tentang variabel parameter pengelasan yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan
seorang welder atau operator las dalam melakukan pekerjaan pengelasan (sambungan las) yang
sesuai dengan ketentuan yang ada di code (ASME, API dan AWS).
Dalam pembuatan sebuah WPS atau prosedur pengelasan terdapat banyak variabel yang harus
diketahui, agar pelaksanaan pengelasan hasil yang didapat sesuai dengan kriteria atau aceptance
criteria yang telah ditentukan oleh Code. Variabel yang terdapat dalam WPS terbagi dalam tiga
bagian yaitu Essential Variable, Supplement Essensial Variable dan Non Essensial Variable
Anda dapat melihatnnya di ASME Section IX (9) QW-250-265.
Prosedur Pengelasan :
Daftar Isi
Prosedur Pengelasan :
o Variabel variabel dalam pembuatan WPS:
o Essensial Variable
o Supplement Essensial Variable
o Non Essensial Variable
o Share this:
o Related posts:
Dalam pembuatan WPS terdapat beberapa variabel yang harus diperhatikan seperti.
Essensial Variable
Pengertian Essensial Variable adalah jenis variabel atau parameter pengelasan yang wajib
dilakukan saat pembuatan sebuah WPS, karena jika variabel ini dirubah akan membuat sifat
mekaniknya juga berubah oleh karena itu harus dilakukan kualifikasi ulang jika variabel ini
dirubah.
Contoh Essensial Variable : P Number, F Number, A Number, Thickness atau ketebalan
material, Proses pengelasan, PWHT.
Pengertian Supplement Essensial Variable adalah merupakan variabel yang akan mempengaruhi
hasil sambungan las jika dilakukan pengujian impact. Jadi variabel ini akan menjadi essential
jika dalam pengujiannya dilakukan uji impact dan menjadi non essential jika tidak dilakukan uji
impact.
Pengertian Non Essensial Variable adalah jenis variabel yang tidak mempengaruhi sifat mekanik
dari sambungan lasan. Jadi variabel ini dirubah maka tidak perlu melakukan kualifikasi ulang
atau membuat WPS baru.
Contoh Non Essensial Variable : Tipe sambungan las atau bentuk groove, Backing, Lebar gap
(root spacing), posisi pengelasan.
Pengertian PQR (Procedure Qualification Record) adalah Dokumen hasil dari proses
pelaksanaan kualifikasi prosedur las yang berisikan data data las yang aktual dan hasil pengujian
mekanik (Bending dan Tensile, impact jika diperlukan) test coupon sesuai dengan syarat yang
ditentukan Code.
WPS Qualified atau dapat diaplikasikan untuk produk jika sudah mempunyai atau sudah ada
PQRnya yang lolos sesuai standard, namun jika belum ada PQR maka WPS tersebut tidak boleh
diaplikasikan ke produk karena WPS tersebut belum qualified.
Pengertian WPS dan PQR di atas semoga dapat bermanfaat dan membuat Anda menjadi
mengerti tentang cara pembuatan WPS. Selain itu pengertian Essential Variable, Supplement
Essensial Variable dan Non Essensial Variable dapat Anda lihat langsung di standart masing
masing, karena setiap standart mempunyai kriteria yang berbeda beda.
Variabel Penting merupakan variabel yang mesti diperhatikan, dalam arti bila ada perubahan
pada variabel tersebut maka harus dilakukan pengujian. Variabel penting terdiri dari :
Variabel tidak Penting merupakan variabel yang meskipun dilakukan perubahan maka tidak akan
mempengaruhi hasilnya, maka tidak perlu dilakukan pengujian. Variabel tidak penting terdiri
dari:
Rangkuman Diskusi Bedanya WPS dan PQR
WPS adalah prosedur yang tertulis dan terkualifikasi (jika menurut ASME) untuk memberikan panduan
kepada pelaksana (welder/welding operator) untuk melaksanakan las produksi. Berisi variabel2 penting,
penting tambahan dan tidak penting sesuai dengan proses las yang digunakan. WPS mengacu kepada
PQR. Perubahan dapat dapat dilakukan pada variabel tidak penting untuk menyesuaikan permintaan
produksi tanpa memerlukan re-kualifikasi.
PQR adalah rekaman dari semua data2 yang digunakan untuk pengujian tes coupon. PQR mencatat
semua variabel yang digunakan selama pengelasan uji dan pengujian termasuk hasilnya.
Pembuatan WPS dilakukan dengan melakukan pengelasan pada test piece/benda uji baik
berupa pipa atau pelat. Pemilihan test piece disesuaikan dengan material yang akan dilas
dikemudian hari. Setelah test piece dilas, kemudian test piece tersebut dipotong untuk
dilakukan pengujian mechanical (Mechanical Testing) seperti uji tarik (Tensile Test), uji tekan
(Bending Test), dan lain-lain sebagaimana disyaratkan dalam Code yang menjadi acuannya.
Kemudian hasil dari pengujian mechanical (Mechanical Testing) tersebut dievaluasi, kemudian
ditulis berupa laporan pengujian yang disebut dengan PQR. Data dari PQR inilah yang menjadi
dasar dibuatnya keputusan apakah WPS tersebut boleh digunakan atau tidak.
Jadi, antara WPS dengan PQR adalah suatu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan antara satu
dengan lainnya. Artinya, setiap WPS wajib dilengkapi dengan PQR. Data yang ada dalam WPS
harus singkron dengan data yang ada dalam PQR.
Apabila sebuah WPS tidak dilengkapi dengan PQR yang singkron, maka WPS tersebut patut
diragukan kebenarannya dan keabsahannya.
Dalam WPS ada esensial variabel dan non esensial variabel. Esensial variabel maksudnya
adalah apabila yang diubah adalah esensial variable maka wajib dibuatkan WPS yang lain.
Tetapi apabila yang diubah adalah non esensial variabel, tidak wajib dibuatkan WPS yang lain.
Contoh non esensial variabel pada WPS dengan proses las GTAW :
Position
Filler metal classification
t limit
Contoh :
A 106 Gr B adalah P No 1
SS 304 adalah P No 8
TP 410 adalah P No 6
Sebuah WPS dibuat dengan material A 106 Gr B, artinya P No 1, Maka WPS tersebut tidak sah
digunakan untuk pengelasan SS 304 karena SS 304 adalah P No 8. Untuk kasus seperti ini
maka wajib dibuatkan WPS yang lain dengan material SS 304, karena variabel yang berubah
adalah esensial variabel yaitu P No.
Range Qualified
Dalam memahami WPS, harus difahami juga range qualified. Maksudnya adalah setiap variabel
WPS mempunyai range qualified tersendiri yang sudah diatur dalam Code.
Contoh :
Range qualified untuk ketebalan pengelasan adalah 2T, artinya apabila sebuah WPS dibuat
dari material dengan tebal 8 mm, maka WPS tersebut boleh digunakan untuk pengelasan
material dengan tebal 2x8 mm = 16 mm.