Anda di halaman 1dari 59

Nama : Soeprapto, M.Sc.

Lahir : Jombang 12 Juli 1942


Status : 203 - 06
Background : Metallurgist, Leningrad Polytechnic Institute, St. Petersburg 1969
Akreditasi : NDT - RT Level III , UT Level II
ISO – Quality System Lead Assessor
Pengalaman : - TNI AL : 1960 s/d 1971
- Pertamina Plaju ; 1972 - 1977
- Pertamina – Badak LNG : 1977 - 1991
- Pertamina Exor-I : 1991 - 1992
- Pertamina Dit.P: 1992 - 1997
- Projek Kilang APPRI: 1997 - 1999
- RUI – Tischuk Int.: 2001 – 2003
- PT IKS, Himpana JK, DPM, MBA, HSS, 2000 - current
Lain-lain : = Anggota Tim Standardisasi Migas/ Deperind/ Depnaker 84 – 98
= Anggota ISO TC-67, 1994 – 1998
= Anggota Dewan Kehormatan Assosiasi UTR / NDT Indonesia
= Tim Pengajar & Penguji Akreditasi Inspektor Ditjen Migas & BATAN
= Tim Pengajar untuk Boiler Operator, HAZOPS, dsb.
= Tim assessor Asosiasi Gabungan Industri Mesin – Kadin
= Pengurus DPP Asosiasi Ahli K3 (A2K3)
• URAIAN UMUM
• JENIS & FUNGSI
• PERLENGKAPAN
• CODES & STANDARS
• MATERIAL & DESAIN
• FABRIKASI, EREKSI
• INSPEKSI
Berdasarkan Product yang disimpan:
• Non Volatile Product
• Volatile Product
• Pressurized Product

Berdasarkan Desain & Konstruksi Tanki:


– Tanki cilindris tegak, bertekanan atmospheric atau
bertekanan rendah menurut API 650 & API –620:
• Open Top:
• Closed Top
– Fixed Roof : Cone roof , Dome roof
– Floating roof: Pan, Pontoon, Double Deck
– Spherical Tanks
– Tanki bulat bertekanan tinggi dengan desain menurut
ASME Code Section VIII Division-2, merupakan jenis bejana
bertekanan (Pressure Vessel
VESSELS PIPING TANKS

ASME
CONSTRUCTION SECTION
ASME API 650
STANDARDS VIII
B31.3

INSERVICE API 510 API 570 API 653


INSPECTION
API - 578
CODES/STAN-
API 572 API 574 API 575
DARDS

• API RP 571 – DAMAGE MECHANISMS AFFECTING FIXED


• EQUIPMENT IN THE REFINING INDUSTRIES
• API RP 576 - INSPECTION OF PRESSURE
SUPPORTING • RELIEVING DEVICES
RECOMMENDED • API RP 577 - WELDING INSPECTION
PRACTICES • API RP 579 - FITNESS FOR SERVICE
• API RP 580 – RISK-BASED INSPECTION
• API 581 PUBLICATION - RISK-BASED INSPECTION
• BASE RESOURCE DOCUMENT
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)
CODE & STANDAR TANKI TIMBUN

Tanki silindris tegak,atmosferik:


• Indian Standard – 803
• Briitish standard 2654
• API – 650
• Royal Dutch Shell Standard

Tanki bertekanan rendah :


API – 620: Recommended rules for design and construction of large
welded, low pressure storage tanks.

Tanki bola bertekanan tinggi


(Spherical Tank),
Desain dan konstruksi termasuk Bejana Tekan, karena itu Standar yang
digunakan adalah ASME Code Section VIII Division 1 atau 2 Pressure
Vessels.
CODE & STANDAR TANKI TIMBUN
Tanki silindris tegak,atmosferik:
 Indian Standard – 803
 Briitish standard 2654
 API – 650
 Royal Dutch Shell Standard

Tanki bertekanan rendah :


API – 620: Recommended rules for design and construction
of large welded, low pressure storage tanks.

Tanki bola bertekanan tingg (Spherical Tank),


Desain dan konstruksi termasuk Bejana Tekan, karena itu
Standar yang digunakan adalah ASME Code Section VIII
Division 1 atau 2 Pressure Vessels.
SCOPE:
Cakupan:Vertical, Silindris, puncak terbuka / tertutup, P-internal:
atmospheric atau < berat pelat atap. Ditopang merata, service
non-refri-gerasi Suhu operasi maksimal 90oC (200oF)
COMPLIANCY:
Pemanufaktur (Pemasok) sepenuhnya bertanggung-jawab atas dipenuhinya
persyaratan Standar. Inspeksi oleh pihak Purchaser tidak membebaskan Pemasok
dari kewajiban penyediaan pengendalian kualitas dan inspeksi untuk menjamin
dipenuhinya kewajiban tersebut.

APPENDIX:
Appendix A: untuk tanki kecil dengan tebal shell tidak melebihi 0.5” (termasuk
corrosion allowance)
Appendix B: rekomendasi desain untuk fondasi tanki
Appendix N: persyaratan untuk penggunaan material (plate atau pipa) yang
tidak sepenuhnya terindikasi
• API 650 SECTION 2 : MATERIALS
• API 650 Appendix N
(Used of new materials that are not identified)
 API 653 SECTION 3 – Brittle Fracture Consideration

 API 653 SECTION 5 – Materials


MATERIAL SPECIFICATION

Spesifikasi Material dalam Standar Industri setiap Negara:


· ASTM : American Society for Testing and Materials
· BSI : British Standard Institution
· JIS : Japan Industrial Standard
· CSA : Canadian Standard Association
· DIN : Deustcher Nomenausschus
· SNI : Standar Nasional Indonesia
· ISO : International Organization for Standardization
Material untuk Tanki Penimbun (API-650)
· Plates Flanges
· Sheets Bolting
· Structural shapes Welding consumables
· Piping & forgings
• Harus memenuhi spesifikasi yang tertera dalam API-
650 beserta limitasi dan modifikasi yang dibolehkan
dalam standar tersebut.
• Material yang diproduksi dengan spesifikasi lainnya
dapat diterima, sejauh material disertifikasi dengan
persyaratan yang memenuhi salah satu dari yang ada
didaftar yang tertera di API-650, serta disetujui oleh
Purchaser.
• Material yang tidak beridentitas (Unidentified), baru /
belum dipakai, boleh diterima, asalkan lulus uji yang
disyaratkan didalam Appendix N
SPESIFIKASI PLATE UNTUK TANKI
• Semua plate harus diproduksi dengan proses Openhearth, Electric
Furnace atau Basic Oxygen Process. Baja yang dibuat melalui Proses
Thermo Mechanical Control (TMCP) boleh digunakan apabila disetujui
bersama antara purchaser dan manufacturer
• Materials Plates dibagi dalam kelompok Group I sampai VI pada Table
2 – 3a/b.
• Plates untuk Shell dibatai sampai tebal 1.75” (45 mm) . Untuk insert
atau flanges boleh lebih dari1.75”
• Plates dengan tebal diatas 1.5” (40 mm) harus dinormalized atau
quench tempered, killed, dengan cara fine grain practice, dan
disyaratkan impact test.
SPESIFIKASI PLATE UNTUK TANKI (Lanjutan)
• Plate yang memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM pada para
2.2.2 dapat diterima dengan batasan, terutama tebal maksimal-
nya.
• Plate memenuhi persyaratan spesifikasi CSA pada para 2.2.3
dapat diterima dengan batasan,( tebal maksimal dan kadar padu-
an yang dibolehkan untuk pengaturan bulir ( Grain Refinement)
• Plate sesuai ISO 630 grades E 275 & E355 dapat diterima dengan
batasan tertera para 2.2.4
• Plates memenuhi National Standard selain dari ASTM, CSA and
ISO dapat diterima, sejauh persyaratan komposisi kimia dan sifat
mekanis memenuhi salah satu yang tercantum dalam Table 2-2 (
para 2.2.5)
PERSYARATAN UMUM UNTUK DELIVERY
• Material harus memenuhi persyaratan yang tertera dalam spesifikasi
yang ada dalam list, namun tidak ada pembatasan tentang lokasi
manufakturingnya.
• Material harus sesuai untuk dikerjakan dengan lasfusi. Apabila ada
reparasi (surface defect), maka harus menggunakan elektrode las
rendah Hidrogen, yang sifat komposisi kimia, kekuatan dan kualitasnya
kompatibel dengan material plate-nya.
• Jika dispesifikasikan oleh Purchaser, plate harus fully killed, berbulir
halus ( fine grain practice).
• Untuk plate dengan specifikasi Mn < 1.60%, Mn boleh dinaikkan
sampai 1.60% heat, menurut opsi plate producer untuk menjaga
strength level, asalkan maximum C diturunkan maksimal .20% (heat),
dan mampu lasnya harus diperhatikan.
• Cb, V, N, Cu, Cr, Mo tidak boleh melebihi limitasi pada para 2.2.6.5.
 Apabila dispesifikasikan oleh Purchaser, fully killed steel harus
diberikan perlakuan panas (heat treatment) untuk memperoleh bulir
halus melalui normalizing, atau pemanasan secara merata untuk hot
forming. Temperature heating untuk hot-forming harus equivalent atau
tidak tertalu melebihi temperature normalizing.
 Dalam pemesanan (purchase order), purchaser harus mencantumkan,
apakah produser yang harus melakukan heat treatment plate tersebut.
 Apabila disyaratkan normalized plate, dapat digunakan controlled-
rolled plates (untuk peningkatan notch thoughness) tetapi harus
mendapat persetujuan Purchaser, dan disyaratkan Impact test .
 Tensile test harus dilakukan pada setiap plate yang sudah di-heat
treatment
IMPACT TESTING PLATES
• Persyaratan sampel untuk Impact test harus diambil
setelah heat treatment dan memenuhi persyaratan
energi seperti disyaratkan.
• Untuk material yang tipis, boleh digunakan sampel
sub-sized. Namun hasil nilai energinya harus
memenuhi persyatan seperti pada full sized
speciments.
• Testing apparatus, kalibrasi, dan permissible
temperature dari specimens harus memenuhi
persyaratn standar yang diakui.
PERSYARATAN TOUGHNESS
• Evaluasi Notch toughness harus berdasarkan persyaratan tebal
(governing thickness) - para 2.5.5.3.
• Plates > 1.5” (40 mm) harus killed steel dibuat dengan fine
grain practice dan dilakukan heat treatment, serta di impact
test “ as heat treated”.
• Plates < 1.5” (40 mm) tebal dapat digunakan pada atau diatas
design metal temperature tertera pada tabel Figure 2-1 tanpa
impact testing.
PROCEDURE
Bila harus ditetapkan toughness material, Impact test harus
dilaksanakan sesuai para 2.2.10
SECTION 3: DESAIN
DESAIN SAMBUNGAN

• Double-welded butt joint • Butt-weld


 Single-welded butt joint + backing • Fillet weld
 Double-welded lap joint • Full-fillet weld
 Single-welded lap joint • Tack weld
TYPE / JENIS SAMBUNGAN
SAMBUNGAN VERTICAL SHELL:
• Harus butt joint penetrasi penuh
• Sambungan vertical shell course yang berdekatan tidak boleh segaris, tetapi
harus diberi jarak sejauh minimal 5 X tebal pelat tertebal
SAMBUNGAN HORIZONTAL SHELL:
• Harus butt joint penetrasi penuh, kecuali top angle
• Kecuali dispesifikasikan, centerline dua shell yang disambungkan horizontal
harus segaris
LAINNYA LIHAT GAMBAR 3-1, 3-2, 3-3A & 3-3B
SAMBUNGAN PLATE DASAR & ATAP:
• Single-welded lap joint

BATASAN / PENGECUALIAN (RISTRICTION) :


• Tack weld tidak boleh diperhitungkan memiliki nilai kekuatan pada
struktur
• Batasan ukuran minimal untuk fillet dan ukuran minimal & maksimal
untuk lap pada lap joint
3.2.PERTIMBANGAN DESAIN:
 Faktor desain, yang harus dinyatakan pemesan: suhu desain metal, berat jenis
isi dan kecepatan angin
 Beban external
 Tindak pencegahan: Corrosion allowance, uji kekerasan material
 Tekanan external
3.3. PERTIMBANGAN KHUSUS
• Fondasi
• Corrosion allowance
• Kondisi service
• Kekerasan lasan

3.4. PELAT DASAR (BOTTOM PLATE)


Tebal pelat minimal ¼” (6 mm) tanpa C.A. dan lebar minimal 72” (1800 mm)
3.5. PELAT DASAR ANNULAR
• Disyaratkan untuk pelat dasar dan shell course pertama dari material group IV keatas
Persyaratan tebal dan lebar minimal pelat annular
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)
3.6. DESAIN SHELL
 Tebal shell harus lebih tebal dari tebal desain termasuk c.a. namun minimal
harus tidak kurang dari:

Diameter tanki Tebal Pelat


Meter Foot mm inch
< 15 < 50 5 3/16
15 - <36 50 - <120 6 1/4
30 - 60 120 - 200 8 5/16
> 60 > 200 10 3/8
Lebar pelat minimal 72” (1800 mm)
Tebal desain dihitung berdasarkan tanki diisi setinggi H dengan liquid berberat
jenis yg ditetapkan
Tebal hidrostatik dihitung berdasarkan tanki diisi setinggi H dengan air
Tebal suatu course tidak boleh lebih tipis dari shell diatasnya.
Shell harus dicheck stabilitas terhadap buckling akibat beban angin.bila kurang harus
dinaikkan tebalnya
3.6.3. 1 - FOOD DESIGN METHOD
2.6 D (H-1) G
td = + CA
Sd
D = diameter tanki (feet)
H = ketinggian desain permukaan cairan
(diukur dari dasar tanki) - feet= jarak dari dasar
pelat course ke puncak/top-angle
G = berat jenis liquid
Sd = allowable stress material
CA = corrosion allowance
3.6.4. VARIABLE DESIGN POINT METHOD

 Digunakan bila tidak dispesifikasikan metode 1-foot


 Bila persyaratan berikut terpenuhi:

L / H < 2 , dimana

L = ( D t)0.5 , dalam inch


D = diameter, feet
t = tebal course terbawah
H = ketinggian desain liquid
3.7. BUKAAN PADA SHELL (OPENING)

 Reinforcement & welding


 Opening diameter > 2” harus berpenguat (memakai
reinforementa)
 Aturan jarak/spacing lasan sekitar opening
 Shell manhole
 Shell nozzle & Flanges
 Flush type cleanout fittings
 Flush type shell connection
3.8. SHELL ATTACHMENTS & TANK
APPURTENANCES
 Shell attachments
 Bottom connections
 Cover plates
 Manhole pada atap
 Nozzle pada atap
 Saluran pembuang air (water draw-off sump)
 Platform, tangga & jalan orang
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)

3.9.WIND GIRDERS
(Top & Intermediate)

Tanki terbuka atas harus dilengkapi dengan cincin penguat


(stiffening ring) untuk menjaga tetap bulat karena beban angin.
Stiffening ring harus dipasang pada puncak atau dekat pun-cak
course teratas, seyogyanya disisi luar shell.
Stiffening rings (Types & Restrictions)
 Stiffening ring untuk jalan orang
 Support untuk stiffening ring
 Top wind girders
* Intermediate wind girders
Welded Steel Tanks for Oil Storage API Standard 650)
3.10 ATAP TANKI (ROOF)
3.10.1 Definisi:
 Supported cone roof:bentuk kerucut dengan raf-
ter bertumpu pada girder dengan column atau raf-
ter bertumpu pada truss dengan atau tanpa coulumn

Self supporting cone roof: bentuk kerucut yang


betumpu hanya pada lingkar luar (periphery)

Self supporting dome roof: bentuk spherical yang


hanya bertumpu pada lingkar luar (periphery)

Self supporting umbrella bentuk dome modifikasi


dengan bagian horizontal poli- gon yang hanya ber
tumpu pada lingkar luar (periphery)
SECTION 4 – FABRICATION
GENERAL:
 Fabrikasi harus dilaksanakan menurut standar, dan hasil
pekerjaan (workmanship) harus berkualitas dan diperiksa se-
baik-baiknya oleh Inspector Manufacturer, walaupun pembeli
tidak melakukan inspeksi.

 Meluruskan material tidak boleh dengan memanaskan atau


dengan hamer kecuali dijaga suhunya pada suhu forging
PLATE EDGES FINISH
Ujung plate boleh dipotong dengan mesin, chipping atau gas. Gunting
boleh digunakan untuk plate tebal maksimum 3/8” untuk butt-joint dan
5/8” untuk lap joint.
Jika dipotong dengan gas, hasil potongan harus rata dan bebas dari
kerak dan karat.Ujung circumferential boleh dipotong dengan gas secara
manual.
PEMBENTUKAN PELAT DINDING,
MARKA & PENGIRIMAN (SHIPPING)
 Plate dinding harus dibentuk untuk memenuhi kelengkungan dan
prosedur ereksi tanki
 Semua plate yang dipotong dan dibentuk harus dimarka sesuai
Mfr. Drawing
 Plate & material tanki lainnya harus dikemas untuk dikirim agar
tidak mengalami kerusakan
SHOP INSPECTION
 Inspector pembeli harus diizinkan melakukan inspeksi di fasilitas
fabrikasi kapan saja selama fabrikasi berlangsung. Seyogyanya
inspeksi dilakukan sebelum dikirim (prior to shipment)
Mill & Shop Inspection tidak membebaskan Manufacturer dari
kewajiban mengganti kerusakan material atau hasil kerja yang
tidak memenuhi syarat yang ditemukan dilapangan.
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)
SECTION 5 – ERECTION
DETAIL WELDING – UMUM:
• Welding harus menggunakan proses SMAW, GMAW, GTAW, oxyfuel,
FCAW, SAW, electroslag atau electrogas. Penggunaan proses oxyfuel,
lectroslag atau electrogas hanya dapat digunakan atas persetujuan
antara manufacturer & pembeli. Proses oxyfuel, electroslag atau
electrogas tidak boleh untuk material yang disyaratkan impact test.
• Welding tidak boleh dilakukan jika material basah oleh
hujan, dll
• Setiap layer lasan harus dibersihkan sebelum layer
selanjutnya
• Ujung lasan tidak boleh tajam; Maksimum undercut yang
diizinkan untuk vertical joint 1/64” dan horizontal joint
1/32”
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)

SECTION 5 – ERECTION
DETAIL WELDING – UMUM:
(LANJUTAN)
• Kampuh las (reinforcement) dibatasi sesuai point 5.2.1.5.
• Tackweld pada vertical joint harus dibuang jika pengelasan akan
dilakukan secara manual. Jika menggunakan SAW, tackweld
tidak harus dilepas, tetapi harus dibersihkan. Tack-welding
harus menggunakan WPS yang berkualifikasi.
• SMAW harus menggunakan kawat las type low hydrogen untuk
pengelasan shell pertama ke plate da material Group IV - VI sar
atau ke annular plate untuk plate tebal ½” keatas dari Grup I –
III serta untuk semua shell tanpa limit ketebalan
DETAIL WELDING – SHELL:
· Misalignment yang diizinkan untuk butt-joint
vertical : untuk plate 5/8” keatas adalah 10%
tebal atau 1/8” (diambil yang terkecil) dan untuk
plate tebal kurang dari 5/8” adalah 1/16”
· Untuk sambungan horizontal, proyeksi plate
sebelah atas terhadap plate bawahnya tidak boleh
melebihi 20% tebal plate atasnya atau 1/8”
maksimum; untuk plate atas yang tebalnya
kurang dari 5/16”, proyeksi maksimal diizinkan
adalah 1/16”
DETAIL WELDING – SHELL:
• Shell plate material tebal diatas 1 ½” disyaratkan multipass
WPS dengan setiap pass tidak melebihi ¾” dan preheating
200o F minimal
• Pengelasan attchment permanen atau temporer material
Group IV, IVA, V & VI harus menggunakan electrode type
low hydrogen. Attachment permanen yang dipasang pada
tempat attachment sementara yang dilepas harus
diperiksa visual & MT. WPS untuk attachment tersebut
harus yang tidak cenderung menyebabkan underbead
cracking.
• Semua lasan manway, nozzles & clean-out opening, setelah
stress relief dan sebelum hydrotest harus diinspeksi secara
visual & MT
Welded Steel Tanks for Oil Storage
(API Standard 650)
DETAIL WELDING – BOTTOM PLATE:
 Pengelasan plate setelah diatur dan ditack-weld harus
dengan urutan tertentu agar distorsi di-usahakan
seminimal mungkin.
 Pengelasan shell ke bottom harus selesai dahulu sebelum
pengelasan terakhir bagian bottom yang ditinggalkan
sebagai kompensasi
 Clips dan tack-weld boleh digunakan untuk penyetelan
shell dengan bottom sebelum dilakukan continous wlding
sambungan shell-bottom
DETAIL WELDING SHELL - BOTTOM:
Sebelum pengelasan dari luar, lasan awal dari dalam harus dibersihkan dari
slag & kotoran non-metal, di-inspeksi visual dan salah satu dari cara berikut:
o Magnetic Particle
o Menggunakan solvent liquid type penetrant
o Menggunakan water soluble type penetrant
o Menggunakan high flash point penetrating oil
o Menggunakan larutan berbusa dan vacuum box sudut
Pemeriksaan diatas dapat dibatalkan atas persetujuan antara manufacturer &
Pembeli, bila dilakukan pemeriksaan visual lasan awal dan lasan akhir
seluruhnya, serta diinspeksi kedua sisi lasan akhir dengan MT, PT atau vacuum
box sudut
ROOF
Standar ini tidak mengatur pemasangan roof kecuali struktur framing harus
lurus dan rata
Welded Steel Tanks for Oil Storage
(API Standard 650)

INSPECTION, TESTING & REPAIRS


INSPECTION OF WELDS
· BUTT WELDS: harus penetrasi & fusi penuh.
Kualitas lasan diperiksa dengan radiografi dan
visual sesuai paragraph 6. Juga inspeksi visual
untuk cracks, arc strikes, excessive undercut,
surface porosity, incomplete fusion dan defect
lainnya
· FILLET WELDS: diinspeksi secara visual
VACUUM TESTING
· Vacuum testing dilakukan menggunakan metal testing box 6’ X
30” dengan jendela kaca sebelah atas dan dilengkapi koneksi ,
valve dan pengukur vacuum (gauges).
· Lasan (seam) sepanjang + 30” yang ditest dilumuri dengan
larutan sabun atau linsed oil dan ditutup dengan box dan
divacuumkan. Timbulnya gelembung menandakan adanya bo-
coran. Tekanan vacuum yang digunakan minimal 3 lbs/in2
Sebagai alternative boleh digunakan tracer gas dan detector.
Prosedur tracer gas tester harus direview dan disetujui oleh
Purchaser
INSPEKSI LASAN BOTTOM
Selesai pengelasan plate dasar, lasan diinspeksi dengan
cara berikut:
 Air pressure test atau vacuum test
 Setelah pengelasan course pertama selesai
dapat dilakukan test denga air dibawah
dasar tanki setinggi 6” disekeliling luar tank
dengan menggunakan temporary dam

INSPEKSI REINFORCEMENT PLATES


Selesai fabrikasi sebelum hydrotest, semua
reinforcement plate ditest dengan udara tekan
antara plate tanki dan reinforcement plate melalui
telltale holes, dan diperiksa bocoran dengan
larutan sabun atau linseed oil. Tekanan test 15
lbs/in2
TESTING SHELL
Selesai fabrikasi sebelum disambung dengan piping permanen,
harus ditest dengan salah satu metode berikut:
Hydrotest dengan air:
- Setinggi design liquid level
- Tanki dengan tight roof, setinggi 2” diatas las antara plae
atap/connecting bar ke top angle / shell
- Setinggi dibawah yang tersebut diatas, bila ada batasan overflow,
floating roof atau lainnya
Bila tidak tersedia air yang cukup:
- Lasan bagian luar dilumuri dengan highly pene-trating oil dan diperiksa
kemungkinan bocor-an dari sisi sebelah dalam
- Vacuum test atau air pressure test lasan dari kedua sisi
- Kombinasi kedua test tersebut
TESTING ROOF
Untuk roof dengan type gas tight design harus ditest dengan
cara berikut:
· Menggunakan tekanan udara tidak melebihi berat plate atap
dan dilakukan checking kebocoran dengan larutan sabun atau
material lainnya yang sesuai
· Vacuum test menggunakan vacuum box
Untuk atap tanki yang tidak didesain untuk gas-tight, inspeksi
hanya meng-gunakan cara inspeksi visual
TOLERANSI DIMENSIONAL
Untuk mendapatkan tanki dengan tampilan dan
integritas mekanis yang memenuhi syarat dan floating
roof dapat berfungsi semestinya.
PLUMBNESS:
Out of plumbness maximum puncak dinding tanki
terhadap dinding shell terbawah (bottom of the shell) tidak
melebihi 1/200 dari tinggi total tanki. Out of plumbness
pada setiap shell course tidak boleh melebihi persyaratan
plate flatness & waviness pada ASTM A6/A6M, A20/A20M
atau A480/A480M. Kriteria ini juga berlaku untuk column.
Untuk tanki floating roof, juga harus memenuhi
persyaratan API-650 Appendix H, diambil yang lebih ketat
ROUNDNESS
Radius yang diukur pada 1 foot diatas lasan
dinding ke dasar (shell-to-bottom weld) harus
tidak melebihi:

Diameter Tanki :
< 40’ - + ½”
40 to < 150’ - + ¾”
150 to < 250’ - + 1”
> 250’ - + 1 ¼”
DEVIASI LOKAL
PEAKING:
Peaking yang diukur dengan horizontal sweep board panjang
36” pada dinding luar tamki, tidak boleh melebihi ½ “

BANDING:
Banding yang diukur dengan sweep board vertical panjang
36” pada dinding luar tamki, tidak boleh melebihi ½ “

FLAT SPOTS
Flat spots yang diukur pada bidang vertical tidak boleh
melebihi plate flatness & waviness yang disyaratkan
NONDESTRUCTIVE EXAMINATION
• Prosedur NDE, dan kualifikasi Personil (NDT Examiner) untuk tes
Liquid Penetrant, Magnetic Particle,Ultrasonic dan Radiografi
harus disiapkan sesuai persyaratan ASME Code Section V.
• Standar berterima (Acceptance criteria) untuk MT, dan PT sesuai
dengan aturan ASME Section VIII Appendix 6 dan 8, sedangkan
untuk RT sesuai dengan Paragraph UW-51(b)
• Standar berterima (Acceptance criteria) untuk UT harus me-
rupakan persetujuan antara Purhaser dan Manufacturer (shall be
agreed upon by the purchaser and the manufacturer)
6.1. RADIOGRAPHIC METHOD
6.1.2 Jumlah & Lokasi (figure 6-1)
6.1.2.2 s/d Jumlah & loka radiograph
6.1.2.8 untuk shell
6.1.2.9 untuk annular plate

6.2 MAGNETIC PARTICLE EXAMINATION


6.2.1 - Method sesuai ASME V Article 7
6.2.2 – Persyaratan Prosedure
6.2.3 – Persyaratan Personnel
(Examiner)
6.3. ULTRASONIC EXAMINATION
6.3.1 - Method sesuai ASME V Article 5
6.3.2 - Persyaratan Prosedur
6.3.3 - Persyaratan Examiner
6.4. LIQUID PENETRANT EXAMINATION
6.4.1 - Method sesuai ASME V Article 6
6.4.2 – Persyaratan Prosedure
6.4.3 – Persyaratan Personnel (Examiner)
6.5 VISUAL EXAMINATION
Memuat persyaratan defects & repair melalui inspeksi visual
Sebelum pengelasan dari luar, lasan awal dari dalam harus dibersihkan dari
slag & kotoran non-metal, diinspeksi secara visual dan dengan salah satu
dari cara berikut:
o Magnetic Particle
o Menggunakan solvent liquid type penetrant
o Menggunakan water soluble type penetrant
o Menggunakan high flash point penetrating oil
o Menggunakan larutan berbusa dan vacuum box sudut

Pemeriksaan diatas dapat diabaikankan atas persetujuan antara


manufacturer & Pembeli, bila dilakukan pemeriksaan visual lasan awal dan
lasan akhir seluruhnya, serta diinspeksi kedua sisi lasan akhir dengan MT,
PT atau vacuum box sudut
INSPECTION & TESTING
5.3.2 : INSPEKSI LASAN
BUTT WELDS : harus penetrasi & fusi penuh.
Kualitas lasan diperiksa dengan radiografi dan
visual sesuai paragraph 6. Juga inspeksi visual
untuk cracks, arc strikes, excessive undercut,
surface porosity, incomplete fusion dan defect
lainnya
FILLET WELDS: diinspeksi secara visual
INSPECTION & TESTING
5.3.3 : VACUUM TESTING
• Vacuum testing dilakukan menggunakan metal testing box 6’ X
30” dengan jendela kaca sebelah atas dan dilengkapi koneksi ,
valve dan gauges.
• Lasan (seam) sepanjang + 30” yang ditest dilumuri dengan
larutan sabun atau linsed oil dan ditutup dengan box dan
divacuumkan. Timbulnya gelembung menandakan adanya
bocoran. Tekanan vacuum yang digunakan minimal 3 lbs/in2
• Sebagai alternative boleh digunakan tracer gas dan detector.
Prosedur tracer gas tester harus direview dan disetujui oleh
Purchaser
5.3.3 : INSPEKSI LASAN BOTTOM
Selesai pengelasan plate dasar, lasan di-inspeksi
dengan cara berikut:
• Air pressure test atau vacuum test
• Setelah pengelasan course pertama selesai dapat
dilakukan test denga air dibawah dasar tanki setinggi 6”
sekeliling luar tank dengan menggunakan temporary dam

5.3.4 : INSPEKSI REINFORCEMENT PLATES


Selesai fabrikasi sebelum hydrotest, semua reinforce-ment plate
ditest dengan udara tekan antara plate tanki dan reinforcement plate
melalui telltale holes, dan di-periksa bocoran dengan larutan sabun
atau linseed oil. Tekanan test 15 lbs/in2
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)

5.3.5 : TESTING SHELL


Selesai fabrikasi sebelum disambung dengan piping
permanen, harus ditest dengan salah satu metode berikut:
Hydrotest dengan air:
- Setinggi design liquid level
- Tanki dengan tight roof, setinggi 2” diatas las antara plae
atap/connecting bar ke top angle / shell
- Setinggi dibawah yang tersebut diatas, bila ada batasan overflow,
floating roof atau lainnya
Bila tidak tersedia air yang cukup:
- Lasan bagian luar dilumuri dengan highly penetrating oil dan
diperiksa kemungkinan bocoran dari sisi sebelah dalam
- Vacuum test atau air pressure test lasan dari kedua sisi
- Kombinasi kedua test tersebut
Untuk roof dengan type gas tight design harus ditest
dengan cara berikut:
 Menggunakan tekanan udara tidak melebihi berat plate
atap dan dilakukan checking kebocoran dengan larutan
sabun atau material lainnya yang sesuai
 Vacuum test menggunakan vacuum box
 Untuk atap tanki yang tidak didesain untuk gas-tight,
inspeksi hanya menggunakan cara inspeksi visual

Anda mungkin juga menyukai