Anda di halaman 1dari 17

Kawat las atau yang sering disebut dengan elektroda adalah suatu material yang digunakan untuk

melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur
nyala. Sebagai salah satu bagian penting dalam proses pengelasan, maka pengguna harus
memahami kegunaan dari masing-masing jenis elektroda.

A. Jenis Kawat Las

Berdasarkan selaput pelindungnya, elektroda dibedakan menjadi dua macam yaitu:

 elektroda polos
 elektroda berselaput

Elektroda berselaput terdiri dari dua bagian dengan fungsi yang berbeda, yaitu:

1. Bagian inti elektroda, yang berfungsi:

 Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk, setelah
bersentuhan dengan benda kerja.
 Sebagai bahan tambah

Sedangkan untuk bahan, inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro, seperti baja
karbon, baja paduan, aluminium, kuningan dan lain-lain.

2. Bagian salutan elektroda, yang berfungsi:

 Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara
pada waktu logam dalam keadaan cair.
 Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara selama
proses pendinginan.
 Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
 Memudahkan penyalaan.
 Mengontrol stabilitas busur.
Salutan pada elektroda yang telah dibuka dari bungkusnya, harus disimpan di dalam kabinet
pemanas atau oven dengan suhu 15 derajat lebih tinggi dari suhu udara luar, sebab lapisan
tersebut sangat peka terhadap kelembaban. Apabila dibiarkan lembab, maka akan menyebabkan
hal-hal sebagai berikut:

 Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk dinyalakan


 Percikan yang berlebihan
 Busurtidakstabil
 Asap yang berlebihan

B. Pemilihan Elekroda

Dari dua jenis elektroda tersebut, maka pemilihannya haruslah tepat dengan memperhatikan
beberapa hal, yaitu:

 Jenis logam yang akan dilas


 Tebal bahan yang akan dilas
 Kekuatan mekanis yang diharapkan dari hasil pengelasan
 Posisi pengelasan
 Bentuk kampuh benda kerja

C.Fungsi Kawat Las Edzona

Kawat las sendiri juga digolongkan dalam beberapa jenis, tergantung dari logam yang akan dilas.
Salah satunya adalah elektroda yang digunakan untuk problem steel atau penyangga dan stainless
steel atau baja tahan karat. Untuk kebutuhan aplikasi tersebut, ada beberapa macam yaitu:

 EDZONA-100, digunakan untuk penyambungan baja yang tidak sama jenisnya. Eletroda
ini memiliki ketahanan terhadap keretakan yang sangat baik dan sangat cocok untuk
menyambung baja yang sulit dilas serta sebagai buffer layer yang ulet untuk baja yang
sangat sensitif terhadap keretakan, atau sebagai landasan sebelum dilakukan pengelasan
hard facing.
 EDZONA-108, elektroda stainless steel yang sangat umum dan luas penggunaannya.
Memiliki kekuatan tensile tinggi serta deposit lastanpa porosity, membuat EDZONA 108
cocok untuk kontruksi berat. Selain itu, kawat las ini juga digunakan untuk perbaikan
atau untuk pengelasan seperti tangki dan pipa pengolahan makanan, obat-obatan,
minuman, farmasi, kosmetik, arsitektural, dll.
 EDZONA-109, kawatlas stainless steel yang serbaguna, dapatmenyambungdenganbaik
stainless steel dengan baja karbon atau baja paduan. Elektrod aini cocok digunakan untuk
perbaikan atau pengelasan seperti baja karbon, baja alloy rendah, besi, berbagai jenis
stainless steel dan penggabungan dari bahan-bahan tersebut.
 EDZONA-110, memiliki ketahanan panas yang sangat tinggi, termasuk 1100ºC-1200ºC,
tanpa ada tanda-tanda rusak atau karbonasi. Sangat sesuaiuntuk problem steel, terutama
pada cast steel juga cast iron dengan kandungan karbon rendah. Proses perbaikan yang
menggunakan elektroda ini adalah komponen industri logam, oven, tungku pembakaran,
boiler, komponen incinrator, galvanizing, komponen hydrolic, perbaikan as dan roda gigi,
dll.
 EDZONA-112, solusiun tuk segala problem dalam pengelasan berbagai macam baja.
Memiliki banyak kelebihan yang membuatnya cocok untuk pengelasan baja karbon, baja
perkakas, baja pegas, baja mangan dan baja tuang stainless steel.
 EDZONA-116, elektroda dengan kandungan Molibdenum yang memberikan ketahanan
extra terhadap korosi bahan kimia, sehingga cocok untuk keperluan pengelasan stainless
steel pada pabrik pengolahan bahan kimia.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

MACAM DAN JENIS ELEKTRODA CARA PEMAKAIANNYA

A. Elektroda Berselaput

Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput
maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450
mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium
dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan
sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.

Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis
selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2
yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang
mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang
disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.

B. Klasifikasi Elektroda

Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American
Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut :

 E : menyatakan elaktroda busur listrik


 XX (dua angka) : sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat
table.
 X (angka ketiga) : menyatakan posisi pangelasan.
 angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
 X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk
pengelasan lihat table.

Contoh : E 6013 Artinya:

 Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
 Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
 Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC –

C. Elektroda Baja Lunak


Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya.
Sedang kan kawat intinya sama.

1. E 6010 dan E 6011

Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan
penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah
dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk
pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan
akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur
listrik bila dipakai arus AC.

2. E 6012 dan E 6013

Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang.
Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik
untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang
relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian
pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan
pelat tipis.

3. E 6020

Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan
las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan
mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar
pada las sudut.

4. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi

Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk
meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya
persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan
ampere yang lebih tinggi.

5. Elektroda Hydrogen Rendah

Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las
juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi,
bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-jenis
elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
C. Kondisi Pengelasan

Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan baja paduan
rendah.

 Elektroda Untuk Besi Tuang

Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah elektroda Baja, elektroda nikel, elektrode
perunggu dan elektroda besi tuang

 Elektroda nikel

Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan
mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang
dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC
kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

 Elektroda Baja

Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat se-
hingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak
dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC
kutub terbalik.

 Elektroda perunggu

Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat ditambah.
Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.

 Elektroda dengan Hydrogen rendah

Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari 1,5%. Tetapi
dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil lasnya tidak dapat
dikerjakan dengan mesin.

 Elektroda Untuk Aluminium.

Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda
aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang
membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las
DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel berikut
D. Elektroda untuk palapis Keras
Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan terhadap kikisan,
pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk pelapis keras dapat diklasifikasikan
dalam tiga macam Yaitu elektroda tahan kikisan, elektroda tahan pukulan dan elektroda tahan aus.

 Elektroda tahan kikisan.

Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda
dengan diameter 3,25 mm – 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda ini
dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa
type pisau.

 Elektroda tahan pukulan.

Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras
bagian pemecah dan palu.

 Elektroda tahan keausan.

Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom.
Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur
dan keausan sangat tinggi.
E. MEMILIH BESARNYA ARUS LISTRIK

Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam elektroda. Pada
prakteknya dipilih ampere pertengahan. Sebagai contoh; untuk elektroda. E 6010 ampere minimum dan
maximum adalah 80 amp. sampai 120 amp. Sehingga dalam hal ini ampere pertengahan 100 amp.

a. Cara-cara Menyalakan Busur

Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai dengan
type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara.

 Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan
menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.
 Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti pada Gbr

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur
perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka
las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B
untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan
hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung
elektroda dengan permukaan bahan dasar ± 3,25 mm.

b. Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama
dengan diameter (D) kawat inti elektroda.

Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.
Hasilnya :

o rigi-rigi las yang halus dan baik.


o tembusan las yang baik
o perpaduan dengan bahan dasar baik
o percikan teraknya halus.

Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :

o rigi-rigi las kasar


o tembusan las dangkal
o percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.

Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada
pengelasan (lihat gambar 158 c). Hasilnya :

o rigi las tidak merata


o tembusan las tidak baik
o percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.

c. Pengaruh Besar Arus.


Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan
sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup
untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan
tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.

Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan
permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam. Besar arus untuk pengelasan tergantung
pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.

d. Gerakan Elektroda.

Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :

1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak
busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki. Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada
ayunan kehawah. Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk
mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.

Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada ujung ayunan
menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada
cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. Waktu
yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau
perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus
memperhatikan tebal bahan dasar.

Alur Spiral

Alur Zig-zag

Alur Segitiga

e. Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las.

Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil, sehingga menghasil-
kan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi-rigi las yang berbentuk gergaji. Jika elektroda
digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat dan lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan
kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar tipis. Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan
lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan
elektroda monembus bahan dasar. Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan dengan
bahan dasar dan tembusan lasnya baik.

f. Las Catat (Las Ikat)

Las catat (tack weld) adalah las kecil (pendek) yang digunakan-untuk semua pakerjaan las permulaan
sebagai pengikat bagian-bagian yang akan dilas, untuk mempertahankan posisi benda kerja.

Panjang las catat :

 Untuk las catat pada ujung-ujung sambungan biasanya tiga sampai empat kali tebal pelat dan
maximum 35 mm.
 Untuk las catat yang berada diantara ujung ujung sambungan, biasanya dua sampai tiga kali
tebal pelat dan maximum 35 mm.

Jarak normal, las catat :

 Untuk pelat baja lunak (mild steel) dengan tebal 3,0 mm, jaraknye adalah 160 mm.
 Jarak ini bertambah 25 mm untuk setiap pertambahan tebal satu milimeter hingga jarak
maximum 800 mm untuk tebal pelat diatas 33,0 mm.

Bila panjang las kurang dari dua kali jarak normal diatas, cukup dibuat las catat pada kedua ujungnya.
Pada sambungan las T, jarak las catat dibuat dua kali jarak normal diatas.

Faktor Konsentrasi Tegangan (Stress Consentration Factor)

PROSES PEMBUATAN KAPAL


Ketel Uap (Boiler)

Arti Kode Dan Symbol Pada Kawat Las SMAW


Kenapa untuk tagweld sering menggunakan kawat E60xx sedangkan pengelasan E70xx?
Ulasan berikut akan membuka jawaban pertanyaan tersebut di atas.

Elektroda atau kawat las adalah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.

Elektroda,khususnya yang dipakai pengelasan SMAW atau las stick mempunyai kode atau
symbol dimana kode tersebut menggandung arti kekuatan tarik,posisi pengelasan dan jenis bahan
kimia tertentu sebagai flux (tentang flux baca di postingan kemarin).Demikian juga dengan cara
penggunaan dari masing-masing jenis kawat las tersebut.

Baca juga :

 Tentang Elektroda Dan Jenis-jenis Kawat Las SMAW


 Las FCAW - Proses Pengelasan FCAW Secara Detail

Elektoda memiliki kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkusnya.
Berdasarkan peraturan American Welding Society ( AWS ), Spesifikasi kawat las terbungkus
untuk Mild Steel diatur dalam AWS A5.1 yang ditandai dengan huruf 'E' dan diikuti 4 digit
angka dibelakang.Serta AWS A5.5 untuk low alloy steel dengan menambahkan 4 huruf dan
angka dibelakang yang menunjukkan unsur paduan.

Untuk lebih jelasnya,berikut 'Cara Membaca Kode' kawat las SMAW pada beberapa jenis
kawat las (elektroda) di bawah ini.

1. Elektroda Untuk Mild Steel


Kawat las smaw jenis ini ditunjukkan dengan kode Exxxx (4 angka).
Sebagai contoh kawat las E6012,cara membacanya adalah:

 E = elektroda untuk jenis las SMAW


 E60xx = dua digit pertama (angka 60) menunjukan kekuatan tariknya dalam Ksi
(kilopound-square–inch).
 Angka 60 berarti kekuatan tariknya 60 ksi,jika angkanya 70 berarti 70 ksi.Kalau dibaca
dalam ukuran 'psi (pound square inch)' sama dengan 70000 psi,dimana 1 Ksi = 1000psi.
 Exx1x = digit ketiga (angka 1) adalah posisi pengelasan.

kode angka 1 – untuk semua posisi


kode angka 2 – untuk posisi flat dan horizontal
kpde angka 3 – hanya untuk posisi flat.

 Exxx2 = digit keempat (angka 2) menunjukkan:

- jenis salutan
- penetrasi busur
- arus las
- serbuk besi (%)

(Selengkapnya bisa dilihat di tabel-tabel)

Contoh lain misalnya jenis kawat las E7018,artinya:


- Elektroda,
- kekuatan tarik 70000psi,
- dapat digunakan semua posisi (datar,horisontal,vertikal dan overhead)
- penetrasi las sedang,daya AC/DC,kandungan selaputnya serbuk besi 25%-40%, hidrogen
tendah.

Dengan kekuatan tarik yang cukup kuat,elektroda (kawat las) jenis E70xx banyak diaplikasikan
untuk pengelasan pipa pressure,furnace,konstruksi dan lain-lain.Sedangkan jenis E60xx karena
daya tariknya hanya 60.000psi biasanya hanya untuk tagweld dan pengelasan non
pressure,misalnya pagar tralis dan lain-lain.

2.Elektroda Low Alloy Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Low Alloy Steel diatur pada AWS A5.5.
Dengan kode yang sama seperti elektroda mild steel diikuti dengan garis (dash) dan huruf serta
angka sebagai unsur paduan,yaitu:

 A = ditambahkan unsur carbon molybdenum


 B = ditambahkan unsur chromium molybdenum
 C = ditambahkan unsur nickel steel
 D = ditambahkan unsur manganese molybdenum molybdenum
 G = ditambahkan unsur lainnya
 R akhir kode = mengindikasikan ketahanan terhadap serapan uap (moisture pickup) (80%
humidity, 80ºF, 9 jam).

Contoh elektroda antara lain: E7018-H8R, E8018 - B2H4R dan lain-lain.

Cara membaca :
Kawat las E7018-H8R artinya kekuatannya 70ksi, mengandung mengandung “iron powder-iron
oxide-iron powder-iron oxide”, mengandung sedikit hidrogen (low hydrogen), ketahanan
terhadap uap air dan untuk dipakai pada pengelasan mild steel.

Kawat Las : E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80ksi , mengandung, iron powder iron oxide,
dipadu dengan chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta digunakan
untuk mengelas paduan baja chrome moly.

Baca juga :

 Las Argon - Pengertian Dan Proses Pengelasan GTAW


 Apa Saja Komponen-komponen Las Argon Dan Peralatan Kerja Welder

3.Elektroda Steinless Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam AWS A5.4.
Tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel.Kemudian diikuti dengan garis
dan 2 angka.Contoh : E316-16,E308-16,E309-16 dan lain-lain.
Dua angka dibelakang mengandung arti:
- Angka 15 = lapisannya mengandung CaO,TiO2& arusnya DCRP.
- Angka 16 = lapisannya mengandung TiO& K2O & arusnya DCRP atau AC.
- Angka 17 = lapisannya mengandung CaO,TiO2 K2O SiO O SiO2& arusnya DCRP atau AC.

Berdasarkan semua penjelasan tersebut di atas mengenai cara membaca arti kode pada kawat
las,kita bisa menarik kesimpulan dan mengaplikasikan untuk pengelasan di lapangan/site.Dan
terjawab sudah,kenapa pengelasan konstruksi,pipa dan industri baja lain menggunakan elektroda
jenis E70xx dan bukan E60xx.
Demikian penjelasan singkat tentang cara membaca kode pada kawat las SMAW.Semoga bisa
membantu sobat fitter dan welder mengenai pemahaman arti kode pada elektroda.

Las Argon - Pengertian Dan Proses Pengelasan GTAW

PENGERTIAN LAS ARGON

Las Argon? Nama yang sudah familiar tentunya buat sobat fitters dan welders piping.Apa yang dimaksud
las Argon dan bagaimana cara penggunaannya? Sobat fitters juga sudah paham apalagi sobat
welders,jangan ditanya lagi.Tapi,yang mungkin terlewatkan adalah pengertian dan proses terjadinya
pengelasan argon sebenarnya.

Baiklah sobat,berikut penjelasan singkat mengenai topik kita di atas.Saya bukanlah pakar welding, jadi
penjelasan inipun dari beberapa sumber dan situs web di internet yang sudah pernah saya baca.

Penyebutan 'las argon' sebenarnya berasal dari nama gas mulia yang dipakai bahan untuk
pengelasan,seperti kita menyebut 'las stik' untuk las SMAW.Istilah sebenarnya dari las argon adalah las
GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) yang berasal dari Amerika atau TIG (Tungsten Inert Gas) yang berasal
dari Eropa.
Las GTAW dan las TIG mempunyai pengertian yang sama yaitu jenis las listrik yang menggunakan
elektrode tidak terkonsumsi,maksudnya elektrode ini hanya digunakan untuk menghasilkan busur
listrik,sedangkan bahan penambah berupa filler atau rod.Untuk mencegah oksidasi digunakan gas mulia
(seperti Argon,Helium,Ferron) dan karbon dioksida sebagai gas lindung.Jenis las ini dapat digunakan
dengan atau tanpa bahan penambah filler metal (rod).Las argon(GTAW) menjadi sangat diperlukan di
banyak industri / proyek konstruksi terutama dalam pekerjaan piping dikarenakan biaya rendah dan
hasil las berkualitas tinggi.

* Elektrode pada pengelasan GTAW berbeda dengan elektrode untuk las SMAW meskipun sama-sama
menghasilkan busur listrik.Yang dimaksud elektrode pada las SMAW adalah 'kawat las' sedangkan
elektrode pada las GTAW adalah yang biasa kita sebut 'jarum'.
Kawat las pada pengelasan GTAW nama sebenarnya adalah 'rod' atau filler metal.

PROSES PENGELASAN ARGON

Sketsa diatas menunjukkan secara lengkap pelaksanaan pengelasan Argon / GTAW. Prosesnya
menggunakan gas lindung untuk mencegah terjadinya oksidasi pada bahan las yang panas. Untuk
menghasilkan busur nyala yang tidak terkonsumsi terbuat dari logam tungsten atau paduannya yang
bertitik lebur sangat tinggi.

Busur nyala dihasilkan dari arus listrik melalui konduktor dan mengionisasi gas pelindung. Busur terjadi
antara ujung 'elektroda tungsten' dengan bahan induk.Panas yang dihasilkan busur langsung mencairkan
logam induk dan juga logam las yang berupa rod (kawat las).Pencairan kawat las dilaksanakan di ujung
kawah las sambil proses pangelasan berjalan.Penggunaan kawat las tidak selalu dilaksanakan,jika hanya
dipandang perlu sebagai logam penambah.
* Titik cair elektrode tungsten sangat tinggi yaitu sekitar 3410°c,sehingga tidak ikut mencair pada saat
terjadi busur lustrik.

Demikian Pengertian dan Proses Pengelasan Argon / GTAW,mudah-mudahan bisa menambah


pengetahuan kita sobat fitter.(Sumber:http://hima-tl.ppns.ac.id/ dan http://www.pengelasan.com)

Apa Saja Komponen-Komponen Las Argon Dan Peralatan Kerja Welder?


Sobat fitter,penyebutan jenis pengelasan argon dikalangan kita para pekerja proyek konstruksi
dan piping berbeda-beda.Ada yang mengatakan las GTAW ada pula yang mengatakan las
TIG.Pada dasarnya sama saja dan kita sobat fitter menyesuaikan lidah orang Indonesia lebih
gampang menyebut 'Las Argon' saja.

* Pengertian tentang proses pengelasan Argon secara detail bisa baca di :

 'Las Argon-Pengertian Dan Proses Pengelasan GTAW' .

KOMPONEN-KOMPONEN LAS ARGON

Gambar di atas menunjukkan rangkaian komponen-komponen dalam pengelasan Argon.


Pengelasan menggunakan las argon bisa dilakukan jika semua komponen terseut tersedia.Apa
saja komponen-komponen tersebut?

1. Mesin las AC/DC


Merupakan mesin las pembangkit yang digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten.
Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.

2. Tabung gas lindung


Tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium yang digunakan di dalam
mengelas gas tungsten.

3. Regulator Dan Flowmeter


Pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini
biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.Sedangkan Flowmeter
dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas
tungsten.

4. Selang Gas
Selang gas berfungsi sebagai penghubung aliran gas dari tabung menuju stang las.

5. Kabel Elektroda (kabel las)


Kabel elektroda / kabel las berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las,Kabel
masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.Penempatan kabel masa berada pada kutup
positif (+) atau negatif ( - ) tergantung jenis material yang dilas.

6.Cable Adapter (connecting)


Connecting digunakan untuk mengikat atau menyambung kabel las dan selang gas menuju stang
las.

7. Stang las (welding torch)


Berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas
lindung selama dilakukan proses pengelasan.

8. Elektroda Tungsten
Berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak
berfungsi sebagai bahan tambah.

9. Kawat Las
Berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang dipanasi dengan
busur tungsten sudah mendekati cair.

* Untuk jenis pekerjaan tertentu diperlukan assesories tambahan misalnya: sistem pendingin
air,rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.

PERALATAN KERJA WELDER ARGON


Alat-alat perlengkapan yang dipakai seorang juru las (welder) dalam pengelasan argon / GTAW
antara lain:

1. Kap las
2. Kaca kap las
3. Apron,pelindung dada dan tangan
4. Sarung tangan khusus argon
5. Grinda
6. Kabel power
7. Cipping,semacam palu kecil yang ujung satu bentuk gepeng dan ujung lain bentuk
kerucut.
8. Brush,untuk membersihkan las-lasan dan sekitarnya.
9. Lampu senter kecil,untuk mengamati bagian dalam pipa.
10. Masker khusus

Peralatan lain disesuaikan kondisi pengelasan di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai