BAYU ALFAREZA
NRP. 0817040003
DOSEN PENGAJAR I
R. DIMAS ENDRO W, S.T.,M.T.
DOSEN PENGAJAR II
NURVITA ARUMSARI S.Si.,M.Si.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar tanpa hambatan. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada kepada:
1. Bapak Raden Dimas Endro W. ST.,MT., selaku dosen pertama pada mata kuliah Perencanaan dan
Pengendalian Proyek Perpipaan
2. Ibu Nurvita Arumsari S.Si.,M.Si., selaku dosen kedua pada mata kuliah Perencanaan dan
Pengendalian Proyek Perpipaan.
Tujuan dari laporan ini adalah untuk dapat melakukan analisa dan estimasi sebuah proyek.
Mulai dari perencanaan, pengendalian, dan pelaksanaan proyek tersebut. Dengan adanya laporan ini
diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai
Perencanaan dan pengendalian proyek, khususnya proyek installasi sistem perpipaan.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para pembaca.
Penulis
UMUM
N Unsur Sat
Nilai
o. kandungan uan
1 Carbon.max 0,3 %
0,29-
2 Manganese %
1.06
Phosphorus.m
3 0,035 %
ax
4 Slufur.max 0,035 %
5 Silicon.min 0,1 %
6 Crom.max 0,4 %
7 Copper.max 0,4 %
Molybdenum.
8 0,15 %
max
9 Nikel.max 0,4 %
1 Vanadium.ma
0,08 %
0 x
N Sat
Uraian Hasil
o. uan
Seamless
1 Product Form -
pipe
2 P. No. 1 -
3 Groub. No. 1 -
Min. Tensile Mp
4 415
Strength a
Min. Yield Mp
5 240
Strength a
2.1 Umum
Pipe flow Diagram adalah diagram alir pertama kali dikembangkan oleh departemen diagram
alir. Ini meliputi:
1. Peralatan utama
2. Pipa utama
3. Arah aliran
4. Tekanan operasi dan suhu
5. Instrumentasi utama
Diagram aliran proses akan menunjukkan sebagai berikut:
Kondisi yang harus digunakan untuk desain berbagai potongan-potongan peralatan (kolom
fraksinasi, pompa, pemanas, dll) yang diperlukan untuk fasilitas operasi.
kondisi pengoperasin dan desain dimana unit atau peralatan tertentu akan secara normal
beroperasi. kondisi desain menetapkan batas-batas yang peralatan gunakan dalam fasilitas tersebut
dapat bertahan. Desain Tekanan dihitung menjadi setidaknya 10% di atas tekanan operasi
maksimum atau 25# lebih besar (yang pernah adalah terbesar). Suhu desain setidaknya tidak beda
jauh dengan suhu operasi maksimum, tapi harus minimal 25 derajat di atas suhu operasinya
Komposisi komoditas yang digunakan dalam proses urutan saat mereka masuk dan meninggalkan
unit.
(Roy,Parisher A and Rea Robert A,2002. Pipe drafting and design second edition)
2.2 Uraian Pipe Flow Diagram (PFD) Obyek Perancangan Proyek Perpipaan
Pada PFD proses komprsei gas plant Subang, gas masuk berasal dari pipa trasmisi PT.
Pertamina Gas kemudian mengalir ke metering regulating station selanjutya gas masuk menuju gas
scrubber. Gas yang telah melewati gas scrubber masuk ke gas dryer package dimana pada gas dryer
package ini terdiri dari beberapa instrument yakni prefilter, afterfilter, drying vessel, air cooler,
separator, electric heater dan blower. Setelah gas keluar dari gas dryer package selanjutnya gas akan
masuk ke compessor package, pada compressor package terdapat dua tipe compressor yang
digunakan yakni type water cooling dan type air cooling. Selanjutnya gas akan masuk menuju ground
storage, jenis dari ground storage ini adalah low tank, medium tank, dan high tank. Gas yang
disimpan pada ground storage akan dialirkan ke vehicle melalui gas dispenser.
Berikut merupakan informasi yang ditampilkan pada gambar PFD berdasarkan Iranian Petroleum
Standard (IPS):
1. Semua line proses baik untuk utilitas maupun untuk operasi.
2. Garis alir untuk utilitas beserta tipe yang digunakan secara kontinyu dalam battery limit.
3. Diagram equipment diatur sesuai dengan alur proses, kegunaan, dan nomer equipment.
4. Instrumentasi kontrol sederhana yang berkaitan untuk mengontrol katup yang terlibat dalam alur
proses.
5. Kondisi operasi di sekitar equipment
6. Heat duty untuk semua alat penukar panas
7. Perubahan kondisi disepanjang garis aliran proses, seperti flowrate, tekanan dan temperature
operasi.
8. Tabel keseimbangan material untuk jalur aliran yang esensial.
3.1 Umum
P&ID dijadikan referensi piping designer untuk melakukan routing pipa dengan kaidah desain
praktis. Dari diagram alir proses, kelompok mekanik mengembangkan diagram alur mekanik. Aliran
mekanik diagram menyediakan data yang lebih rinci daripada diagram alir proses. Banyak perusahaan
mengacu pada diagram mekanik sebagai "P & ID" (proses and diagram instrument). Sering disebut
sebagai Alkitab dari proses desain, gambar ini meliputi:
5.1 Umum
Fitting dan Support merupakan dua hal yang penting didalam system perpipaan. Peran dan
fungsinyasangatlah berpengaruh dalam penempatan desain yang diinginkan. Agar lebih jelasnya, kami
akan jelaskan
Fitting yang dibuat potongan pipa yang digunakan untuk membuat perubahan arah (siku),
cabang dari pipa utama (tee), atau membuat pengurangan ukuran baris (peredam).
Karena fitting adalah bagian dari sistem perpipaan, mereka harus sedekat dan sesuai mungkin
dalam spesifikasi dan rating pipa yang sedang terpasang. Fitting, pipa, diproduksi dan diklasifikasikan
menurut ketebalan dinding mereka. Ada wall-thickness dari pipa dan juga ada ketebalan fitting. Fitting
secara komersial diproduksi secara standart, ekstra kuat, schedule 160, dan double ekstra kuat.
Dalam industri petrokimia, sebagian besar perusahaan memiliki pedoman yang dikenal sebagai
spesifikasi pipa yang menyatakan pipa 3" dan lebih besar akan dibuat dengan butt-welded, Namun,
hal ini tidak untuk mengatakan, ini adalah satu-satunya spec yang dapat ditulis. Mungkin ada kasus di
mana produsen bisa membuat dengan melihat kasus kasus dilapangan langsung.
(Roy,Parisher A and Rea Robert A,2002. Pipe drafting and design second edition)
5.1.1 Fitting
Fitting adalah salah satu komponen pemipaan yang memiliki fungsi untuk merubah aliran,
menyebarkan aliran, membesarkan atau mengecilkan aliran. Fitting merupakan salah satu pemain
utama dalam pemipaan, karna kita akan selalu menggunakan komponen ini. Fitting bukanlah
nama untuk individu, melainkan nama yang digunakan untuk pengelompokan. Karena didalam
fiiting sendiri terdapat berbagai macam komponen lain pemipaan, yang anda harus memahami
satu persatu fungsi dan kegunaaannya. Adapun jennies dari fitting antara lain adalah
1. Fitting Elbow
Elbow merupakan komponen utama pemipaan yang berfungsi untuk membelokkan arah
aliran fluida. Elbow terdiri dari dua jenis yang paling umum yaitu 45 dan 90 derajat. Untuk
memperoleh sudut diselain sudut diatas, terkadang elbow tersebut dipotong atau bisa juga
dengan menggunakan dua elbow yang disatukan untuk memperoleh sudut tertentu
Dipasaran elbow dibagi menjadi dua tipe, tipe sort radiux dan long radius. Numun
umumnya digunakan long radius, yang memiliki diameter belokan 1.5 kali NPS (nominal pipe
size). Ada pula yang sampai dengan 3D atau bahkan 6D, yang biasa digunakan untuk flare.
2. Fitting Tee
Tee dalam fitting bertugas untuk membagi aliran, adalah koneksi fitting yang memiliki
cabang. Biasanya cabangnya ini ukurannya dengan straight tee. Sedangkan kalua berbeda,
3. Fitting Reducer
Reducer, sesuai dengan namanya fitting ini bertugas untuk me-reducer (mengurangi)
aliran fluida. Mengurangi disini bukan seperti valve, tapi ukuran pipanya saja yang berkurang.
Jadi reducer ini bertugas untuk menggabungkakn dari diameter yang lebih besar ke yang
kecil, atau sebaliknya. Dalam reducer ini kita akan mengenal dua jenis reducer yaitu
concentric reducer dan concentric reducer. Keduanya memiliki peran yang berbeda, kita akan
membhasnya lebih dalam diartikel perbedaan concentric reducer dan concentric reducer.
4. Stub-in
Stub-in, adalah jenis fitting yang fungsinya mirip dengan tee, yaitu membagi aliran.
Bedanya dengan tee, kalua stub ini percabangan langsung dari pipa utamanya yang berfungsi
memnggantikan reducing tee.
Gambar 7 Stub In
5. Fitting Cap
Pipe caps fitting berfungsi untuk menghentikan aliran pada ujung pipa, fitting ini dilas
langsung pada pipa utama. Ada juga penutup aliran fluida yang dapat dibongkar dan dilepas,
namun biasanya menggunakan sambungan flange, lebih tepatnya blind flange.
3. Flange
Flange adalah sambungan baut dimana dua buah pipa, equipment, fitting atau valve
dapat dihungkan Bersama-sama. Mereka tersedia dalam berbagai bentuk, tekanan, rating dan
ukuran untuk memmenuhi persyaratan desain.
Flange blind, 150 LB, RF, ASME B16.5, ASTM A234
Flange WN
Bolt Set
Imperal gasket
BAB 6
6.1 Umum
Pada tahap melakukan desain suatu sistem perpipaan, hal penting yang harus dilakukan adalah
melakukan pemilihan jenis katup yang benar. Pemilihan jenis katup yang tepat akan membuat
stabilitas sistem perpipaan tetap terjaga. Katup adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengatur
aliran fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran (Parisher,
2001). Pemilihan katup yang digunakan tergantung pada jenis fluida alir, besar tekanan, kebutuhan
atau kondisi aliran, fungsi yang dibutuhkan maupun aspek pengoperasian.
(Roy,Parisher A and Rea Robert A,2002. Pipe drafting and design second edition)
Dimana:
PD = Desain tekanan pada saat semprotan pompa
PSmax = Tekanan pada drum hisap+static head pada kondisi SGmax
Head = Head Pompa pada titik rancangan
SGmax = Specific Gravity pada cairan yang dipompa pada kondisi operasi normal
6.3.4 Kompresor
Gas compressor digunakan untuk mengkompresi gas alam menjadi CNG. Terdapat dua tipe
kompresor berdasarkan sistem pendinginan produk gas, yaitu: tipe water cooling dan air cooling.
Kelebihan dan kelemahan dari kedua tipe kompresor tersebut adalah sebagai berikut:
Table 4
Tipe Water Cooling Tipe Air Cooling
Membutuhkan peralatan tambahan Tidak membutuhkan peralatan
untuk resirkulasi media pendingin (air tambahan untuk kebutuhan
dan glycol) pendinginan
Luas area dibutuhkan lebih besar dari Luas area dibutuhkan lebih kecil
tipe air cooling dari tipe water cooling
Membutuhkan make up glycol dan
Media pendingin hanya udara
water supply sebagai media pendingin
Harga per unit lebih murah daripada Harga per unit 5 % lebih besar
tipe air cooling daripada tipe water cooling
Perbandingan Kompresor Tipe Water Cooling dan Air Cooling
6.3.7 Dispenser
Dispenser adalah sebuah bagian dari sistem perpipaan SPBU yang berisi pompa-pompa,
fungsinya adalah meneruskan kembali fluida dari Submercible Turbine Pump untuk didistribusikan
kepada kendaraan konsumen yang mengisi bahan bakar. SPBU 33.154.01 menggunakan
Dispenser merk Tatsuno dimana menggunakan tipe dispenser 6 nozzle dan 2 nozzle. Spesifikasi
Dispenser adalah sebagai berikut :
1. Minimum quantity , Vmin 2 L
2. Maksimum flow rate, Qmax 45 L/min
3. Minimum flow rate, Q min 3 L/min
4. Maksimum pressure liquid, Pmax 280 kPa
5. Minimum pressure liquid, Pmin 120 kPa
6. Range liquid viscosity (20º C) 0,5 to 2o mPa.s
7. Maksimum temperature liquid, Tmax 50º C
8. Minimum temperatur liquid, Tmin -10º C
BAB 7
7.1 UMUM
Isometrik adalah jenis gambar tiga dimensi yang dikenal sebagai Isometrics drawing,
dikembangkan dengan menggunakan tiga dimensi utama dari sebuah objek yaitu tinggi, lebar, dan
kedalaman. Tidak seperti gambar ortografi yang mewakili tinggi, lebar, dan dimensi kedalaman dalam
tampilan terpisah, isometrik menggabungkan tiga dimensi dari objek ke dalam satu tampilan untuk
memberikan representasi bergambar. Untuk menyertakan tinggi, lebar, dan dimensi kedalaman dalam
satu tampilan, sebuah isometrik harus ditarik pada sumbu yang mengukur 30 ° dari bidang horizontal.
(Roy,Parisher A and Rea Robert A,2002. Pipe
drafting
and
design
second
edition)
8.1 UMUM
8.1.1 Routing
Gambar isometri merupakan detail routing suatu line dengan ditunjukan nomor line tertentu
dan digambarkan secara 3 sumbu XYZ. Gambar isometri juga menunjukan size line, arah flow
routing merupakan pola gambar isometri yang menjelaskan banyak aspek dalam gambar tersebut.
Ada beberapa yang harus kita ketahui sebagai pipng enginer, contohnya ialah jika desain
perpipaan ternyata menabrak suatu bangunan maka hal yang harus dilakukan adalah merubah
jalur perpipaan. Misalnya, desain awal suatu jalur perpipaan ternyata menabrak dinding , maka
desain jalur perpipaan harus dirubah dengan membelokkan pipa.meskipun pembelokan pipa
menyebabkan bertambahnya komponen yang dipakai namun hal ini jauh lebih ekonomis dana man
dari pada harus merubah atau menembus kontruksi bangunan lain.
(Roy,Parisher A and Rea Robert A,2002. Pipe drafting and design second edition.
8.1.2 Spooling
Dalam merancang suatu desain perpipaan diperlukan beberapa tahapan yang ahrus dipenuhi
guan terwujudnya gambar yang mudah dipahami baik oleh drafterdan engineer lain yang memiliki
keterkaitan dengan gambar desain yang dibuat. Tahap pembuatan suatu gambar desain diawali
dengan menentukan lokasi dimana plant akan didirikan. Setelah itu dimulai dilanjutkan pembuatan
blok diagram alir proses selanjutnya akan diteruskan kedalam PFD. Gambar ini menjelaskan
tentang bagaiman alur proses yang nantinya akan dijalankan ketika plant telah selesai dibangun.
PFD harus menyertakan nomor aliran, tekanan dan temperature tiap jalur perpipaan. Setelah pfd
selesai maka langkah selanjutnya yang diperlukan dilakukan adalah membuat P&ID. Gambar ini
menjelaskan tentang instrument apa yang dipakai, berapa jumlahnya serta jenis koneksi yang akan
diterapkan. Pada gambar ini line number tiap jalur pipa harus disertakan. Setelah P&ID selesai
dibuat maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah membuat gambar isometri. Gambar
isometri memudahkan engineer untuk melihat obyek perancangan secara tiga dimensi dalam
bentuk dua dimensi. Gambar isometri tidak terkait dengan skala. Pada gambar ini jarak instrument
harus disertakan untuk mengetahui lokasi dan elevasi.
Setelah tahap pembuatan suatau gambar isometri, hal selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah spooling. Spooling adalah kelanjutnya dari gambar isometri. Gambar isometri sudah selesai
dibuat kemudian ditambahkan bill of material untuk memperjelas desain yang akan dibuat. Bill of
material berisi informasi yang akan dibuat untuk mengetahui jenis pipa yang digunakan, berapa
saja diameter pipa yang diperlukan, valve atau fitting apa saja yang diguanakan beserta jumlahnya
serta spesifikasinya berupa pound rating tau gradenya. Spooling tentunya sangat diperlukan tiap
line.
Pada bagian ini, kami lampirkan gambar spooling dari setiap line yang terdiri dari alat satu ke
alat yang lain. (gambar terlampir dilampiran).
9.1 Umum
WBS atau Work Breakdown Structure merupakan diagram-diagram terstruktur yang berupa
diagram pohon (Tree Structure Diagram). Penyusunan WBS dilakukan dengan cara top-down dengan
tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetep berorientasi ke tujuan proyek. Langkah pertama
yang dilakukan dalam penyusunan WBS adalah mengidentifikasi deliverables utama agar proyek dapat
terlaksana, lalu dilanjutkan dengan megidentifikasi subdeliverables agar deliverables utama dapat
diselesaikan. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang sampai sedetail mungkin sehingga dapat
diarahkan dan siapa pekerja yang akan bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut.
Pada dasarnya WBS atau Work Breakdown Structure adalah pemecahan atau pembagian
pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil. Alasan banyak orang menggunakan metode WBS:
• Pengembangan WBS di awal lingkaran proyek memungkinkan diperoleh pengertian dan cangkupan
proyek yang jelas
• WBS membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, dan informasi mengenai
produktifitas yang meyakinkan anggota manajemen proyek sebagai dasar untuk membuat
perundingan
Struktur dalam WBS digunakan untuk mendefinisikan tugas-tugas yang dapat diselesaikan
secara terpisah dari tugas-tugas lain, memudahkan alokasi sumber daya penyearahan tanggung jawab
serta pengukuhan dan pengendalian proyek. Pembagian tugas tersebut dimaksudkan untuk
meprioritaskan tugas-tugas yang lebih mudah dikerjakan terlebih dahulu sehingga dapat diperkirakan
lama waktunya. Manfaat Work Breakdown Structure (WBS) :
• Mengurangi kompleksitas
• Fasilitas penjadwalan dan pengendalian
• Estimasi Biaya (Cost Estimation)
• Penyusunan anggaran (Cost Budgeting)
• Perencanaan manajemen Risiko
• (Risk Management Planning)
• Identifikasi aktivitas(Activity Definition)
9.2 Kerangka WBS
Uraian tentang WBS Proses Kompresi Gas Alam Menjadi Bahan Bakar, SPBG CNG Subang Plant
dapat dijelaskan pada tabel 6 dan G ambar 6 Berikut.
Laporan
Gambar 26 WBS Proyek Kompresi Tugas
Gas Alam Perencanaan
Menjadi BahanDan Pengendalian
Bakar, SPBG CNG Proyek Perpipaan
Subang Plant| 34
Table 6 WBS
1.1. Pra-design
1.4. Fabrikasi
1.4.2. Fitting
1.5. Erection
1.5.2.1.3. Instrument
1.5.2.2.3. Instrument
1.5.2.4.3. Instrument
1.5.2.5.3. Instrument
1.5.2.6.3. Instrument
1.5.2.7.3. Instrument
1.5.2.8.3. Instrument
1.6. Inspection
1.6.3. Hydrotest
1.7. Finishing
1.7.1. Painting
Produktivitas Kerja
10.1Umum
Secara umum yang dimaksutkan dengan produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Konsep
produktivitas dikembangkan untuk mengukur besarnya kemampuan menghasilkan nilai tambah atas
komponen masukan yang digunakan (Cahyono,1996:281). Secara sederhana produktivitas yang
dimaksud disini adalah perbandingan ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap
sumber yang digunakan selama kegiatan berlangsung dengan maksimal ataupun minimal.
Dewan produtivitas Nasional Depertemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dalam kaitannya
dengan pengertian produktivitas tenaga kerja sebagai berikut, produksi dan produktivitas merupakan
dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang
dipakai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan dan perbaikan
cara produktivitas. Karena produksi dapat meningkatkan walaupun produktivitasnya tetap ataupun
menurun.
Pengertian produktivitas tersebut diatas menguraikan peningkatkan produksi maupun
peningkatan produktivitas yang pada dasarnya menjadi peran utama adalah sumber daya manusia
dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya
merupakan hasil kerja manusia. Sehingga peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam 3 bentuk
yaitu,
1. Jumlah produksi meningkat menggunakan sumber daya yang sama
2. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
lebih sedikit.
3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relative
lebih kecil.
Uraian tentang produktivitas kerja di proyek ini dapat dilihat dibawah ini.
Penjadwalan
11.1Umum
Setelah memecah item pekerjaan, kita harus menetukan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Setelah dipecah menjadi sub item pekerjaan kita dapat menentukan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sub item tersebut. Dan disatukan menjadi suatu penjadwalan
proyek. Kita harus bias menestimasi setiap kegiatan dalam proyek. Dan akhirnya mengkalkulasi
lamanya durasi proyek. Ada beberapa cara menentukan durasi proyek:
1. Estimasi Durasi Proyek
a. Asumsikan jika setiap kegiatan selesai dengan normal
Asumsikan kegiatan secara normal dahulu. Karena kita harus memikirkan waktu, mutu
dan biaya. Kita harus memikirkan dulu jadwal yang paling efisien. Karena semakin cepat
proyek membutuhkan biaya yang besar pula.
b. Evaluasi setiap kegiatan secara terpisah
Karena setiap item pekerjaan sangat berhubungan, kita harus mengetahui hubungan
antara item pekerjaan. Ada baiknya kita mengestimasi kegiatan secara terpisah dulu tanpa
hubungan dengan kegiatan lain.
c. Gunakan waktu yang konsisten
Kita harus menetapkan satuan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan proyek. Dalam mengestimasi kita harus menentukan dahulu patokan waktu yang
akan kita pakai. Karena akan mempengaruhi estimasi penjadwalan proyek.
d. Menyimpan perkembangan jadwal
Karena setiap pekerjaan berkaitan dan berkelanjutan. Kita harus menyimpan
dokumentasi kegiatan agar kita bias pelajari. Karena dengan kita pelajari celah dari kegiatan
tersebut. Kita bisa mempercepat penjadwalan kita.
2. Perhitungan durasi keseluruhan
Prosedur dalam tujuan perhitungan durasi proyek biasanya dalam penjadwalan kita dapat
dipermudah dengan membuat sebuah jaringan hubungan kegiatan pekerjaan. Denga tujuan untuk
mengetahui fleksibilitas atau toleransi dari tiap kegiatan. Dalam membuat jaringan perhitungan
proyek, kita harus mengetahui dulu istilah-istilah yang biasa digunakan, seperti:
– Duration (DUR): perhitungan durasi setiap kegiatan
– Early Start (ES): kegiatan yang dapat dilakukan lebih awal
– Early Finish (EF): kegiatan yang dapat dilakukan lebih cepat selesai.
– Late Finish (LF): kegiatan yang berpotensi terlambat untuk selesai
– Late Start (LS): kegiatan yang berpotensi terlambat untuk mulai
– Total Float (TF): toleransi antara keterlambatan kegiatan yang tidak berpengaruh pada
kegiatan lain
– Critical Path (CP): suatu jalur kegiatan yang sangat kritis, tidak boleh ada keterlambatan
karena merupakan jalur kritis
3. Perhitungan prosedur aktual
Perhitungan penjadwalan jaringan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara tersebut
mempunyai fungsinya masing-masing. Oleh karena itu kita lebih baik menghitung semua
perhitungan. Berikut cara perhitungan jaringan penjadwalan:
– Forward Pass
Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu
penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat
paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).
– Backward Pass
Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya
suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling
lambat suatu peristiwa terjadi (L).
– Floats and Critical Path
4. Perhitungan tambahan
Dalam pembuatan jaringan penjadwalan, kita dapat mengembangkan penjadwalan dengan
beberapa hubungan item pekerjaan, kita dapat mengembangkan sesuai keadaan dan detai item
pekerjaan. Berikut adalah hubungan pekerjaan yang adapat dilakukan
– Start to Start
Start to start adalah istilah untuk dua aktivitas yang mulainya bersamaan. Antara
pekerjaan yang satu dan yang lainnya
– Finish to Finish
finish to finish adalah aktivitas yang selesainya bersamaan. Antara pekerjaan yang satu
dan yang lainnya
– jadwal yang bermasalah
seperti biasa proyek selalu memiliki masalah seperti masalah produksi dan lain lain.
(http://41115120046.blog.mercubuana.ac.id/2016/10/08/10/)
11.2Metode Penjadwalan
Perhitungan durasi proyek yang sebenarnya
a. Metode produktifitas pekerja per-jam
Kita dapat mengestimasi pekerjaan dengan melihat produktifitas pekerja. Ini berpengaruh
pada waktu dan biaya. Semakin beasr produktifitas kita dapat menekan jadwal dan biaya yang
dibutuhkan. Cara perhitungan yang biasa dipakai dengan mengalikan produktifitas pekerja dengan
volume pekerjaan. Didapatkan total jam kerja. Lalu total jam kerja dibagi oleh jam kerja per hari.
Biasanya jam kerja harian berlangsung 8 jam. Didapatkan total hari kerja.
b. Metode produktifitas pekerja per hari.
Sama seerti produktifitas per-jam, akan tetapi metode ini dilihat dari produktifitas per-hari.
Hal ini lebih sederhana dan akurat karena kita dapat melihat hasil produktifitas harian dari
pekerja. Caa perhtungannya pun tidak jauh beda. Dengan membagi voume pekerjaan dengan
produktifitas harian pekerja, maka didapat total hari kerja
c. Penyesuaian dengan kalkulasi durasi
Pastikan durasi setiap pekerjaan hingga selesai. Lebih baik kita beri waktu lebih pada setiap
kegiatan. Lalu pastikan produktifitas pekerja pada item pekerja yang tepat. Karena produktifitas
setiap pekerja berbeda kita harus memilihkan item pekerjaan yang tepat. Setiap pekerjaan pun
memiliki detai pekerjaan yang tingkat kesulitannya berbeda. Kita dapat melewatkan atau
melakukan hal yang lain di area lain agar produktifitas tetap berjalan. Karena setiap proyek tidak
bebas dari suatu masalah. Produktifitas pekerja juga kadang jadi masalah pada kemajuan proyek.
Karena tidak setiap waktu pekerja melakukan produktifitasnya. Adakalanya pekerja tidak
melakuaka produktifitasnya secara optimal. Kita juga harus mempelajari banyak hal yang sudah
berlangsung di proyek. Seperti evaluasi kurva-S, mengevaluasi target subkontraktor atau para
pekerja, dan menerapkan hasil evaluasi tersebut untuk mencapai target yang diinginkan.
12.1Umum
Network Planning atau jaringan kerja adalah suatu teknik yang digunakan oleh seorang
manager untuk merencanakan, menjadwalkan dan mengawasi aktivitas pekerjaan suatu proyek
dengan menggunakan pendekatan atau analisis waktu (time) dan biaya (cost) yang digambarkan
dalam bentuk simbol dan diagram.
Network Planning sangat membantu dalam perencanaan dan penjadwalan suatu proyek,
manfaat Network Planning adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
2. Scheduling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien.
3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
4. Scheduling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-keterlambatan.
5. Menentukan Trade Off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya.
6. Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.
Terdapat beberapa teknik atau metode yang digunakan dalam menuliskan network planning,
yaitu sebagai berikut:
1. Metode diagram grafik (Chart Method Diagram), digunakan untuk prencanaan dan
pengendalian proyek dalam bentuk diagram grafik.
2. Teknik manajemen jaringan (Network Management Technique), digunakan untuk
perencanaan dan pengendalian proyek berbasis teknologi informasi (IT).
3. Prosedur dalam penilaian program (Program Evaluation Procedure), digunakan untuk
merencanakan, mengendalikan, dan menilai kemajuan suatu program.
4. Analisis jalur kritis (Critical Path Analysis), digunakan untuk penjadwalan dan
mengendalikan sumber daya proyek.
5. Metode jalur kritis (Crtical Path Method), digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan proyek yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap
unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
6. Teknik menilai dan meninjau kembali (Program Evaluation and Review Technique),
digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan.
Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network planning adalah sebagai
berikut:
a. Anak Panah
Simbol anak panah ini menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan adalah segala
tindakan yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian atau penggunaan sejumlah material,
tenaga kerja, serta peralatan produksi (resources) yang ada. Kepala anak panah menunjukkan
arah tiap kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai pada permulaan dan
berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.
b. Lingkaran
Simbol lingkaran menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir atau
selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain jadi dalam hal ini
berarti bahwa satu simbol lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah kejadian yaitu, kejadian
selesainya kegiatan yang satu serta dimulainya kegiatan yang lain. Titik awal dan akhir dari
sebuah kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua kejadian yang biasanya dikenal sebagai
13.1Umum
Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek yang
digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan
peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis
antara titik.
CPM memberikan manfaat sebagai berikut:
Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,
Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga jadwal
penyelesaian proyek.
Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu penyelesaian bagi setiap
kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek yang lebih kompleks, metode PERT dengan
tiga varian waktu perkiraan akan dapat memberikan aternatif perkiraan waktu penyelesaian proyek
yang lebih terbuka.
13.2 Pendekatan Proses pada CPM
Langkah-langkah dalam perencanaan proyek menggunakan metode CPM :
Tentukan rincian kegiatan. Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah proyek,
tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan sebelumnya yang harus
terselesaikan terlebih dahulu.
Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan. Beberapa kegiatan akan dapat
dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian kegiatan lain. Relasi antar kegiatan ini harus
diidentifikasi dan digambarkan secara berurutan dalam bentuk titik dan busur.
Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan menggunakan pengalaman masa lalu atau
perkiraan dari para praktisi. CPM tidak memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga
hanya satu perkiraan yang akan digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.
Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur yang memiliki
durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa jika kegiatan
yang terletak pada jalur kritis tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan otomatis juga akan tertunda.
Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack time) yaitu sejumlah
waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Update Diagram CPM. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat diperbarui
sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru mungkin akan
muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus dilakukan.
TL=L
EF
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan ( earliest finish time). Bila hanya ada
satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan
berikutnya.
LS
Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai (latest allowable start time), yaitu waktu paling
akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. Menurut Mulyono
(2004), dapat dirumuskan sebagai berikut: LTi = min { LTj - tij }, dimana j adalah lingkaran akhir
dari semua kegiatan yang berawal pada lingkaran i.
LF
Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai ( latest allowable finish time) tanpa
memperlambat penyelesaian proyek.
D
Adalah kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu,
bulan, dan lain-lain.
Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya
memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat tercepat
terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah
LS = ES.
Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu
perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation).
1. Hitungan Maju
Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu
penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat
paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E)
2. Hitungan Mundur
Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu
kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu
peristiwa terjadi (L).
Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang
merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja. Dimana, terdapat
dua macam jenis Slack yaitu Total Slack dan Free Slack. Untuk melakukan perhitungan maju dan mundur
maka lingkaran atau event dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Keterangan:
a = ruang untuk nomor event
b = ruang untuk menunjukkan waktu paling cepat terjadinya event (E) dan kegiatan (ES) yang
merupakan hasil perhitungan maju
c = ruang untuk menunjukkan waktu paling lambat terjadinya event (L) dan kegiatan yang
merupakan hasil perhitungan mundur
14.1 Umum
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan,
mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek
(Setianingrum, 2011).
PERT juga merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengurangi
adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun rintangan dan perbedaan-
perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan
pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-proyek (Nurhayati, 2010).
PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru, tidak ada contoh
sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan
waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada
pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek
bersifat probabilistik.
PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan, PERT juga mencoba
mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu penyelesaian paling awal.
PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas (Ma’arif,
Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila waktu kegiatan individual acak, maka waktu
proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatan tidak pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja,
karena bekerja dengan ketidakpastian, maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak
pasti. Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko ketidakpastian.
2. Setelah perhitungan durasi optimal dilakukan, selanjutnya adalah menghitung varian yang
dirincikan sebagai berikut:
3. Tentukan waktu tercepat dan terlama pada setiap kejadian dengan cara CPM.
4. Identifikasi garis edar (jalur) kritis (critical path) dan tentukan waktu penyelesaian
proyek/aktivitas (tp) yang merupakan waktu terlama dari proyek.
5. Tentukan varians untuk lamanya waktu proyek dengan cara menjumlahkan varians dari kejadian-
kejadian yang berada pada garis edar (jalur) kritis (critical path) yang diberi simbol vp.
Dimana:
X = waktu selesai proyek / aktivitas yang diharapkan.
µ = Rata-rata distribusi
σ = Varians (Te = σ2)
Penjelasan
N Paling mungkin
Optimis (a) Pesimis (b)
o (m)
Karena enginer yang Berdasarkan Apabila masih ada
di pekerjakan suda rata-rata waktu perubahan permintaan dari
* berstatus profesional pengerjaan enginer klien
1 pada proyek
sebelumnya yang
pernah dikerjakan
Karena enginer yang Berdasarkan Apabila ada kendala
di pekerjakan suda rata-rata waktu data atau perhitungan yang
* berstatus profesional pengerjaan enginer masih belum ditemukan
2 dan sudah sangat dan drafter pada
menguasai pembuatan proyek sebelumnya
PFD yang pernah
ANALISIS BIAYA
15.1 Umum
15.1.1 Perencanaan Biaya
Perkiraan biaya merupakan unsur penting dalam pengelolahan biaya proyek secara
keseluruhan. Pada taraf pertama, tahap konseptual dipergunakan untuk mengetahui berapa besar
biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi. Selanjutnya, perkiraan biaya
memiliki fungsi dengan spectrum yang amat luas, yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber
daya, seperti material, tenaga kerja, pelayanan maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama,
namun penekanannya berbeda-beda untuk masing-masing organisasi peserta proyek.
Bagi pemilik, angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu
patokan untuk menentukan kelayakan investasi.Bagi kontraktor, keuntungan financial yang akan
diperoleh tergantung pada berapa jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya. Sedangkan
untuk konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik
untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat tertentu,
kredibilitasnya terkait dengan kebenaran dan ketepatan angka-angka yang diusulkan. Perkiraan
biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan biaya, terbatas pada tabulasi biaya yang
diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek atau proyek keseluruhan. Defenisi perkiraan
biaya menurut
National Estimating Society-USA; “Perkiraan biaya adalah seni memperkirakan (the art of
approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan
pada informasi yang tersedia waktu itu”.
15.1.2 Biaya Proyek
Di dalam pembangunan suatu proyek, variabel biaya (cost) merupakan suatu peranan yang
sangat penting dalam manajemen konstruksi, dimana biaya harus dikendalikan semaksimal
mungkin dalam waktu yang telah ditentukan.
Pengendalian waktu harus memperhatikan faktor biaya, karena terdapat hubungan yang
erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yangbersangkutan atau
aktifitas pendukungnya.
Ada beberapa jenis biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu proyek konstruksi,
yaitu :
1. biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung untuk mendapatkan sumber
daya yang akan dipergunakan untuk penyelesaian proyek. Unsur-unsur yang termasuk dalam
biaya langsung adalah:
a. Biaya Material
Biaya material adalah biaya pembelian material untuk mewujudkan proyek itu
termasuk biaya transportasi, biaya penyimpanan serta kerugian akibat kehilangan atau
kerusakan material.
b. Biaya Upah
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, biaya upah dibedakan atas:
Upah harian
Besar upah yang dibayarkan persatuan waktu, misalnya harian tergantung pada
jenis keahlian pekerja, lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan dan sebagainya.
Upah borongan
Besar upah ini tergantung atas kesepakatan bersama antara kontraktor dengan
pekerja atas suatu jenis item pekerjaan.
Upah berdasarkan produktivitas
Besar jenis upah ini tergantung atas banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan
oleh pekerja dalam satu satuan waktu tertentu.
c. Biaya peralatan
METODE CRASHING
16.1Umum
Dalam penyusunan schedule suatu proyek konstruksi biasanya tidak langsung dihasilkan suatu
schedule yang ideal, salah satu tujuan penyusunan schedule adalah menghasilkan schedule yang
realistis berdasarkan estimasi yang wajar.Banyak terjadi penetapan durasi suatu proyek ditetapkan
oleh pemilik proyek tanpa mempertimbangkan jenis kegiatan dan kompleksnya pekerjaan. Hal ini
membuat para scheduler melakukan penyesuaian durasi dari tiap pekerjaan agar dapat memenuhi
permintaan pemilik proyek, sehingga dapat menghasilkan schedule yang tidak efisien dan terkadang
tidak realistis, seperti terjadinya shift dalam pelaksanaan kerja, kerja lembur atau mengerahkan
tenaga kerja dalam kelompok yang besar. Proses crashing adalah dengan mereduksi suatu pekerjaan
Gambar 30 Menjelaskan grafik s curve pada proyek menggunakan metode optimasi Crash
Duration
ANALISA S CURVE
17.1 Umum
Kurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan
nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Kurva-S sudah
jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek menggunakan S-Curve dalam perencanaan dan
monitoring schedule pelaksanaan proyek, baik pemerintah maupun swasta.
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana
dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang
diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead (realisasi pelaksanaan lebih cepat dari
rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah satu-
satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang
dikerjakan di Indonesia.
x 100% (2.3)
Nilai presentase bobot pekerjaan per masing-masing pekerjaan didapat dan harga satuan
pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis. Harga bahan
didapat di pasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan,
sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar
yang dinamakan daftar harga satuan upah (Ibrahim, 1993).
Analisis bahan adalah analis bahan suatu pekerjaan, menghitung banyaknya volume
masing-masing bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Analisis upah adalah rnenghitung
banyaknya tenaga yang diperlukan serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
tersebut.
Harga satuan pekerjaan itu apabila diskemakan pada Gambar 25 berikut:
Harga bangunan adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian volume dengan harga
satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara lengkap harga bangunan adalah total jumlah volume
dikalikan dengan harga satuan pekerjaan. Setelah harga bangunan diperoleh, maka dapat dihitung
persentase bobot pekerjaan per masing-masing pekerjaan
2. Membagi % Bobot Biaya Pekerjaan pada Durasi
Setelah bobot didapatkan, maka ditempatkan pada kolom bobot di barchart yang tersedia.
Bobot yang didapat dibagi dengan durasi pekerjaan/kegiatan sehingga didapat bobot biaya untuk
setiap periodenya.
3. Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada setiap Lajur Waktu
Berikutnya adalah menjumlahkan bobot biaya sesuai dengan kolom lajur waktu dan hasilnya
ditempatkan pada bagian bobot biaya di bagian bawah barchart.
4. Membuat Kumulatif dari % Bobot Biaya Pekerjaan pada Lajur % Kumulatif Bobot Biaya
Bobot biaya dikumulatifkan untuk setiap periode. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
progres biaya proyek yang nantinya akan digunakan untuk membuat arus kas rencana proyek.
5. Membuat Kurva S Berdasarkan % kumulatif bobot biaya
Langkah terakhir adalah membuat Kurva S dengan mengacu pada kumulatif bobot sebagai
absis dan periode/waktu sebagai ordinat. Dibagian paling kanan barchart dibuat skala 0-100 untuk
kumulatif bobot biaya sementara di bagian bawah barchart sebagai absis waktu.
80.00
70.29 68.77
70.00
PROGRESS PEKERJAAN (%)
60.00 54.20
51.28
50.00
43.04
40.00 36.19
33.10
30.00 24.37
23.19
18.05
17.17
20.00
13.25
12.61
11.05
10.51
8.60
10.00 6.67 8.18
7.02
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
MINGGU
Kusuma Titis W. 2016. Proses Kompresi Gas Alam Menjadi Bahan Bakar, SPBG CNG Subang Plant. Tugas
Rancang Teknik Perpipaan PPNS. Surabaya.
Roy Parisher A. (2002). Pipe Drafting And Design. U.S.A: Gulf Prefesional Publishing.
Aulia, M. R., & Priyo, M. (2015). Aplikasi Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek Konstruksi: Studi Kasus
Proyek Pembangunan Gedung Indonesia. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 14.
Husen. (2008). Manajemen Proyek. Optimasi Proyek Pembangunan Jembatan Indramayu , 138.
Ibrahim. (1993). Rencana Dan Estimate Real Of Cost. Jakarta: Bumi Askara.
Ida Ayu, M. Y. (2013). Perbandingan Penambahan Waktu Kerja (Jam Lembur) dengan Penambahan Tenaga
Kerja Terhadap Biaya Pelaksanaan Proyek dengan Metode Time Cost Trade Off (Studi Kasus Proyek
Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi Blahkiuh). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli
2013, 10.
Mubarok, F., Rizal, M. C., & Arumsari, N. (2017). Optimasi Proyek Filter Water Supply Dengan Metode
Precedence Diagram Method-Least Cost Analysis Dengan Penambahan Tenaga Kerja. Surabaya.
Page, J. S. (1999). Estimator's Piping Man-Hour Manual. United States Of America: Butterworth-Heinemann.
PendidikanKu. (2015, 11 29). Pengertian Manajemen proyek Terlengkap. Dipetik 11 15, 2018, dari
Pendidikanku.org: http://www.pendidikanku.org/2015/11/pengertian-manajemen-proyek-
terlengkap.html
Saputra, A. (2017). Analisis Percepatan Aktifitas Pada Proyek Jalan Dengan Menggunakan Metode Fast Track
, Crash Program, dan What-If. Jurnal Rekayasa Sipil/ Volume 11, 8.
Setiawan, B. B. (2012). Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya dengan Metode Time Cost Trade Off (TCTO)
Pada Proyek Pembangunan Gedung di Jakarta. Jurnal Konstuksia Volume 4 Nomer 1 Desember
2012, 10.