yang menggunakan bahan
bakar (energi kimia)

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Pemilihan Power Sources tergantung pada:

tipe arus pengelasan yang dipersyaratkan

range arus pengelasan

posisi pengelasan yang akan dilakukan

sumber daya yang tersedia di workshop

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Perbedaan Kurva Volt-Amper untuk sumber daya Constant


Current dan Constant Voltage

Pada mesin las constant


current perubahan panjang
busur
tidak
banyak
mempengaruhi perubahan
arus las, sehingga proses las
manual
umumnya
menggunakan sumber daya
constant current karena
perubahan panjang busur
yang sulit dipertahankan

Pengelasan
otomatis
umumnya menggunakan tipe
constant voltage.

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Pengaruh Panjang Busur Las Terhadap Tegangan dan Arus

Panjang busur atau gap antara


ujung elektroda dengan benda
kerja berpengaruh pada besar
kecilnya tegangan dan arus
Panjang busur yang terlalu
tinggi akan menyebabkan arus
rendah dan dan jika semakin
tinggi maka lama-lama busur
akan
mati.
Begitupun
sebaliknya.

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

2. Electrode Holder (Penjepit Elektroda)

berfungsi mengalirkan arus dari mesin las ke elektroda melalui rahang holder
holder dilapisi oleh bahan isolator yang mencegah welder dari arus listrik

rahang holder biasanya dibuat alur untuk memaksimalkan kontak dengan


elektroda

holder elektroda memiliki ukuran tertentu yang disesuaikan dengan

kamampuan maksimum dalam mengalirkan arus. Jika elektroda dengan


diameter besar digunakan pada holder berkapasitar kecil akan menyebabkan
overheating yang dapat menganggu kenyamanan welder dan secara tidak
langsung akan menpengaruhi kualitas las.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

3. Workpice Connection (Clamp)

clamp umumnya dibuat dengan metode pegas, agar dapat


menjepit dengan maksimal

clamp harus menghasilkan hubungan yang kuat dengan benda


kerja

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

4. Welding Cables (Kabel Las)

untuk menghubungkan sumber daya ke elektroda dan ke clamp

kabel harus memiliki flexibilitas yang baik sehingga tidak


mempersulit welder saat pengelasan, kabel yang kaku dapat
memghambat gerakan tangan welder saat pengelasan

Kabel dilapisi oleh bahan isolator plastik atau rubber sintetis yang
tangguh, memiliki tahanan listrik yang tinggi dan memiliki ketahanan
yang baik terhadapa panas

kabel las diproduksi dengan range ukuran yang telah di


standarisasi oleh American Wire Gauge (AWG) mulai dari no 6 sd
4/0 pemilihannya tergantung pada maksimum arus pengelasan,
panjang total kabel yang dipersyaratkan dan duty cicle mesin las.
Ukuran kabel las dapat dulihat pada Tabel di bawah

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Ukuran Kabel las Tembaga yang di Sarankan

Jika menggunakan kabel aluminum maka harus digunakan ukuran 2x lebih besar
dari kabel tembaga

Ukuran kabel harus semakin besar jika panjang kabel pengelasan semakin
panjang untuk mengantisipasi tegangan yang menurun dan hilangnya daya

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

5. Protective Equipment

Welding Helmet (Helm Las)


Melindungi mata, muka dan leher juru las dari radiasi, panas,
spatter dan sumber bahaya lainnya selama pengelasan
helm las harus dilengkapi dengan lensa yang dapat menahan
sinar UV dan Infrared yang dihasilkan oleh busur las
lensa dibuat dengan penomoran yang menunjukkan
keefektifan dari lensa dalam menahan sinar, nomor besar
akan semakin gelap.
minimum no lensa yang dipersyaratkan untuk SMAW adalah
no 7

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

5. Protective Equipment (APD)

Gloves (Sarung Tangan)


melindungi tangan dari sinardan panas yang dihasilkan oleh
busur las
Las lasan, slag, benda kerja dan stub (sisa elektroda) sangat
panas setelah pengelasan sehingga perlu pelindung tangan
untuk mengeliminasi panas ketikan kontak dengan objek
tersebut.
sarung tangan yang terbuat dari kulit sangat
direkomendasikan, lapisan tambahan mungkin diperlukan
untuk mencegah sengatan listrik.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

6. Peralatan Penunjang lainnya

Wire brush (sikat baja)

Hammer/ chipping hammer (palu/ palu chipping)


Chisel (betel)
Tang Amper
Metal Ruler (penggaris)
Temperature-Indicating stick (Tempil Stick)
Stopwatch

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Material
SMAW digunakan untuk aplikasi penyambungan dan surfacing pada
berbagai macam logam :

Baja karbon
Baja paduan rendah
Baja paduan tinggi
HSLA
Baja perkakas
Stainless steel dan
heat resistance steel

Precipitation hardening steel


Besi cor (ductile dan gray cast iron)
Aluminum dan padunnya
Tembaga dan paduannya
Nikel dan Cobalt alloys

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
di Amerika elektroda diklasifikasikan oleh (AWS) dan Departemen
Pertahanan

Pengelompokannya berdasarkan group atau kategori material


seperti pada Tabel di bawah:
Spesifikasinya ditentukan berdasarkan :

Tipe arus pengelasan


Tipe selaput elektroda
Posisi pengelasan
Komposisi kimia
Sifat mekanik
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
Spesifikasi AWS untuk Elektroda SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
E 6010
E- Electrode
60 Tensile strenght x 1000 psi
Exx1x Semua posisi pengelasan (flat, horizontal, vertical,
overhead)
Exx2x - Horizontal and Flat
Exx3x - Flat position (last time has no designated)
Exx4x Flat, Overhead, Horizontal, Vertical down
Last digit X , type covering of coating, current, etc
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
Arti Digit Terakhir dalam Kodifikasi Elektroda SMAW
Last digit X
0
1
2
3
4
5
6
7
8

Type of Coating
Natrium - high cellulose
Kalium high cellulose
Natrium high titania
Kalium high titania
Iron powder titania
Natrium low hydrogen
Kalium low hydrogen
Iron powder
Iron powder low hydrogen

Arc Weld
DC
AC, DC +
AC, DC
AC, DC
AC, DC
DC +
AC, DC +
AC, DC
AC, DC +

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

ELEKTRODA british standart


A typical BS 639 specification : E 51 33 B 160
2 0 H Reference given in box letter : A) B) C)
D) E) F) G)

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

ELEKTRODA british standart


A typical BS 639 specification : E 51 33 B 160
2 0 H Reference given in box letter : A) B) C)
D) E) F) G)

Proses SMAW

ELEKTRODA british standart


A typical BS 639 specification : E 51 33 B 160 2
0
H

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

ELEKTRODA british standart


A typical BSEn 499 specification : E 46 3 1Ni B
5 4 H5 Reference given in box letter : A) B) C)
D) E) F) G)

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

ELEKTRODA british standart


A typical BSEn 499 specification : E 46 3 1Ni B
5 4 H5 Reference given in box letter : A) B) C)
D) E) F) G)

Proses SMAW

ELEKTRODA british standart


A typical BSEn 499 specification : E 46 3 1Ni B 5
4 H5

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

ELEKTRODA
EN-ISO

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

ELEKTRODA
EN-ISO

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
Klasifikasi Flux

CELLULOSE

ACID

RUTILE

BASIC

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
CELLULOSE FLUX COATING

Flux ini menghasilkan busur yang kuat, sehingga


penetrasinya sangat baik

Mengandung uap air antara 3-7%

Umumnya flux jenis ini banyak digunakan nuntuk


pengelasan pipa

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
ACID FLUX COATING

Flux jenis ini umumnya tebal

Mempunyai sifat-sifat mekanik yg lebih baik

Menghasilkan busur yg kuat, sehingga dapat digunakan


untuk memotong

Dapat digunakan dengan arus AC maupun DC


Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
RUTILE FLUX COATING

Flux jenis ini terutama mengandung TiO2 (Rutile)

Mempunya operating karakteristik yang amat baik


sehingga paling banyak digunakan pada elektroda

Mempunya sifat-sifat mekanik yang terbatas

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
BASIC FLUX COATING

Flux jenis ini di buat dari bahan dasar calcium flouride


sekitar 40%

Operating karakteristiknya lebih rendah dibandingkan


dengan Rutile

Sensitif terhadap uap air, sehingga harus di keringkan


terlebih dahulu

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Electrodes (Elektroda)
Fungsi Coating/Flux
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Melindungi weld metal


Penstabil busur
Menambah unsur paduan ke weld metal
Menjaga agar busur terpusat
Karakteristik posisi las
Mengontrol kehalusan permukaan hasil las
Menghasilkan sifat mekanik khusus pada logam las
Melindungi kawat las

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Material dan Elektroda


Laju Pengisian Elektroda
Laju deposit berbanding
lurus terhadap diameter
elektroda, semakin besar
diameter semakin tinggi
kecepatan pengisian
logam las.

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan

Diameter elektroda

Arus pengelasan
Panjang busur
Kecepatan pengelasan
Orientasi elektroda
Welding technique/ teknik pengelasan
Duty Cycle

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan
Hubungan Arus Pengelasan dengan laju Pengisian Elektroda

Semakin besar arus


pengelasan makin
tinggi pula
kecepatan pengisian
logam las

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan
Pengaruh Arus Pengelasan, Panjang Busur dan Kecepatan
Pengelasan

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan
Orientasi Elektroda

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan
Orientasi Elektroda

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan
Tabel Orientasi Elektroda dan Welding Technique

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan
Arc Blow

Defleksi busur las


akibat gaya magnet,
ketidak seimbangan
medan magnet.

Hal ini dijumpai pada


pengelasan material besi
dan nikel dengan arus DC

Arc blow dapat


menyebabkan incomplete
fusion

Tempatkan clamp sejauh mungkin dari


base metal
Posisikan elektroda agar gaya busur
melawan arc blow
Kurangi arus pengelasan
Gunakan urutan las back step
Gunakan arus AC jika memungkinkan

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Parameter Pengelasan

Duty cycle merupakan ukuran tetap untuk menjaga keamanan


penggunaan dari sebuah catu daya las tanpa terbakarnya insulator: pada
JIS C 9300, tingkat duty cycle didefinisikan dengan persen rasio, pada
10 menit, dari waktu maksimum sebuah catu daya bisa dioperasikan
pada tingkat arus pengelasannya (waktu operasi maksimum [menit] / 10
menit)
Siklus kerja (duty cycle) yang diijinkan :

Contoh: ketika sebuah catu daya mesin las dengan tingkat arus keluaran
sebesar 350A, dan tingkat duty cycle 60% digunakan pada arus 300A,
duty cycle yang diperbolehkan adalah sebagai berikut:

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Duty Cycle yang diijinkan dari catu daya mesin las

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Desain dan Persiapan Sambungan


Weld Backing

jika dipersyaratkan full penetrasi pada sala satu sisi sambungan, maka
diperlukan backing support

Backing berfungsi mencegah logam las pada root pass jatuh.


Berfungsi sebagai penyangga

Ada 4 tipe backing yang sering


digunakan: Backing strip
Copper backing
Nonmetallic backing
Backing weld

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Desain dan Persiapan Sambungan


Run Off Weld Tab

Pada beberapa aplikasi ini diperlukan agar pada kedua ujung-ujung dari
alur sambungan las terisi secara penuh

Menghindari underfill pada start dan end sambungan

Meminimalisir cacat las pada ujung ujung sambungan, karena di


awal dan akhir pengelasan busur tidak stabil sehingga rawan cacat
las.

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Keterangan NOTASI

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Cacat Las

Porosity

Gas yang terperangkap dalam weld metal yang terbentuk dari hasil
reaksi kimia tertentu saat pengelasan
welder dapat mencegahnya dengan menggunakan arus pengelasan
yang benar, menjaga panjang busur stabil dan memastikan elektroda
yang digunakan kering bebas dari uap air/lembab.

Slag Inclusion
Slag yang terjebak di dalam weld metal. Inclusi dapat terjadi apabila
ada bahan yang memiliki titik cair tinggi atau lebih padat bercampur
didalam logam las terjebak selama proses pembekuan.
Dapat disebabkan oleh arus pengelasan yang rendah, pembekuan
slag yang cepat. Slag inclusion dapat dihindari dengan preparasi/
pembersihan yang cukup sebelum deposisi layer/bead selanjutnya.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Cacat Las

Incomplete Fusion

Discontinuity yang terjadi antara weld metal dan base metal, atau antar
bead dalam weld metal.
Dapat disebabkan oleh pembersihan oksida dipermukaan benda kerja
yang minim. Incomplete fusion dapat dihindari dengan memastikan
permukaan yang akan di sambung smooth/ mulus rata tidak bergelombang
dan bersih dari lapisan oksida.
Menggunakan elektroda yang tidak terlalu besar diameternya, root
opening tidak terlalu sempit, arus tidak terlalu rendah dan kecepatan las
yang tidak terlalu tinggi.

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Proses SMAW

Cacat Las

Undercut

Termakannya/tidak terisinya sebagian groove di base metal yang


berdekatan dengan weld metal (weld toe)
Arus tinggi dan panjang busur yang tinggi menjadi penyebab utama
undercut, posisi elektroda yang tidak benar

Crack
Merupakan kepecahan yang terjadi di weld metal dan HAZ
HOT CRACKING

Terjadi selama proses pembekuan, disebabkan adanya unsur yang


memiliki temperatur cair rendah yang berakumulasi di batas butir
selama pembekuan (contoh iron sulfide in steel)

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Cacat Las

Hot Crack dapat dihindari dengan cara mengganti base metal dengan
logam yang ada tambahan unsur Mn, mengganti elektroda, contoh
menggunakan elektroda dengan kandungan ferrit yang cukup ketika
mengelas Austenitic stainless steel dan mengurangi arus pengelasan
COLD CRACKING

Meliputi restraint cracking dan hydrogen induced cracing.

Restrain crack adalah hasil dari material atau logam las yang tidak
memiliki keuletan dan kekuatan yang memadai untuk menahan
tegangan termal akibat penyusutan

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Cacat Las

Pada hardenable steel kebanyakan cold crack adalah hydrogen


induced cracking yang terjadi karena:

1. Difusi hidrogen pada weld metal


2. Weld metal memiliki tegangan sisa tarik yang disebabkan
adanya constrain dari joint member dan heat input pengelasan
3. Weld metal terdapat struktur yang rentan terhadap retak
(martensit)

Penggunaan elektroda low hydrogen dan preheat dapat mencegah


terjadinya cold crack

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Proses SMAW

Moh. Syaiful Amri, S.ST.,


MT

Anda mungkin juga menyukai