Anda di halaman 1dari 85

SELAMAT DATANG

PARA PESERTA TRAINING INHOUSE


REFRESHMENT STORAGE TANK (API 650)
Jakarta, 14 Nopember 2013
RECOMMENDED INSPECTIONS CODES & STANDARDS
VESSELS PIPING TANKS

CONSTRUCTION ASME
ASME API650
SECTION
STANDARDS VIII
B31.3

API 510 API 653


NSERVICE API 570
INSPECTION API - 578
API 574 API 575
CODES/STDS API 572

API RP 571 - : Damage mechanisms affecting


fixed equipment in the Refining Industries
API RP 576 - INSPECTION OF PRESSURE
RELIEVING DEVICE
SUPPORTING API RP 577 - WELDING INSPECTION
RECOM- API RP 579 - FITNESS FOR SERVICE
MENDED ANALYSES
PRACTICES API RP 580 - RISK BASED INSPECTION
API RP 581 - API RBI BASE
RESOURCE DOCUMENT
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)
JENIS TANKI TIMBUN
Berdasarkan Product yang disimpan:
▪ Non Volatile Product
▪ Volatile Product
▪ Pressurized Product

Berdasarkan Desain & Konstruksi Tanki:


Tanki cilindris tegak, bertekanan atmospheric atau bertekanan rendah
menurut API 650 & API –620:

– Open Top:
– Closed Top
▪ Fixed Roof : Cone roof , Dome roof
▪ Floating roof: Pan, Pontoon, Double Deck

– Spherical Tanks
Tanki bulat bertekanan tinggi dengan desain menurut ASME Code Section
VIII Division-2, merupakan jenis bejana bertekanan (Pressure Vessel
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)
Roof vent
◼ Fungsi : menjaga agar tidak terjadi perubahan tekanan yang terlalu besar di
dalam tanki sewaktu pengisisan tauapun pengosongan tanki, sehingga
dengan sendirinya ukuran vent harus disesuaikan dengan filling rate tanki.
◼ Tank vent ada yang merupakan open type/goose neck vent dan
pressure vacuum vent valve.
Untuk mengindari kemungkinan burung bersarang pada tank
vent, maka harus diveri screen / kawat kassa.
Apabila diperlukan, pada roof vent dapat dipasang flame arrester
untuk mencegah agar nyala tidak merambat ke dalam tanki kalau
terjadi nyala di tank vent.
Manhole
◼ Manhole dipasang di bagian atap dan dinding tanki.
◼ Jumlah manhole yang diperlukan tergantung dari ukuran tanki /
diameter tanki
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)
Shell Nozzle
◼ Nozzle pada dinding tanki diperlukan untuk menghubungkan tank dengan
pipa isap, pipa pengisian, pemanasan steam, water drain off, foam chamber,
connection instrumentasi dan lain-lain.
◼ Karena ada bagian dinding tank yang dipotong untuk keperluan nozzle ini
maka diperlukan suatu reinforcing plate di sekeliling nozzle.
◼ Untuk mengetahui adanya kebocoran di antara tank shell dan reinforcing plate
maka reinforcing plate diberi lubang 1/4 “ diameter yang dinamakan telltale
hole.
◼ Untuk pemasangan nozzle yang kecil (3/4”-2”), tidak diperlukan pemakaian
reinforcing plate.
Clean Out Nozzle
◼ diperlukan untuk membersihkan tank sampai ke dasarnya.
◼ Untuk keperluan ini maka bagian bawah dinding tanki dibuat
nozzle yang sama rata dengan dasar tanki.
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)
WATER DRAWOFF
◼ Untuk membuang endapan air dari dalam tanki.
◼ Untuk keperluan ini pada dasar tanki dibuat sebuah bak/sump dan
pipa pembuangan dari dinding tanki dibelokkan ke arah sump.Air yang
terkumpul pada water sump akan mengalir keluar akibat tekanan isi
tanki pada saat keran pembuangan water drawoff dibuka.

TEMPERATURE INDICATOR
Untuk mengetahui temeperatur tanki, dan biasanya diukur pada jarak
3 feet dari dasar tank dan 6 feet dari dinding tanki.

TANK GAUGES
Sarana untuk mengetahui isi level tanki.
◼ floater, cable dan gage well.
◼ Gage well umumnya berukuran NPS 8”
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)

TANK MIXERS.
· Untuk keperluan blending agar bercampur dengan baik dan
keperluan lainnya adalah agar tidak terjadi endapan pada dasar
tanki.
· Tank Mixers merupakan suatu propeller yang digerakan oleh
motor listrik dan dipasang pada dinding tanki.

SWING ARM
· Swing Arm dipasang untuk dapat mengisap pada level ketinggian
tertentu. Dilengkapi de-ngan swivel joint, yang menghubungkan
swing pipe dengn nozzle isap agar pengisapan dapat dilakukan
pada setiap posisi.
STEAM COIL
Untuk service dengan minyak berat, untuk menurunkan
viscousitas
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)

PLATFORM, WALKWAY & STAIRWAYS.


Untuk pengambilan sample isi tanki pemeriksaan dan pengukuran
isi tanki.
WIND GIRDER
◼ Untuk memperkuat konstruksi shell
floating roof tank dan sekaligus
merupakan walkway untuk tanki
yang besar.

·
FIRE HYDRANT
Fasilitas / pipa air pemadam bila terjadi kebakaran. Air
tersebut bila perlu dapat dimanfaatkan untuk pendingin tanki
bila terlalu panas untuk mengurangi vapour loss.
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)
FOAM CHAMBER
◼ Sarana untuk fire fighting bila terjadi ke-bakaran tanki.
◼ Konekasi foam line terhadap tank di-tempatkan di bagian
atas tank shell dekat pada roof. Untuk menghindari
vapour loss maka foam line ditutup dengan diaphragm
yang akan pecah oleh tekanan foam line pada waktu
dipergunakan.
◼ MIXING Chamber adalah ruangan di mana akan
terbentuk foam yang diperlukan untuk menutupi atau
mengisolir permukaan fluida di tanki terhadap udara.

BURN WALL
◼ Tanggul pengaman bila isi tanki tumpah.
◼ Besarnya burn wall = volume tanki.
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)
UNTUK FLOATING ROOF:
A.ROOF VENT
• Untuk membuang udara yang terperangkap an-tara permukaan
liquid di dalam tanki dan roof pada saat pengisian tank.
Pqada saat pengisian Vent akan menutup setelah liquid
mencapai ketinggian tertentu, dan pada saat pengo-
songan tanki, vent akan membuka secara otomatis
sehingga dapat dicegah kemung-kinan terjadinya
vacuum

B.ROOF SUPPORT
• Untuk membatasi posisi atap tanki agar tidak turun lebih
jauh sehingga tidak menutup lu-bang inlet dan otlet tank,
dan tidak merusak mixer, heater dan lain-laii. Dua posisi
support:
Operasi : + 2’6” di atas bot
Maintenance : + 6” di atas bottom tank
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)

UNTUK FLOATING ROOF:


ROOF DRAIN
◼ Roof deck adalah bagian terendah dari atap,
diperlukan drain pembuangan air hujan, 2 type
◼ Flexible hose drain
Swivel joint pipe drain
· Untuk mencegah mengalirnya isi tanki apabila
terjadi bocoran pada saluran roof drain,
dipasang return valve
PERLENGKAPAN TANKI
(Tank Connection & Accessories)
D.GAGE WELL DAN GUIDE POLE
Terbuat dari pipa 8” Std pipe untuk pengukuran level tank dan pipa ini juga
dapat merupakan guide pole. Guide pole berfungsi agar roof bergerak se-
cara vertical tanpa terjadi rotasi.
E. ROOF LADDER
❑ agar dapat mencapai atap tanki.
❑ Konstruksi dibuat, agar anak tangga selalu pada posisi horizontal untuk
seluruh ketinggian atap. Bagian atas roof ladder diberi engsel yang
terpasang pada Top platform.Bagian bawah roof ladder dilengkapi dgn
roda dan rel sehingga posisinya mudah mengikuti ketinggian atap.

F.ROOF SEAL
Roof seal dipasang untuk mencegah vapour loss me-lalui clearance,
terdiri dari sealing ring, vapour seal dan mekanusme penekan ke
dinding tanki. Untuk membuang udara yang terperangkap pada roof
seal, dipasang rimvent.
ROOF MANHOLE
Roof compartment dilengkapi dengan sekurang-kurangnya 1 buah 20
inch manhole untuk keperluan maintenance.
KODE & STANDAR TANKI TIMBUN
Tanki silindris tegak,atmosferik:
◼ Indian Standard – 803
◼ Briitish standard 2654
◼ API – 650
◼ Royal Dutch Shell Standard

Tanki bertekanan rendah :


API – 620: Recommended rules for design and construction of large
welded, low pressure storage tanks.

Tanki bola bertekanan tinggi


(Spherical Tank),
Desain dan konstruksi termasuk Bejana Tekan, karena itu Standar yang
digunakan adalah ASME Code Section VIII Division 1 atau 2 Pressure
Vessels.
WELDED STEEL TANK FOR OIL STORAGE API 650
SCOPE

ADALAH TANKI YANG DIKONSTRUKSI DENGAN PENGELASAN YANG


DIGUNAKAN UNTUK MENYIMPAN PETROLEUM, PRODUK PETRO-
LEUM, ATAU PRODUK CAIRAN LAINNYA
STANDAR INI MENCAKUP
PERSYARATAN MATERIAL, DESAIN, FABRIKASI,EREKSI, DAN
TESTING UNTUK TANKI BAJA BERLAS, VERTIKAL, SILINDRIS,
DIATAS TANAH, PUNCAK TERTUTUP DAN TERBUKA
• BERBAGAI UKURAN DAN KAPASITAS
• TEKANAN INTERNAL MENDEKATI TEKANAN ATMOSFIR
(TEKANAN INTERNAL TIDAK MELEBIHI BERAT PELAT ATAP)
TEKANAN INTERNAL LEBIH TINGGI DIIZINKAN BILA MEMENUHIPERSYARATAN
TAMBAHAN APENDIKS F

TUJUAN STANDAR INI


MEMBUAT TANKI DENGAN SAFETY YANG
MEMADAI DAN BIAYA YANG CUKUP EKONOMIS
• STANDAR INI TIDAK MENENTUKAN SERI UKURAN TANKI
DAN MEMBEBASKAN PEMBELI MEMILIH UKURAN TANKI
MENURUT KEPERLUANNYA

• STANDAR INI MEMBANTU PEMBELI, PEMANUFAKTUR,


DALAM MEMESAN, MEMFABRIKASI, MEMBANGUN TANKI;
DAN TIDAK MELARANG PEMBELI DAN PEMANUFAKTUR
UNTUK MEMBELI ATAU MEMFABRIKASI TANKI DENGAN
SPESIFIKASI LAINNYA

• PEMBELI MENENTUKAN APAKAH UKURAN TANKI INI DA-


LAM SI UNIT STANDARD ATAU US CUSTOMARY STANDARD

• APENDIKS STANDAR INI MEMBERIKAN SEJUMLAH OPSI


DESAIN YANG MEMERLUKAN KEPUTUSAN PEMBELI,
PERSYARATAN STANDAR, REKOMENDASI, DAN INFOR-
MASI YANG MERUPAKAN SUPLEMEN STANDAR DASAR

• APENDIKS AKAN MENJADI PERSYARATAN HANYA APA-


BILA PEMBELI MENETAPKAN OPSI YANG DICAKUP DALAM
APENDIKS
SCOPE:
Cakupan:Vertical, Silindris, puncak terbuka / tertutup, P-
internal: atmospheric atau < berat pelat atap. Ditopang merata,
service non-refri-gerasi Suhu operasi maksimal 90oC (200oF)
COMPLIANCY:
Pemanufaktur (Pemasok) sepenuhnya bertanggung-jawab atas dipenuhinya
persyaratan Standar. Inspeksi oleh pihak Purchaser tidak membebaskan
Pemasok dari kewajiban penyediaan pengendalian kualitas dan inspeksi untuk
menjamin dipenuhinya kewajiban tersebut.

APPENDIX:
Appendix A: untuk tanki kecil dengan tebal shell tidak melebihi 0.5” (termasuk
corrosion allowance)
Appendix B: rekomendasi desain untuk fondasi tanki
Appendix N: persyaratan untuk penggunaan material (plate atau pipa) yang
tidak sepenuhnya terindikasi
◼ API 650 SECTION 24 : MATERIALS
◼ API 650 Appendix N
(Used of new materials that are not identified)
◼ API 653 SECTION 5 – Brittle Fracture Consideration

◼ API 653 SECTION 7 – Materials


MATERIAL SPECIFICATION
Spesifikasi Material dalam Standar Industri setiap Negara:
· ASTM : American Society for Testing and Materials
· BSI : British Standard Institution
· JIS : Japan Industrial Standard
· CSA : Canadian Standard Association
· DIN : Deustcher Nomenausschus
· SNI : Standar Nasional Indonesia
· ISO : International Organization for Standardization
Material untuk Tanki Penimbun (API-650)
· Plates Flanges
· Sheets Bolting
· Structural shapes Welding consumables
· Piping & forgings
• Harus memenuhi spesifikasi yang tertera dalam API-
650 beserta limitasi dan modifikasi yang dibolehkan
dalam standar tersebut.
• Material yang diproduksi dengan spesifikasi lainnya
dapat diterima, sejauh material disertifikasi dengan
persyaratan yang memenuhi salah satu dari yang ada
didaftar yang tertera di API-650, serta disetujui oleh
Purchaser.
• Material yang tidak beridentitas (Unidentified), baru /
belum dipakai, boleh diterima, asalkan lulus uji yang
disyaratkan didalam Appendix N
SPESIFIKASI PLATE UNTUK TANKI
• Semua plate harus diproduksi dengan proses Openhearth, Electric
Furnace atau Basic Oxygen Process. Baja yang dibuat melalui Proses
Thermo Mechanical Control (TMCP) boleh digunakan apabila disetujui
bersama antara purchaser dan manufacturer
• Materials Plates dibagi dalam kelompok Group I sampai VI pada Table
4 – 4a/b.
• Plates untuk Shell dibatai sampai tebal 1.75” (45 mm) . Untuk insert
atau flanges boleh lebih dari1.75”
• Plates dengan tebal diatas 1.5” (40 mm) harus dinormalized atau
quench tempered, killed, dengan cara fine grain practice, dan
disyaratkan impact test.
SPESIFIKASI PLATE UNTUK TANKI (Lanjutan)
• Plate yang memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM pada para 4.2.2
dapat diterima dengan batasan, terutama tebal maksimalnya.
• Plate memenuhi persyaratan spesifikasi CSA pada para 4.2.3 dapat
diterima dengan batasan,( tebal maksimal dan kadar paduan yang
dibolehkan untuk pengaturan bulir ( Grain Refinement)
• Plate sesuai ISO 630 grades E 275 & E355 dapat diterima dengan
batasan tertera para 4.2.4
• Plates memenuhi National Standard selain dari ASTM, CSA and ISO
dapat diterima, sejauh persyaratan komposisi kimia dan sifat mekanis
memenuhi salah satu yang tercantum dalam Table 4-2 ( para 4.2.5)
PERSYARATAN UMUM SUPLAI ( DELIVERY)
• Material harus memenuhi persyaratan yang tertera dalam spesifikasi
yang ada dalam list, namun tidak ada pembatasan tentang lokasi
manufakturingnya.
• Material harus sesuai untuk dikerjakan dengan lasfusi. Apabila ada
reparasi (surface defect), maka harus menggunakan elektrode las
rendah Hidrogen, yang sifat komposisi kimia, kekuatan dan kualitasnya
kompatibel dengan material plate-nya.
• Jika dispesifikasikan oleh Purchaser, plate harus fully killed, berbulir
halus ( fine grain practice).
• Untuk plate dengan specifikasi Mn < 1.60%, Mn boleh dinaikkan
sampai 1.60% heat, menurut opsi plate producer untuk menjaga
strength level, asalkan maximum C diturunkan maksimal .20% (heat),
dan mampu lasnya harus diperhatikan.
• Cb, V, N, Cu, Cr, Mo tidak boleh melebihi limitasi pada para 4.2.6.5.
Heat treatment of steel adalah proses heating & cooling
dengan cara yang sesuai untuk mendapatkan mutu / sifat
yang diharapkan (to obtain the desirable quality /
properties) :
➢ JENIS / TYPE
➢ TUJUAN / PURPOSE
➢ METHOD
Normalizing: untuk memperoleh normal structure dengan cara
heating pada 30-50oC diatas garis A3 (Acm line), holding, dan
cooling diudara (in still air)
Annealing (full): untuk melunakkan (soften steel) dan
mendapatkan butir halus (fine grain structure), dengan
heating pada 30-50oC diatas garis A3 (Acm line),holding &
cooling secara pelan (slowly in the furnace)
Process annealing : mengihlangkan internal stress.
Heating pada 600 - 650oC, holding, dan cooling
perlahan-lahan dalam furnace
Quenching : untuk mengeraskan (harden steel ) dengan
heating pada 30-50oC diatas garis A3 dan cool ing
cepat dalam cooling media (air, olie, garam cair)
Tempering: untuk memoperbaiki mechanical strength
dan toughness dari hardened steel, dengan Heating
dibawah garis A1 , holdng, dan cool ing dii furnace /
udara
❖ Apabila dispesifikasikan oleh Purchaser, fully killed steel harus
diberikan perlakuan panas (heat treatment) untuk memperoleh bulir
halus melalui normalizing, atau pemanasan secara merata untuk hot
forming. Temperature heating untuk hot-forming harus equivalent atau
tidak tertalu melebihi temperature normalizing.
❖ Dalam pemesanan (purchase order), purchaser harus mencantumkan,
apakah produser yang harus melakukan heat treatment plate tersebut.
❖ Apabila disyaratkan normalized plate, dapat digunakan controlled-
rolled plates (untuk peningkatan notch thoughness) tetapi harus
mendapat persetujuan Purchaser, dan disyaratkan Impact test .
❖ Tensile test harus dilakukan pada setiap plate yang sudah di-heat
treatment
• Persyaratan sampel untuk Impact test harus diambil
setelah heat treatment dan memenuhi persyaratan
energi seperti disyaratkan.
• Untuk material yang tipis, boleh digunakan sampel
subsized. Namun hasil nilai energinya harus memenuhi
persyatan seperti pada full sized speciments.
• Testing apparatus, kalibrasi, dan permissible
temperature dari specimens harus memenuhi
persyaratn standar yang diakui.
• Evaluasi Notch toughness harus berdasarkan persyaratan tebal
(governing thickness) - para 4.5.4.3.
• Plates > 1.5” (40 mm) harus killed steel dibuat dengan fine
grain practice dan dilakukan heat treatment, serta di impact
test “ as heat treated”.
• Plates < 1.5” (40 mm) tebal dapat digunakan pada atau diatas
design metal temperature tertera pada tabel Figure 2-1 tanpa
impact testing.

Bila harus ditetapkan toughness material, Impact test


harus dilaksanakan sesuai para 4.2.10
SECTION 5: DESAIN
DESAIN SAMBUNGAN

◼ Double-welded butt joint • Butt-weld


• Single-welded butt joint + backing • Fillet weld
• Double-welded lap joint • Full-fillet weld
• Single-welded lap joint • Tack weld
TYPE / JENIS SAMBUNGAN
SAMBUNGAN VERTICAL SHELL:
◼ Harus butt joint penetrasi penuh
◼ Sambungan vertical shell course yang berdekatan tidak boleh segaris, tetapi
harus diberi jarak sejauh minimal 5 X tebal pelat tertebal
SAMBUNGAN HORIZONTAL SHELL:
◼ Harus butt joint penetrasi penuh, kecuali top angle
◼ Kecuali dispesifikasikan, centerline dua shell yang disambungkan horizontal
harus segaris
LAINNYA LIHAT GAMBAR 3-1, 3-2, 3-3A & 3-3B
SAMBUNGAN PLATE DASAR & ATAP:
◼ Single-welded lap joint

BATASAN / PENGECUALIAN (RISTRICTION) :


◼ Tack weld tidak boleh diperhitungkan memiliki nilai kekuatan pada
struktur
◼ Batasan ukuran minimal untuk fillet dan ukuran minimal & maksimal
untuk lap pada lap joint
5.2.PERTIMBANGAN DESAIN:
▪ Faktor desain, yang harus dinyatakan pemesan: suhu desain metal, berat jenis
isi dan kecepatan angin
▪ Beban external
▪ Tindak pencegahan: Corrosion allowance, uji kekerasan material
▪ Tekanan external
5.3. PERTIMBANGAN KHUSUS
◼ Fondasi
◼ Corrosion allowance
◼ Kondisi service
◼ Kekerasan lasan

5.4. PELAT DASAR (BOTTOM PLATE)


Tebal pelat minimal ¼” (6 mm) tanpa C.A. dan lebar minimal 72” (1800 mm)
5.5. PELAT DASAR ANNULAR
◼ Disyaratkan untuk pelat dasar dan shell course pertama dari material group IV keatas
Persyaratan tebal dan lebar minimal pelat annular
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)
5.6. DESAIN SHELL
• Tebal shell harus lebih tebal dari tebal desain termasuk c.a. namun minimal
harus tidak kurang dari:
Diameter tanki Tebal Pelat
Meter Foot mm inch

< 15 < 50 5 3/16


15 - <36 50 - <120 6 1/4
30 - 60 120 - 200 8 5/16
> 60 > 200 10 3/8

Lebar pelat minimal 72” (1800 mm)


Tebal desain dihitung berdasarkan tanki diisi setinggi H dengan liquid berberat
jenis yg ditetapkan
Tebal hidrostatik dihitung berdasarkan tanki diisi setinggi H dengan air
Tebal suatu course tidak boleh lebih tipis dari shell diatasnya.
Shell harus dicheck stabilitas terhadap buckling akibat beban angin.bila kurang harus
dinaikkan tebalnya
5.6.3. 1 - FOOD DESIGN METHOD
2.6 D (H-1) G
td = + CA
Sd
D = diameter tanki (feet)
H = ketinggian desain permukaan cairan
(diukur dari dasar tanki) - feet= jarak dari dasar
pelat course ke puncak/top-angle
G = berat jenis liquid
Sd = allowable stress material
CA = corrosion allowance
5.6.4. VARIABLE DESIGN POINT METHOD

• Digunakan bila tidak dispesifikasikan metode 1-foot


• Bila persyaratan berikut terpenuhi:

L / H < 2 , dimana

L = ( D t)0.5 , dalam inch


D = diameter, feet
t = tebal course terbawah
H = ketinggian desain liquid
5.7. BUKAAN PADA SHELL (OPENING)
▪ Reinforcement & welding
▪ Opening diameter > 2” harus berpenguat (memakai
reinforementa)
• Aturan jarak/spacing lasan sekitar opening
• Shell manhole
• Shell nozzle & Flanges
• Flush type cleanout fittings
• Flush type shell connection
5.8. SHELL ATTACHMENTS & TANK
APPURTENANCES
• Shell attachments
• Bottom connections
• Cover plates
• Manhole pada atap
• Nozzle pada atap
• Opening segiempat di atap (Rectangular roof
openings)
• Saluran pembuang air (water draw-off sump)
• Platform, tangga & jalan orang
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)
5.9.WIND GIRDERS
(Top & Intermediate)

Tanki terbuka atas harus dilengkapi dengan cincin penguat


(stiffening ring) untuk menjaga tetap bulat karena beban angin.
Stiffening ring harus dipasang pada puncak atau dekat pun-cak
course teratas, seyogyanya disisi luar shell.
Stiffening rings (Types & Restrictions)
• Stiffening ring untuk jalan orang
• Support untuk stiffening ring
• Top wind girders
* Intermediate wind girders
5.10 ATAP TANKI (ROOF)
3.10.1 Definisi:
◼ Supported cone roof:bentuk kerucut dengan rafter bertumpu pada
girder dengan column atau rafter bertumpu pada truss dengan atau
tanpa coulumn

◼ Self supporting cone roof: bentuk kerucut yang betumpu hanya


pada lingkar luar (periphery)

◼ Self supporting dome roof: bentuk spherical yang hanya bertumpu


pada lingkar luar (periphery)

◼ Self supporting umbrella bentuk dome modifikasi dengan bagian


horizontal poligon yang hanya ber tumpu pada lingkar luar
(periphery)
5.10 ATAP TANKI (ROOF)
5.10.1 Definisi:
• Supported cone roof:bentuk kerucut dengan rafter
bertumpu pada girder dengan column atau rafter
bertumpu pada truss dengan atau tanpa coloumn
• Self supporting cone roof: bentuk kerucut yang ber-
tumpu hanya pada lingkar luar (periphery)
• Self supporting dome roof: bentuk spherical yang
hanya bertumpu pada lingkar luar (periphery)
• Self supporting umbrella bentuk dome modifikasi
dengan bagian horizontal poligon yang hanya ber tumpu
pada lingkar luar (periphery)
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)
ATAP (ROOF)
General:
▪ Atap & strukturnya harus didesain untuk
menahan dead load ditambah life load tidak
kurang dari 25 lbf/ft2)
▪ Tebal plate atap minimal 5 mm (3/16”) plus C.A.
▪ Plate atap harus dilas fillet penuh dengan top-
angle pada sisi atasnya saja
▪ Bila dispesifikasikan sambungan frangible, maka
▪ cross-sectional area sambungan roof ke shell harus
▪ tidak melebihi harga:
W
A =
201.000 tan 

5.11. BEBAN ANGIN (OVERTURNING STABILITY)

▪ Stabilitas tanki terhadap beban angin harus dihitung bila disyaratkan


oleh Purchaser
SECTION 6 – FABRICATION
GENERAL:
Fabrikasi harus dilaksanakan menurut standar, dan hasil
pekerjaan (workmanship) harus berkualitas dan diperiksa se-
baik-baiknya oleh Inspector Manufacturer, walaupun pembeli
tidak melakukan inspeksi.

◼ Meluruskan material tidak boleh dengan memanaskan atau


dengan hamer kecuali dijaga suhunya pada suhu forging
PLATE EDGES FINISH
Ujung plate boleh dipotong dengan mesin, chipping atau gas. Gunting
boleh digunakan untuk plate tebal maksimum 3/8” untuk butt-joint dan
5/8” untuk lap joint.
Jika dipotong dengan gas, hasil potongan harus rata dan bebas dari
kerak dan karat.Ujung circumferential boleh dipotong dengan gas
secara manual.
◼ Plate dinding harus dibentuk untuk memenuhi kelengkungan dan
prosedur ereksi tanki
◼ Semua plate yang dipotong dan dibentuk harus dimarka sesuai Mfr.
Drawing
◼ Plate & material tanki lainnya harus dikemas untuk dikirim agar
tidak mengalami kerusakan
SHOP INSPECTION
◼ Inspector pembeli harus diizinkan melakukan inspeksi di fasilitas
fabrikasi kapan saja selama fabrikasi berlangsung. Seyogyanya
inspeksi dilakukan sebelum dikirim (prior to shipment)
◼ Mill & Shop Inspection tidak membebaskan Manufacturer dari
kewajiban mengganti kerusakan material atau hasil kerja yang tidak
memenuhi syarat yang ditemukan dilapangan.
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API
Standard
SECTION 650)
7 – ERECTION
DETAIL WELDING – UMUM:
◼ Welding harus menggunakan proses SMAW, GMAW, GTAW, oxyfuel,
FCAW, SAW, electroslag atau electrogas. Penggunaan proses oxyfuel,
electroslag atau electrogas hanya dapat digunakan atas persetujuan
antara manufacturer & pembeli. Proses oxyfuel, electroslag atau
electrogas tidak boleh untuk material yang disyaratkan impact test.
◼ Welding tidak boleh dilakukan jika material basah oleh
hujan, dll
◼ Setiap layer lasan harus dibersihkan sebelum layer
selanjutnya
◼ Ujung lasan tidak boleh tajam; Maksimum undercut yang
diizinkan untuk vertical joint 1/64” dan horizontal joint
1/32”
SECTION 5 – ERECTION
DETAIL WELDING – UMUM:
(LANJUTAN)
◼ Kampuh las (reinforcement) dibatasi sesuai point 7.2.1.5.
◼ Tackweld pada vertical joint harus dibuang jika
pengelasan akan dilakukan secara manual. Jika
menggunakan SAW, tackweld tidak harus dilepas, tetapi
harus dibersihkan. Tack-welding harus menggunakan
WPS yang berkualifikasi.
◼ SMAW harus menggunakan kawat las type low hydrogen
untuk pengelasan shell pertama ke plate da material
Group IV - VI sar atau ke annular plate untuk plate tebal
½” keatas dari Grup I – III serta untuk semua shell tanpa
limit ketebalan
DETAIL WELDING – SHELL
▪ Misalignment yang diizinkan untuk butt-joint
vertical : untuk plate 5/8” keatas adalah 10% tebal
atau 1/8” (diambil yang terkecil) dan untuk plate
tebal kurang dari 5/8” adalah 1/16”
▪ Untuk sambungan horizontal, proyeksi plate
sebelah atas terhadap plate bawahnya tidak boleh
melebihi 20% tebal plate atasnya atau 1/8”
maksimum; untuk plate atas yang tebalnya kurang
dari 5/16”, proyeksi maksimal diizinkan adalah
1/16”
DETAIL WELDING – SHELL:
◼ Shell plate material tebal diatas 1 ½” disyaratkan multipass
WPS dengan setiap pass tidak melebihi ¾” dan preheating
200o F minimal
◼ Pengelasan attchment permanen atau temporer material
Group IV, IVA, V & VI harus menggunakan electrode type
low hydrogen. Attachment permanen yang dipasang pada
tempat attachment sementara yang dilepas harus
diperiksa visual & MT. WPS untuk attachment tersebut
harus yang tidak cenderung menyebabkan underbead
cracking.
◼ Semua lasan manway, nozzles & clean-out opening, setelah
stress relief dan sebelum hydrotest harus diinspeksi secara
visual & MT
Welded Steel Tanks for Oil Storage
(API Standard 650)
DETAIL WELDING – BOTTOM PLATE:
➢ Pengelasan plate setelah diatur dan ditack-weld
harus dengan urutan tertentu agar distorsi di-
usahakan seminimal mungkin.
➢ Pengelasan shell ke bottom harus selesai dahulu
sebelum pengelasan terakhir bagian bottom yang
ditinggalkan sebagai kompensasi
➢ Clips dan tack-weld boleh digunakan untuk
penyetelan shell dengan bottom sebelum dilakukan
continous wlding sambungan shell-bottom
Sebelum pengelasan dari luar, lasan awal dari dalam harus
dibersihkan dari slag & kotoran non-metal, di-inspeksi visual
dan salah satu dari cara berikut:
o Magnetic Particle
o Menggunakan solvent liquid type penetrant
o Menggunakan water soluble type penetrant
o Menggunakan high flash point penetrating oil
o Menggunakan larutan berbusa dan vacuum box sudut
Pemeriksaan diatas dapat dibatalkan atas persetujuan antara
manufacturer & Pembeli, bila dilakukan pemeriksaan visual
lasan awal dan lasan akhir seluruhnya, serta diinspeksi kedua
sisi lasan akhir dengan MT, PT atau vacuum box sudut
ROOF
Standar ini tidak mengatur pemasangan roof kecuali struktur
framing harus lurus dan rata
Welded Steel Tanks for Oil
Storage
(API Standard 650)
INSPECTION, TESTING & REPAIRS
INSPECTION OF WELDS
◼ BUTT WELDS: harus penetrasi & fusi penuh.
Kualitas lasan diperiksa dengan radiografi dan
visual sesuai paragraph 6. Juga inspeksi visual
untuk cracks, arc strikes, excessive undercut,
surface porosity, incomplete fusion dan defect
lainnya
◼ FILLET WELDS: diinspeksi secara visual
VACUUM TESTING
▪ Vacuum testing dilakukan menggunakan metal testing box 6’ X
30” dengan jendela kaca sebelah atas dan dilengkapi koneksi,
valve dan pengukur vacuum (gauges).
▪ Lasan (seam) sepanjang + 30” yang ditest dilumuri dengan
larutan sabun atau linsed oil dan ditutup dengan box dan
divacuumkan. Timbulnya gelembung menandakan adanya bo-
coran. Tekanan vacuum yang digunakan minimal 3 lbs/in2
▪ Sebagai alternative boleh digunakan tracer gas dan detector.
Prosedur tracer gas tester harus direview dan disetujui oleh
Purchaser
INSPEKSI LASAN BOTTOM
Selesai pengelasan plate dasar, lasan diinspeksi dengan
cara berikut:
❑ Air pressure test atau vacuum test
❑ Setelah pengelasan course pertama selesai
dapat dilakukan test denga air dibawah
dasar tanki setinggi 6” disekeliling luar tank
dengan menggunakan temporary dam

INSPEKSI REINFORCEMENT PLATES


Selesai fabrikasi sebelum hydrotest, semua
reinforcement plate ditest dengan udara tekan
antara plate tanki dan reinforcement plate melalui
telltale holes, dan diperiksa bocoran dengan
larutan sabun atau linseed oil. Tekanan test 15
lbs/in2
TESTING SHELL
Selesai fabrikasi sebelum disambung dengan piping permanen,
harus ditest dengan salah satu metode berikut:
Hydrotest dengan air:
- Setinggi design liquid level
- Tanki dengan tight roof, setinggi 2” diatas las antara plae
atap/connecting bar ke top angle / shell
- Setinggi dibawah yang tersebut diatas, bila ada batasan overflow,
floating roof atau lainnya
Bila tidak tersedia air yang cukup:
- Lasan bagian luar dilumuri dengan highly pene-trating oil dan diperiksa
kemungkinan bocor-an dari sisi sebelah dalam
- Vacuum test atau air pressure test lasan dari kedua sisi
- Kombinasi kedua test tersebut
TESTING ROOF
Untuk roof dengan type gas tight design harus ditest dengan
cara berikut:
· Menggunakan tekanan udara tidak melebihi berat plate atap
dan dilakukan checking kebocoran dengan larutan sabun atau
material lainnya yang sesuai
· Vacuum test menggunakan vacuum box
Untuk atap tanki yang tidak didesain untuk gas-tight, inspeksi
hanya meng-gunakan cara inspeksi visual
REPAIR WELDS
◼ Semua defect lasan harus diperhatikan dan hasil
repair yang dilakukan harusmendapat persetujuan
Purchaser
◼ Pinhole leaks atau porosity pada bottom harus
direpair dengan welding. Caulking secara mekanis
tidak dibolehkan
◼ Defect yang ditemukan setelah diisi air untuk
hydrotet boleh direpair setelah level air diturunkan
paling sedikit 1 foot dibawah elevasi yang direpair
TOLERANSI DIMENSIONAL
Untuk mendapatkan tanki dengan tampilan dan
integritas mekanis yang memenuhi syarat dan floating
roof dapat berfungsi semestinya.
PLUMBNESS:
Out of plumbness maximum puncak dinding tanki
terhadap dinding shell terbawah (bottom of the shell)
tidak melebihi 1/200 dari tinggi total tanki. Out of
plumbness pada setiap shell course tidak boleh melebihi
persyaratan plate flatness & waviness pada ASTM
A6/A6M, A20/A20M atau A480/A480M. Kriteria ini juga
berlaku untuk column. Untuk tanki floating roof, juga
harus memenuhi persyaratan API-650 Appendix H,
diambil yang lebih ketat
ROUNDNESS
Radius yang diukur pada 1 foot diatas lasan
dinding ke dasar (shell-to-bottom weld)
harus tidak melebihi:
Diameter Tanki :
< 40’ - + ½”
40 to < 150’ - + ¾”
150 to < 250’ - + 1”
> 250’ - + 1 ¼”
DEVIASI LOKAL
PEAKING:
Peaking yang diukur dengan horizontal sweep board
panjang 36” pada dinding luar tamki, tidak boleh melebihi
½ “
BANDING:
Banding yang diukur dengan sweep board vertical panjang
36” pada dinding luar tamki, tidak boleh melebihi ½ “

FLAT SPOTS
Flat spots yang diukur pada bidang vertical tidak boleh
melebihi plate flatness & waviness yang disyaratkan
FOUNDATIONS
▪ Foundation harus memiliki bearing capacity cukup untuk
menjaga kerataannya (trueness)
▪ Jika disyaratkan kerataan foundation terhadap bidang
horizontal maka teloransinya adalah:
❖ Bila dibawah dinding shell tanki diberi fondasi cincin (concret
ringwall), puncak ringwall harus kerataan (level) 1/8“pad setiap 10 feet
melingkar (circumference) atau 1/4” total circumference yang diukur
dari elevasi rata-rata.
❖ Bila tidak dilengkapi dengan concrete ringwalls, foundation dibawah
dinding (shell tanki)harus pada kerataan (level) 1/8” pada setiap 10
feet circumferencedan pada + ½ ” total circumference yang diukur dari
elevasi rata-rata.
❖ Fondasi concrete slab persyaratan untul 1 foot pertama dari luar
mengarah kedalam sesuai syarat pada fondasi type ringwall
FOUNDATIONS
Fondasi miring terhadap bidang horizontal (di-sloped), beda
elevasinya harus dihitung,(terhadap titik teratas ditetapkan),
dan beda elevasi actual dari hasil perhitungan harus tidak
melebihi:
# Bila ada fondasi cincin, + 1/8“ pada setiap 30 feet
melingkar (circumference) atau + 1/4” total circum-
ference
# Bila tidak dengan concrete ringwalls, +1/8” pada
setiap 10 feet circumferencedan, dan + inch total
circumference
NONDESTRUCTIVE EXAMINATION
◼ Prosedur NDE, dan kualifikasi Personil (NDT Examiner)
untuk tes Liquid Penetrant, Magnetic Particle,Ultrasonic dan
Radiografi harus disiapkan sesuai persyaratan ASME Code
Section V.
◼ Standar berterima (Acceptance criteria) untuk MT, dan PT
sesuai dengan aturan ASME Section VIII Appendix 6 dan 8,
sedangkan untuk RT sesuai dengan Paragraph UW-51(b)
◼ Standar berterima (Acceptance criteria) untuk UT harus me-
rupakan persetujuan antara Purhaser dan Manufacturer (shall
be agreed upon by the purchaser and the manufacturer)
8.1. RADIOGRAPHIC METHOD
8.1.2 - Jumlah & Lokasi (figure 6-1)
81.2.2 - 6.1.2.8 : Jumlah & lokasi radiograph - shell
8.1.2.9 - untuk annular plate
8.1.3.1 - Method sesuai ASME V Article 2
8.1.3.2 - Persyaratan Personnel (Examiner)
8.2 MAGNETIC PARTICLE EXAMINATION
8.2.1 - Method sesuai ASME V Article 7
8.2.2 – Persyaratan Prosedure
8.2.3 – Persyaratan Personnel (Examiner)
8.3. ULTRASONIC EXAMINATION
8.3.1 - Method sesuai ASME V Article 5
8.3.2 - Persyaratan Prosedur
8.3.3 - Persyaratan Examiner
8.4. LIQUID PENETRANT EXAMINATION
8.4.1 - Method sesuai ASME V Article 6
8.4.2 – Persyaratan Prosedure
8.4.3 – Persyaratan Personnel (Examiner)
8.5 VISUAL EXAMINATION
Memuat persyaratan defects & repair melalui inspeksi visual
Sebelum pengelasan dari luar, lasan awal dari dalam harus dibersihkan dari
slag & kotoran non-metal, diinspeksi secara visual dan dengan salah satu
dari cara berikut:
o Magnetic Particle
o Menggunakan solvent liquid type penetrant
o Menggunakan water soluble type penetrant
o Menggunakan high flash point penetrating oil
o Menggunakan larutan berbusa dan vacuum box sudut

Pemeriksaan diatas dapat diabaikankan atas persetujuan antara


manufacturer & Pembeli, bila dilakukan pemeriksaan visual lasan awal dan
lasan akhir seluruhnya, serta diinspeksi kedua sisi lasan akhir dengan MT,
PT atau vacuum box sudut
INSPECTION & TESTING
8.3.2 : INSPEKSI LASAN
BUTT WELDS : harus penetrasi & fusi penuh.
Kualitas lasan diperiksa dengan radiografi dan
visual sesuai paragraph 6. Juga inspeksi visual
untuk cracks, arc strikes, excessive undercut,
surface porosity, incomplete fusion dan defect
lainnya
FILLET WELDS: diinspeksi secara visual
INSPECTION & TESTING
8.3.3 : VACUUM TESTING
◼ Vacuum testing dilakukan menggunakan metal testing
box 6’ X 30” dengan jendela kaca sebelah atas dan
dilengkapi koneksi , valve dan gauges.
◼ Lasan (seam) sepanjang + 30” yang ditest dilumuri
dengan larutan sabun atau linsed oil dan ditutup dengan
box dan divacuumkan. Timbulnya gelembung
menandakan adanya bocoran. Tekanan vacuum yang
digunakan minimal 3 lbs/in2
◼ Sebagai alternative boleh digunakan tracer gas dan
detector. Prosedur tracer gas tester harus direview
dan disetujui oleh Purchaser
8.3.3 : INSPEKSI LASAN BOTTOM
Selesai pengelasan plate dasar, lasan
di-inspeksi dengan cara berikut:
◼ Air pressure test atau vacuum test

◼ Setelah pengelasan course pertama selesai dapat


dilakukan test denga air dibawah dasar tanki setinggi 6”
sekeliling luar tank dengan menggunakan temporary dam

8.3.4 : INSPEKSI REINFORCEMENT PLATES


Selesai fabrikasi sebelum hydrotest, semua reinforce-
ment plate ditest dengan udara tekan antara plate tanki
dan reinforcement plate melalui telltale holes, dan di-
periksa bocoran dengan larutan sabun atau linseed oil.
Tekanan test 15 lbs/in2
Welded Steel Tanks for Oil Storage (API Standard 650)

8.3.5 : TESTING SHELL


Selesai fabrikasi sebelum disambung dengan piping permanen,
harus ditest dengan salah satu metode berikut:
Hydrotest dengan air:
- Setinggi design liquid level
- Tanki dengan tight roof, setinggi 2” diatas las antara plae
atap/connecting bar ke top angle / shell
- Setinggi dibawah yang tersebut diatas, bila ada batasan overflow,
floating roof atau lainnya
Bila tidak tersedia air yang cukup:
- Lasan bagian luar dilumuri dengan highly penetrating oil dan
diperiksa kemungkinan bocoran dari sisi sebelah dalam
- Vacuum test atau air pressure test lasan dari kedua sisi
- Kombinasi kedua test tersebut
Untuk roof dengan type gas tight design harus
ditest dengan cara berikut:
❖ Menggunakan tekanan udara tidak melebihi berat plate
atap dan dilakukan checking kebocoran dengan larutan
sabun atau material lainnya yang sesuai
❖ Vacuum test menggunakan vacuum box
❖ Untuk atap tanki yang tidak didesain untuk gas-tight,
inspeksi hanya menggunakan cara inspeksi visual
Metode & Prosedur NDE, kualifikasi
dan standar berterima (Acceptance
criteria) untuk tes Visual, Liquid
Penetrant, Magnetic Particle,
Ultrasonic dan Radiografi harus
disiapkan menurut Standar API-650.
Personil (NDT Examiner) harus
dikualifikasi menurut API-650 (Ref.
API 650 Section 6)
12.1.2 :Shell Penetrations
◼ UT lamination check disyaratkan untuk:
a. Penambahan reinforcement plate pada bukaan tanpa reinforcement
b.Pemasangan connection dengan cara hot-tap.
◼ Permukaan setelah gouging atau grinding untuk melepas lasan
reinforcement pad harus diinspeksi secara visual, test magnetic particle
atau liquid penetrant.
◼ Lasan yang memautkan nozzle ke shell atau pad ke shell dan leher nozzle
harus diinspeksi dengan magnetic particle atau liquid penetrant test.
◼ Lasan pada komponen yang di stress-relief harus diinspeksi visual serta
ditest magnetic particle atau liquid penetrant (setelah stress relief, tetapi
sebelum hydrostatic test).
◼ Lasan antara insert plate dan shell plate harus di-radiography 100%.
RADIOGRAPHS
Persyaratan jumlah dan lokasi Radiograph sama dengan
persyaratan pada API-650, dengan tambahan radiograph:
❖ Lasan vertical baru atau repaired: (1) pada setiap joint.
❖ Lasan horizontal baru atau repaired: (1) untuk setiap 50'
joint, tidak termasuk persyaratan untuk intersections
❖ Setiap sambungan intersection baru atau repaired: (1)
❖ Setiap sambungan butt-weld annular plate - Per API-650.
❖ Untuk tanki rekonstruksi disyaratkan radiografi 25% dari semua
sambungan lasaan baru ke lasan lama
❖ Lasan shell insert atau door sheet baru atau penggantian:
a. Circular - Minimum (1) radiograph
b. Bujursangkar atau segiempat (Rectangular):
vertical (1)
horizontal (1)
setiap sudut (1) .
Catatan: Semua junction antara lasan repair dan existing weld harus di-radiografi. Jika
ditemukan defect, seluruh area lasan repair harus diradiografi 100%.

ACCEPTANCE CRITERIA
Bila radiograph dari intersection antara lasan baru dan lasan lama ditemukan cacat yang
tidak diterima (unacceptable flaws by current standards) maka lasan boleh di-evaluasi menurut
aturan original construction standard.

Anda mungkin juga menyukai